Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
ESRA PRASETYO
G1G010055
Rasa terbakar akan nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat ditutup
dengan balutan oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan nyeri
pada sisi luka (Lilley dan Aucker, 1999).
Saat ini banyak pengobatan menggunakan substrat hewan sebagai obat
alternatif. Salah satu substrat hewan yang memiliki kandungan yang hampir
sama dengan asupan yang dibutuhkan pada penyembuhan luka yaitu protein
serisin yang merupakan protein albumin dan terkandung dalam kokon ulat
sutera, salah satu jenisnya yaitu bombyx mori yang berpotensi untuk dijadikan
sebagai salah satu alternatif dalam pengelolaan penyembuhan luka dengan efek
samping minimal dan harga yang lebih murah. Hingga kini belum banyak
penelitian mengenai khasiat pengobatan dengan menggunakan protein serisin.
Beranjak dari hal- hal diatas, diperlukan suatu penelitian mengenai pengaruh
aplikasi protein serisisin terhadap kecepatan pembentukan kolagen pada
penyembuhan luka pasca odontektomi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh aplikasi gel protein serisin terhadap densitas
pembentukan kolagen dalam proses penyembuhan luka gingiva labial tikus
galur wistar jantan
2. Berapakah konsentrasi optimal gel protein serisin Apakah terdapat pengaruh
perbedaan konsentrasi terhadap densitas pembentukan kolagen dalam proses
penyembuhan luka gingiva labial tikus galur wistar jantan
3. Apakah Potensi pemberian gel protein serisin lebih kuat di bandingkan
dengan povidone iodine 10% dalam mempercepat waktu penyembuhan luka
gingiva labial tikus galur wistar jantan
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh aplikasi gel protein serisin terhadap densitas
pembentukan kolagen dalam proses penyembuhan luka gingiva labial tikus
galur wistar jantan
desmosomal
antara
keratinosit
pada
membran
basal
interaksi
dengan
matriks
protein
ekstraselular
asam aspartat 19% (Kwang et al. 2003), akan tetapi Wu et al. (2007)
menyatakan hasil serina sebesar 27,3%, asam aspartat 18,8%, glisina 10,7%
dan sedikit mengandung sistin 0,3% serta triptofan 0,4%. Serisin merupakan
protein dengan permukaan hidrofilik 70% dan hidrofobik 30%.
Kato et al. (1998) menyatakan serisin dapat menekan peroksidasi
lemak, menghambat aktifitas tirosinase secara in vitro (polifenol oksidase)
dan membantu aktifitas antioksidan pada kelompok senyawa yang
mempunyai hidroksil. Tirosinase adalah proses yang bertanggungjawab
terhadap biosintesis melanin kulit, sehingga serisin dapat dipergunakan
dalam dunia kosmetik. Protein serisin merupakan protein larut dalam air
yang mempunyai kemampuan luar biasa dalam antioksidan, anti apoptotik
dan anti inflamasi (Dash et al. 2008). Protein serisin dapat digunakan
sebagai cream dan lotion pada kulit karena dapat meningkatkan elastisitas
kulit, mencegah kekerutan dan penuaan dini (Padamwar & Pawar 2004).
Masahiro et al. (2000) menyatakan bahwa serisin dapat meningkatkan
kemampuan secara biologis Zn, Fe, Mg and Ca. Masakazu et al. (2003)
menemukan bahwa aktifitas serisin secara biologis dapat mencegah sel mati
dan merangsang pertumbuhan sel baru. Komposisi utama serisin Bombyx
mori menurut Wu et al. (2007) adalah protein (91,6%), abu (4,2%) dan gula
(0,93%), sedangkan menurut Gulrajani et al. (2008) adalah protein (58-62
%), nitrogen (9-10 %), dan abu (22%). Kedua komposisi serisin di atas
berbeda karena metode yang digunakan berbeda. Persentase nitrogen dalam
serisin murni dapat digunakan untuk menduga persentase proteinnya, yaitu
dengan mengalikan persentase nitrogen dengan faktor koreksi 6,25
(Apriyantono et al. 1989). Karakterisasi sifat kimia dari protein serisin
sangat berguna untuk aplikasi serisin selanjutnya. Protein serisin dapat
diekstraksi dari kokon (melalui proses degumming) dan kelenjar sutera
tengah. Degumming menggunakan bahan pengurai seperti sabun, NaOH
atau Na2CO3, sedangkan ekstraksi kelenjar sutera menggunakan reagen
tissue extraction.
E. Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian
K(+)
K (-)
M
P1
P2
P3
Keterangan:
M
: Tikus
: Randomisasi
K(+)
K(-)
P1
P2
P3
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium fakultas biologi Universitas
Jenderal Soedirman dan laboratorium farmasi Unsoed
3. Variabel Penelitian
a. Variabel Independent
Pemberian gel protein serisin
b. Variabel Dependent
Densitas pembentukan kolagen
4. Sampel Penelitian
10
11
12