Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan
dalam rongga pleura.
Selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah. Efusi pleura
bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius
yang dapat mengacam jiwa penderita.
(Soeparman, 1990, Hal 786)
2. Anatomi Fisiologi
Paru-paru yang merupakan sebuah organ tubuh yang sebagian besar
terdiri dari gelembung-gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.
Jika dibentangkan luas permukaan lebih kurang 90 mm 2. Pada lapisan inilah
terjadi pertukaran, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 (paru-paru kiri dan
kanan)
Besarnya daya muat udara paru-paru 4.500 ml 5.000 ml. Paru-paru
kanan terdiri dari 3 lobus, yaitu: lobus pulmo dextra superior, lobus media dan
lobus inferior. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus
inferior.
Letak paru-paru pada rongga dada menghadap ke tengah rongga dada
kavum medistinum. Pada bagian ini terdapat tampuk paru-paru atau hilus pada
medistinum dan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
bernama pleura.
Pleura dibagi menjadi 2 bagian:
a. Pleura viseral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru.
b. Pleura parietal selaput yang melapisi rongga dada sebelah antara kedua
pleura ini terdapat pada rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada
1

keadaan normal kavum pleura ini vkum / hampa udara sehingga paru-paru
dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang
berguna untuk meminyaki permukaan (pleura) menghindari gesekan antara
paru-paru dan dinding dada di waktu bernafas bergerak.
3. Etiologi
Kemungkinan penyebab dari efusi pleura adalah sama dengan penyebab
edema pada jaringan lain yaitu penghambatan drainase limfatik dari rogga
pleura, gagal jantung menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer
menjadi sangat tinggi, sehingga menimbulkan transudat cairan yang berlebihan
ke rongga pleura, sangat menurunkan tekanan osmotik kolois plasma. Jadi dapat
juga memungkinkan transudisi cairan yang berlebihan dan infeksi atau setiap
penyebab perasangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura yang
memegahkan membran kapiler dan memungkinkan pengaliha protein plasma ke
rongga secara tepat.
(Sylvia Auderson Price, 1992)
Secara garis besar etiologi efusi pleura yaitu:
a. Adanya hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya
bendungan

seperti

pada

kompensasi

kordis,

penyakit

ginjal,

tumor

medistinum, sindrom mameig (tumor ovarium) dan srndrom vena kava


superior
b. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (TBC), abses amuba,
subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk
cairan ke darah dan karena trauma.
4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal seharusnya tidak ada rongga kosong antara kedua
pleura tersebut karena biasanya disana hanya terdapat sedikit (10 20 cc) cairan
yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak secara teratur. Cairan
yang sedikit itu merupakan pelumas antara kedua pleura sehingga mereka
mudah bergeser satu sama lain dalam keadaan patologis rongga antara kedua
pleura ini terisi dengan beberapa liter cairan atau udara. Diketahui bahwa cairan
2

masuk ke dalam rongga melalui pleura dan selanjutnya keluar dari dalam jumlah
yang sama melalui membran pleura vasetolis melalui sistem limfatik dan vasculer
pergerakan cairan dari pleura. Parietal ke pleura viseralis dapat terjadi karena
adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekaan koloid osmotic cairan
kebanyakan di absorbsi oleh sistem limfatik dan hanya sebagian kecil yang
diabsorbsi sistem kapiler pulmonal.
5. Tanda Dan Gejala
Sesak nafas, rasa berat pada dada serta keluhan gejala lain penyakit
dasarnya yaitu bising jantung (payah jantung) lemas, yang progresif disertai BB
menurun. Batuk yang kadang-kadang berdarah pada perokok, demam subfebril
pada TBC, demam menggigil (pada emfisema).
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik
Suara nafas berkurang pada daerah efusi fremitus tidak ada.
b. Pemeriksaan radiologis
Tampak cairan > 300 ml putih komptet pada area yang sakit obstruksi
diafragma sebagian.
c. Biopsi pleura
Jaringan pleura dapat menunjukkan 50 75% diagnosis kasus-kasus pleuritis
tuberkulosa dan tumor pleura.
d. Pewarnaan gram
Untuk mengetahui terdapat bakteri.
7. Penatalaksanaan
a. Lakukan aspirasi cairan pleura

Posisi pasien semi fowler atau berbaring pada sisi yang sehat dari lengan
sisi yang sebelah lagi diangkat ke atas kepala.

