Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
FORMAT
BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)
KOP SURAT ( 1 )
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Nomor : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Pada H ari ini, . . . . . . (3) . . . . . . . . . . .
tanggal ......... (4)............ tahun . . . . . . . . . . . . (5) . . . . . . .
bertempat di . . . . . . . . . (6) . . . . . , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
.
I.
Nama
NIP
Pangkat/ Gol
Jabatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8) . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . : . . . . . . (9) . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 0) . . . . . . . . . . . .
.
D alam hal ini bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan selaku
pengguna
Anggaranj Pengguna
Barang
Belanj a
Lain-Lain
untuk
selanj utnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA .
II .
Nama
NIP
Pangkat/ Gol
Jabatan
. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . (1 1). . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 2) . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 3) . .. . . . . . . . ... . . . . .
. . ....... . . . . . . . . .. ( 14 ) . . . ... . .... . . . .
.
D alam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran /
Kuasa Pengguna Barang Belanj a Lain-Lain untuk selanj utnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA.
Telah melakukan serah terima Barang Milik Negara yang pengadaanya
dilaksanakan
dan menj adi tanggung j awab mutlak Kuasa
Pengguna
Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang . . . . ... . . ( 1 5) . . . . . . . . . . . . . . . (Kementrian Negara
/ Lembaga/ Pihak Lain)* berdasarkan DIPA Belanj a Lain-Lain . pada B agiart
Anggaran Bendahara Umum Negara (BA. 999 . 08) dengan ketentuan sebagaimana
disebutkan dalam pasal-pasal di bawah ini :
Pasal 1
PIHAK PERTAMA menyerahkan dan PIHAK KEDUA menerima hak atas B arang
Milik Negara sebesar Rp . . . . . . . . . ( 1 6) .. . .. . . . . . . ( dalam huruf) , berupa:
.
a. . . . . . . ( 1 7) . . . . . . . . . RP . . . ( 1 8) . . . . . . . . . . (dalam
terlampir
b . . . . . . . ( 1 7) . . . . . . .. . RP. .. ( 1 8) . . . . . . . . . . (dalam
terlampir
c. dst. . ....
huruf) ,
dengan
nncmn
se bagaimana
huruf) ,
dengan
nnc1an
se bagaimana
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 Pasal 2
D engan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima ini maka tanggung j awab
pengelolaan Barang Milik Negara sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 beralih dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
Pasal 3
Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara ini dibuat sebagai bukti yang sah
dalam rangkap 2 (dua) bermeterai dan mempunyai kekuatan hukum yang sama
bagi PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA
materai
Nama: . . . . . . . . . . . . . . ( l9) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP . . . . . . . . . . . . . .. . . (20) . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .
.
PIHAK PERTAMA
materai
Nama: . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2 1 ) . . . .. . . . . . . . . . ... .
NIP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (22) . . . . . . . . . . . . . . . .
MENTEl! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
( 1)
(2)
(3 )
(4)
(5)
(6)
(7)
(BAST).
Diisi dengan nama Pengguna Anggaran Bagian Anggaran
Belanja Lain-Lain.
(8)
(9)
(10)
(11)
Bagian
(12)
Diisi
dengan
NIP
Pengguna
Kuasa
Anggaran
yang
bersangkutan.
(13)
Diisi
dengan
pangkat/
golongan
Kuasa
Pengguna
(15)
(16)
(17)
(18)
dengan
jumlah
dalam
rupiah
BMN
yang
diserahterimakan.
(19)
(20)
(21)
(22)
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 6 S' PMK.OS/2014
TENTANG
SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN
BELANJA LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2 DAFTAR lSI
1 . BAB I
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2 . BAB II
. .
6. BAB VI PENUTUP
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
29
37
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
S esuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 1 7 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (UU 17 / 20 1 3) bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelakasanaan Anggaran Pendapatan dan Belanj a Negara (APBN) disusun dan
disaj ikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah . D alam rangka
melaksanakan ketentuan tersebut telah terbit Peraturan Pemerintah Nomor 7 1
Tahun 2 0 1 0 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP 7 1/20 1 0) . D alam
Pasal 4 PP 7 1 / 20 1 0 disebutkan bahwa pemerint ah melaksanakan standar
akuntansi pemerintah berbasis akrual .
