Вы находитесь на странице: 1из 19

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Persepsi
II.1.1 Pengertian Persepsi
Kata Persepsi seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
apa makna sebenarnya dari persepsi itu sendiri? Menurut pengertian dari beberapa
ahli, yang penulis simpulkan secara sederhana yaitu setiap individu dalam
kehidupan sehari-hari akan menerima stimulus atau rangsang berupa informasi,
peristiwa, objek, dan lainnya yang berasal dari lingkungan sekitar, stimulus atau
rangsang tersebut akan diberi makna atau arti oleh individu, proses pemberian
makna atau arti tersebut dinamakan persepsi. Untuk memberikan gambaran lebih
jelas lagi mengenai pengertian persepsi, berikut pengertian yang dikemukakan
oleh beberapa ahli.
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983:89), Persepsi adalah kemampuan
seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut antara
lain: kemampuan untuk membedakan, kemampuan untuk mengelompokan, dan
kemampuan untuk memfokuskan. Oleh karena itu seseorang bisa saja memiliki
persepsi yang berbeda, walaupun objeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan
karena adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri kepribadian individu
yang bersangkutan. Sedangkan menurut Leavit,1978 yang diambil dari Faradina,
Triska (2007:8) persepsi memiliki pengertian dalam arti sempit dan arti luas.
Dalam arti sempit persepsi yaitu penglihatan: bagaimana seseorang melihat
sesuatu, dan dalam arti luas persepsi yaitu: pandangan atau pengertian, bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Sondang P. Siagian (1989) berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu
proses dimana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesankesan sensorisnya dalam usahanya memberikan suatu makna tertentu dalam
lingkungannya. Indrajaya (1986) dalam Prasilika, Tiara H. (2007:10) berpendapat
persepsi adalah proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya,
memanfaatkan, mengalami, dan mengolah perbedaan atau segala sesuatu yang
terjadi dalam lingkungannya.
Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

Menurut Robins (1999:124), persepsi adalah suatu proses dimana individu


mengorganisasikan

dan

menafsirkan

kesan-kesan

indera

mereka

untuk

memberikan makana terhadap lingkungannya. Sedangkan menurut Thoha


(1999:123-124), persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami
oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya baik
melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Dalam Wikipedia Indonesia disebutkan bahwa persepsi adalah proses
pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.
Stimulus sendiri didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.
II.1.2. Proses Pembentukan Persepsi
Damayanti (2000) dalam Prasilika, Tiara H. (2007:12-13) menggambarkan
proses pembentukan persepsi pada skema di bawah ini:

Rangsangan

Pengorganisasian

/Sensasi
Lingkungan

Proses

Seleksiinput

Persepsi

Interpretasi

Proses
Pengalaman

Belajar

Gambar II.1. Skema Pembentukan Persepsi


Proses pembentukan persepsi dimulai dengan penerimaan rangsangan dari
berbagai sumber melalui panca indera yang dimiliki, setelah itu diberikan respon
sesuai dengan penilaian dan pemberian arti terhadap rangsang lain. Setelah
diterima rangsangan atau data yang ada diseleksi. Untuk menghemat perhatian
yang digunakan rangsangan-rangsangan yang telah diterima diseleksi lagi untuk
diproses pada tahapan yang lebih lanjut. Setelah diseleksi rangsangan
diorganisasikan berdasarkan bentuk sesuai dengan rangsangan yang telah
diterima. Setelah data diterima dan diatur, proses selanjutnya individu

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

menafsirkan data yang diterima dengan berbagai cara. Dikatakan telah terjadi
persepsi setelah data atau rangsang tersebut berhasil ditafsirkan.
Sedangkan faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang dapat disebut
sebagai faktor-faktor personal, yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli
(Rakhmat, 1998). Sejalan dengan hal tersebut, maka persepsi seseorang
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu pengalaman masa lalu dan faktor pribadi
(Sugiharto, 2001).
II.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Persepsi
Persepsi seseorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi melalui proses dan
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Hal inilah yang
menyebabkan setiap orang memiliki interpretasi berbeda, walaupun apa yang
dilihatnya sama. Menurut Stephen P. Robins, terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:
1. Individu yang bersangkutan (pemersepsi)
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi
tentang apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh karakterisktik
individual yang dimilikinnya seperti sikap, motif, kepentingan, minat,
pengalaman, pengetahuan, dan harapannya.
2. Sasaran dari persepsi
Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifat-sifat
itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Persepsi
terhadap sasaran bukan merupakan sesuatu yang dilihat secara teori melainkan
dalam kaitannya dengan orang lain yang terlibat. Hal tersebut yang
menyebabkan seseorang cenderung mengelompokkan orang, benda, ataupun
peristiwa sejenis dan memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.
3. Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti situasi dimana persepsi
tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut
berperan dalam proses pembentukan persepsi seseorang.