Tentukan lokasi pipa yang akan dipasang


o Dinding depa pada kanan iga II digaris mid klavikula

o Pada hemitoraks kanan disela iga VI VII garis aksilaposterior dan


hemitoraks kiri di sela iga ke VII - VIII

Lakukan teknik aseptik

Berikan aastesi lokal

Dengan klem dibuat pemotongan di atas tepi iga sampai menembus


pleura dan demikian udara dan cairan akan meyemprot keluar

Masukkan pipa berukuran 36 40 dan untuk mengeluarkan darah dan


nanah

Hubungkan pipa dengan botol yang sudah diberi penyekat air

Luka dijahit dan pipa difiksasi ke kulit

b. Berikan antibiotik
Berikan amoxillin 500 mg 3 x 1
c. Penatalaksanaan cairan / pemberian IVF D: RL / Dex
d. Berikan diet TKTP
Mis: daging, telur, tempe
Hindari pemberian makanan yang mengandung garam berlebih
e. Tirah baring
Posisi miring semi fowler untuk memungkinakn ekspansi paru
f. Pemberian O2
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
Yang meliputi identitas px dan identitas penanggung jawab.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Sesak nafas, bunyi nafas menghilang atau tidak terdengar di atas bagian yang
terkena, nyeri dada setempat, keletihan serta batuk, peningkatan suhu tubuh.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Pernah mengalami tuberkulosis, serosis hepalis yang menyebabkan efusi pleura.
d. Riwayat kesehatan keluarga
4

Terdapat anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.


e. Kebiasaan sehari-hari

Nutrisi
Pemasukan nutrisi tidak adekuat

Tidur
Adanya kesulitan atau gangguan pola tidur karena sesak nafas, batuk dan
adanya pemasngan WSD

Psikologi
Px mengalami kegelisahan karena proses penyakitnya, sesak nafas dan
pemasangan WSD

f. Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda vital
Pernafasan meningkat dari normal (20 x/i), suhu tubuh meningkat karena
adanya bakteri / mikroorganisme, pols cepat dan lemah

Head to toe
Kelopak mata sembab, berbicara seperti kecapean (lambat) dan perlahanlahan,s esak nafas, ekspansi dada asimetris dan adanya batuk

g. Pemeriksaan laboratorium

Sinar X dada: menyatakan hiperinflasi paru-paru

Tes fungsi paru: menentukan penyebab dispnea

Sputum: menentukan adanya infeksi

Torasintesis: membuang cairan, mengumpulkan spesimen untuk analisis dan


menghilangkan dispnea

2. Diagnosa Keperawatan
a. DX I
Tidak efektif jalan nafas b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
penumpukan cairan dalam rongga pleura d/d adanya sesak napas, pernapasan
dalam dan dangkal disertai nyeri pada daerah dada, terasa panas, takikardi.
Intervensi:
5

Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas

Kaji frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi / ekspirasi

Kaji px untuk posisi yang nyaman

Pertahankan polusi lingkungan minimum

Rasional:

Untuk mengetahui berapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi


jalan nafas

Untuk mengetahui takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan atau selama stress / adanya proses infeksi akut

Untuk mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi

Untuk mencegah pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat mentriger
episode akut

b. DX II
Resiko

tinggi

terhadap

infeksi

b/d

penumpukan

cairan/

penyebaran

mikroorganisme dalam rongga pleura d/d adanya batuk disertai dengan sputum
yang berbau khas, warna kuning kehijauan.
Intervensi:

Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan
masukan cairan adekuat

Observasi warna, karakter, bau sputum

Awasi pengunjung, berikan masker sesuai indikasi

Rasional:

Untuk meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran sekret untuk menurunkan


risiko terjadinya infeksi paru

Sekret berbau, kuning atau kehijauan menunjukkan adaya infeksi paru

Menurunkan potensial terpajan pada penyakit infeksius

c. DX III
Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi d/d kecemasan klien terhadap
penyakit yang diderita, kurang kooperatif terhadap tindakan perawatan/
pengobatan
Intervensi:

Jelaskan proses penyakit individu, dorong px / orang terdekat untuk


menanyakan pertanyaan

Instruksikan rasional untuk latihan nafas, batuk efektif, dan latihan kondisi
umum

Diskusikan diagnosa, recana / terapi saat ini dan hasil yang diharapkan

Rasional:

Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada


rencana pengobatan

Membantu meminimalkan kolaps jalan nafas kecil

Memberikan informasi khusus individu, membuat pengetahuan untuk belajar


lanjut tentang manajemen di rumah

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN BIDANG KMB
PENGKAJIAN DATA DASAR
Nama Mahasiswa

: RITA HAREFA

Tempat praktek

: RINDU A2 RSUP HAM MEDAN

Tanggal

: 08 Juni 2009

A.

PENGKAJIAN

I.

Identitas Diri Klien


Nama

: Tn. M

Tanggal masuk RS :

Tempat/tgl lahir

: Tualang Cut,

Sumber Informasi : Istri

13 Desember 1951
Umur

: 58 tahun

04 Juni 2009

Keluarga terdekat yang dapat


dihubungi (orang tua,wali,suami,istri dll):
Istri Klien

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Langsa, Aceh Tamiang

Status perkawinan: Kawin

II.

Agama

: Islam

Suku

: Aceh

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Buruh

Lama bekerja

: 20 tahun

Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan Kunjungan/keluhan utama: Sesak napas disertai nyeri dada sebelah kiri
2. Faktor pencetus

: jika melakukan aktivitas

3. Lamanya keluhan

: mulai dirasakan klien sejak satu bulan yang


lalu

4. Timbulnya keluhan

: bertahap
8

5. Faktor yang memperberat

: merokok, aktivitas berat

6. Upaya yang dilakukan mengatasinya :


Sendiri

: menekan daerah yang sakit

Oleh orang lain

: membawa klien ke RS untuk berobat

7. Diagnosa Medis : Efusi Pleura cc TB Paru Tanggal 04 Junil 2009


III.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1.

Penyakit yang pernah dialami


a.

Kanak-kanak : tidak ada keluhan

b.

Kecelakaan : tidak ada keluhan

c.

Pernah dirawat : Penyakit : Waktu : -

d. Operasi
2.

: Laparatomy
Alergi:

Tipe
tidak ada keluhan
3.

Reaksi
tidak ada keluhan
-

Tindakan
tidak ada keluhan
-

Reaksi
Tidak terkaji
-

Tindakan
Tidak terkaji
-

Immunisasi:
Tipe
Tidak terkaji
-

4.

Kebiasaan : merokok 2-3 bungkus/hari, dan kopi

5.

Obat-obatan

: Analgesik

Lamanya

: sejak 1 bulan sebelum dirawat

Sendiri

:-

Orang Lain resep : dr. Di klilnik


6.

Pola Nutrisi
Frekwensi makan

: 1-3 kali sehari

Berat Badan

: 58 kg

Tinggi Badan

: 170 cm

Jenis Makanan

: Makanan Biasa (MB)


9

Makanan yang disukai

: Tidak ada

Makanan Pantang

: Makanan berminyak

Nafsu Makan

: Kurang, alasan mual dan muntah

7.

Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Frekwensi

: 1 kali selama 2 hari

Waktu

: Pagi hari

Warna

: Coklat

Konsistensi

: Keras

b. Buang air kecil


Frekwensi

: 3-4 kali sehari

Warna

: Kuning pekat

Bau

: Amoniak

8.

