Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian tentang Pengaruh Penkes
Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Diare Pada Balita (1-5
tahun) di Kelurahan Maleber Kecamatan Andir, Bandung. Penelitian ini dilakukan
peneliti sendiri dan dibantu oleh teman yang telah dibekali maksud dari penelitian
ini. Data yang digunakan dalam peneletian ini adalah data sekunder yang
didapatkan dari buku registrasi dan data primer yang didapatkan dari pengukuran
dan penilaian tingkat pengetahuan ibu yang sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 responden.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Maleber Kecamatan Andir,
Bandung pada tanggal 28 April 23 Mei 2015 guna mengetahui distribusi dan
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam
penanganan diare pada balita (1-5 tahun). Data diperoleh dari kuesioner terhadap
18 ibu balita yang mengalami diare. Kuesioner diberikan saat penelitian di
Posyandu yang berada di Kelurahan Maleber Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Adapun hasil penelitian seperti yang digambarkan dibawah ini:
4.1.1

Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel
yang diteliti sehingga mendapatkan gambaran umum.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan.

No

Tingkat Pengetahuan

Jumlah (orang)

Presentase (%)

Pengetahuan Baik

Pengetahuan Cukup

44

Pengetahuan Kurang

50

Jumlah

18

100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas

menunjukkan tingkat pengetahuan ibu

sebelum diberikan pendidikan kesehatan dari 18 responden, diperoleh sebanyak 9


orang ibu atau sekitar 50% memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dalam
penanganan diare pada balita,8 orang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
atau sekitar 44% dan sebanyak 1 orang ibu atau sekitar 6% memiliki tingkat
pengetahuan yang baik dalam upaya penanganan diare.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan.
No

Tingkat Pengetahuan

Jumlah (orang)

Presentase (%)

Pengetahuan Baik

17

Pengetahuan Cukup

12

66

Pengetahuan Kurang

17

Jumlah

18

100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan tingkat pengetahuan ibu


sesudah diberikan pendidikan kesehatan dari 18 responden, diperoleh sebanyak 3
orang ibu atau sekitar 17% memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam
penanganan diare pada balita, 12 orang memiliki pengetahuan yang cukup atau
sekitar 66% dan sebanyak 3 orang ibu atau sekitar 17% memiliki pengetahuan
kurang dalam upaya penanganan diare.
4.1.2

Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah

ada pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu


dalam pengetahuan ibu dalam penanganan diare pada balita (1-5 tahun) di
Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Bandung.
Masing-masing hubungan menggunakan analisis bivariat menggunakan analisis
bivariat dengan Uji Marginal Homogeneity.

Tabel 4.3 Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap


Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penanganan Diare Pada Usia
Balita

Tingkat pengetahuan sebelum


diberikan PENKES
Total

Tingkat pengetahuan sesudah


Total
diberikan PENKES
Baik
Cukup
Kurang
0
0
0
0
0

15
15

3
3

0
0

18
18

0,000

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa adanya perubahan


pengetahuan ibu yang pengetahuannya kurang sebelum diberikan pendidikan
kesehatan sebanyak 9 orang ibu atau sekitar 50%, ibu yang pengetahuannya cukup
sebanyak 8 orang ibu atau sekitar 44%, dan ibu yang pengetahuannya baik hanya
1 orang ibu atau sekitar 6%. Sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
ibu yang berpengetahuan baik menjadi 3 orang ibu atau sekitar 17%, ibu yang
berpengatahuan cukup sebanyak 12 orang ibu atau sekitar 66%, dan ibu yang
berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang ibu atau sekitar 17%.
Hasil Uji Marginal Homogeneity diperoleh nilai p 0,000 yakni p < 0,05
yang berarti HO ditolak Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
antara pemberian penkes terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam penanganan
diare pada balita. Perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian penkes
mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam penanganan diare.
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan akan diuraikan hasil penelitian yang dilakukan tentang
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam
penanganan diare pada balita (1-5 tahun) di Kelurahan Maleber Kecamatan Andir
Bandung. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 orang responden yang terdiri
dari kelompok perlakuan, semua perlakuan dikaji tingkat pengetahuan sebelum
dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Instrument yang digunakan yaitu
kuesioner dengan 17 pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam
penanganan diare pada balita, dan leaflet sebagai media untuk mempermudah

peneliti memberikan pendidikan kesehatan. Untuk cara penelitiannya, peneliti


memberikan kuesioner terlebih dahulu kepada responden sebelum peneliti
melaksanakan

pemberiaan

pendidikan

kesehatan

yang

bertujuan

untuk

mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan.


Setelah 2 minggu diberikan kuesioner tersebut peneliti melaksanakan pemberian
pendidikan kesehatan dengan cara memberikan selebaran leaflet yang berisi
tentang diare dan penanganannya pemaparan selama 30 menit. Kemudian
responden diberikan lagi kuesioner yang sama yang bertujuan untuk melihat
tingkat pengetahuan ibu sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Pemberian
kuesioner sebanyak dua kali bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Dengan hasil jika
pengetahuan baik 76-100%, jika pengetahuan cukup 56-75%, dan jika
pengetahuan kurang < 55%.
4.2.1

Tingkat Pengetahuan Ibu Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan


Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusi, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi
tarhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan
antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan memotivasi
seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan berbuat sesuai dengan
informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan lebih sehat (Budioro,1998).
Maka hal ini sependapat dengan teori yang dikemukan oleh Notoadmodjo
(2005) bahwa pengetahuan dapat kita peroleh dari mana saja salah satunya dari
penginderaan kita sendiri dan kita juga bisa mendapatkan informasi atau
pengetahuan dari pendidikan kesehatan yang ada di masyarakat. Agar masyarakat
terutama ibu yang mempunyai anak usia balita mengetahui bagaimana cara
penanganan penyakit diare yang dialami oleh balitanya. Menurut Budioro (1998)

pentingnya pendidikan kesehatan sebagai salah satu yang menjembatani


kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan
memotivasi seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan berbuat sesuai
dengan informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan lebih sehat.