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

Tidak terlalu berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Stephen P. Robins,
David Krech (1962) dalam Prasilika, Tiara H. (2007:14) menyatakan bahwa yang
mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang adalah:
1. Frame of Reference, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki yang
dipengaruhi dari pendidikan, bacaan, penilitian, dll.
2. Frame of experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialaminya
yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya.
Feldman (1985), pembentukan persepsi juga sangat dipengaruhi oleh
informasi yang pertama kali diperoleh. Oleh karena itu pengalaman pertama yang
tidak menyenangkan akan sangat mempengaruhi pembentukan persepsi
seseorang. Tetapi karena stimulus yang dihadapai oleh manusia senantiasa
berubah, maka persepsi pun dapat berubah-ubah sesuai dengan stimulus yang
diterima.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat diketahui bahwa proses
pembentukan persepsi dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti pengalaman,
kemampuan, individu, lingkungan dan lainnya. Proses pembentukan itu sendiri
dapat dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
II.1.4. Persepsi terhadap Resiko Berbahaya
Banyak definisi yang berkembang mengenai resiko, tetapi seringkali
resiko dimaknai sebagai kemungkinan yang akan diterima sebagai dampak dari
bahaya (Short, jr, 1984). Rosa dalam Prasilika, Tiara H. (2007:17) mendefinisikan
resiko sebagai situasi atau peristiwa dimana suatu nilai manusia berada di suatu
titik yang hasilnya tidak dapat dipastikan.
Persepsi

resiko

merupakan

suatu

proses

dimana

individu

menginterpretasikan informasi mengenai resiko yang mereka peroleh (WHO,


1999). Menurut Kathryn mearns dalam Faradina, Triska (2007: 12) persepsi
resiko dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Personal
3. Konteks
4. Kualitas lingkungan kerja
5. Kepuasan dengan ukuran safety
Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

10

6. Sikap terhadap resiko dan safety


7. Budaya safety

II.2. Pengetahuan
II.2.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah akumulasi dari pengalaman-pengalaman yang dialami
manusia, yang diperolehnya melalui penginderaan. Dengan penginderaan,
pengalaman diperoleh melalui cara membaca, melihat, mendengar, bahkan
merasakan berbagai objek sosial yang terjadi di sepanjang hidupnya. Pengetahuan
yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman dapat saja terjadi secara langsung
maupun tidak langsung. Pengatahuan yang diperoleh manusia itu disamping
berfungsi sebagai alat ukur terhadap kecerdasan atau kualitas seseorang, ia juga
dapat berfungsi sebagai pembentukan sikap dan perilaku.
Berdasarkan kamus Wikipedia pengetahuan adalah informasi atau maklumat
yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak
dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip, dan prosedur.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoadmodjo: 1993).

II.2.2. Sumber, Bentuk, dan Tingkatan dalam Pengetahuan


Menurut Mehra dan Burhan, ada tiga sumber pengetahuan, yaitu:
1. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman langsung.
2. Pengetahuan yang diperoleh dari suatu konklusi.
3. Pengetahuan yang diperoleh dari kesaksian dan authority.
Berdasarkan bentuknya, Mehra dan Burhan membagi pengetahuan dalam
dua bagian, yaitu:
1. Pengetahuan langsung, yaitu pengetahuan yang didapat dari persepsi
ekstern dan persepsi intern.

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

11

2. Pengetahuan tidak langsung, yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan


cara menarik konklusi, kesaksian, dan authority.
Berdasarkan tingkatannya, ada 6 tingkatan dalam pengetahuan, yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atas suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan

(membuat

bagan),

membedakan,

memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.


5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

12

baru. Dengan kata lain sintesis adalah siati kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan

suatu

kriteria

yang

sudah

ditentukan

sendiri

atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

II.3. Motivasi
II.3.1. Definisi Motivasi
Secara etimologis, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari
kata motion, yang berate gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif
erat berkaitan dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau
disebut juga perbuatan atau tingkah laku (Alex Sobur, 2003).
Selain motif, dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi. Sebenarnya,
motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses
gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan akhir dari gerakan atau
perbuatan. Karena itu, bisa juga dikatakan bahwa motivasi membangkitkan motif,
membangkitkan daya gerak, atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk
berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu keputusan atau tujuan.
Dalam suatu motif, umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan
atau kebutuhan dan unsur tujuan. Proses interaksi timbale balik antara kedua
unsur ini terjadi dalam diri manusia, namun dapat dipengaruhi oleh hal-hal diluar
diri manusia. Misalnya keadaan cuaca, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Oleh
karena itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relative singkat
jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin
terpenuhi.