B elanj a Lain-Lain merupakan transaksi Menteri Keuangan selaku
Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara Bagian Anggaran 999 . 08 . D alam
pengelolaan B elanj a Lain-Lain, Menteri Keuangan menetapkan Direktorat
Jenderal Anggaran selaku Pembantu Pengguna Anggaran B agian Anggaran.
B endahara Umum Negara (PPA BUN) Pengelolaan Belanj a Lain-Lain .
Secara
pelaksanaannya,
Direktorat Jenderal Anggaran
dibantu
oleh
Kementerian Negara/ Lembaga/ Pihak Lainnya selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) / Barang BA BUN Pengelolaan Belanja Lain-Lain . PPA BUN dan KPA B U N
Pengelolaan B elanj a Lain-Lain waj ib menyelenggarakan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan terhadap transaksi keuangan Belanj a Lain-Lain yang
meliputi transaksi pendapatan , beban, aset, kewajiban dan ekuitas .
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Belanj a Lain-Lain (SABL) merupakan
subsistem dari Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SABUN) yang
melaksanakan
proses
pengumpulan
data,
pengakuan,
pencatatan,
pengikhtisaran, serta pelaporan pelaksanaan anggaran Belanj a Lain-Lain .
Sebagai sub- sistem dari SABUN, SABL mempunyai karakteristik akuntansi
berbasis akrual dengan menggunakan sistem pembukuan berpaangan . D alam
siklus akuntansinya, SABL menggunakan hagan akun standar dan berpedoman
pada Standar Akuntansi Pemerintahan atas kej adian transaksi keuangannya.
S elanj utnya, untuk mengakomodasi hal-hal tersebut di atas, perlu
disusun modul SABL. Modul SABL ini dijadikan pedoman bagi pihak yang
diberikan amanat untuk menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
Bel anj a Lain-Lain . Penyusunan modul ini didasarkan pada PP 7 1 / 20 1 0
dan
peraturan
perundang-undangan
mengenai
pelaksanaan
dan
pertanggungjawaban anggaran Belanj a Lain-Lain .
B . RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam Modul SABL mencakup pertanggungjawaban
pelaporan keuangan BA BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain (Bagian Anggaran
999 . 08) , Unit akuntansi dan Unit Pelaporan, Penatausahaan Barang Milik
Negara yang berasal dari Belanj a Lain-Lain, serta kebij akan akuntansi Beban,
Belanj a, Aset dan Kewajiban atas transaksi Belanj a Lain-Lain B agian Anggaran
999 . 08 .
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4 C. MAKSUD
Pendahuluan
Meliputi latar
sistematika.
. BAB II
belakang,
ruang
lingkup,
maksud,
tujuan,
dan
BAB III
BAB IV
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
BAB V
BAB VI
Penutup
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 6-
BAB II
SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
BELANJA LAIN-LAIN
A. KERANGKA UMUM SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA
LAIN-LAIN
D alam pelaksanaan APBN terutama pelaksanaan transaksi anggaran
Belanj a Lain-Lain, Menteri Keuangan selaku pengguna anggaran Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN) Pengelolaan Belanj a Lain-Lain
(Bagian Anggaran 999 . 08) , menyelenggarakan aku ntansi pemerintahan atas
transaksi keuangan BA BUN yang salah satunya adalah transaksi atas
pelaksanaan anggaran Belanja Lain-Lain . Untuk mewujudkan hal tersebut
diperlukan bisnis proses akuntansi dan pelaporan dalam suatu bentuk sistem
akuntansi dan pelaporan keuangan BA BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain .
SABL merupakan salah satu sub-sis tern dari SABUN . Proses bisnis
akuntansi dan pelaporan Belanj a Lain-Lain terangkai dalam SABL. Sebagai PPA
BUN
Pengelolaan
Belanja
Lain-Lain,
Direktorat
Jenderal
Anggaran
menyelenggarakan SABL. Dalam rangka pelaksanaan SABL dibentuk unit
akuntansi dan pelaporan atas pengelolaan Belanj a Lain-Lain . Unit akuntansi
dimaksud salah satunya dibentuk dari hasil penetapan pejabat pada
Kementerian Negara/ Lembaga yang melaksanakan pengelolaan Belanj a Lain
Lain, serta dibentuknya unit akuntansi keuangan secara berj enj ang pada
Kementerian Negara/ Lembaga bersangkutan .
