Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
METODOLOGI
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin
(Pangasius hypopthalmus), garam lesitin, sagu, soda kue, tepung terigu.
Bahan-bahan untuk analisis produk adalah H2SO4, selen, NaOH, H3BO3, HCl,
dietil eter, HNO3, aquades, agar NA dan alkohol.
penambahan tepung tulang ikan dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%,dan
25%.
3.3.1 Penelitian tahap I
Penelitian tahap I adalah membuat tepung tulang ikan dari bahan baku
ikan patin (Pangasius hypopthalmus). Ikan yang digunakan sebelumnya dicuci
dan ditimbang untuk mengetahui bobot awal ikan tersebut. Setelah itu dilakukan
proses penyiangan untuk memisahkan kepala dan isi perut kemudian dicuci
kembali. Ikan yang telah disiangi kemudian dikukus dan dilakukan pemisahan
daging ikan, kulit, sirip dan sisik hingga diperoleh tulang ikan tanpa kepala.
Tulang ikan yang diperoleh kemudian dikukus selama 30 menit. Setelah
mengalami pengukusan, dilakukan pembersihan daging yang masih menempel
pada tulang ikan. Selanjutnya dilunakkan menggunakan autoklaf dan setelah itu
tulang ikan digiling menggunakan penggiling dan dikeringkan menggunakan oven
selama 2-3 jam kemudian disaring menggunakan saringan 60 mesh hingga
dihasilkan tepung tulang ikan patin. Proses pembuatan tepung tulang ikan dapat
dilihat pada Gambar 3.
Ikan Patin
Pencucian
*)
Pengukusan
Bagian yang
dibuang : daging
ikan, kulit, dan
sisik
uji kesukaan.
pada cone diamati dan dicatat sampai cone tersebut lembek dan bocor. Tujuan
dari uji ini untuk mengetahui perbedaan dan lamanya cone yang dapat bertahan
selama menopang es krim.
Sagu
Tepung
Terigu
Tepung
tulang
ikan
(0%;5%;10%;15%;20%;25%)
Soda
Garam
Pencampuran
Air
Pengadukan
Pencetakan
Pemanggangan
n
Cone es krim
Uji Sensori
Uji Ketahanan cone menggunakan es
krim
Uji Kalsium
Uji Kerenyahan
Derajat Pengembangan
Analisis Mikrobiologi
Lesitin
x 100 %
= W1
= W2
= W3
W3
=
x 100
W2
= W 3 x 100
W1
Pengabuan
dilakukan dalam 2 tahap : pertama pada suhu sekitar 400 C dan kedua pada suhu
550 C. setelah itu, cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator,
kemudian ditimbang. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus :
BeratAbu
x100%
BeratSampel
Sampel
%N=
BeratLemak
x100%
BeratSampel
Ca (mg/100gr) = % Ca x 1000
Fp = faktor pengenceran
bakteri yang ada dalam sampel dengan pengenceran sesuai keperluan dan
dilakukan secara duplo. Pembuatan larutan contoh dengan cara mencampurkan
10 gram sampel dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 90 ml larutan
garam fisiologi, kemudian dikocok hingga larutan homogen. Campuran tersebut
diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam botol berisi 9 ml larutan garam fisiologi
Yij = + Ai + ij
Keterangan :
Yij
: Respon pengaruh faktor A taraf ke-i pada ulangan ke-k
H1 :
dbs
KTS
= jumlah ulangan
Data hasil uji sensori diuji di analisa menggunakan statistik nonparametrik
Kruskal Wallis. Apabila hasil anlisis menunjukkan adanya pengaruh nyata maka
dilanjutkan dengan uji Multiple Comparison yang bertujuan untuk mengetahui
perlakuan mana saja yang memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap
parameter yang dianalisis.
Langkah-langkah metode pengujian Kruskal Wallis adalah sebagai
berikut:
1. Merumuskan Ho dan H1
2. Perangkingan
3. Membuat tabel rangking
4. Menghitung jumlah T(t-1)(t+1)
5. Menghitung faktor koreksi atau pembagi
Pembagi = 1 6. Menghitung H
H=[
] 3(n+1)
Menghitung H,
H =
7. Melihat X2 tabel dengan : 0,05 db (v) = k-1
Jika x2 hitung > tabel = tolak Ho = uji lanjut multiple comparison
Jika x2 hitung < tabel = gagal tolak Ho
Keterangan :
T = (t-1)(t+1)
antara nilai rangking dengan nilai bobot digunakan untuk menentukan cone es
krim terbaik. Total nilai yang tertinggi yang didapatkan merupakan cone es krim
terbaik.