II.3.2. Lingkaran Motivasi


Motif dalam psikologi manusia berarti rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Karena dilatarbelakangi
Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

13

oleh motif, tingkah laku tersebut disebut tingkah laku bermotivasi


(Dirgagunarsa, 1996).
Ada beberapa unsur pada tingkah laku yang membentuk lingkaran motivasi,
seperti digambarkan berikut ini:

Kebutuhan

TujuanTingkahLaku

Gambar II.2 Lingkaran Motivasi


1.

Kebutuhan
Motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi
juga orientasi kognitif elementer yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan.
Ketika orang-orang berupaya untuk memuaskan kebutuhan cinta, penerimaan
masyarakat, atau rasa memiliki, mereka senantiasa dihadapkan pada saransaran mengenai bagaimana memuaskan kebutuhan itu. Dengan kata lain
memotivasi mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Salah satu teori yang terkenal yang membahas tentang kebutuhan adalah
teori maslow yang mengklasifikasikan kebutuhan menjadi lima tingkat. Yang
terdiri atas kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta, penghargaan, dan
mewujudkan jati diri.
Menurut Maslow, kebutuhan dasar fisik/fisiologis dan keamanan harus
lebih dahulu dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Keamanan yang dimaksud adalah keselamatan dan perlindungan terhadap
kerugian fisik dan emosional.

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

14

Gambar II.3 Hierarki kebutuhan dari Maslow


Setelah tiap kebutuhan itu telah cukup banyak dipuaskan, kebutuhan
berikutnya akan menjadi dominan. Pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa
kebutuhan individu bergerak naik mengikuti anak tangga hierarki.dari titik
pandang motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada
kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang
dipuaskan secara cukup banyak (substansial) tidak lagi termotivasi. Jadi jika
kita ingin memotivasi seseorang, maka menurut teori yang dikemukakan oleh
Maslow, kita perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah
orang tersebut dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu
atau kebutuhan di atas tingkatan itu.
2. Tingkah Laku
Elemen kedua dari lingkaran motivasi adalah tingkah laku yang digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jadi, tingkah laku pada dasarnya
ditujukan unutk mencapai tujuan. Perilaku merupakan kumpulan kegiatan.
C.T. Morgan menyebut Instrumental Behaviour untuk tingkah laku yang
dipergunakansebagai alat atau cara agar tujuan dapat tercapai (Alex Sobur,
2003:291). Tingkah laku ini, apakah sesuai atau tidak sesuai, baik atau tidak
baik, melanggar atau tidak melanggar norma, semuanya disebut tingkah laku.

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

15

3. Tujuan
Elemen ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk
memotivasikan tingkah laku. Tujuan yang menentukan seberapa aktif individu
akan bertingkah laku. Karena, selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku
juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu
akan lebih aktif bertingkah laku.

II.4. Keselamatan lalu lintas


II.4.1. Undang-Undang tentang keselamatan lalu lintas
Ditinjau dari aspek keselamatan dalam peraruran perundang-undangan, maka
undang-undang No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan secara
jelas menempatkan aspek keselamatan menjadi hal yang harus diperhatikan para
pengguna jalan pada umumnya. Dengan kata lain pelaksanaan program-program
untuk peningkatan keselamatan lalu lintas jalan secara konsepsional harus
senantiasa mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut.
Hal ini terlihat dari beberapa pasal yang terkandung di dalam Undang-Undang
tersebut yang memuat aspek keselamatan, diantarannya:
1. Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu
lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancer, tertib, dan
teratur, nyaman, dan efisien, mampu memadukan moda transportasi
lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan. Untuk menunjang
pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan
penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya
beli masyarakat (BAB II, pasal 3).
2. Untuk menunjang keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas dan angkutan jalan dapat diadakan fasilitas parkir untuk umum
(BAB IV, bagian keempat, pasal 11).
3. Untuk keselamatan, keamanan, dan ketertiban lalu lintas dan angkutan
jalan, dapat dilakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan (BAB V,
bagian kelima pasal 16).
4. Untuk keselamatan keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan, setiap orang yang menggunakan jalan, wajib: berperilaku tertib
Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

