Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
VCAM-1 adalah kelompok immunoglobulin molekul adhesi yang merupakan reseptor
protein, molekul adhesi vaskuler pada manusia mempunya berat 100-110 kDa, terdiri
dari 715 asam amino (aa) tipe 1 transmembran glikoprotein dengan karakteristik adanya
tujuh tipe immunoglobulin C2. VCAM-1 dapat teridentifikasi lewat pemeriksaan darah,
cairan sendi atau pun pemeriksaan cairan serebrospinal.
Salah satu fungsi VCAM-1 yang dimanfaatkan saat ini berkaitan dengan Aterosklerosis.
Vascular cellular adhesion molecule-1 memfasilitasi penempelan leukosit ke sel endotel
dan perpindahan leukosit ke dalam intima dan menimbulkan penumpukan leukosit pada
dinding pembuluh darah. Sehingga pada daerah pembentukan plak aterosklerosis, CAM
selalu di temukan (Piero, 2003; Martin, 2000).
Aterosklerosis merupakan kelainan metabolik yang prevalensinya meningkat dari tahun
ke tahun. LDL teroksidasi dalam tubuh dapat menyebabkan aterosklerosis melalui
pembentukan stres oksidatif dalam sel endotel. Stres oksidatif kronis pada sel endotel
menyebabkan aktivasi proses aterogenik dan berkontribusi dalam perkembangan
patologis vaskuler.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu pengertian dari VCAM-1?
b. Apa tujuan dari VCAM-1 ?
c. Apa saja manfaat dari VCAM-1?
d. Bagaimana metode VCAM-1 dengan penelitian kesehatan?
e. Bagaimana hubungan VCAM-1 dengan masalah kesehatan?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari VCAM-1.
b. Memahami tujuan dari VCAM-1.
c. Mengetahui manfaat dari VCAM-1.
d. Memahami metode VCAM-1 dengan penelitian kesehatan.
e. Mengetahui hubungan VCAM-1 dengan masalah kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian VCAM-1
VCAM-1 adalah protein yang mengatur membrane sel yang menghubungkan leukocyteendothelial
cell
adhesion,
signal
transduction,
dan
merupakan
kelompok
riwayat berat badan lahir rendah adalah setiap anak usia 15-18 tahun yang
mempunyai riwayat berat badan lahir < 2500 gram (Damanik, 2008), tanpa
memandang usia kehamilan. Riwayat berat badan lahir rendah didapatkan dari
kuesioner yang diberikan kepada orang tia sesuai dengan sertifikat kelahiran/catatan
kelahiran.
Status gizi dibagi menjadi dua kelompok yaitu obesitas dan bukan obesitas. Kriteria
obesitas dan bukan obesitas. Kriteria obesitas ditentukan berdasarkan Indeks Masa
Tubuh (IMT) yaitu berat badan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam
meter (kg/m2).
Dikatakan obesitas bila IMT lebih dari atau sama dengan persentil ke-95 kurva BMI
(indeks masa tubuh) menurut usia dan jenis kelamin CDC 2000. Berat badan diukur
dengan menggunakan alat timbangan geser Internasional, buatan PT Medifortuna
Farm, Bandung, Indonesia yang telah ditera dengan kapasitas maksimal 160 kg dan
ketelitian 0,1 kg. anak ditimbang tanpa sepatu, kaos kaki dan ikat pinggang. Angka
dibaca dalam kilogram, pengukuran dilakukan 2 kali, hasilnya adalah rata-ratanya.
Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan alat microtoire, yang sudah ditera
untuk mengukur tinggi badan dengan kapasitas maksimal 200 cm, dengan ketelitian
0,1 cm. anak diukur tanpa sepatu, saat pengukuran kedua tumit merapat, tumit anak,
pantat, bahu dan kepala menempel pada tembok, pengukuran dilakukan dua kali dan
diambil rata-ratanya.
Data dianalisis menggunakan program SPSS 17,0. Data kadar VCAM-1 ditampilkan
dalam mean. Dilakukan uji Mann-Whitney untuk menguji perbedaan mean kadar
VCAM-1 pada anak dengan riwayat berat badan lahir rendah dan normal. Dilakukan
analisis regrasi linier ganda tentang hubungan antara VCAM-1 dan berat badan lahir,
dengan mengontrol pengaruh obesitas.
b. Tesis: Hubungan Antara Kadar VCAM-1 Dengan Ketebalan Tunika Intima Pada
Remaja Berusia 15-18 Tahun di Surakarta.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang untuk menganalis hubungan
antara kadar VCAM-1 dengan ketebalan tunika intima arteri karotis pada remaja
berusia 15-18 tahun di Surakarta. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi
Hipotesis Barker menjelaskan bahwa anak dengan riwayat berat badan lahir rendah
akan mempunyai risiko untuk terjadinya aterosklerosis dikemudian hari (Barker, 1989;
Thiemo, 2006; Michael, 2008). Pada penelitian dengan metode otopsi 526 individu
yang meninggal pada usia 1 40 tahun, ditemukannya fatty streaks pada semua
individu usia 3 tahun dan fibrous plaques dijumpai pada semua individu usia 30 tahun,
plak ateroma ditemukan sebesar 10 % pada arteri koronaria individu usia 15 17 tahun
dan sebesar 34 % pada arteri koronaria individu usia 27 29 tahun (Myung, 2008;
Julien, 2002; Kuller, 2001).