Hubungan antara SABUN dengan SABL dan keterlibatan Kementerian
Negara/ Lembaga dalam pengelolaan Belanj a Lain-Lain dapat diilustrasikan pada
B agan 1 . Struktur Hubungan SABL.
Bagan 1
Struktur Hubungan SABL
BUN
BUN
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Kuasa
Pengguna Anggaran
Bendahara
Umum
Negara
Kasubbag Keuangan/
Pejabat yang menangani
Unit Akuntansi
Keuangan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
l
Pejabat Es I yang membidangl
kesekretariatan UAP PA/IH1
BUN
.
.
r=l r=
UAKPB
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
UAPBUN
UAPB
u
UAPPB - E 1
u
UAKPB
IQ
u
KEMENTERIAN I LEMBAGA
UAPPA BUN
IQ
UAPPA E- 1
IQ
UAKPA
ESELON 1
u
SATUAN KERJA
penambahan,
dan
hapus
data
4 . Melakukan
penyesuaian
pengakuan,
pengukuran,
penyaj ian
dan
pengungkapan Beban, Pendapatan, Aset dan Kewaj iban atas transaksi
akrual ;
5 . Melakukan posting atas transaksi yang berhubungan dengan Buku B esar
Akrual dan Buku Besar Kas;
6 . Melakukan cetak laporan dan penyiapan data untuk kegiatan rekonsiliasi;
7 . Melakukan
rekonsiliasi data
Perbendaharaan Negara (KPPN) ;
keuangan
dengan
Kantor
Pelayanan
kepada
UAPPA- E 1
BUN
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
melakukan
rekonsiliasi
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 2 . Melakukan verifikasi dan analisis data dan Laporan Keuangan dari UAPPA
BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain;
3 . Melakukan penggabungan data
Pengelolaan Belanj a Lain-Lain;
dan
Laporan
Keuangan
UAPPA
BUN
Dokumen Sumber
Jenis Transaksi
Alokasi Anggaran
Pencatatan
a. Surat Perintah Membayar (SPM)
Pendapatan/ Pengembalian
b. Surat Setoran Pengembalian Belanj a ( S S PB)
c . Surat Setoran Bukan Paj ak (SSBP)
d. Surat Setoran Paj ak (SSP)
e . Nomo r Transaksi Penerimaan N egara {NTPN)
f.
Pencatatan
Be ban / Realisasi
Pengeluaran
Penyesuaian
Memo Penyesuaian
Dokumen Pendukung
Lainnya
a. UU APBN
b . Perpres Rincian APBN
c . Berita Acara Serah Terima
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 H.
(termasuk lampiran)
tidak
memenuhi
Validitas Data
a. MemE!-stikan
cetakan
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
pada
LRA
yang
sudah
disaj ikan
sesuai
dalam
dengan
cetakan
Berita
acara
persamaan
akuntansi
dasar:
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA LAIN-LAIN
A. PENGERTIAN BEBAN LAIN-LAIN DAN BELANJA LAIN-LAIN
Dalam rangka penyusu ri an Laporan Keuangan tingkat UAKPA .BUN dan
pencatatan transaksi Belanj a Lain-Lain, UAKPA BUN Pengelolaan Belanj a Lain
Lain memproses dokumen sumber transaksi keuangan dan melakukan pro ses
akuntansi dengan mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi terkait
pengakuan, pengukuranj pe ri catatan, penyajian dan pengungkapan kej adian
transaksi Belanj a Lain-Lain yang terdiri dari :
1 . Beban Lain-Lain;
2 ; B elanj a Lain-Lain;
3 . Aset dan Kewaj iban terkait transaksi Belanj a Lain-Lain .
