Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
HANIF VANA PERMATA
10611032
DOSIS OBAT
A. Definisi
Dosis adalah sejumlah takaran obat yang di berikan kepada
manusia untuk memberikan efek fisiologis.
B. Macam-Macam Dosis
a) Dosis Terapi : dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan si sakit
b) Dosis Maksimum : dosis yang terbesar yangdapat diberikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
c) Dosis Toxic : obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi
keracunan.
d) Dosis Lethal : Dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian
(Joenoes, 2004).
e) Inithial Dose atau Loading dose: Dosis obat untuk memulai terapi
sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang
Menghasilkan efek klinis.
f) Loading dose : dosis tinggi ketika obat diberikan pada awal terapi
pengobatan sebelum dilanjutkan ke terapi dosis yang lebih rendah
g) Maintenance Dose : Dosis untuk memelihara dan mempertahankan efek
klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.
C. Cara perhitungan dosis
Dosis obat yang diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek
yang diinginkan tergantung dari banyak faktor., antara lain usia, bobot
badan,
luas
membutuhkan
permukaan
perhitungan
tubuh,
dosis
kelamin.
Untuk
individual,
obat-obat
mungkin
yang
diperlukn
DOSIS LIDOKAIN
Lidokain (lignokain, xylokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan
secara topical dan suntikan. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa
adrenalin digunakan untuk anestesi infiltrasi dengan larutan 1-2% untuk anestesi
blok atau topical. Untuk anestesi permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan
pada analgesi/anestesi lumbal digunakan larutan lidokain 5%.
Lidokain merupakan aminoetilamid. Pada larutan 0,5% toksisitasnya
sama, tetapi pada larutan 2% lebih toksik daripada prokain. Larutan lidokain 0,5%
digunakan untuk anesthesia infiltrasi, sedangkan larutan 1,0-2% untuk anesthesia
blok dan topical. Anesthesia ini efektif bila digunakan tanpa vasokonstriktor,
tetapi kecepatan absorbs dan toksisitasnya bertambah dan masa kerjanya lebih
pendek. Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap
prokain dan juga epinefrin. Lidokain dapat menimbulkan kantuk sediaan berupa
larutan 0,5%-5% dengan atau tanpa epinefrin. (1:50.000 sampai 1: 200.000).
DOSIS LIDOKAIN PER INDIVIDU
1. Untuk anestesi infiltrasi perkutan, 5 sampai 300 mg ( 1 dalam 60 mL dari
0,5% larutan, atau 0,5 sampai 30 mL dari 1% larutan).
2. Dosis untuk memblok saraf perifer tergantung oleh rute penggunaan.
Untuk memblok plexus brankial 225 sampai 300 mg (15 sampai 20 mL)
dalam larutan 1,5%.
3. Untuk memblok saraf simpatis larutan 1% direkomendasikan. Dosis 50
mg(5 mL) untuk blok servical dan 50 sampai 100mg (5 sampai 10 mL)
untuk blok lumbal.
4. Untuk anestesi epidural 2 sampai 3 mL larutan dibutuhkan. Untuk anestesi
epidural lanjutan,dosis maksimum sebaiknya tidak diulangi terus-menerus
lebih dari 90 menit.
5. Lidokain
: lignokain, xylocain, emla
Setiap kelompok obat anastesi memiliki durasi anasthesia yang
berbeda-beda tetapi pada umumnya durasi anasthesia untuk gigi regio
maxilla lebih pendek dibandingkan mandibula.
Anastesi lokal
Grup 1
Grup 2
Grup 3
Gigi Maxilla
10-20 mnt
50-60 mnt
60-90 mnt
Gigi mandibula
40-60 mnt
90-100 mnt
3 jam
Jaringan Lunak
2-3 hari
3-4 hari
4-9 hari
Jumlah maks
per mg/kg
Jumlah
cartridge untuk
70kg(dewasa)
10
Jumlah
cartridge untuk
20 kg( anakanak)
3
10
5
5
6
6
2
2
1,5
epinefrin
bupivacaine 0,5% dengan 1:
200,000 epinefrin
etidocaine 1,5 % dengan 1:200,000
epinefrin
1,5
10
15
DAFTAR PUSTAKA
Farmakologi Dasar dan Klinik. Ed. 8, vol.2. Jakarta; Salemba Medika. Hal.162163Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC
Ganiswarna. S. A. 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal.332
Hoan Tjay,Tan, Rahardja,Kirana, 2008,Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya, Jakarta,Alex Media Komputindo,hal.411-413
Hupp,James R, Ellis,Edward, Tucker,Myron R, 2008, Contemporary Oral And
Maxillofacial Surgery,Fifth Edition, Missouri, Mosby Elsevier
Joonoes, Nanizar Zaman. Ars Prescribendi Resep Yang Rasional. Surabaya:
Airlangga University Press
Katzung BG & Miller RD. 2002. Anestetik Lokal. Di dalam : Katzung BG, editor.
Mansjoer, arief et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. 2000. Jakarta; Media
Aesculapius.
Setiawati A. Adrenergik. Dalam : Ganiswarna SG. Farmakologi Dan Terapi. Edisi
4. Jakarta; Bagian Farmakologi FKUI, 1995: 57-76