Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. PENGERTIAN
1.
2.
insulin,
kerja
insulin
atau
kedua-duanya,
dimana
b. Polifagia
h. Pruritus, bisul
c. Polidipsi
i. Mata kabur
d. Kelemahan
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Belum pasti
DM
DM
Kadar
glukosa
darah
sewaktu
-
Plasma vena
< 100
100-200
>200
Darah kapiler
<80
80-200
>200
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
Plasma vena
Darah kapiler
dan
pengendalian
beratbadan
merupakan
dasar
dari
2. Latihan
Efek latihan dapat menurunkan kadar glukosa darah dan
mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.
3. Pemantauan
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara
mandiri,
penderita
DM
dapat
mengukur
terapinya
deteksi
dan
pencegahan
untuk
Cara ini
hipoglikemi
serta
hiperglikemia lainnya.
4. Terapi (jika diperlukan)
Pada DM tipe I, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi
insulin.
Komplikasi kronis DM :
1. Mata : retinopati diabetik, katarak
2. Ginjal : glomerulosklerosis intra kapiler, infeksi
3. Saraf : Neuropati perifer, neuropati kranial, neuropati otonom.
4. Kulit :
kolesistitis
emfisematosa,
otitis
eksterna maligna.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Glukosa darah : meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
- Aseton plasma : Positif secara mencolok
- Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat
- Osmolalitas serum : meningkat
- Elektrolit :
Natrium : mungkin normal meningkat/menurun
Kalium : Normal, peningkatan semu selanjutnya akan
menurun
Fosfor : lebih sering menurun
ureum/ kreatinin : mungkin meningkat/normal
Insulin darah : mungkin menurun
Urine : gula dan aseton positif
Kultur dan sensivitas : kemungkinan adanya infeksi pada
saluran kemih
LUKA GANGRENE
I. PENGERTIAN
Luka didefinisikan sebagai suatu kelainan dimana terjadi
gangguan keseimbangan terhadap imtegritas kulit baik kehilangan
ataupun kerussakan sebagian struktur jaringan utuh, akibat trauma
mekanik, termal, radiasi, fisik, pembedahan dan zat kimia. Luka kaki
merupakan kejadian luka yang tersering pada klien diabetik. Neuropati
menyebabkan hilangnya rasa pada kondisi terpotong kaki.
Gangrene atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan
nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh akarena adanya
emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai
darah terhenti, dapat terjadi akibat proses inflamasi yang memanjang
perlukaan bisa akibat digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar,
proses degeneratif/ateriosklerosis atau ganggaun metabolik / diabetes
mellitus.
J. PENATALAKSANAAN LUKA DIABETIK (GANGRENE)
1. Tujuan perawatan luka
a. Mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab
b. Optimalisasi suasana luka dalam kondisi lembab
c. Dukungan / kondisi klien termasuk nutrisi, kontrol DM, kontrol
faktor penyebab.
d. Tingkatkan edukasi klien dan kelluarganya.
2. Perawatan luka diabetik
a. Mencuci luka
Mencuci luka merupakan hal yang pokok unutk memperbaiki,
meningkatkan dan mempercepat proses penyembuhan luka
serta menghindari kemungkinan terjadinya infeksi.
Tujuan
menghilangkan
cairan
luka
yang
berlebihan,
dan
Contoh balutan :
aliginate, kaltostaat,
sorbsan, alevyn.
2. Hydrocoloid
Jenis balutan yang berfungsi untuk mempertahankan luka
dalam keadaan lembab, melindungi luka dari trauma dan
menghindari kontaminasi, digunakan pada keadaan luka
berwarna merah.
Contoh
balutan :
cuntinova-hydro,
edema
diperlukan
guna
membantu
proses
Pengkajian
Identitas klien
Riwayat kesehatan
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
8
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus
otot menurun, gangguan tidur.
Tanda :
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya
riwayaat
hipertensi,
kesemutan
pada
kesulitan
berkemih,
ISK
Urine
encer,
pucat,
kuning,
poluria
dapat
Tanda :
f. Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, kesemutan, parastesia, ganguan
penglihatan.