Pola Tidur dan Istirahat


Waktu tidur (jam)

: Bangun jam 06.00 wib pagi dan tidur malam jam


22.00 wib. Istirahat siang tidak teratur

Lama tidur

: 4-5 jam sehari

Kebiasaan pengantar tidur :

Tidak ada

Kesulitan dalam hal tidur : Merasa tidak puas setelah bangun tidur
9.

Pola Aktifitas dan Latihan


a. Kegiatan dalam pekerjaan
b. Olah raga

: buruh

: tidak pernah dilakukan klien

c. Kegiatan diwaktu luang

: -

d. Kesulitan/keluhan dalam hal

: Sesak nafas setelah melakukan aktivitas,


mudah merasa lelah

10.

Pola Bekerja
a. Jenis pekerjaan

: buruh

lamanya : 20 tahun

b. Jumlah jam kerja

: 8 jam

lamanya : 8 jam

c. Jadwal kerja

: pagi-sore

Lain-lain

: 10

IV.

Riwayat Keluarga
Geogram:

Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= laki-laki yang meninggal
= perempuan yang meninggal
= pasien
= tinggal satu rumah
V.

Riwayat Lingkungan
Kebersihan

: Lingkungan tempat tinggal klien tidak terurus

Bahaya

: Tidak ada bahaya

Polusi

: Jauh dari lingkungan pabrik, polusi hanya dari kendaraan


bermotor

VI.

Aspek Psikososial
1.

Pola pikir dan persepsi


a.

Alat bantu yang digunakan


( ) kaca mata
( ) Alat bantu pendengaran
11

b.

Kesulitan yang dialami


(

) sering pusing menurunnya sensitifitas terhadap penyakit

( ) menurunnya sensitifitas terhadap panas dingin


(

) membaca/menulis

2.

Persepsi diri
Hal yang sangat dipikirkan saat ini

: penyakit yang sedang dialami

Harapan setelah menjalani perawatan : sembuh dari penyakit


Perubahan yang terasa setelah sakit : badan terasa semakin kurus dan
lemah.
3.

Suasana hati : klien merasa sedih dan


tidak tenang dengan penyakitnya.
Rentang perhatian : baik

4.

Hubungan/komunikasi
a. Bicara

Bahasa utama : B.Indonesia

( ) Jelas

Bahasa daerah : bahasa Aceh

( ) Relevan
( ) Mampu mengekspesikan
( ) Mampu mengerti orang lain
b. Tempat tinggal
(

) Sendiri

( ) Bersama orang lain, yaitu anak dan Istri


c. Kehidupan keluarga

Adat istiadat yang dianut : adat Aceh

Pembuatan keputusan dalam keluarga : Klien

Pola komunikasi : komunikasi dua arah

Keuangan : (

) memadai

( ) kurang
d. Kesulitan dalam keluarga
(

) hubungan orangtua

) hubungan sanak keluarga

) hubungan perkawinan
12

5.

Kebiasaan seksual
a.

Gangguan hubungan seksual


disebabkan kondisi sebagai berikut :
(

) Fertilitas

( ) menstruasi

) Libido

( ) kehamilan

) ereksi

( ) alat kontrasepsi

b.

Pemahaman terhadap fungsi


seksual : -

6.

Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan
(

) sendiri

( ) dilibatkan orang lain


b. Yang disukai tentang diri sendiri:
c. Yang ingin dirubah dalam kehidupan:
d. Yang dilakukan jika stres
( ) pemecahan masalah
(

) makan

) tidur

) makan obat

) cari pertolongan

) lain lain , sebutkan

e. Apa yang dilakukan perawat agar anda aman dan nyaman :


Memberi dukungan tentang masalah penyakitnya supaya cepat sembuh
7.

Sistem nilai kepercayaan


a.

Siapa atau apa


sumber kekuatan : Tuhan

b.

Apakah Tuhan,
agama, dan kepercayaan penting
( ) ya

) tidak

c.