16

dengan mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan


kebebasan atau keselamatan lalu lintas, atau yang dapat menimbulkan
kerusakan jalan dan bangunan di jalan, selain itu juga menempatkan
kendaraan atau benda-benda lainnya di jalan sesuai dengan peruntukannya
(pasal 24).
II.4.2. Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut definsi WHO kecelakan lalu lintas adalah: suatu kejadian lalu-lintas
jalan yang melibatkan cedera atau kerugian harta benda. Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan
pada BAB XI pasal 93 ayat (1) menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah
suatu peristiwa yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa kendaraan dengan pemakai jalan lainnya,
mengakibatkan korban jiwa atau kerugian harta benda. Terdapat tiga klasifikasi
kecelakaan lalu-lintas berdasarkan pengertian tersebut diatas:
1. Kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor adalah setiap kecelakaan
kendaraan bermotor yang terjadi di jalan umum.
2. Kecelakaan kendaraan bermotor yang bukan kecelakaan lalu-lintas adalah
setiap kecelakaan bermotor yang terjadi di tempat lain selain di jalur
umum.
3. Kecelakaan lalu lintas bukan dari kendaraan bermotor adalah setiap
kecelakaan yang terjadi di atas jalan umum, dimana yang terlibat di
dalamnya adalah manusia atau kendaraan tidak bermotor yang
menggunakan jalan tersebut.

II.4.3. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-lintas


II.4.3.1 Faktor manusia
Manusia adalah faktor terpenting dan terbesar penyebab terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Mengemudi merupakan pekerjaan yang kompeks, yang
memerlukan pengetahuan dan kemampuan tertentu karena pada saat yang sama
pengemudi harus berhadapan dengan peralatan dan menerima pengaruh
rangsangan dari keadaan sekelilingnya. Kelancaran dan keselamtan lalu lintas

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

17

tergantung pada kesiapan dan keterampilan pengemudi dalam menjalankan


kendaraanya (F.D. Hobbs).
II.4.3.2 Kondisi Lingkungan
Jalan atau lingkungan merupakan salah satu unsur yang menentukan
kelancaran perekonomian suatu daerah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari suatu
jalan adalah (Boediharto, 1986 : 32-34):
1. Desain teknik/struktur jalan
Desain teknis suatu jalan harus sesuai dengan keadaan lingkungan agar
dapat menjalin keselamatan pemakai jalan. Jalan protocol harus dibedakan
dengan jalan yang lurus (penyambung), tikungan, persimpangan,
bundaran, maupun tanjakan/turunan harus berbeda pada desainnya.
2. Keadaan jalan yang mampu atau tidak dalam menampung volume
kendaraan.
3. Volume kendaraan adalah jumlah kendaraan yang bergerak dalam arah
tertentu, melalui suatu titik yang telah ditentukan dan selama periode
tertentu, dan pada waktu-waktu tertentu (peak hours) jumlah kendaraan
yang melewati suatu jalan melampaui daya tamping jalan, sehingga sangat
rentan terjadi kemacetan dan kecelakaan. Lebih buruk lagi jika di jalan
tersebtut tidak ada jalan-jalan penyalur yang berfungsi untuk mengurangi
kepadatan arus lalu lintas pada jalan utama.
4. Kondisi fisik jalan, misalnya berlubang, berglombang, berpasir, rata,
kering atau basah.
5. Alat-alat kelengkapan jalan seperti lampu-lampu penerangan jalan, lampu
pengatur lalu-lintas marka jalan tersebut.
6. Musim, pada musim hujan kondisi jalan yang licin memungkinkan
menimbulkan potensi untuk terjadi selip, jika pengemudi tidak sanggup
mengendalikan kendaraan dengan baik. Pada musim panas, debu yang
ditimbulkan oleh gerakan kendaraan menutup pandangan kendaraan
lainnya yang ada di belakangnya, sehingga dapat membahayakan
keselamatan.

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

18

Menurut Departemen perhubungan (2002) terdapat 4 faktor lingkungan yang


dapat mempengaruhi perilaku mengemudi terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan lalu lintas, yaitu:
1. Pengguna tanah dan aktivitasnya. Pada daerah ramai atau lengang
pengemudi akan melakukan gerakan refleks untuk mengurangi kecepatan
kesadaran atau sebaliknya.
2. Cuaca, udara dan kemungkinan gangguan pandang, seperti hujan, kabut,
dan hal-hal lainnya yang membatasi pandangan.
3. Fasilitas yang ada pada jaringan jalan: adanya rambu lalu-lintas, marka
jalan, atau petunjuk lainnya.
4. Arus dan sifat lalu-lintas, jumlah, macam, dan komposisi kendaraan akan
sangat mempengaruhi kecepatan perjalanan.