Tanda :
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Abdomen tegang/nyeri.
Tanda : Wajah meringis.
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekuranagn oksigen, batuk
Tanda : Lapar udara, batuk
i. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak / ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parestesia / paralisis
otot termasuk otot-otot pernafasan jika kadar kalium
menurun dengan cukup tajam.
j. Seksualitas
Gejala : Impotensi, kesulitan orgasme pada wanita, luka / lecet
pada vagina.
(Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2000)
2. Stadium luka
Dibedakan atas ;
a. Anatomi kulit (Pressure Ulcers Panel, 1990)
1). Partial Thickness : hilangnya lapisan epidermis
hingga lapisan dermis yang paling atas.
2). Full thicknes : hilangya lapisan epidermis hingga
lapisan sub kutan.
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
Kuning
Hitam
11
Stadium III
3). Gangrene
Stadium IV
Stadium V
Hal
dengan
mengkaji
panjang-lebar-
steril
untuk
menilai
track/undermining0
ada
dengan
tidaknya
goa
mengukur
(sinus
berputar
dan
merupakan
penyembuhan luka.
unsur
penting
dalam
proses
pengisian
kapiler
dievaluasi
dengan
Pada
: 10 15 detik
Iskemik Sedang
: 15 25 detik
Iskemik berat
: 25 40 detik
d. Edema
Pengkajian ada tidaknya edema dilakukan dengan
mengukur lingkar pada midealf, ankle, dorsum kaki
kemudian dilanjutkan dengan menekan jari kaki pada
tulang menonjol di tibia atau maleolus. Kulit yang
edema akan tampak lebih coklat kemerahan atau
mengkilat,
seringkali
merupakan
tanda
adanya
informasi
tentang
kulit
memberikan
atau
penurunan
perfusi
jaringan
terhadap tekanan.
14
tangan
pada
kulit
sekitar
luka,
menyebabkan
atausandal
berubah,
pengguanaan
biasanya
akan
sepatu
terjadi
terjadi
namun
kenyatannya
terjadi
keringatnya
berkurang
Penurunan
faktor
dan
kering
kelembaban
kulit
kulitnya.
akan
6. Infeksi
Merupakanmasalah yang paling serius pada penderita luka
DM. Pseudomonas Aureginase dan staphylococcus aureus,
keduanya merupaka organisme patogenik yang paling
sering muncul saat perawatan luka. Penilaian ada tidaknya
infeksi pada luka didasari pengertian bahwa seluruh jenis
luka kronik adalah jenis luka yang terkontaminasi oleh
adanya kolonisasi bakteri, tetapi tidak semuanya terinfeksi.
Pada
keadaan
luka
terinfeksi
akan
memperlihatkan
adanya :
a. Sistematik Tubuh
Bertambahnya jumlah leukosit dan mekrofag
melebihi batas normal yang diikuti dengan
peningkatan suhu tubuh.
b. Lokal Infeksi
Jumlah eksudat yang bertambah banyak danmenjadi
lebih kental, berbau tidak sedap dan disertai dengan
penurunan panas dan nyeri. Infeksi dapat meluas
dengan cepat hingga tulang (osteomyelitis dapat
dilihat dengan X rays) jika tidak dibatasi segera.
Kultur merupakan rekomendasi yang dikerjakan
untuk menentukan pemberian antibiotik.
2. Diagnosa keperawatan
a. Kekurangan volume cairan b.d. gejala poliuria, masukan
dibatasi
Tujuan : Hidrasi adekuat
Kriteria : Tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit
dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat
secara individu, kadarelektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
16
Intervensi :
berhubungan
dengan
klien
termasuk
kliennya
sendiri.
Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguhsungguh, massage daerah yang tertekan, jaga kulit
tetap kering, linen kering.
d. Kelelahan
b.d
penurunan
produksi
energi
metabolik,
insufisiensi insulin
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan peniingkatan tingkat
energi
Kriteria : Klien mampu untuk berpartisipasi dalam aktifitas
yang diinginkan.
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
18
Sidartawan,
Soewondo
Pradana,
Penatalaksanaan
19