Kegiatan agama dan


kepercayaan yang dilakukan, sebutkan :
13

Sholat lima waktu


d.

Kegatan agama atau


kepercayaan yang ingin dilakukan selama di RS, sebutkan : Berdoa
kepada Tuhan

8.

Tingkat perkembangan :
Usia : 58 tahun

Karakteristik :

VII. Pengkajian Fisik


a.

Kepala dan rambut


Kepala berbentuk ovale, rambut mulai beruban dan pendek, kulit kepala bersih
serta tidak rontok dan tidak ada keluhan sakit kepala.
Wajah : struktur wajah lonjong dan warna kulit sawo matang.

b.

Penginderaan
-

Mata
Ketajaman penglihatan baik, tidak ada kelainan, pupil isokor kanan/kiri
pada konjutiva tampak anemis, sklera tidak ikterus dan tidak memakai alat
bantu.

Hidung
Fungsi pengciuman baik dan dapat membedakan bau-bauan dan tidak
dijumpai polip peradangan dan perdarahan.

Telinga
Tidak ada kelainan, serumen dalam batas normal, tidak dijumpai
peradangan dan cairan, fungsi pendengaran baik.

c.

Pencernaan
-

Mulut
Rongga mulut bersih, tidak bau, tidak dijumpai tanda-tanda peradangan
dan perdarahan, gigi caries dan tidak dijumpai gigi yang belakang dan
fungsi pengecapan baik, dapat membedakan manis, pahit, asam, asin dan
pedas.

Tenggorokan
14

Pada tenggorokan tidak ada kesulitan menelan dan tidak dijumpai


pembesaran tonsil.
d.

Thoraks dan Pernafasan


-

Inspeksi : Pada saat melakukan inspirasi pasien menggunakan otot-otot


aksesoris.

Palpasi

: -

Perkusi : -

Auskultasi: Terdengar bunyi nafas ronchi basah, kasar dan nyaring,


frekuensi pernafasan 28 x/i

e.

Kardivaskuler
Bunyi jantung Lup-dup, frekuensi 88 x/i

f.

Abdomen
tidak ditemukan adanya pembengkakan dan peradangan pada daerah
abdomen, tidak ditemukan nyeri tekan dan turgor kulit abdomen baik.

g. Genetalia:h. Sirkulasi : Nadi perifer : tak ada kelainan


Capilary repling : tak ada kelainan
Disvensi vena jugularis : tak ada kelainan
Suara Jantung : tak ada kelainan
Suara jantung tambahan : tak ada kelainan
Nama Jantung ( monitor ) :
Nyeri : -

Adema : -

Palpitasi :
Perubahan warna ( Kulit, kuku, bibir dll ) : tak ada kelainan
Clubbing : normal
Keadaan ekstremitas : baik
i.

Nutrisi

: Jenis diet : Makanan biasa TKTP; Nafsu makan : berkurang


Rasa mual : ya

Muntah : tidak ada

Intake cairan : 1800 cc/hari


j.

Neuroiosis: Tingkat kesadaran : Compos Mentis


Disorientasi : tidak
15

Tingkah laku : baik


Riwayat epilepsi/kejang/parkinson : Reflex : baik
Kekuatan menggenggam : kurang
Pergerakan ekstremitas : tidak ada kelainan
Muskuloketus : nyeri : Kekuatan : baik
Pola latihan gerak : baik
k. Kulit

: Warna : sawo matang

Integritas : baik

Turgor : baik
Data Laboratorium
Jenis pemeriksaan

Hasil pemeriksaan
12,5 gr %
10,1 103 /mm3
18,7 103 /mm3
36,3
7,1 mg/dl
1,2 mg/dl
123 U/l
70 U/l

Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Pengobatan :
Tanggal 08 Juni 2009 :

IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt/i

Inj. Cefotaxime 1gr / 12 jam

Inj. Ranitidine 80 mg/ 8 jam

O2 2-4 L/i

Ciprofloxacine tab 2 x 500 mg

Pondex tab 3 x 500 mg

Metronidazole tab 3 x 500 mg

Ranitidine tab 3 x 150 mg

16

Hasil pemeriksaan diagnostik


04 Juni 2009
Ro. Thorax: infiltrat + lapangan bawah kanan
Kesimpulan:
Efusi pleura cc TB Paru
B.

ANALISA DATA
No.
1. Data subjektif :

Data

Etiologi
Menurunnya ekspansi

Masalah
Jalan nafas tak

Klien mengatakan nyeri dada bila batuk,

paru sekunder

efektif

terasa sulit untuk bernapas

terhadap penumpukan
cairan dalam rongga

Data objektif :

pleura.

- Klien sesak nafas, Resp 28 x/i


- Klien batuk, adanya sputum (+)
- Adanya bunyi napas ronkhi
2.

Data subjektif :
Klien mengatakan nafsu makan kurang

Intake yang tidak

Perubahan

adekuat

nutrisi; kurang

Data objektif :

dari kebutuhan

- Klien tampak kurus

tubuh

- BB 58 kg, TB 170 cm
3.

Data subjektif :
Klien mengatakan tubuh terasa lemah dan

Kelemahan fisik

tidak bisa beraktivitas seperti biasa lagi

Intoleransi
aktivitas

Data objektif :
- Klien tampak lelah, sedih tidak bergairah
- Klien hanya terbaring di tempat tidur

4.

Data Subjektif :

Kurangnya

Klien dan keluarga mengatakan tidak

pengetahuan klien/

mengerti tentang penyakit klien dan

keluarga tentang

17

Cemas/ ansietas

tindakan pengobatannya

proses penyakit dan


penatalaksanaan di

Data objektif :

rumah

- Klien sering bertanya-tanya tentang


penyakitnya
- Klien dan keluarga kurang kooperatif dalam
perawatan dan pengobatan

C.

PRIORITAS MASALAH
1. Jalan nafas tak efektif b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
penumpukan cairan dalam rongga pleura d/d klien mengatakan nyeri dada bila
batuk, terasa sulit untuk bernapas, klien sesak nafas, Resp 30 x/i, klien batuk,
adanya sputum, adanya bunyi napas ronkhi
2. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
d/d klien mengatakan nafsu makan kurang, klien tampak kurus, BB 41 kg, TB
156 cm, diet habis 1/4 porsi makan
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik d/d klien mengatakan tubuh terasa
lemah dan tidak bisa beraktivitas seperti biasa lagi, Klien tampak lelah, sedih
tidak bergairah, klien hanya terbaring di tempat tidur
4. Cemas/ ansietas b/d kurangnya pengetahuan klien/ keluarga tentang proses
penyakit dan penatalaksanaan di rumah d/d klien dan keluarga mengatakan
tidak mengerti tentang penyakit klien dan tindakan pengobatannya, klien sering
bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien dan keluarga kurang kooperatif
dalam perawatan dan pengobatan

18

D. RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. M

Ruangan : Rindu A2

Umur

Diagnosa Medis : Efusi Pleura

No
1

: 58 tahun
Diagnosa
Keperawatan
Dx I

Tujuan
Jalan napas
kembali efektif

Intervensi
1. Kaji warna dan
karakteristik sputum

Kriteria hasil :
- sesak berkurang,
resp 18-24x/i

Rasionalisasi
1. Memberi pertimbangan
dalam penatalaksanaan
terapi

2. Berikan posisi
dengan semifowler

- batuk berkurang

2. Diharapkan jalan napas


terbuka dan sesak
berkurang

3. Ajarkan klien teknik


batuk efektif

3. Memudahkan dalam
pengeluaran sputum yang
menghambat jalan napas

4. Beri klien air putih


hangat - 1 ltr/ hari

4. sekret menjadi encer


sehingga sputum lancar
keluar dan batuk
berkurang

5. Kolaborasi dengan

Dx II

Kebutuhan nutrisi

5. Terapi obat ekspektorant

dokter dalam

berguna untuk dilatasi

pemberian obat

paru untuk mengurangi

ekspektoran,

terjadinya sesak

pemberian oksigen
1. Beri penyuluhan

1. Diharapkan pasien

terpenuhi

tentang pentingnya

mengerti pentingnya

Kriteria hasil :