Belanj a Lain-:Lain adalah pengeluaran anggaran yang dikelola oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang, seperti p e nanggulangan 1Jencana alam,
bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat. Sedangkan
Beban Lain-Lain adalah transaksi berkaitan dengan dengan Belanj a Lain-Lain
yang berdasarkan kej adiannya memiliki karakteristik akuntansi basis akrual .
B . BAS I S AKUNTANSI
B asis akuntansi yang digunakan dalam me ri catat transaksi dan
penyusunan Laporan Keuangan terkait BA BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain
adalah basis akrual . Basis akrual yang diterapkan merupakan basis akuntansi
yan g mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi
dan peristiwa itu terj adi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
Penerapan basis kas tetap djgunakan dalam mencatat dan menyusun
Laporan Realisasi Anggaran sepanjang APBN disusun menggunakan pendekatan
basis kas . Dengan demikian, basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran
berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening kas umum
negara, sedangkan belanj a diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas
Umum Negara.
C. PENGAKUAN , PENGUKURAN, PENYAJIAN DAN PENGUN G KAPAN BEBAN LAIN.
N
B eban Lain-Lain diakui pada saat resume tagihan telah diverifikasi dan
divalidasi oleh KPA BUN.
Selain itu, Beban Lain-Lain diakui pada saat timbul kewaj ib an
berdasarkan hasil rekonsiliasi unit teknis terkait dan verifikasi oleh Kuasa
Pengguna Anggaran BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
B arang Milik Negara yang berasal dari Belanj a Lain-Lain dicatat dan
dilaporkan dalam Laporan Barang Belanj a Lain-Lain .
Kementerian
Negaraj Lembaga/ Pihak Lain selaku pengguna Belanj a Lain-Lain mencatat
dan menatausahakan Barang Milik Negara untuk dilakukan konsolidasian .
Barang Milik Negara dimaksud pada akhir tahun atau berakhirnya kegiatan
dapat diserahkan dari Direktorat Jenderal Anggaran selaku Unit Akuntansi
Pembantu BUN (UAPBUN) kepada satuan kerj a pada Kementerian
N egara/ Lembaga/ Pihak Lain .
Penyerahan BMN dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima
(BAST) yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Anggaran dan Pej abat
Eselon I di Kementerian Negara/ Lembaga/ Pihak Lain yang melaksanakan
fungsi kesekretariatan dengan ditembu skan kepada Direktur Jenderal
Kekayaan N egara selaku Pengelola Barang Milik N egara.
S elanjutnya,
penggunaan,
pemanfaatan,
pemindahtanganan
dan
penghapusan BMN yang telah diserahterimakan dan berada di Kementerian
Negaraj Lembagaj Pihak Lain berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang BMN.
2. Perlakuan Persediaan yang bersifat urnurn
Persediaan yang berasal dari Belanj a Lain-Lain dicatat dan dilaporkan dalam
Laporan barang Belanj a Lain-Lain . Persediaan sebagaimana dimaksud
berlaku umum dan ada pada semua Kementerian Negara/ Lembaga/ Pihak
Lain selaku Pengguna Belanj a Lain-Lain misalnya barang habis pakai seperti
alat tulis kantor, perlengkapan kantor lainnya atau barang yang akan
diserahkan atau dijual kepada masyarakat.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PENYAJIAN,
DAN
PENGUNGKAPAN
UTANG
Kewaj iban yang timbul dari pelaksanaan Belanj a Lain- Lain harus
memperhatikan ketersediaan alokasi dan pagu anggaran tahun anggaran
berj alan dan tahun anggaran berikutnya. KPA BUN Pengelolaan Belanj a Lain
Lain tidak dapat melakukan perikatan atas suatu belanj a apabila tidak terdapat
alokasi dan pagu anggaran yang membiayai belanj a tersebut.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 Kewaj iban atas Belanj a Lain-Lain diakui sebagai Utang B elanj a Lain-Lain
pada saat hasil rekonsiliasi dan verifikasi komitmen belanj a yang ditandatangani
oleh KPA BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain terhadap tagihan negara atas
alokasi anggaran Belanj a Lain-Lain yang belum terselesaikan sampai dengan
tahun anggaran berj alan . Utang Belanj a Lain-Lain diukur sebesar nilai nominal
sesuai dengan hasil rekonsiliasi dan verifikasi komitmen Belanj a Lain-Lain yang
ditagihkan kepada negara dan belum terselesaikan pembayarannya sampai
dengan tahun anggaran berjalan . Pengurangan atau penghapusan nilai Utang
B elanj a Lain-Lain di Neraca berdasarkan dokumen pengeluaran negara yang
membebani rekening kas negara atau penghapusan utang.