4.2.2

Tingkat Pengetahuan Ibu Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan


Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

ibu yang balitanya mengalami diare sesudah diberikan pendidikan kesehatan lebih
banyak ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 orang atau sekitar 17%,
12 orang atau sekitar 66% ibu yang memiliki pengetahuan cukup, dan 3 orang
atau sekitar 17% ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Ibu yang sebelum
diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar tidak mengetahui bagaimana cara
penanganan diare di rumah, bahkan ada sebagian ibu juga yang tidak mengetahui
tentang penyakit diare, dan tidak tahu bagaimana cara pembuatan sampai
pemberian oralit di rumah. Hal ini disebabkan karena, ibu kurang mendapatkan
informasi dan ibu memiliki pengetahuan yang kurang sehingga ibu tidak tahu
bagaimana cara penanganan diare pada anak balitanya di rumah.
Manusia

mempunyai

kebutuhan

dasar

untuk

mempertahankan

kelangsungan hidupnya kegagalan pemenuhan dasar menimbulkan kondisi yang


tidak seimbang diperlukan bantuan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
Menurut Abraham Maslow ada 5 kebutuhan dasar salah satunya adalah kebutuhan
aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan harkat
kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus maju, dan menjadi lebih baik. Untuk
menjadi manusia yang lebih baik tentunya diperlukan tingkat pengetahuan yang
baik pula agar dapat mengembangkan kemampuan dan potensi diri (Alwisol,
2010).
Sedangkan menurut Bloom dan Skiner pengetahuan adalah kemampuan
seseorang untuk mengunggkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk
bukti jawaban lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu
reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan.

Pengetahuan itu sendiri oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat
hubunganya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan
yang tinggai maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan
tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah
mutlak berpengetahuan rendah pula. Maka ibu harus diberikan informasi melalui
pendidikan kesehatan mengenai penenganan diare pada balita. Agar dapat
menangani diare pada anak secara tepat supaya tidak terjadi dehidrasi atau hal hal
yang tidak kita inginkan seperti kematian pada anak balita.
4.2.3

Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat


Pengetahuan Ibu Anak Balita Yang Mengalami Diare
Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian tentang pengaruh

pendididkan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam penanganan diare


pada balita menunjukkan perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan, dimana tingkat pengetahuan sebelum diberikan
pendidikan kesehatan lebih banyak ibu yang memiliki pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 9 orang ibu atau sekitar 50% dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan jumlah ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang menjadi
menurun yaitu sebanyak 3 orang atau sekitar 17%. Sehingga didapatkan
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan dengan nilai p=0,000.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat
pengetahuan ibu yang anak balitanya mengalami diare setelah diberikan
pendidikan kesehatan. Dengan pertimbangan berbagai latar belakang responden
sebagaimana yang telah diuraikan diawal dan terutama dari hasil pretest dan
posttest menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang anak
balitanya diare dapat meningkatkan pengetahuan ibu. Yang dimana ibu sangat
berperan penting dalam penanganan diare pada anak balita yang mengalami diare
di rumah. Maka dari itu perlunya pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan ibu agar dapat menangani diare pada anak secara tepat.

Selain itu pendidikan kesehatan tidak hanya berfungsi sebagai jembatan


kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan
juga berperan untuk memotivasi seseorang untuk menerima informasi kesehatan
dan berbuat sesuai dengan informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan
lebih sehat (Budioro, 1998). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitianpenelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Ni Luh Kompyang
Sulisnadewi (2013) menjelaskan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada
pasien sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan dengan p value 0,005. Berdasarkan penelitian Febrina Ernawati yang
berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Tentang Diare Pada Anak Jalanan Di Semarang menjelaskan bahwa rata-rata
pegetahuan tentang diare pada anak jalanan mengalami peningkatan sebesar 5,25
yaitu 10,85 menjadi 16,10 sesudah diberikan pendidikan kesehatan berupa
penyuluhan, diskusi, dan simulasi dengan nilai signifikan p = 0,000. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaab bermakna skor total
pengetahuan responden sebelum dan sesudah siberikan perlakuan berupa
pendidikan kesehatan yang meliputi penyuluhan, diskusi dan simulasi.
Pengetahuan ini dapat meningkat apabila ibu atau orang tua mendapatkan
informasi yang lebih jelas kebenarannya. Oleh sebab itu untuk mengurangi tingkat
pengetahuan yang rendah terhadap ibu-ibu diperlukan dukungan informasi
perawat tentang informasi kesehatan anaknya tersebut. Pendidikan kesehatan
merupakan salah satu bentuk untuk mendapatkan informasi. Dengan pemberian
pendidikan kesehatan ini ibu sudah mempunyai bekal pengetahuan yang cukup
untuk mengambil keputusan untuk melakukan penanganan diare pada anak di
rumah.
4.2.4

Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan ibu dalam penanganan diare pada balita (1-5 tahun) di Kelurahan
Maleber Kecamatan Andir, dengan jumlah responden sebanyak 18 orang memiliki
keterbatasan yaitu sebagai berikut:

1. Responden dalam penelitian ini masih dalam jumlah kecil yaitu hanya
2.

18 orang.
Peneliti mengalami kesulitan mencari ibu yang memiliki balita yang
mengalami diare 6 bulan terakhir.

Вам также может понравиться