Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
No
1
Oral Habit
Digit sucking
Dampak
Open bite anterior, peningkatan overjet, ra
anterior
protrusif,
RB
anterior
retrusif,
Tongue thrusting
Mouth breathing
Bruxism
Lip sucking
anterior.
(1) protrusif gigi anterior rahang atas, (2)
retrusif gigi anterior rahang bawah, (3)
peningkatan overjet, (4) diastemata anterior
rahang atas, (5) crowding gigi anterior rahang
bawah, (6) hiperaktivitas muskulus mentalis,
dan (7) pendalaman sulkus mentolabialis.
Selulitis facialis
Definisi :penyebaran inflamasi akut pada permukaan jaringan lunak.
Infeksi odontogen akan menyebar melalui
spasium bucal dan infratemporalis
Sialolithiasis
Gejala umum
meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di bawah dagu, terdapat
pembuangan pus dari glandula ke bawah mulut dan dalam kasus yang parah,
demam, menggigil dan malaise (bentuk umum rasa sakit).
TORUS PALATINUS
Torus palatinus merupakan varian normal yang sering dijumpai oleh
doktergigi saat pemeriksaan rutin. Torus palatinus biasanya ditemukan tidak
sengajadan pasien tidak memiliki keluhan terhadap torus.Hal ini menyebabkan tor
us palatinus jarang dilakukan perawatan kecuali untuk kebutuhan pembuatan gigi
tiruan, torus dipertimbangkan untuk dibuang.
Torus atau eksostosis diartikan sebagai penonjolan tulang kongenital
dengan karakter jinak mengarah pada osteoblas yang berlebihan sehingga tulang
menjadi menumpuk sepanjang garis dari fusi palatum atau badan mandibula.
Eksostosis yang paling sering ditemukan pada manusia adalah torus palatinus dan
torus mandibularis. Torus palatinus seperti nodul dari tulang yang terjadi
sepanjang midline dari palatum keras. Torus mandibularis merupakan penonjolan
tulang yang terletak pada aspek lingual dari mandibula.
Kebanyakan torus tidak menyebabkan gejala. Ada banyak variasi bentuk
dari torus palatinus antara lain dapat berupa flat, nodul, lobul dan spindle. Bila
tidak
ada
keluhan,
torus
palatinus
tidak
memerlukan
perawatan.
Namun pada pasien yang menggunakangigi tiruan, torus palatinus ini dapat meng
ganjal basis gigi tiruan sehingga harus dihilangkan dengan pembedahan
GRANULOMA
Suatu agregasi sel-sel inflamasi mononukleus atau kumpulan makrofag
termodifikasi yang menyerupai sel epitel yang biasanya dikelilingi suatu sabuk
limfosit, sering dengan sel raksasa bernukleus banyak. Pembentukan granuloma
menyiratkan adanya respons inflamasi kronik yang dimulai oleh agen infeksi dan
agen non-infeksius.Granulomatosis adalah setiap keadaan yang ditandai oleh
pembentukan granuloma multipe
kedua
kehamilannya.
Perkembangannya
cepat
seiring
dengan
a. Penyebab primer
Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer epulis gravidarum
sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang
menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi keradangan pada gusi oleh iritasi
lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami
pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang
baik.
b. Penyebab sekunder
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menyebabkan perubahan
keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesterone.
Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesterone pada masa kehamilan
mempunyai efek bervariasi pada jaringan, diantaranya pelebaran pembuluh darah
yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gingiva menjadi lebih
merah, bengkak, dan mudah mengalami perdarahan.
Maka
perawatannya
dapat
berupa
menghilangkan
faktor
PHLEGMON
Phlegmon atau Ludwig's angina adalah suatu penyakit kegawatdaruratan,
yaitu terjadinya penyebaran infeksi secara difus progresif dengan cepat yang
menyebabkan timbulnya infeksi dan tumpukan nanah pada daerah rahang bawah
kanan dan kiri (submandibula) dan dagu (submental) serta bawah lidah
(sublingual), yang dapat berlanjut menyebabkan gangguan jalan nafas dengan
gejala berupa perasaan tercekik dan sulit untuk bernafas secara cepat (mirip
dengan pada saat terjadinya serangan jantung yang biasa dikenal dengan angina
pectoris). Sedangkan Ludwig's angina sendiri berasal dari nama seorang ahli
bedah Jerman yaitu Wilhem Von Ludwig yang pertama melaporkan kasus
tersebut.
Phlegmon adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus
yang menginfeksi lapisan dalam dasar mulut yang ditandai dengan pembengkakan
yang dapat menutup saluran nafas.
Phlegmon berawal dari infeksi pada gigi (odontogenik), 90% kasus
diakibatkan oleh odontogenik, dan 95% kasus melibatkan submandibula bilateral
dan gangguan jalan nafas merupakan komplikasi yang berbahaya dan seringkali
merenggut nyawa.