II.4.3.3 Kondisi Kendaraan


II.4.3.3.1 Standard Berdasarkan Undang-Undang
Peraturan Pemerintah no.44 tahun 1994 mengatur ketentuan akan kendaraan
dan pengemudi. Peraturan ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan
teknis dan kelayakan jalan kendaraan bermotor, kewajiban yang harus dipenuhi
oleh kendaraan bermotor yang akan dibuat/dirakit di dalam negeri dan/atau
diimport, pengujian kendaraan bermotor beserta komponen-komponennya,
pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor, pendaftaran kendaraan
bermotor, pengemudi, persyaratan teknis kendaraan tidak bermotor, Surat Izin
Mengemudi dan waktu istirahat bagi pengemudi. Berikut standard-standard yang
berasal dari PP No.44/1994:
1. Lampu-Lampu dan alat pemantul cahaya (Pasal 41-64)
Sepeda motor dengan atau tanpa kereta samping harus dilengkapi dengan
lampu-lampu dan pemantul cahaya yang meliputi lampu utama dekat, lampu
utama jauh, lampu penunjuk arah, satu lampu posisi depan dan belakang, satu
lampu rem, satu lampu penerangan tanda nomor kendaraan di bagian belakang,
satu pemantulan cahaya berwarna merah yang tidak berbentuk segitiga.
Lampu penunjuk arah berjumlah genap dengan sinar kelap-kelip berwarna
kuning tua, dandapat dilihat pada waktu siang maupun malam hari oleh
Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

19

pemakai jalan lainnya. Lampu penunjuk arah dipasang secara sejajar di sisi kiri
dan kanan bagian muka dan bagian belakang sepeda motor.
2. Komponen Pendukung (Pasal 70-79)
Komponen pendukung kendaraan bermotor terdiri dari pengatur
kecepatan, kaca spion, penghapus kaca kecuali sepeda motor, klakson, sabuk
keselamatan kecuali sepeda motor, sepakbor, dan bumper kecuali sepeda
motor.
Kaca spion kendaraan bermotor berjumlah dua buah atau lebih, kecuali
sepeda motor. Kaca spion dibuat dari kaca atau bahan menyerupai kaca yang
tidak merugah jarak dan bentuk orang dan/atau barang yang dilihat. Kaca spion
sepeda motor berjumlah sekurang-kurangnya satu buah.

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

20

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
III.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen

Variabel Dependen

Karakteristik Responden:
Jenis Sekolah
Jenis Kelamin
Lama Berkendara

pemersepsi:
Pada

Persepsi

1. Tingkat pengetahuan

tentang keselamatan
berkendara sepeda
motor
2. Motivasi terhadap
keselamatan
berkendara sepeda
motor
3. Pengalaman terhadap
keselamatan
berkendara

siswa/i

terhadap

SMA

keselamatan

berkendara sepeda motor

Situasi:
1. Kondisi lingkungan
ketika berkendara
sepeda motor
2. Kondisi umum sepeda
motor

Penyebab kecelakaan terbesar adalah faktor manusia (human


behaviour). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins
tentang persepsi, ada 3 hal yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu
individu tersebut, sasaran persepsi dan situasi. Yang termasuk kepada faktor
individu atau pemersepsi yaitu pengetahuan, motivasi, sikap, pengalaman, dan
harapannya. Untuk target dari persepsi dapat berupa hal baru, gerakan, bunyi,

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

21

ukuran, dan latar belakang. Sedangkan untuk faktor situasi seperti keadaan
lingkungan juga dapat berperan terhadap pembentukan persepsi seseorang,
Kerangka konsep ini hanya digunakan sebagai alur berpikir semata,
tidak ada tujuan untuk membuktikan ada hubungan/pengaruh antar variabel.

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

22

III.2 Definisi Operasional


No

Variabel

Sub

Definisi

Alat

Variabel
1

Karakteristik

Jenis Sekolah

Responden

Hasil Ukur

Skala

Ukur

ukur

Sekolah Menengah Atas tempat Kuesioner

SMA Negeri

responden belajar secara formal.

SMA kejuruan

Nominal

SMA swasta
Jenis Kelamin

Jenis

gender

yang

dimiliki Kueisoner

Nominal

Wanita

responden
Lama

Berkendara

sepeda motor dari sejak pertama

1-3 tahun

kali mengendarai sepeda motor.

