Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mamiek Wigati
1. Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Kota Malang
2. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Kota Malang
Abstrak
Komoditas budaya tambak, terutama jenis udang merupakan komoditas unggulan dalam
program ekspor perikanan Indonesia. Keberhasilan budidaya selalu berkaitan dengan pemberian
pakan. Pakan yang diberikan harus mengandung komposisi tepat dan seimbang dengan kebutuhan
serta mudah dicerna. Harga pakan udang yang masih tinggi dapat menghambat peningkatan produksi.
Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan tambahan menjadi salah satu cara meningkatkan
ketersediaan pakan dengan harga yang murah. Silase ikan rucah memiliki nilai gizi yang tinggi dan
diharapkan menghasilkan pertumbuhan yang cepat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh silase ikan rucah sebagai pakan tambahan
terhadap pertumbuhan Litopenus vannamei. Apabila silase ikan perpengaruh terhadap peningkatan
pertumbuhan Litopenus vannamei maka dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif dalam budidaya
udang.
Penelitian yang digunakan adalah eksperimintal laboratories rancangan percobaan yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap atau (RAL) dengan 5 perlakuan, masing-masing 5 ulangan.
Perlakuan terdiri dari pemberian campuran pellet dan silase ikan rucah, dengan konsentrasi silase ikan
rucah 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Data diperoleh dari pertambahan bobot dan panjang Litopenus
vannamel. Data diuji normalitas dan homogenitas, kemudian dianalisis dengan ANAKOVA.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian silase ikan rucah berpengaruh terhadap
peningkatan pertumbuhan Litopenus vannamel. Silase pada konsentrasi 20% meningkatkan
pertumbuhan paling signifikan pada Litopenus vannamel.
Kata kunci: silase ikan rucah, pakan tambahan, pertumbuhan Litopenus vannamei
Indonesia
merupakan
negara
kepulauan yang strategis dan memiliki
serangan
penyakit
yang
telah
menyerang tambak udang windu
Litopenus vannamei memiliki tingkat
kelulushidupan yang baik, yaitu
mencapai 91%, hal ini dipengaruhi
oleh daya tahan yang lebih kuat
terhadap penyakit white spot syndrome
virus (Supono & Wardiyanto, 2008).
Pertumbuhan pada udang dipengaruhi
oleh
faktor
makanan.
Untuk
mendukung pertumbuhan Litopenus
vannamei perlu adanya pakan yang
dapat memberikan nutrisi pada udang,
sehingga udang dapat tumbuh dengan
optimal. Pakan yang sesuai dalam
jumlah
yang
cukup
dengan
mengandung nutrisi yang terdiri dari
protein, lemak, kabohidrat, vitamin
dan mineral yang lengkap.
Limbah ikan berpotensi sebagai bahan
pakan sumber protein, namun mudah
rusak dan busuk sehingga perlu
dilakukan pengolahan. pembuatan
limbah dapat dilakukan dengan
pembuatan silase. Limbah ikan yang
mengalami proses pengolahan (silase
ikan), selain mempuyai nilai gizi yang
tinggi juga dapat memberikan rasa dan
aroma yang khas, mempunyai daya
cerna tinggi serta kandungan asam
amino yang tersedia menjadi lebih
baik (Kompiang, dalam buku Abun
dkk, 2007). Keunggulan lain dari
silase ikan, pengolahannya tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Silase merupakan produk alternative
yang
dapat
digunakan
untuk
menggantikan pakan pellet maupun
tepung ikan sebagai sumber protein.
Silase mudah dibuat, alat yang
dibutuhkan
sederhana,
tidak
tergantung pada jumlah bahan mentah
2.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah
eksperimental yang dilakukan secara
laboratories. Rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL)dengan 5
perlakuan, masing-masing perlakuan
dengan 5 kali ulangan. Variablevariabel yang terlibat dalam penelitian
ini sebagai berkut. Variabel bebas =
silase ikan rucah, variabel terikat =
pertumbuhan Litopenus vannamei
(meliputi bobot badan dan panjang
badan), variable control = kualitas air
Prosedur Penelitian
Persiapan yang dilakukan sebelum
penelitian terdiri dari pembuatan silase
ikan, persiapan media dan wadah,
persiapan hewan uji, dan penebaran
hewan uji. Pada tahap persiapan
dilakukan dengan cara: (a) persiapan
alat. Alat-alat penelitian terdiri dari
carboy yang merupakan tempat
pemeliharaan
hewan
uji
yang
dilengkapi
dengan
aerasi.