Angka kematian sebelum dikenalnya antibiotik mencapai angka 50% dari
seluruh kasus yang dilaporkan, sejalan dengan perkembangan antibiotika,
perawatan bedah yang baik, serta tindakan yang cepat dan tepat, maka saat ini
angka kematian (mortalitas) hanya 8%.
Kata angina pada Ludwig's angina dihubungkan dengan sensasi tercekik
akibat obstruksi saluran nafas secara mendadak. Penyakit ini merupakan infeksi
yang berasal dari gigi akibat perjalaran pus dari abses periapikal.
Pasien yang menderita penyakit ini mengeluh bengkak yang jelas dan lunak
pada bagian anterior leher, jika dilakukan palpasi tidak terdapat fluktuasi. Bila
terjadi penyakit ini maka perlu dilakukan tindakan bedah dengan segera dengan
trakeostomi sebagai jalan nafaas buatan. Kemudian jika jalan nafas telah ditangani
dapat diberikan antibiotik dan dilakukan incisi pada pus untuk mengurangi
tekanan. Dan juga perlu dilakukan perawatan gigi penyebab infeksi (sumber
infeksi) baik perawatan endodontik maupun periodontik.
Kejadian dari phlegmon ini akan menghebat seiring dengan keadaan
umum dari penderita, bila penderita mempunyai keadaan umum yang jelek
(diabetes dan sebagainya) maka phlegmon akan bergerak ke arah potensial space
atau rongga jaringan ikat kendor yang berada di bawahnya, dan hal ini bisa
mengakibatkan sepsis atau bakeri meracuni pembuluh darah.
Diagnosis Banding:
karsinoma lingua
sublingual hematoma
Abses glandula salivatorius
Limfadenitis
Peritonsilar abses.
Penatalaksanaan :
4 Prinsip utama :
1. Proteksi dan kontrol jalan napas
2. Pemberian antibiotik yang adekuat
3. Insisi dan drainase abses
4. Hidrasi dan nutrisi adekuat
epinefrin
Antibiotik IV penisilin, klindamisin, siprofloksasin, cefoxitin, piperacilin-
kebersihannya.
Evaluasi sumber infeksi (gigi) dan apakah ada diabetes mellitus.
Jangan lupa dianjurkan untuk berobat lanjutan sumber infeksinya
Komplikasi :
a. Obstruksi jalan napas
b. Infeksi carotid sheath
c. Tromboplebitis supuratif pada vena jugular interna
d. Mediastenitis
e. Empiema
f. Efusi pleura
g. Osteomielitis mandibula
h. Pneumonia aspirasi
Pencegahan :
Nevus Pigmentosus
Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum terjadi pada
kebanyakan orang. Nevus berasal dari melanosit, yaitu sel yang memproduksi
pigmen. Permukaan dari nevus bisa halus ataupun berbenjol-benjol tergantung
pada jumlah keratin yang dikandungnya. Pada tahi lalat bisa terdapat beberapa
rambut dengan ukuran panjangnya bervariasi. Warna dari nevus bervariasi mulai
dari sewarna kulit hingga coklat dan hitam tergantung pada jumlah dan lokasi dari
melanin dan pigmen di dalam tumor. Nevus dengan warna yang lebih gelap
memiliki pigmen yang lebih dekat permukaan.
Fibromatosus
Fibromatosus / fibrous enlargement adalah suatu kondisi yang jarang
terjadi, dimana kondisi ini ditandai dengan adanya pembesaran gingival yang
lambat pada kedua rahang, baik maksila maupun mandibula, warnanya seperti
gingival normal dan jaringan ikat gingival pada lapisan submukosa terdiri dari
jaringan keloid dan serabut kolagen. Pembengkakan biasanya tidak sakit,
berkembang lambat, dan bergantung pada derajat kebersihan oral individual.
Jaringann yang hyperplasia biasanya apabila dipalpasi terasa solid(padat),
mengalami inflamasi, dan edema. Edema dapat menyebabkan beberapa
permukaan yang berhadapan dengan gigi menjadi seperti spons, eritema, dan
mudah berdarah. Biasanya fibromantosis tidak menutupi seluruh permukaan gigi.
DENTAL
Persarafan :
Arteria alveolaris superior dan arteri alveolaris inferior, cabang arteria
maxillaris. Vena alveolaris superior dan vena alveolaris inferior dan pembuluh
limfe dari gigi- gigi dan gingivita terutama melintas ke note lymphoide
submandibulares .Nurvus alveolaris superior dan nervus alveolaris inferior masing
masing cabang nervus cranalis v3 dan nervus cranialis v3, mempersarafi gigi atas
dan gigi bawah.