>3 tahun

Segala

Baik, jika skor:

Pada pemersepsi
Pengetahuan

tentang

keselamatan berkendara sepeda motor

responden

jenis

mengendarai Kueisoner

<1 tahun

Lama

2 Independent

Tingkat

Pria

informasi

yang Kueisoner

Interval

Ordinal

diketahui oleh siswa/i mengenai

>=median (73.33%)

keselamatan berkendara sepeda

Kurang Baik, jika

motor.

skor:
<median (73.33%)

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

23

3 Independent
Pada pemersepsi
Motivasi

terhadap

keselamatan

berkendara sepeda motor

3 Independent
Pada pemersepsi
Pengalaman

terhadap

keselamatan

berkendara

Keinginan atau dorongan dari Kueisoner

Baik, jika skor:

dalam

untuk

>=median (60.00%)

melakukan sesuatu sesuai dengan

Kurang Baik, jika

keselamatan berkendara sepeda

skor:

motor.

<median (60.00%)

Hal atau kejadian yang pernah Kueisoner

Baik, jika skor:

terjadi sebelumnya pada siswa/i,

>=median

diri

sehingga

siswa/i

mempengaruhi

cara

berkendara sepeda motornya

Ordinal

Ordinal

(64.00%)
Kurang Baik, jika
skor:
<median (64.00%)

4 Independent

Segala sesuatu yang berkaitan Kueisoner

situasi

dengan kondisi fisik lingkungan

Kondisi lingkungan ketika berkendara

yang

sepeda motor

berkendara

dilewati

siswa/i
sepeda

Ordinal

Baik, jika skor:


>=median (65.00%)

ketika

Kurang Baik, jika

motor,

skor:

termasuk kondisi fisik jalan raya,

<median (65.00%)

rambu lalu lintas, petugas, dll.


5 Independent
situasi

Segala sesuatu yang berkaitan Kueisoner

Baik, jika skor:

dengan kondisi fisik sepeda motor

>=median

Ordinal

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

24

Kondisi sepeda motor

siswa/i, termasuk kondisi mesin,

(78.33%)

ban, oli, dan kelengkapan standard

Kurang Baik, jika

keselamatan lainnya.

skor:
<median (78.33%)

6 Dependent
Persepsi

Penafsiran
siswa/i

SMA

terhadap

keselamatan berkendara sepeda motor.

siswa/i

ataupun

terhadap

interpretasi Kueisoner
mengendarai

Baik, jika skor:

Ordinal

>=median

sepeda motor dengan aman dan

(68.52%)

selamat.

Kurang Baik, jika


skor:
<median (68.52%)