nutrisi bagi tubuh

makanan untuk kondisinya

- Klien dapat

saat ini dan diet yang

menghabiskan

diberikan habis sehingga

19

porsi makan

pertahanan tubuh makin

yang disajikan

adekuat

- Mual dan

2. Sajikan makanan

muntah

menarik/ bekerjasama

menarik dan hangat

berkurang

dengan klien saat diet

membantu meningkatkan

masih hangat, makan

nafsu makan klien dan

lebih sering dengan

terpenuhinya kebutuhan

porsi kecil

nutrisi

3. Hindari makanan yang


merangsang mual dan
3

Dx III

2. Pemberian diet yang

Aktivitas klien

muntah
1. Bantu klien dalam

3. Mengurangi terjadinya
mual muntah akibat
makan yang tidak disukai
1. Memberi kemudahan pada

terpenuhi

memenuhi

klien memenuhi

Kriteria hasil :

kebutuhannya

kebutuhannya dan

- Klien dapat
melakukan
aktivitas sendiri

timbulnya sesak
2. Dekatkan alat-alat
yang dibutuhkan klien

tanpa dibantu

2. Mengurangi kebutuhan
klien yang memerlukan
pengeluaran energi yang
terlalu banyak

3. Beri motivasi klien dan


lakukan mobilisasi

untuk melakukan aktivitas

secara bertahap

seperti semula

4. Latih pasien untuk

Dx IV

Cemas teratasi

3. Menambah keinginan klien

4. Memberi pengaruh yang

melakukan aktivitas

besar untuk kembali

yang ringan secara

beraktivitas seperti semula

bertahap
1. Berikan komunikasi

1. Menambah pengetahuan

Kriteria hasil :

terapeutik untuk

klien dan keluarga tentang

- Klien dan

memberi penjelasan

penyakit dan

tentang penyakit klien

penatalaksanaan di rumah

keluarga
mengetahui

2. Ciptakan suasana

2. Memberi kesempatan bagi

tentang proses

yang tenang dan

klien untuk istirahat dan

penyakit

nyaman

mengurangi kecemasan

- Klien kooperatif

3. Anjurkan klien untuk

3. Lebih mendekatkan diri

dalam

selalu berserah diri

kepada Tuhan terutama

pengobatan

kepada Tuhan

dalam penyakitnya

20

E. CATATAN PERKEMBANGAN
No
1

Tanggal
08 Juni 2009

No Dx
Dx I

Intervensi
Jam 08,00

Evaluasi
S : Klien mengatakan

Memberikan posisi dengan semifowler

masih terasa sulit

Jam 08.15

untuk bernapas

Mengajarkan klien teknik batuk efektif


Jam 08.30

sesak

Memberi klien minum air putih hangat


250 cc
2

Dx II

P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan

Jam 08.40
Memberi penyuluhan tentang

tidak ada selera

pentingnya nutrisi bagi tubuh

makan
O : Klien menghabiskan

Menghindari makanan yang


merangsang mual dan muntah

Dx III

A : Masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi

Menganjurkan pasien untuk makan

belum teratasi

saat diet masih hangat, makan lebih

P : Intervensi dilanjutkan

sering dengan porsi kecil;habis porsi


Jam 11.00

S : Klien mengatakan

kebutuhannya
Jam 11.30

terasa lemah
O : Klien masih dibantu
dalam beraktivitas

Beri motivasi klien dan lakukan


mobilisasi secara bertahap;