Utang Belanj a Lain-Lain disajikan di Neraca sebagai utang j angka pendek
dan diungkapkan secara memadai di CaLK.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 BAB IV
JURNAL STANDAR TRANSAKSI BELANJA LAI N-LAIN
A. JURNAL TRANSAKSI SALDO AWAL MIGRASI
Pelaksanaan perubahan dari akuntansi basis "kas menuju akrual" ke
akuntansi basis "akrual" adalah melakukan migrasi saldo yang ada di pos
Neraca.
Pencatatan saldo pos Aset - Belanja Lain-Lain sebagai saldo awal pertama
kali migrasi dari basis Kas Menuju Akrual ke basis Akrual dilakukan oleh
UAKPA BUN Pengelolaan Belanja Lain-Lain . Jurna..l untuk mencatat m1gras1
saldo pos Aset terposting dalam Buku Besar Akrual sebagai berikut:
Debet:
1 1 1XXX:
1 1 1XXX
1 1'4XXX:
1 1 5XXX:
1 1 7XXX:
1 3XXXX
1 3XXXX
1 3XXXX
1 3XXXX
1 3XXXX
1 6XXXX
1 6XXXX
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
MENTERI KEUANGAN
REPUBLI K INDONESIA
- 21 B . JURNAL ANGGARAN
Jurnal transaksi DIPA Belanj a Lain-Lain dilakukan pada saat diterimanya
DIPA oleh satuan kerja. Jurnal transaksi DIPA dilakukan oleh setiap satuan
kerj a selaku entitas akuntansi yang menerima DIPA. Jurnal transaksi D I PA
digunakan antara lain untuk mencatat estimasi pendapatan yang dialokasikan,
allotment helanj a sesuai dengan angka yang tercantum dalam D I PA . Jurnal
transaksi DIPA dicatat dalam Buku Besar Kas . DIPA Belanj a Lain-Lain dicatat
dan dihukukan dengan cara single entry sehagai herikut:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
BELANJA
LAIN-LAIN
(MENGHASILKAN
2. Pada saat terdapat resume tagihan atas barang persediaan melalui dokumen
S PP, jurnal yang terposting ke dalam Buku Besar Akrual sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat Beban Lain-lain :
Diterima
XXXXX
3 . Pada saat tagihan atas barang persediaan telah disetujui pencairan dananya
melalui dokumen SP2D, jurnal yang terposting ke dalam Buku Besar Akrual
dan Buku Besar Kas sebagai berikut:
a. Buku Besar Akrual:
Lain -lain yang Masih Harus XXXXX
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
2. Pada saat terdapat resume tagihan atas Aset Tetapl Aset Lainnya melalui
dokumen S PP, jurnal yang terposting ke dalam Buku Besar Akrual sebagai
berikut:
a . Jurnal untuk mencatat Beban Lain-lain :
Belum
Diterima
XXXXX
3 . Pada saat tagihan atas Aset Tetap telah disetujui pencairan dananya melalui
dokumen S P2 D , jurnal yang terposting ke dalam Buku B esar Akrual dan
Buku B esar Kas sebagai berikut:
a. Buku Besar Akrual :
Lain -lain yang Masih Harus
XXXXX
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
:XXXXX
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Transite
2 1 2XXX
yang
Masih
XXXXX
Debet:
Bendahara
Pengeluaran XXXXX
I.