Berat badan lahir dipengaruhi oleh lingkungan intrauterin sekitar 62 %, gen yang di
turunkan oleh orang tua sekitar 20 %, dan sekitar 18 % ditentukan oleh gen dari fetus
sendiri. Aterosklerosis adalah proses dengan risiko multifaktor, salah satunya adalah
riwayat berat badan lahir rendah, dimana proses terjadinya aterosklerosis sudah dimulai
sejak di dalam kandungan (Caroline, 2005; Szitanyi, 2003; Leeson, 2001. Dalam Jurnal
Kedokteran Indonesia. Hubungan Antara Kadar Vascular Cell Adhesion Molecula-1
dan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah Pada Anak Usia 15-18 Tahun oleh Mas
Nugroho Ardi Santoso). Biasanya pengukuran VCAM-1 digunakan untuk mengetahui
hubungan antara kadar VCAM-1 dengan riwayat berat badan lahir rendah pada usia 1518 tahun.
Kunci awal perkembangan aterosklerosis adalah saat adhesi monosit pada sel-sel
endotel, yang kemudian dapat masuk ke dalam lapisan intima vaskuler. Proses ini
dipengaruhi oleh molekul adhesi seluler seperti VCAM-1, ICAM-1, selektin dan
integrin sebagai mediator. Ekspresi molekul adhesi selular ini relatif rendah pada
vaskular normal dan akan meningkat sebagai respon terhadap beberapa rangsangan,
diantaranya sitokin dan oksidasi. Pada percobaan binatang dan pemeriksaan histokimia
pada jaringan manusia menunjukan adanya peningkatan ekspresi dan molekul adhesi
selular pada plak aterosklerotik (Baratawidjaja, 2009; sekarwana, 2005. Dalam Tesis
HUBUNGAN KADAR VASCULAR CELL ADHESION MOLECULE-1 (VCAM-1)
DENGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA ANAK USIA 15-18
TAHUN oleh Mas Nugroho Ardi Santoso, 2011).
VCAM-1 berperan sebagai pengikat yang sangat kuat antara sel endotel dengan monosit
dimana VCAM-1 akan berikatan dengan reseptor di sel monosit yaitu 1--4-integrin.
Adanya ikatan tersebut maka monosit akan berhenti kemudian monosit akan bergerak di
antara dua sel endotel akibat pengaruh macrophage colony stimulating factor (MCSF)
terjadi perubahan dari monosit menjadi makrofag. Pada gilirannya magrofag selain
menangkap LDL teroksidasi juga akan mensekresi bermacam-macam faktor sehingga
proses aterogenesis akan berlanjut (Myung, 2008. Dalam Tesis HUBUNGAN KADAR
VASCULAR CELL ADHESION MOLECULE-1 (VCAM-1) DENGAN RIWAYAT
BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA ANAK USIA 15-18 TAHUN oleh Mas
Nugroho Ardi Santoso, 2011).
Menurut Nakai dkk terdapat korelasi antara VCAM-1 dalam sirkulasi dengan VCAM-1
yang terdapat pada lesi aterosklerosis pada aorta manusia, selain itu terjadi peningkatan
kadar VCAM-1 dalam sirkulasi pada penderita ini dibandingkan dengan kontrol.
Lesi aterosklerotik diawali pada tempat tertentu yang merupakan daerah terjadinya
aterosklerotik pada tunika intima arteria (atherosclerotic prone region). Menurut Stary,
2000, perkembangan aterosklerotik dapat dibagi dalam delapan tipe/tahap:
Tipe I : dimulai dengan terjadinya isolated Macrophage Foam cells (sel busa yang
merupakan makrofag yang berisi butiran lipoprotein ox-LDL) dan akan berkembang
kebeberapa lokasi dari arteria sehingga membentuk penebalan tunika intima, dimana
VCAM-1 juga berperan dalam migrasi monosit, seperti pada gambar dua.
Tipe II: merupakan lesi foam cells layers yang mengandung garis atau lembaran
macrophage foam cells dan sel otot polos sehingga terbentuk fatty streak (garis lemak).
Tipe III : merupakan peralihan antara tipe II dan tipe IV dimana terjadi penambahan
butiran lipid ekstraseluler dan infiltrasi otot polos.
Tipe IV : dimana terbentuk lipid core (inti lemak) yang dikelilingi oleh sel otot polos.
Fase ini terjadi oleh karena adanya kerusakan sel endotel oleh beberapa faktor risiko,
akibat peningkatan permeabilitas vaskuler terhadap LDL dan monosit serta adanya
proliferasi otot polos (Fathoni M, 2005).
Infiltrasi dan akumulasi LDL tergantung pada dua mekanisme yaitu aktifitas reseptor
spesifik dan mekanisme kerusakan endotel. Semakin besar kerusakan edotel maka
infiltrasi LDL endotel semakin banyak.
