Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
REFERAT
PENYUSUN:
PEMBIMBING:
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
OKLUSI VENA SENTRAL RETINA
Diajukan untuk memenuhi syarat Ilmu Kepaniteraan Klinik
di bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD Budhi Asih
Disusun oleh :
Cinthya Andini P
030.10.066
Dokter Pembimbing,
BAB I
PENDAHULUAN
Oklusi
vena
retina
adalah
penyumbatan
vena
retina
yang
Akibat kompresi dari luar terhadap vena tesebut seperti yang terdapat pada
endoflebitis
Akibat hambatan aliran darah pembuluh vena tersebut seperti yang
terdapat pada kelainan viskositas darah, dikerasia darah atau spasme arteri
retina yang berhubungan
Karena adanya sumbatan, meskipun ada darah masuk, tetapi darah itu
tak dapat kembali lagi melalui vena, sehingga vena menjadi lebar dan lebih
berkelok kelok. Akibatnya timbul edema dan pembuluh darah pada tempat
edema tak kelihatan. Melalui dinding pembuluh darah selain air, keluar pula
darah. Jika penutupan terjadi di batang utama dari vena retina sentral,
perdarahannya lebih hebat lagi dan dapat masuk ke dalam badan kaca, bahkan
dapat menyebabkan glaucoma hemoragikum, dimana penderita merasa sakit
sekali dan tak dapat dihindarkan dengan pilokarpin. Bila sakitnya tetap maka
pengobatan satu satunya dengan enukleasi bulbi.
Bila terjadi obstruksi, hanya pada salah satu cabang dari vena retina
sentral,timbul kehilangan penglihatan sesuai yang dialiri oleh cabang tersebut.
Penglihatan sentral cepat terganggu bila terkena cabang temporal.1,2,4,5-8
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
2.1. Anatomi Retina
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan
semitransparan yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola
mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus siliare dan
1
berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Secara kasar, retina
dibagi menjadi dua bagian, yaitu kutub posterior dan retina perifer yang
dipisahkan dengan ekuator retina. Ekuator retina adalah garis khayal yang
dianggap membentang sejalan dengan keluar dari empat vena vertikosa.
Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula lutea yang
berdiameter 5,5 sampai 6 mm, yang secara klinis dinyatakan sebagai
daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah retina temporal.
Membran
limitans
interna,
merupakan
lapisan
terdalam
dan
Lapisan serat saraf, terdiri dari akson dari sel-sel ganglion, yang
melewati lamina cribrosa untuk membentuk saraf optic.
3.
4.
amakrin.
5.
Lapisan inti dalam, terutama terdiri dari badan sel-sel bipolar. Hal ini
juga berisi badan sel amakrin horizontal dan sel-sel Muller dan
kapiler-kapiler arteri retina sentral. Sel-sel bipolar membentuk urutan
neuron pertama.
6.
Lapisan pleksiformis luar, terdiri dari sambungan sferul sel batang dan
pedikel sel kerucut dengan dendrit sel bipolar dan sel horizontal.
7.
Lapisan inti luar, terdiri dari inti sel batang dan kerucut;
8.
9.
Lapisan sel kerucut dan sel batang (fotoreseptor). Batang dan kerucut
merupakan organ akhir penglihatan dan juga dikenal sebagai
fotoreseptor. Lapisan sel batang dan sel kerucut hanya memiliki satu
segmen luar sel fotoreseptor yang tersusun secara palisade. Ada
sekitar 120 juta sel
retina
adalah
sebuah
sistem
end-arteri
tanpa
dibagi menjadi dua cabang besar. Arteri ini berbelok dan terbagi menjadi
arteriole di sepanjang sisi luar diskus optikus. Arteriol ini terdiri dari
1, 2
1,2
Retina menerima
dari
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi
Oklusi vena retina adalah penyumbatan vena retina yang membawa darah
dari retina yang mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam bola mata,
biasanya ditemukan pada usia pertengahan. Retina adalah lapisan jaringan di
bagian belakang mata bagian dalam yang mengubah gambar cahaya menjadi
sinyal saraf dan mengirimkannya ke otak.
1,6
mana terjadi penyumbatan vena retina pada bagian sentral yang mengakibatkan
gangguan perdarahan di dalam bola mata.
6-9,17
3.2. Epidemiologi
CRVO adalah penyebab penting morbiditas penglihatan pada lansia,
terutama mereka yang mengidap hipertensi dan glaukoma. Insiden CRVO
meningkat
pada
kondisi-kondisi
sistemik
tertentu,
seperti
hipertensi,
5-8
Insidensi yang benar RVO pada populasi secara keseluruhan sulit untuk
ditentukan, karena banyak RVO tersembunyi di mana kondisinya ringan, pasien
asimtomatik, dan hanya dideteksi secara kebetulan. Namun, studi berbasis
populasi longitudinal yang telah membantu dalam memberikan
perkiraan
insidensi ini. The Blue Mountains Eye Study menemukan bahwa insidensi
kumulatif 10-tahun RVO adalah 1,6% dan secara signifikan berhubungan dengan
bertambahnya usia, terutama di atas usia 70 tahun. Namun tidak ada
predileksi untuk jenis kelamin atau ras. The Beaver Dam Eye Study melaporkan
insidensi kumulatif 15-tahun CRVO sebesar 0,5%.
8-11
11
3.3. Klasifikasi
CRVO dibagi dua berdasarkan jenis respon pada angiografi fluoresein:
7,8,16
6-12,15
1. Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat pada
proses arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribrosa.
2. Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atau
endoflebitis.
3. Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang
12
terdapat pada kelainan viskositas darah, diksrasia darah, atau spasme arteri
retina yang berhubungan.
4. Abnormalitas darah itu sendiri (sindrom hiperviskositas dan abnormalitas
koagulasi);
5. Abnormalitas dinding vena (inflamasi);
6. Peningkatan tekanan intraokular.
3.4 Patofisiologi
Patofisiologi retinal vein occlusion (RVO) terdiri dari tiga komponen dari
triad Virchow, yaitu abnormalitas dinsing pembuluh darah, perubahan dalam
darah (misalnya, kelainan viskositas dan koagulasi), dan perubahan dalam aliran
darah.10,11,15
Patogenesis dari CRVO masih belum diketahui secara pasti. Ada banyak
faktor lokal dan sistemik yang berperan dalam penutupan patologis vena retina
sentral. Arteri dan vena retina sentral berjalan bersama-sama pada jalur keluar
dari nervus optikus dan melewati pembukaan lamina kribrosa yang sempit.
Karena tempat yang sempit tersebut mengakibatkan hanya ada keterbatasan
tempat bila terjadi displacement. Jadi, anatomi yang seperti ini merupakan
predisposisi terbentuknya trombus pada vena retina sentral dengan berbagai
faktor, di antaranya perlambatan
aliran darah, perubahan pada dinding pembuluh darah, dan perubahan dari darah
itu sendiri.
termasuk
diantaranya
kompresi
vena, disturbansi
8,10-12,15
13
6,8,10-12,15
14
Pada proses koagulasi, terdapat 2 jalur yaitu jalur intrinsk dan ekstrinsik,
dan melibatkan 12 faktor yang akan menprngaruhi koagulasi. Jalur intrinsik
adalah suatu proses pembekuan darah yang faktor-faktornya terdapat dalam
pembuluh darah.18
Banyak
studi
mengatakan
adanya
hubungan
antara
15
12,
[2,5]
16
6-8,
12
Gambar. oklusi vena sentralis retina dengan perdarahan retina superfisialis yang
luas menutupi makula dan detail saraf optik
17
6-8,12
13
1. Terapi sistemik
antikoagulasi sistemik
imunosupresi sistemik
2. Fotokoagulasi
3. Farmakoterapi
18
4. Terapi bedah
iris
adalah
ketajaman
visual
yang
jelek.
Bila
terjadi
neovaskularisasi iris, terapi bakunya adalah fotokoagulasi laser pan-retina (Laser PRP).
Neovaskularisasi juga dapat dikontrol dengan agen anti-VEGF intravitreal. Namun
laser-PRP (Pan Retinal Photocoagulation) dapat menyebabkan skotoma perifer,
berkemungkinan meninggalkan hanya sedikit retina yang dapat berfungsi dengan baik
dan lapangan pandang yang menyempit.
3.10 Komplikasi
Penyulit oklusi vena retina sentral berupa perdarahan masif ke dalam retina
terutama pada lapis serabut sarah retina dan tanda iskemia retina. Pada penyumbatan
vena retina sentral, perdarahan juga dapat terjadi di depan papila
memasuki badan kaca menjadi perdarahan badan kaca. Oklusi vena retina sentral dapat
menimbulkan terjadinya pembuluh darah baru yang dapat ditemukan di sekitar papil,
iris, dan retina (rubeosis iridis).
Neovaskularisasi okular merupakan komplikasi yang potensial. Segmen
neovaskularisasi anterior dapat menyebabkan
glaukoma
neovascular. Segmen
19
Edema makula adalah komplikasi yang potensial lain. Edema makula adalah
penyebab umum dari penurunan penglihatan pada CRVO, terlebih pada jenis
noniskemik. Ini mungkin menyelesaikan dengan perbaikan visual yang baik. Pasien
mungkin berkembang menjadi perubahan degeneratif permanen dengan prognosis visual
yang buruk dan dapat berkembang menjadi edema makula cystoid yang mengarah ke
lubang makula lamelar atau full-thickness.
Komplikasi potensial lainnya termasuk plastik maculopathy dan
mengerut
12
20
BAB IV
KESIMPULAN
Oklusi vena retina adalah penyumbatan vena retina yang membawa
darah dari retina yang mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam bola
mata, biasanya ditemukan pada usia pertengahan. Penyumbatan vena retina
sentral mudah terjadi pada pasien dengan glaucoma, DM, hipertensi, kelainan
darah, arteriosclerosis, papil edema, retinopati dan penyakit pembuluh darah.
Biasanya tajam penglihatan pada pasien sangat menurun dan
mengganggu secara mendadak, tanpa rasa sakit dan biasanya mengenai satu
mata. Pada gangguan koagulasi, faktor trombosist dan pembuluh darah sangat
berpengaruh dan disertai faktor-faktor lainnya. Semakin cepat pengobatan,
prognosis pada pasien dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
21
1.
th
Edition.
th
Lang GE, Lang GK. Retina In: Lang GK (ed). Ophthalmology A Short
Textbook. New York : Thieme. 2000; 299 357.
4.
th
Companies. 2007.
5.
6.
th
7.
8.
Kooragayala LM. Central Retinal Vein Occlusion. In: Roy H (ed). MedScape
(Online). Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1223746.
th
2011. [Accessed: August 25 , 2013].
9.
11. Wong TY, Scott IU. Retinal-Vein Occlusion. N Engl J Med. 2010. 363(22); 22
2135 2143
12. James B, Chew C, Bron A. Retinal vascular disease. In: James B, Chew C,
Bron A (eds). Lecture notes on ophthalmology 9
th
ed. Massachusetts:
23
24