Universitas Indonesia
Gambaran persepi..., Ben Fauzi Ramadhan, FKM UI, 2009

Universitas Indonesia

Вам также может понравиться

  • Osteophorosis NELI &LITERA
    Osteophorosis NELI &LITERA
    Документ11 страниц
    Osteophorosis NELI &LITERA
    litera wonda
    Оценок пока нет
  • 11111digital 125416 S 5609 Gambaran Persepi Literatur
    11111digital 125416 S 5609 Gambaran Persepi Literatur
    Документ19 страниц
    11111digital 125416 S 5609 Gambaran Persepi Literatur
    irfandi buamonabot
    Оценок пока нет
  • Paper 2
    Paper 2
    Документ7 страниц
    Paper 2
    dila
    Оценок пока нет
  • Maksud Persepsi
    Maksud Persepsi
    Документ17 страниц
    Maksud Persepsi
    Anonymous 0Mnt71
    Оценок пока нет
  • Catatan Belajar Psikologi Komunikasi 6 Sri Bunga Rizky
    Catatan Belajar Psikologi Komunikasi 6 Sri Bunga Rizky
    Документ26 страниц
    Catatan Belajar Psikologi Komunikasi 6 Sri Bunga Rizky
    Sri Bunga Risky
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Kajian Pustaka: Dicetak Pada Tanggal 2019-09-09 Id Doc: 589c885781944dbf0f493fe3
    Bab Ii Kajian Pustaka: Dicetak Pada Tanggal 2019-09-09 Id Doc: 589c885781944dbf0f493fe3
    Документ41 страница
    Bab Ii Kajian Pustaka: Dicetak Pada Tanggal 2019-09-09 Id Doc: 589c885781944dbf0f493fe3
    Ahmad Mukti
    Оценок пока нет
  • Persepsi
    Persepsi
    Документ45 страниц
    Persepsi
    Yoga Pratama
    Оценок пока нет
  • Bab 2 - 08601244061
    Bab 2 - 08601244061
    Документ16 страниц
    Bab 2 - 08601244061
    Zahara Fauziah
    Оценок пока нет
  • Pengertian Persepsi
    Pengertian Persepsi
    Документ5 страниц
    Pengertian Persepsi
    Aan Saja
    Оценок пока нет
  • Kajian Tentang Persepsi
    Kajian Tentang Persepsi
    Документ14 страниц
    Kajian Tentang Persepsi
    Parlin
    0% (1)
  • Psikologi
    Psikologi
    Документ7 страниц
    Psikologi
    RAHASIA MOBA CHANNEL
    Оценок пока нет
  • Ciri Ciri Mahasiswa
    Ciri Ciri Mahasiswa
    Документ21 страница
    Ciri Ciri Mahasiswa
    Dellia Winada
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ45 страниц
    Bab Ii
    Ririn Shofia Shiiputritunggal
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ19 страниц
    Bab Ii
    Muhtar Rasyid
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Kajian Pustaka Print Besok Fix
    Bab Ii Kajian Pustaka Print Besok Fix
    Документ19 страниц
    Bab Ii Kajian Pustaka Print Besok Fix
    Lala Agustina
    Оценок пока нет
  • Persepsi Dalam Perilaku Organisasi
    Persepsi Dalam Perilaku Organisasi
    Документ22 страницы
    Persepsi Dalam Perilaku Organisasi
    Fitra Juliyanto
    90% (10)
  • Makalah Persepsi
    Makalah Persepsi
    Документ6 страниц
    Makalah Persepsi
    Lutfiana Khoirunnisa
    Оценок пока нет
  • Makalah Persepsi
    Makalah Persepsi
    Документ8 страниц
    Makalah Persepsi
    renaldy darah
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ37 страниц
    Bab Ii
    Siti tholi'ah
    Оценок пока нет
  • TUGAS 4 Psi. Sosial
    TUGAS 4 Psi. Sosial
    Документ5 страниц
    TUGAS 4 Psi. Sosial
    Yunia Ritika
    Оценок пока нет
  • PERSEPSI
    PERSEPSI
    Документ14 страниц
    PERSEPSI
    Kartika Dewi Febrianti
    Оценок пока нет
  • Apa Itu Persepsi
    Apa Itu Persepsi
    Документ6 страниц
    Apa Itu Persepsi
    nadazahra'
    Оценок пока нет
  • Persepsi
    Persepsi
    Документ7 страниц
    Persepsi
    Puji N
    Оценок пока нет
  • Persepsi Sosial
    Persepsi Sosial
    Документ19 страниц
    Persepsi Sosial
    Nofrida Atika
    50% (2)
  • Persepsi Paper
    Persepsi Paper
    Документ8 страниц
    Persepsi Paper
    mohammadabdurrahman1992
    Оценок пока нет
  • Psikologi
    Psikologi
    Документ37 страниц
    Psikologi
    Anonymous g2pd4UbKH
    Оценок пока нет
  • Konsep Persepsi
    Konsep Persepsi
    Документ26 страниц
    Konsep Persepsi
    Ramda Hidayat
    Оценок пока нет
  • BAB II Perawatan Kaki
    BAB II Perawatan Kaki
    Документ31 страница
    BAB II Perawatan Kaki
    Nabila Sopaliu
    Оценок пока нет
  • Peranan Persepsi Dalam Komunikasi
    Peranan Persepsi Dalam Komunikasi
    Документ22 страницы
    Peranan Persepsi Dalam Komunikasi
    Jaya Kepalo Lobuah
    Оценок пока нет
  • Jiptummpp GDL Muchsonros 49998 3 Babii
    Jiptummpp GDL Muchsonros 49998 3 Babii
    Документ15 страниц