Dx IV

makanan 1/4 porsi

Jam 12.00

Membantu klien dalam memenuhi

A : Masalah jalan napas


belum teratasi

Jam 09.00

O : Adanya sputum, klien

A : Masalah keterbatasan
gerak belum teratasi

Melatih klien melakukan aktivitas

P : Intervensi dilanjutkan

ringan
Jam 13.30

S : Klien mengatakan

Memberikan komunikasi terapeutik

mengerti dan

untuk memberi penjelasan tentang

memahami

21

penyakit klien

penyakitnya

Jam 14.00

O : Klien kooperatif

Menganjurkan klien untuk selalu

dalam perawatan

berserah diri kepada Tuhan ;

dan pengobatan

Menciptakan suasana yang tenang


dan nyaman
1

09 Juni 2009

Dx I

A : Masalah cemas
berkurang
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan

Jam 08.40
Mengkaji warna dan karakteristik
sputum; warna sputum kuning, resp.
28x/ mnt

masih terasa sulit


untuk bernapas
O : Adanya sputum, klien

Jam 09,00

sesak, resp 28x/ mnt

Memberikan posisi dengan semifowler

oksigen terpasang

Jam 09.15

A : Masalah jalan napas

Mengajarkan klien teknik batuk efektif


Jam 09.30

belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Memberi klien minum air putih 250 cc


Jam 09.40
2

Dx II

Memasang oksigen 3 l/i


Jam 08.00

S : Klien mengatakan

Memberi penyuluhan tentang

mulai ada selera

pentingnya nutrisi bagi tubuh

makan

Jam 12.00

O : Klien menghabiskan

Meganjurkan pasien untuk makan saat


diet masih hangat, makan lebih sering
dengan porsi kecil; habis porsi

makanan 1/2 porsi


A : Masalah kebutuhan
nutrisi teratasi
sebagian

Dx III

P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan

Jam 11.00
Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya
Jam 11.30

terasa lemah
O : Klien masih dibantu
dalam beraktivitas

Membantu klien untuk mobilisasi

A : Masalah aktivitas

secara bertahap; duduk di pinggir

belum teratasi, pasien

tempat tidur

masih dibantu untuk


melakukan aktivitas
sendiri

10 Juni 2009

Dx I

P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan

Jam 10,00

22

Memberikan posisi dengan semifowler

sesak sudah mulai

Jam 10.15

mendingan

Mengajarkan klien teknik batuk efektif

O : pengeluaran sputum

Jam 11.30

berkurang, klien

Memberi klien minum air putih hangat

masih sesak

250 cc

A : Masalah jalan napas

Jam 12.40

teratasi sebagian

Memasang oksigen 3 l/i

P : Intervensi dilanjutkan

Jam 13.00
Berkolaborasi dengan dokter dalam
2

Dx II

pemberian obat, oksigen


Jam 08.00

S : Klien mengatakan

Memberi penyuluhan tentang

mulai ada selera

pentingnya nutrisi bagi tubuh

makan
O : Klien menghabiskan
makanan 1/2 porsi

Jam 11.30

A : Masalah kebutuhan

Menghindari makanan yang

nutrisi teratasi

merangsang mual dan muntah

sebagian

Jam 12.00

P : Intervensi dilanjutkan

Meganjurkan pasien untuk makan saat


diet masih hangat, makan lebih sering
3

Dx III

dengan porsi kecil


Jam 11.00
Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya; memberi urinal
Jam 11.30

S : Klien mengatakan
terasa lemah
O : Klien masih dibantu
dalam beraktivitas

Beri motivasi klien dan lakukan

A : Masalah aktivitas

mobilisasi secara bertahap

belum teratasi, pasien

Jam 13.40

masih dibantu untuk

Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan

melakukan aktivitas

klien

sendiri
P : Intervensi dilanjutkan

23

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Vol 2,


Jakarta : EGC
Doenges E. marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta
: EGC
Mansjoer Arief, dkk, 2001,Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Jakarta : Media
Aesculapius
Soeparman dan Sarwono Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Jakarta :
Balai Penerbit FKUI

24

Вам также может понравиться