Kerusakan endotel tergantung pada peran mmLDL dalam peningkatan penepian
monosit ke tepi pembuluh darah akibat rangsangan ICAM-1 dan VCAM-I. Setelah
monosit melekat pada permukaan pembuluh darah, beberapa molekul protein
kemotaktik spesifik seperti MCP-I,CSF dan TGF menarik atau mengikat monosit masuk
kedalam jaringan subendotel serta merubah monosit menjadi sel makrofag.
Tipe V: pada fase ini akan terjadi migrasi dan proliferasi sel otot polos serta matriks
ekstraseluler yang lebih banyak sehingga akan terjadi fibrous palaques (plak fibrosa)
yang merupakan inti lipid yang diselimuti oleh fibrous caps (kapsula fibrosa).
Tipe VI: pada fase ini terjadilah advanced lesion atau complicated paques yang akan
menentukan progresi atau perjalanan PJK, dimana plak fibrosa mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya akumulasi tromboxan A2 (Tx A2), serotonin dan
adenosine difosfat atau ADP.
Tipe VII: pada fase ini terjadi calcification predominates yang merupakan proses
kalsifikasi dari lesi fosfolipid.
Tipe VIII: pada fase ini terjadi fibrous tissue change predominates dimana lesi lebih
banyak menunjukkan adanya jaringan fibrosa dengan sedikit atau tanpa inti lipid serta
dengan sedikit atau tanpa kalsium (Fathoni, 2005; Boyle, 2005).
Tunika Intima: Beberapa penelitian melaporkan adanya hubungan antara molekul
adhesi dengan beberapa macam penyakit. Penelitian-penelitian tersebut juga
mengungkapkan bahwa ternyata molekul adhesi merupakan penanda adanya proses
inflamasi. Dinyatakan juga bahwa aterosklerosis sendiri merupakan proses inflamasi
kronis yang mempunyai korelasi yang kuat dengan molekul adhesi, meskipun hal
tersebut masih merupakan korntroversi bagi beberapa pihak (Peter, 1999).
Fase awal dari aterosklerosis melibatkan pengambilan sel-sel infalamasi dari sirkulasi
dan terjadinya migrasi sel-sel tersebut dalam transendotelial. Proses ini diperantarai oleh
molekul adhesi (cellular adhesion molecules), yang diespresikan oleh sel endotel
pembuluh darah dan leukosit sebagai respon terhadap proses inflamasi. P-selectin, Eselectin, dan L-selectin serta ligand (terutama P-selectin ligand) terlibat dalam proses
rolling dan tathering leukosit pada dinding sel pembuluh darah. Selain itu VCAM-1,
ICAMs, sebagai molekul adhesi akan memicu timbulnya perlekatan yang kuat sel-sel
inflamasi pada permukaan pembuluh darah, sedangkan PECAM-1 berperan dalam
ekstravasasi sel-sel inflamasi dari pembuluh darah ke dalam sel-sel endotel dan jaringan
di bawahnya. Beberapa penelitian menyebutkan pentingnya peranan molekul adhesi
terhadap perkembangan aterosklerosis dan ternyata ekspresi dari VCAM-1, ICAM-1,
serta L-selectin telah lazim didapatkan pada plak aterosklerosis (Blankenberg, 2003).
Ketebalan tunika intima media merupakan penanda proses aterosklerosis dan dapat
menentukan prognosis risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Demikian juga
didapatkan bukti adanya korelasi yang positif antara kadar molekul adhesi (VCAM-1,
ICAM-1, E-selectin) dengan peningkatan ketebalan tunika intima media. Hal ini
membuktikan adanya perubahan structural/kerusakan dinding pembuluh darah karena
proses aterosklerosis (Glowinska, 2005; Lim, 2008).
Telah diteliti hubungan antara penanda disfungsi endotel (VCAM-1, ICAM-1, dan
ELAM-1) pada penderita aritis rematoid dan didapatkan hasil yang sangat bermakna
secara statistik pada hubungan antara kadar molekul adhesi dengan ketebalan tunika
intima media yang diukur pada arteri karotis komunis (Dessein, 2005). Telah banyak
diketahui bahwa ketebalan tunika intima-media dipengaruhi oleh tebal plak
aterosklerosis, sedangkan proses aterosklerosis dapat diprediksi melalui pemeriksaan
kadar selective vascular adhesion molecule 1 (VCAM-1) dalam plasma. Vascular
adhesion molecule 1 memfasilitasi penempelan leukosit ke sel endotel dan perpindahan
leukosit ke dalam tunika intima, kemudian menimbulkan penumpukan leukosit pada
dinding pembuluh darah (Widjaja, 2007).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
VCAM-1 dapat teridentifikasi lewat pemeriksaan darah, cairan sendi atau pun
pemeriksaan cairan serebrospinal (Iixin, 2003).
Peranan molekul adhesi pada aterogenesis adalah saat terjadi migrasi monosit
dari plasma ke dalam dinding pembuluh darah. Hal yang paling utama adalah
saat terjadinya pelekatan monosit yang bersirkulasi ke endotel vaskuler,
kemudian terjadi migrasi transendotelial.
11