    Jiptummpp GDL Muchsonros 49998 3 Babii
    Lufky
    Оценок пока нет
  • Perilaku Keorganisasian
    Perilaku Keorganisasian
    Документ30 страниц
    Perilaku Keorganisasian
    gung ayu
    Оценок пока нет
  • CBR Psikologi Pendidikan
    CBR Psikologi Pendidikan
    Документ17 страниц
    CBR Psikologi Pendidikan
    Eric Milano Tampubolon
    Оценок пока нет
  • Bab 2 Ok Ok
    Bab 2 Ok Ok
    Документ57 страниц
    Bab 2 Ok Ok
    Zahratul Aini Gani Ibrahim
    Оценок пока нет
  • Kajian Teori
    Kajian Teori
    Документ7 страниц
    Kajian Teori
    Rian ardiansyah
    Оценок пока нет
  • Aspek
    Aspek
    Документ31 страница
    Aspek
    alya nabilah
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Landasan Toeri: Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Hal. 50
    Bab Ii Landasan Toeri: Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Hal. 50
    Документ16 страниц
    Bab Ii Landasan Toeri: Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Hal. 50
    Ayna Fahirah
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ28 страниц
    Bab Ii
    goes_an
    Оценок пока нет
  • Syarat Terjadinya
    Syarat Terjadinya
    Документ6 страниц
    Syarat Terjadinya
    WanDa RAnciidz III
    Оценок пока нет
  • Persepsi Masyarakat
    Persepsi Masyarakat
    Документ28 страниц
    Persepsi Masyarakat
    Afriani Muty
    Оценок пока нет
  • Martina, 230250501027 Makalah Pdo
    Martina, 230250501027 Makalah Pdo
    Документ14 страниц
    Martina, 230250501027 Makalah Pdo
    Rita Yulianti
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ30 страниц
    Bab Ii
    Rajib Pangestu
    Оценок пока нет
  • G. Bab Ii
    G. Bab Ii
    Документ8 страниц
    G. Bab Ii
    faldia965
    Оценок пока нет
  • Persepsi Sosial
    Persepsi Sosial
    Документ11 страниц
    Persepsi Sosial
    Fattah Imran
    Оценок пока нет
  • Faktor Persepsi
    Faktor Persepsi
    Документ3 страницы
    Faktor Persepsi
    Alvin Fajriwan
    Оценок пока нет
  • Observasi Dan Persepsi
    Observasi Dan Persepsi
    Документ4 страницы
    Observasi Dan Persepsi
    Aquaris
    Оценок пока нет
  • 60kuliah Ke 7
    60kuliah Ke 7
    Документ15 страниц
    60kuliah Ke 7
    santo deon
    Оценок пока нет
  • BAB II Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi - Dikompresi
    BAB II Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi - Dikompresi
    Документ32 страницы
    BAB II Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi - Dikompresi
    Annuriah Syahrani
    Оценок пока нет
  • PERSPSI
    PERSPSI
    Документ5 страниц
    PERSPSI
    Satria Betta Tbn
    Оценок пока нет
  • Persepsi
    Persepsi
    Документ5 страниц
    Persepsi
    Gustika Azhar
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ23 страницы
    Bab Ii
    Victorius y Matital
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ16 страниц
    Bab Ii
    rambu merlyn
    Оценок пока нет
  • Makalah Komunikasi Publik
    Makalah Komunikasi Publik
    Документ8 страниц
    Makalah Komunikasi Publik
    Novandika Fahriza
    Оценок пока нет
  • Pak Ilo Tugas Mid
    Pak Ilo Tugas Mid
    Документ7 страниц
    Pak Ilo Tugas Mid
    Muh Jumadil
    Оценок пока нет
  • Bagian Ii
    Bagian Ii
    Документ24 страницы
    Bagian Ii
    Octa laiyan
    Оценок пока нет
  • Teori Tentang Persepsi
    Teori Tentang Persepsi
    Документ3 страницы
    Teori Tentang Persepsi
    Rira Fauziah I
    Оценок пока нет
  • Konsep Persepsi
    Konsep Persepsi
    Документ4 страницы
    Konsep Persepsi
    esty budi rahayu
    Оценок пока нет
  • Persepsi Fawwaz
    Persepsi Fawwaz
    Документ4 страницы
    Persepsi Fawwaz
    Indy Alya Putri
    Оценок пока нет
  • Konsep Persepsi
    Konsep Persepsi
    Документ2 страницы
    Konsep Persepsi
    Ariswijaya Yaya
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ44 страницы
    Bab Ii
    Mufa Hasran
    Оценок пока нет
  • Kesadaran: Menemukan tahapan-tahapan pikiran: dari yang sadar ke yang tidak sadar, dari pengaruh ritme biologis hingga tidur dan mimpi
    Kesadaran: Menemukan tahapan-tahapan pikiran: dari yang sadar ke yang tidak sadar, dari pengaruh ritme biologis hingga tidur dan mimpi
    От Everand
    Kesadaran: Menemukan tahapan-tahapan pikiran: dari yang sadar ke yang tidak sadar, dari pengaruh ritme biologis hingga tidur dan mimpi
    Оценок пока нет