Вы находитесь на странице: 1из 19

Oleh :

Putu Udyani Agustina


Pembimbing :
dr. Elya Endriani, Sp.An

Pendahuluan
Persalinan adalah proses membuka dan

menipisnya serviks dan turunnya janin ke


jalan lahir.
Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala:
Kala I (fase laten dan fase aktif), kala II, kala
III , kala IV
Nyeri adalah bagian integral dari
persalinan dan melahirkan. Dipengaruhi
oleh factor fisiologis dan psikologis.

Pembahasan
Neuroanatomi Nyeri
Sensasi nyeri melibatkan system

saraf perifer dan sentral.


Yang berperan adalah sistem saraf
otonom terutama komponen
simpatis

Struktur Sel Saraf

Dua jenis serat saraf perifer spesifik yang

mentransmisikan dan memproses sensasi


nyeri : serat A-delta dan C.
Serat A-delta kecil, mielin tipis, mempersarafi
kulit dan jaringan subkutan serta visera, otot
dan struktur dalam lain, mentransmisikan
impuls secara cepat dan impuls terkait nyeri
mudah dilokalisasi (menusuk dan tajam).
Serat C juga kecil, tidak bermielin dan
menyusun dua pertiga dari serat saraf dalam
system saraf perifer. Serat C mentransmisikan
informasi lebih lambat dan bertanggung jawab
untuk konduksi lambat, nyeri tumpul yang lama
dan sulit dilokalisasi.

System Saraf Otonom


System saraf otonom mengontrol aktivitas otot polos
dan visera, misalnya uterus .
Terdapat dua komponen yang berbeda; system
simpatis dan parasimpatis.
Neuron aferen mentransmisikan informasi dari
rangsang nyeri terutama melalui serat saraf simpatis.
Badan sel di dalam ganglia radiks dorsalis yang dari
sana dendrite dan akson berjalan menuju medulla
spinalis. dan bersinaps dengan interneuron di kornu
dorsalis,.
Neuron aferen somatic dan otonom bersinaps dalam
regio kornu dorsalis dan diduga bahwa keduanya
saling mempengaruhi, menyebabkan fenomena yang
disebut nyeri alih.

Jaras Perifer Nyeri


Persalina
Serat nosiseptif dalam uterus dan serviks melewati
plexus uterine dan servikalis dan kemudian (secara
berurutan) melewati pleksus pelvikus, nervus
hipogastrikus medius, nervus hipogastrikus superior
dan kemudian menuju rantai simpatis lumbalis.
Kemudian melewati rantai torasikus bagian bawah
dan meninggalkannya dengan berjalan melalui rami
komunikantes albus yang berkaitan dengan nervus
spinalis T10, T11, T12 dan L1, berjalan menuju
radiks posteriornya untuk memasuki medulla
spinalis dan berkaitan dengan neuron kornu
dorsalis.

continue
Serat nosiseptif dari perineum melalui nervus

pudendus dan masuk ke dalam medulla spinalis


melalui radiks posterior S2, S3 dan S4. Selain itu,
segmen lumbalis bagain bawah dan sakralis bagian
atas menyuplai saraf menuju struktur pelvis yang
terlibat dalam nyeri persalinan.
Selama kala I persalinan, nyeri diakibatkan oleh
dilatasi serviks dan segmen bawah uterus dan
distensi korpus uteri. Nyeri ini dialihkan ke dermatom
yang disuplai oleh segmen medulla spinalis yang
sama dengan segmen yang menerima input
nosiseptif dari uterus dan serviks.

continue
Pada awal kala I nyeri terbatas pada

dermatom torasikus ke 11 (T11) dan ke 12


(T12), kemudian nyeri menjadi lebih berat,
tajam dan kram, dan menyebar ke dermatom
T10 dan L1.
Penurunan kepala janin memasuki pelvis pada
akhir kala I menyebabkan distensi struktur
pelvis dan tekanan pada radiks pleksus
lumbosakralis, yang menyebabkan nyeri alih
pada perjalanan segmen L2 ke bawah.

continue
Pada kala II persalinan, nyeri tambahan

disebabkan oleh regangan dan robekan


jaringan, misalnya pada perineum dan
tekanan pada otot skelet perineum. Di sini
nyeri disebabkan oleh rangsangan struktur
somatic superficial dan digambarkan sebagai
nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama
pada daerah yang disuplai oleh saraf
pudendus.

Nyeri Alih
Serat nosiseptif dari organ visceral memasuki

medulla spinalis pada tingkat yang sama


dengan saraf aferen dari tubuh yang dialihkan
sehingga serat nosiseptif dari uterus berjalan
menuju segmen medulla spinalis yang sama
dengan aferen somatic dari abdomen,
punggung bawah dan rectum.

Sinaps
Terdapat dua jenis sinaps; eksitatorik dan

inhibitorik.
Pada sinaps eksitatorik, pelepasan
neurotransmitter menyebabkan depolarisasi
membrane saraf kemudian akan menyebabkan
depolarisasi pada saraf reseptor.
Pada sinaps inhibitorik, pelepasan neurotransmitter
menyebabkan hiperpolarisasi yang menghambat
potensial aksi yang muncul dalam neuron reseptor.
Neuromodulator bekerja dengan menghambat
pelepasan neurotransmitter eksitatorik.

Jaras Nyeri
Terdapat tiga jaras nyeri asenden menuju otak

yang mencakup jaras spinotalamikus,


spinoretikularis (dikenal juga sebagai jaras
lemniskus) dan spinoservikalis.
Kornu dorsalis adalah struktur kompleks yang
terdiri dari enam lapisan yang disebut lamina.
Sel-sel lamina 2 dan 3 membentuk substansia
gelatinosa yang terletak pada setiap sisi
posterior substansia grisea kornu dorsalis dan
dikatakan memiliki efek modulasi pada impuls
nyeri.

continue
Sel-sel lamina 5 mudah berespon terhadap

rangsang nyeri dan terutama dari visera seperti


uterus.
Serat somatic dan visceral tersebut
berkonvergensi dengan sel-sel lamina 5 untuk
menghasilkan fenomena nyeri alih yang terjadi
selama setiap kontraksi uterus.
Jaras medulla spinalis terpenting untuk transmisi
rangsang nyeri adalah jaras spinotalamikus.
Terdiri dari dua bagian: system neospinotalamikus
dan paleospinotalamikus.

continue
Impuls nosiseptif dapat dimodifikasi ketika

mereka mencapai medulla spinalis sendiri


dan/atau dari otak.
Vibrasi dapat mengurangi respon neuron
selanjutnya di dalam kornu posterior
substansia grisea terhadap rangsang
nosiseptif.
Modulasi dapat terjadi pada transmisi sinaptik
pertama di substansia gelatinosa, dalam
batang otak, thalamus, atau korteks serebri.

Pengontrolan Nyeri
Teori gate control

Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri


dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan
impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.
Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan
dasar teori menghilangkan nyeri.
Neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat
yang melepaskan neurotransmiter penghambat.
Jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat
pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang
memodifikasi nyeri.

Nyeri Persalinan dan


Respon Tubuh
Selama proses persalinan terjadi perubahan

pada sistem kardiovaskular, respirasi,


termoregulasi, GI, perkemihan dan persarafan.
Perubahan ini dipengaruhi oleh nyeri, rasa
cemas,, serta aktivitas otot uterus itu sendiri
serta peningkatan drastis produksi
katekolamin selama proses persalinan.
Kontraksi uterus yang secara progresif
meningkatkan curah jantung karena aliran
balik vena dan volume sirkulasi meningkat.

Вам также может понравиться