Sumber buku Moore, hal 386 dan 367
IMPAKSI
Definisi
Gigi yang mengalami impaksi adalah gigi yang mengalami hambatan
dalam erupsi karena adanya suatu barier
Klasifikasi
Winter mengajukan sebuah klasifikasi impaksi gigi molar ketiga
mandibula berdasarkan hubungan gigi impaksi terhadap panjang aksis gigi molar
kedua mandibula. Beliau juga mengklasifikasikan posisi impaksi yang berbeda
seperti impaksi vertikal, horizontal, inverted, mesioangular, distoangular,
bukoangular, dan linguoangular. Winter mengklasifikasikan impaksi gigi molar
ketiga mandibula sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Teori didasarkan pada inklinasi impaksi gigi molar ketiga terhadap panjang axis
gigi molar kedua
Nyeri lokalisata
Pendarahan pada gusi
Bengkak gusi sekitar rahang
Perikoronitis
Bau mulut
Sakit Kepala
Terjadi pembentukan kista
Menimbulkan gangguan pada telinga
Fraktura rahang bawah
Manajemen
Prinsip Manajemen Gigi Impaksi
-
Semua
gigi
impaksi
sebaiknya
diangkat
kecuali
jika
tulang
alveolar
Peradangan akut
Peradangan akut merupakan hal yang harus diperhatikan pada
pembedahan untuk terjadinya komplikasi infeksi
Pasien dengan compromised medis
Bila pasien memiliki riwayat medis yaitu gangguan fungsi
kardiovaskular, pernapasan atau gangguan pertahanan tubuh,
memiliki congenital koagulopati maka operator sebaiknya
mempertimbangkan gigi impaksi untuk dilakukan tindakan
pencabutan. Tetapi sebaliknya, bila gigi impaksi bermasalah
maka tindakan pencabutan dilakukan dengan ekstra hati-hatu
setelah dilakukannya konsultasu medis terlebih dahulu.
Tatalaksana
1. Dengan Pembedahan (Operkulektomi, Odontektomi)
Sebagaimana pembedahan pada bagian tubuh lain, perlu diwaspadai
penyakit sistemik khususnya pada pasien dewasa tua seperti gangguan
metabolisme, penyakit sistem kardiovaskular, dan obat yang sedang diminum
contohnya aspilet. Bila ada infeksi, maka infeksi harus dihilangkan lebih dahulu.
Tindakan bedah yang dilakukan tergantung pada jenis kasus, mulai dari tindakan
sederhana seperti operkulektomi dengan kauter yaitu pengangkatan operkulum
yang menutupi gigi yang diprediksi dapat muncul ke permukaan gingiva (Gambar
9a dan 9b).
9A
9B
Seseorang dapat hidup dengan gigi impaksi baik partialis maupun totalis
tanpa mengalami gangguan. Pada gigi bungsu impaksi partialis, bersih,
asimtomatik, tindakan odontektomi masih dapat ditunda atau bahkan dihindari.
Bila diputuskan demikian, perlu ditekankan kewaspadaan berupa upaya perawatan
pribadi yang lebih cermat dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik,
serta melakukan pemeriksaan rutin gigi geligi. Pada gigi bungsu yang mengalami
impaksi totalis, pasien dianjurkan waspada terhadap kemungkinan terjadi
degenerasi kistik kantung folikel gigi (dental sac). Pasien dianjurkan secara
berkala datang ke dokter spesialis bedah mulut yang akan memantaunya dengan
membuat foto dental setiap 1-2 tahun sekali agar kista dentigerous yang mungkin
terjadi dapat dideteksi awal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa:
Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2007,p.126-7
2. Rahayu, S. Odontektomi, Tatalaksana Gigi Bungsu Impaksi. E-Journal
Widya Kesehatan dan Lingkungan. 2014;I(2);81
3. Kasim, A. Riawan. L. Materi Kuliah Bedah Dento Alveolar. 2007.
Bandung. Page11-16
TINGKAT KESADARAN
Secara kualitatif
1. Compos mentis : normal, sadar penuh
2. Apatis : sikap acuh tak acuh, enggan berhubungan dengan sekitarnya
3. Delirium : gelisah, disorientasi ( waktu, tempat,orang), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi
4. Somnolen ( letargi) : kesadaran menurun, respon psikomotor lambat,
mudah tidur, kesadaran dapat pulih bila dirangsang( mudah dibangunkan)
tapi jatuh tertidur lagi, mampu member jawaban verbal
5. Stupor (spoor komatus) : tertidur lelap, ada respon terhadap nyeri
6. Coma : tidak bisa dibangunkan lagi
Secara kuantitatif :
4 : spontan
2 : dengan rangsang
5 : orientasi baik
6 : mengikuti perintah
Compos mentis
: 15-14
Apatis
: 13-12
Somnolen
: 11-10
Delirium
: 9-7
Sporo coma
: 6-4
Coma
:3