JURNAL PENYESUAIAN
1 . Jurnal pencatatan Piutang atas Belanj a Lain-Lain
a. Pencatatan Piutang Belanj a Lain-Lain berdasarkan surat ketetapan
piutang yang terposting dalam Buku Besar Akrual sebagai berikut:
surat setoran ke
3 1 3XXX
c . Jurnal penyisihan dan beban piutang tidak tertagih diposting dalam Buku
B esar Akrual sebagai berikut:
Debet:
XX:XXX
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1 1 1 8XX
Kas
Lainnya
di
Bendahara
XXXXX
Pada saat pelunasan utang atau penyerahan kas kepada pihak ketiga yang
berhak, jurnal terse but dilakukan jurnal balik.
J . JURNAL TRANSAKSI PENGEMBALIAN UP/TUP
Pengembalian/ penyetoranj potongan dana UP / TUP dilakukan j urnal dan
terposting ke dalam Buku Besar Akrual sebagai berikut:
1 . Pengembalian Sisa kas UP /TUP
a. Buku Besar Akrual
1 ) Jurnal kesatu
De bet:
2 1 2XXX
transito
yang
masih
XXXXX
2 ) Jurnal kedua
3) J urnal ketiga
4) Jurnal keempat
1 1 5XXX
dari
UP /TUP
yang
akan XXXXX
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
b) Jurnal kedua
b) Jurnal kedua
De bet
2 1 2XXX
Transito
yang
masih XXXXX
c) Jurnal ketiga
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pendapatan
Pendapatan- LO
ke
XXXXX
b . Tidak ada jurnal penutup pendapatan LRA yang terbentuk dalam Buku
Besar Kas pada UAKPA BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain .
2 . Jurnal Penutup Beban Lain-Lain
a. Buku besar akrual untuk mencatat penutupan Beban ke Surplusj Defisit
LO :
xxxxx
Kredit:
58 1 XXX
.
Beban Lain-lain
xxxxx
b . Tidak ada jurnal penutup belanj a yang terbentuk dalam Buku Besar Kas
pada UAKPA BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain .
3 . Jurnal Penutup Surplusj Defisit LO
a. Buku Besar Akrual Surplus LO untuk ditutup ke SiLPA/ SiKPA:
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 BAB V
LA FO RAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA UMUM NEGARA
BELANJA LAIN-LAIN
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Tanda tangan
Format pernyataan tanggung jawab UAPPA-E l BUN Pengelolaan Belanj a
Lain-Lain dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Pernyataan Tanggung Jawab
Laporan Keuangan Kepala Satker XXX selaku UAPPA-E l BUN
Pengelolaan Belanj a Lain-Lain yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran,
(b) Laporan Operasional, (c) Laporan Perubahan Ekuitas, (d) Neraca, (e) Catatan
atas Laporan Keuangan periode Semester /Tahun Anggaran XXXX sebagaimana
terlampir merupakan tanggung jawab kami, sedangkan substansi Laporan
Keuangan dari masing-masing satuan kerj a merupakan tanggung j awab
UAKPA .
(paragraf penjelasan - untuk menjelaskan hal yang perlu dijelaskan
terkait dengan hal yang khusus dalam penyusunan laporan keuangan)
Tanda tangan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLI K INDONESIA
No
Uraian
Anggaran
Realisasi
di Atas
Realisasi
(bawah)
Anggaran
Real.
Angg.
D . NERACA
Neraca menggambarkan pos1s1 keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Pos-pos yang
ada dalam neraca terbentuk dari kej adian dan transaksi yang berhubungan
dengan kegiatan Belanj a Lain-Lain yang diakui dan diukur berdasarkan basis
akrual .
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
dapat
NERACA
BA BUN PENGELOLAAN BELANJA LAIN-LAIN
PER 3 1 DESEMBER 20X l
NO
C. l
C. l . l
C. l . l .
1
C.2
...
C.3
C.4
C.4. 1
...
C.S
URAIAN
ASET
Aset Lancar
Piutang
Piutang Lain-lain
Jumlah Aset Lancar
Aset Tetap
...
Jumlah Aset Tetap
Jumlah Aset
Aset Lainnya
KEWAJIBAN
Kewaj iban Jangka Pendek
Utang kepada Pihak Ketiga
...
