Вы находитесь на странице: 1из 3

Pembahasan

Pada praktikum kimia farmasi analisis golongan antibiotik secara kualitatif ini, hal
pertama yang dilakukan adalah melakukan uji pendahuluan dan organoleptis. Dalam cara ini
suatu zat dapat dikenal berdasarkan sifat fisiknya yaitu menggunkan panca indra yang
meliputi bentuk, warna, bau, rasa, dan kelarutan. Laluu selanjutnya dilakukan uji kualitatif
dan penegasan dari masing-masing sampel.
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan
pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga
digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti
pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya
adalah bakteri.
Prosedur pertama yang dilakukan pada sampel no 8 setelah melakukan uji
organoleptis yaitu uji penggolongan dengan menambahkan larutan H2SO4 dan resorsin pada
sampel yang menghasilkan warna kuning muda dan penambahan HCl pekat menghasilkan
warna kuning. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel merupakan golongan antibiotik.
Selanjutnya pada sampel dilakukan uji penegasan sampel dengan menambahkan
larutan fehling A dan fehling B menghasilkan warna biru kehitaman. Sampel ditambah
pereaksi nessler menghasilkan larutan berwarna bening dan kental. Sampel ditambah FeCl3
1% menghasilkan warna kuning coklat atau coklat susu. Sampel ditambah pereaksi marquis
menjadi kuning coklat. Dari hasil uji organoleptis dan uji kualitatif dapat disimpulkan bahwa
sampel no 8 adalah Amoksisilin.
Amoksisilin adalah turunan penisilin semi sintetik dan stabil dalam suasana asam
lambung. Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan,
tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak
berubah di dalam urin. Ekskresi dihambat saat pemberian bersamaan dengan Probenesid,
sehingga memperpanjang efek terapi. Amoksisilin aktif terhadap organisme gram-positif
dan gram-negatif.

(Struktur Amoksisilin)
Prosedur ke-dua pada sampel no 87 setelah melakukan uji organoleptis yaitu uji
penggolongan dengan menambahkan larutan H2SO4 dan resorsin pada sampel yang
menghasilkan warna jingga kecoklatan dan penambahan HNO3 pekat menghasilkan warna
jingga. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel merupakan golongan antibiotik.
Selanjutnya pada sampel dilakukan uji penegasan sampel dengan menambahkan
larutan fehling A dan fehling B menghasilkan warna hijau. Sampel ditambah pereaksi
marquis menghasilkan warna merah orange. Sampel ditambah Diazo A dan B menghasilkan
warna kuning endapan biru. Sampel ditambah pereaksi nessler dan NaOH menghasilkan
warna coklat kehitaman. Saampel ditambah NaOH dan CuSO4 menghasilkan warna hijau
kehitaman. Dari hasil uji organoleptis dan uji kualitatif dapat disimpulkan bahwa sampel no
87 adalah Tetrasiklin.
Tetrasiklin HCl merupakan antibiotika berspektrum luas, bekerja mempengaruhi
sintesa protein dengan memblokade ikatan aminoasil t-RNA ke m-RNA kompleks ribosom.
Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang Tetrasiklin yang
dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan antibiotika yang memberi
harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu penemuan antibiotika penting. Antibiotik
golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh
Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus.
Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh
dari spesies Streptomyces lain.

(Struktur Tetrasiklin HCl)

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ;

Sampel nomer 8 adalah Amoksisilin.


Sampel nomer 87 adalah Tetrasiklin HCl.

Daftar Pustaka
Dinkes.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Farmakope Indonesia Edisi Ketiga tahun 1979, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina
Aksara. Jakarta.
Underwood,A,L.2000. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta :Erlangga

Вам также может понравиться