(b)
persiapan media air. Air laut yang
digunakan diambil dari tendon
menggunakan
pompa,
sebelum
digunakan harus disaring terlebih
dahulu dengan menggunakan filter
bag. Media pemeliharaan yang
digunakan adalah air laut dengan
salinitas 30 ppt yang diambil dari
system penyediaan air, yang disalurkan
ke tendon, setelah itu disterilkan
menggunakan kaporit 20 ppm,
kemudian diaerasi selama 24 jam.
Sebelum digunakan sebagai air media,
air tendon tersebut disaring dengan
kain. (c) persiapan hewan uji.
Hasil
No
ulangan
perlakuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
Berat
awal
1.2
1.87
2.26
2.72
1.38
1.73
2.17
1.74
1.16
1.24
1.38
1.68
1.97
1.81
Berat
akhir
3.66
4.73
3.7
5.31
5.71
6.11
3.54
6.12
3.9
5.37
4.85
6.88
5.33
7.22
Panjang
awal
5.5
6.2
6.4
7.2
5.5
6.2
6.0
6.0
5.5
5.4
6.7
7.0
6.3
6.0
Panjang
akhir
8.3
8.7
8.5
9.5
9.9
9.3
8.5
9.5
8.4
9.4
9.1
9.9
9.5
10.4
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
1.75
2.0
1.37
2.54
1.78
2.25
1.64
1.6
1.92
2.01
1.27
Pembahasan
Pada konsentrasi 20% meningkatkan
pertumbuhan yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan 10%, namun
berbeda nyata dengan perlakuan
konsentrasi 0%, 30%, dan 40%.
Sedangkan dalam pertambahan
panjang tubuh, menunjukan pada
konsentrasi 20% berbeda nyata dengan
perlakuan konsentrasi 0%, 10%, 30%,
dan 40%. Konsentrasi 20% memiliki
komposisi paling optimal terhadap
pertumbuhan Litopenus vannamei
dengan kandungan (1) protein 33% (2)
lemak 5,2% (3) karbohidrat 46,82%.
Kandungan dalam konsentrasi 20%
memiliki kisaran yang sesuai dengan
kebutuhan pada Litopenus vannamei
yaitu, protein 3%-38% dan lemak 418%. Apabila terdapat kekurangan
protein akan menghambat
pertumbuhan, demikian pula apabila
terdapat kelebihan protein dalam
pakan akan menghambat laju
pertumbuhan, karena sebagian protein
akan dimetabolisme menja di protein
baru dan sisanya akan diubah menjadi
energi (Sutrisna, 2009)
Pemberian subsitusi silase ikan rucah
terhadap pellet memberikan pengaruh
pada masing-masing perlakuan. Hal ini
6.5
2.92
5.45
4.68
3.78
3.8
3.92
3.2
3.92
2.87
3.21
5.3
6.5
6.0
7.0
6.0
5.8
6.0
6.0
5.9
6.7
5.5
10.0
7.7
9.4
9.2
8.6
8.4
8.4
8.4
8.5
7.6
8.3
dikonsumsi
dengan
pertambahan
bobot, maka FCR semakin rendah
sehingga semakin efisien. Keuntungan
FCR yang efisien yaitu, pencemaran
rendah karena sisa pakan dan hasil
metabolism yang terbuang ke air lebih
rendah dibandingkan FCR pakan yang
rendah (Anwar, 2007). Berdasarkan
hasil yang diperoleh menunjukan
bahwa konsentrasi 20% memiliki nilai
FCR yang paling rendah yaitu 5,638.
Selama
penelitian
dilakukan
pengukuran
terhadap
parameter
kualitas air yang meliputi (1)suhu
(2)pH (3)salinitas (4) ammonia. Hasil
pengukuran kualitas air media
pemeliharaan untuk masing-masing
parameter kualitas air yaitu pH 8,1-8,2,
kadar ammonia 2.0-2,5 ppm dan
salinitas 30 ppt. hasil ini dalam kisaran
yang sesuai untuk kelangsungan hidup
udang. Keputusan Dirjen Perikanan
Budidaya
No.
1106/DPB.0/HK.150/XII/2006 tentang
standar nasional untuk persyaratan
teknis pemeliharaan induk pembenihan
udang Litopenus vannamei. Syaratsyarat teknis tersebut yaitu (1)28-35
ppt (2)pH 7,8-8,3 (3) suhu perairan 2830 C (4) kandungan ammonia dalam
perairan tidak melebihi 2 ppm
(5)tingkat kecerahan cahaya matahari
mencapai dasar.
Kordi (2011) menyatakan bahwa
secara umum laju perumbuhan
meningkat sejalan dengan kenaikan
suhu, namun dapat menyebabkan
kematian jika peningkatan suhu hingga
ekstrim. Semakin tinggi suhu air,
semakin rendah daya larut oksigen
dalam air. pH menunjukan aktivitas
ion hydrogen dalam air. Suhu yang
rendah menyebabkan nafsu makan