Jumlah Kewajiban
Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan
Ekuitas
JUMLAH
20x0
20x l
KENAIKAN I (PENURUNAN)
0/o
JUMLAH
:xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
xxxx
:xxxx
:xxxx
:xxxx
xxxx
E . LAPORAN O PERASIONAL
Laporan Operasional (LO) merupakan komponen atau unsur Laporan
Keuangan yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional
keuangan pada entitas pelaporan yang transaksinya tercermin dalarh
pendapatan-LO , be ban, dan surplus j defisit operasional. Disamping melaporkan
kegiatan operasional, LO juga melaporkan transaksi keuangan dari kegiatan non
operasional dan pos luar biasa yang merupakan transaksi di luar tugas dan
fungsi utama entitas .
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 34 Ilustrasi format Laporan Operasional (LO) terkait transaksi dan kej adian
B elanj a Lain-Lain sebagai berikut:
LAPORAN OPERASIONAL
BA BUN PENGELOLAAN BELANJA LAIN-LAIN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 3 1 DESEMBER 2 0X l
URAIAN
D. l
KEGIATAN OPERASIONAL
D. l . l
PENDAPATAN PERPAJAKAN
D. l .2
D. l .3
PENDAPATAN HIBAH
Jumlah Pendapatan Operasional
D.2
JUMLAH
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
BEBAN OPERASIONAL
D.2. 1
Be ban Pegawai
D.2.2
B eban Persediaan
D.2.5
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
D.2.6
xxxxx
D.2.3
Beban Jasa
D.2.4
Beb an Pemeliharaan
D.2.7
Beban Bunga
D.2.8
Beban Subsidi
D.2.9
Beban Hibah
D.2. 10
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
D.2. 1 1
xxxxx
D.2. 12
xxxxx
D.2. 13
B eb an Transfer
D.2. 14
Beban Lain-lain
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
D.3. 1
D.3.2
D.4
D.4. 1
D.4.2
D.S
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
D.S. l
xxxxx
D.5.2
xxxxx
xxxxx
xxxxx
SURPLUS/DEFISIT - LO
MENTERI KEUANGAN
REPUBLI K INDONESIA
E. l
E.2
E.3
E.3 . 1
E.3.2
E.3.3
E.3.4
E.4
E.5
E.6
URAIAN
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT - LO
DAM PAK KU M ULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan
Selisih Revaluasi Aset Tetap
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
Lain-lain
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS (DEL/ KEL)
KENAIKAN / PENURUNAN EKUITAS
EKUITAS AKHIR
JUMLAH
xxxx
xxxx
xxxx
XXX
XXX
XXX
XXX
xxxx
xxxx
xxxxx
Penj elasan angka-angka dan analisis trennya yang disaj ikan pada LRA.
Penj elasan angka-angka dan analisis trennya yang disaj ikan pada Neraca .
Penj elasan angka-angka dan analisis trennya yang disaj ikan pada LO .
Penj elasan angka-angka dan analisis trennya yang disaj ikan pada LPE .
Penj elasan atas basis akuntansi yang dipakai dalam penyusunan Laporan
Keuangan BA BUN Pengelolaan Belanj a Lain-Lain .
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
F. 2 .
M ENTER! KEUANGAN
REPUBLIK IND O NESIA
- 37 BAB VI
PENUTUP
Modul SABL dengan basis akuntansi akrual disusun sebagai pedoman dalam
penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
ditetapkan dalam UU 1 7/2003, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan PP 7 1 /20 1 0. Dengan adanya Modul ini, semua entitas
yang memperoleh penugasan dalam Bagian Anggaran 9 9 9 . 0 8 diharapkan dapat
menyajikan Laporan Keuangan Belanja Lain-Lain berbasis akrual sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara.
Modul ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam menyusun Laporan
Keuangan Bagian Anggaran Belanja Lain-Lain sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
2 1 3/PMK.OS/20 1 3 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat. Modul SABL memberikan payung hukum atas pengelola Belanja Lain-Lain
bagi Kementerian Negara/Lembaga/Pihak Lain Pengelola Belanja Lain-Lain
sehingga penyusunan Laporan Keuangan Belanja Lain-Lain dapat dilakukan
dengan akurat, informatif, relevan, andal, dapat dipahami dan dapat dibandingkan.