Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NAFAS
S. aureus
S. pyogenes
C. diphteriae
N. gonorrhoeae
N. meningitidis
H. influenzae
K. pneumoniae
M. tuberculosis
Mycoplasma pneumoniae
Chlamydia psittaci
B. pertusis
P. aeruginosa
STAPHYLOCOCCUS
Morfologi sel
Bentuk bulat
Tersusun: bergerombol / tersebar / dua-dua / tetrat
Tidak membentuk spora
Morfologi koloni
Agar darah
Identifikasai morfologi koloni
Cat Gram
Staphylococcus
Streptococcus
Staphylococcus
I.
Koagulase
II.
DNA se
III. Manitol
(+)
(-)
S. aureus
Non SA
Novobiosin
S
(S. epidermidis)
R
(S.saprophyticus)
10.
INFEKSI STAPHYLOCOCCUS
Dapat terjadi karena kontak langsung dengan luka atau
infeksi setelah terjadi trauma
TERAPI
Antibiotika gol. Penisilin dan yang lain.
Penisilin yang -laktamase : Sefalosporin, Vankomisin,
Metisilin (metilisin : S. aureus 10-20%; S. epidermisis 75%)
Staphylococcus sudah banyak yang resisten terhadap
Tetrasiklin, Penisilin, Eritromisin
Resistensi dapat disebarkan oleh plasmid atau dengan cara
transduksi
Resistensi terhadap penisilin karena :
Mutasi
-laktamase (dihasilkan oleh 90% S. aureus)
STREPTOCOCCUS
Morfologi dan Identifikasi
Streptococcus terdiri dari 20 spesies, berdasarkan :
* Karakteristik koloni
* Tipe hemolisa pada agar darah
* Reaksi biokimia
* Reaksi spesifik antigen pada dinding sel
Sifat-sifat
Bakteri berbentuk bulat
bersifat Gram positip
tersusun berderet seperti rantai
sebagian bersifat fakultativ anaerob
Streptococcus
Hemolisa
Bile soluble
Lisis
Basitrasin
(0,04 U)
Bile esculin
(-)
(-)
(S. pneumoniae)
(+)
(S. viridans)
(Strep. Grup A)
optochin
NaCl 6, 5%
S
(S. pneumoniae)
(+)
(-)
Enterococci)
Non
(grup D)
Kapsul Streptococci :
polisakarida.
asam hialuronat(Sebagian besar Streptococcus grup A,B,C)
3. PROTEIN M
* Faktor virulensi utama pada S. pyogenes grup A.
* lebih dari 80 tipe protein M.
* ada 2 kelas utama protein M (I dan II)
Antibodi terhadap M I bereaksi silang dengan
jaringan otot jantung merupakan determinan
virulensi pada demam rematik
4. NUKLEOPROTEIN
Diperoleh dengan mengekstraksi Streptococcus
dengan basa lemah.
Ekstrak tsb juga mengandung substansi P
C. Infeksi endokarditis
1. Endokarditis akut
2. Endokarditis sub akut
* terjadi pada 30% post cabut gigi (oleh S. viridans)
* 5-10% oleh enterococci
D. Sindrome toxic shock
shock, bakterimia, kegagalan pernafasan dan organ
kematian 30%
E. Infeksi lain : Enterococci ISK
Post infeksi Streptococcus Grup A
1.
Glomerulonefritis akut
* Terjadi 3 minggu setelah infeksi streptococcus pada kulit.
* Oleh type M 12, 4, 2, K 49
* Terjadi krn reaksi antigen-AB dan membran glomerulo
2.
Demam rematik
* Terjadi kerusakan pada klep dan otot jantung
* Antigen membran strain grup A otot jantung manusia
BORDOTELLA PERTUSIS
Sifat-sifat :
Obligat aerob, batang pendek, Gram negatif
Memfermentasi glukosa dan laktosa asam, tanpa gas
Tidak memerlukan faktor X dan V
Tumbuh pada media bordet-gengou, inkubasi 36-72 jam
Koloni : kecil, mukoid, menghemolisa darah
Bahan pemeriksaan: usapan nasofaring, cough droplets
PATOGENESIS
Faktor virulensi diregulasi oleh bvg (Bordetella virulence gene):
Filamentous hemagglutinin adesi pada sel epitel
Toksin pertussis lymphositosis, adesi pada pili, aktivitas
ADP ribosylating (struktur dan mekanisme aksi mirip
dengan toksin kolera)
Toksin adenylyl cyclase
Toksin dermonecrotic
Tracheal cytotoxin menghambat sintyesa DNA pada sel
bersilia dan tidak diregulasi oleh bvg
LPS mungkin juga berperan pada kerusakan sel pada tract
resp atas
patogenesis
Infeksi 2 fase
Inkubasi lebih kurang 2 minggu
Kebanyakan menyerang anak dibawah 5 tahun
Fase catarrhal (1-2 minggu) batuk ringan dan
bersin penyebaran (pasien sangat infeksius)
Fase paroxysmal (2-6 minggu) batuk berat dan
khas
(batuk rejan)
Pemeriksaan lab.:
1. Direct Fluorescent Antibody (FA) test
2. Kultur
3. Serologi dapat dilihat setelah minggui ke 3
Imunitas :
Terbentuk antibodi yang mencegah
perlekatan bakteri pada sel epitel saluran
nafas
Obat : (efektif pada fase catarrhal) :
eritromisin, ampisilin
Pencegahan : vaksin DPT
HAEMOPHILUS
Diskripsi : batang kecil, Gram negatip, aerobik, non-motil.
beberapa merupakan flora normal membran mukosa
perlu media kaya, ada yang memerlukan faktor :
X (hemin)
V (nikotinamin) dapat diganti NAD
(nikotinamide adenin nucleotide)
X dan V
Pemeriksaan Mikrobiologi
Pengecatan
Pemeriksaan biokimia
Kultur
Pemeriksaan
KULTUR :
Bahan pemeriksaan : darah, cairan
cerebrospinal, usapan
Media : agar coklat + Iso Vitalex
Inkubasi : 36- 48 jam, 33-370 C, CO2 5-10%
Koloni : kecil, diameter 1 mm
Bentuk Sel : kultur 6-8 jam bentuk kokobasil
(pendek)
lebih dari 8 jam sel lebih panjang
Patogenesis :
H. influenzae tidak berkapsul flora normal saluran.
H. influenzae tipe b infeksi supurativ saluran nafas
(sinusitis, Laringotrakheitis, otitis)
pada anak kecil meningitis
Pada beberapa orang > 3-5 tahun darahnya bersifat
bakterisidal terhadap H. influenzae
Obat :
Penisilin
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Sefalosporin
Sulfonamid
Spesies lain :
H. haemolyticus infeksi saluran nafas atas
H. parainfluenzae endokarditis
H. aegypticus konjungtivitis
H. vaginalis (Corynebacterium vaginalis) vaginitis
H. ducreyi menyebabkan chancroid (pembengkakan
kelenjar limfa pada genital)