Вы находитесь на странице: 1из 20

2.

1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai
misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya Gde AA,
1999 : 80).
2.2 Program pokok pelayanan di Puskesmas
2.2.1

Program kesehatan

2.2.1.1 Promosi kesehatan


1. Pengkajian PHBS yang dilakukan Puskesmas
1) Jumlah rumah tangga : jumlah rumah tangga yang telah dilakukan
pengkajian oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
2) Jumlah institusi pendidikan : jumlah institusi pendidikan yang telah
dilakukan pengkajian oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
3) Jumlah institusi kesehatan : jumlah institusi kesehatan yang telah
dilakukan pengkajian oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
4) Jumlah tempat-tempat umum : jumlah tempat-tempat umum yang
telah dilakukan pengkajian oleh petugas Puskesmas di wilayah
kerjanya.
5) Jumlah tempat kerja : jumlah tempat kerja yang telah dilakukan
pengkajian oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
2. Intervensi atau penyuluhan yang dilakukan Puskesmas adalah
penanganan sebagai tindak lanjut dari pengkajian dalam bentuk

informative ataupun ataupun tehnis yang telah dilakukan oleh petugas


Puskesmas di wilayah kerjanya
1) Jumlah rumah tangga : jumlah rumah tangga yang telah di
intervensi oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
2) Jumlah institusi pendidikan : jumlah institusi pendidikan yang telah
di intervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lain
oleh petugas Puskermas di wilayah kerjanya.
3) Jumlah institusi kesehatan : jumlah institusi kesehatan yang telah
di intervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lain
oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
4) Jumlah tempat-tempat umum : jumlah tempat-tempat umum yang
telah di intervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi
lain oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
5) Jumlah tempat kerja : jumlah tempat kerja yang telah di intervensi
baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lain oleh petugas
Puskesmas di wilayah kerjanya.
2.2.1.2 Kampanye pemberdayaan masyarakat :
Jumlah kegiatan promosi kesehatan kepada kelompok masyarakat yang
dilakukan sesuai standart yang sama oleh petugas kesehatan di wilayah kerjanya.
2.2.2

Upaya Penyehatan lingkungan

2.2.2.1 Pengawasan dan pengendalian kualitas air


Jumlah sampel air bersih yang diambil dari rumah tangga dan dilakukan
pemeriksaan bakteriologis di laboratorium.

1. Jumlah sampel air yang memenuhi syarat.


2. Sampel air bersih yang memenuhi syarat untuk diminum.
2.2.2.2 Pengawasan dan pengendalian penyehatan lingkungan pemukiman
1. Jumlah TPS atau TPA diperiksa 2 kali pertahun dengan tindak lanjut
penyemperotan berdasarkan pengukuran pengawasan sampah terhadap
kepadatan vektor dan kondisi kebersihan lingkungan.
2. Jumlah TTU diperiksa dan ditindak lanjut dengan clorinasi kali per
tahun.
3. Jumlah TPM yang diperiksa 2 kali per tahun dan tindak lanjut.
2.2.2.3 Kursus penyemprotan lingkungan bagi penjamahan makanan
1. Jumlah penjamah makanan yang mengikuti kursus dalam setahun.
2. Jumlah pengusaha atau penanggung jawab TPM yang dibina dalam
setahun.
2.2.3

Upaya perbaikan gizi

2.2.3.1 Pelayanan gizi pada masyarakat


1. Jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 IU 1 kali.
2. Jumlah anak balita 1-4 tahun yang mendapat vitamin A 200.000 IU 2
kali per tahun.
3. Jumlah ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm yang mendapat PMT
pemulihan.
4. Jumlah balita gizi buruk yang mendapat PMT pemulihan.
2.2.3.2 Pemantauan status gizi

Upaya untuk mengawasi status gizi balita secara berkala dan terus
menerus guna evaluasi perkembangan status gizi balita, melalui penimbangan
dengan bukti pendukung F2 Gizi di wilayah kerjanya.
2.2.3.3 Peningkatan mutu pelayanan
1. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan KEK anemis.
2. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan KEK atau anemis.
2.2.4

Kesehatan ibu dan anak

2.2.4.1 Kesehatan Maternal


1.

Jumlah K1
Jumlah ibu hamil yang kontrak pertama kali saat kehamilannya dengan
petugas Puskesmas, di dalam ataupun di luar gedung untuk mendapat
pelayanan ANC dengan pemeriksaan 5 T di wilayah kerjanya.

2.

Jumlah K4 (1-1-2)
Jumlah kontrak ibu hamil dengan Puskesmas baik di dalam maupun di
luar gedung untuk pemeriksaan kehamilan sebanyak minimal 4 kali
selama tribulan I, minimal 1 kali tribulan II, dan minimal 2 kali selama
tribulan III, dengan pemeriksaan 5 T di wilayah kerjanya.

3.

Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan murni


Jumlah pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas secara murni di wilayah kerjanya.

4.

Jumlah ibu nifas yang memperoleh pelayanan standart


Jumlah ibu nifas yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standart (termasuk penanganan anemia, involusi uteri, konseling

laktasi, pelayanan KB, deteksi dini komplikasi termasuk infeksi,


pemeriksaan laboratorium) dari tenaga Puskesmas di wilayah kerjanya.
5.

Jumlah kematian maternal yang diaudit


Jumlah kasus kematian maternal.

6.

Angka kesinambungan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan


Angka kesenjangan pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan cakupan K4 yang terjadi di wilayah kerjanya.

2.2.4.2 Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah


1. Jumlah KN2
Jumlah bayi usia 0-28 hari yang telah mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar dari petugas Puskesmas sebanyak 3 kali kunjungan,
dengan syarat usia 0-7 hari diperiksa minimal 2 kali dengan usia 2-28
hari diperiksa 1 kali, baik di dalam maupun di luar gedung di wilayah
kerjanya.
2. Jumlah kematian perinatal yang diaudit
Jumlah kasus kematian bayi umur 0-7 hari yang ditelusuri faktor
penyebabnya oleh tim yang berwewenang agar tidak terulang kembali,
di wilayah kerjanya.
3. Jumlah balita yang dideteksi dan stimulasi tumbuh kembangnya
Jumlah bayi, balita dan APRAS yang mendapat pelayanan kesehatan
dan diperiksa perkembangan pertumbuhannya sesuai standar oleh
petugas Puskesmas di wilayah kerjanya.
2.2.4.3 Peningkatan Mutu Pelayanan

1. Tingkat keputusan providor terhdap prosedur pelayanan ANC


Tingkat kepatuhan petugas (diukur %) terhadap standar pelayanan
ANC yang penialaiannya dilakukan secara berkala dan obyektif oleh
kepala Puskesmas berdasarkan standar prosedur yang ada.
2. Tingkat kelengkapan alat kesehatan untuk ANC
Tingkat kelengkapan alat untuk ANC (diukur %) dibandingkan standar
kelengkapan alat untuk pemeriksaan ANC.
2.2.5

Program maternitas Puskesmas

2.2.5.1 Pelayanan pada akseptor


1. Jumlah akseptor baru semua metode
Jumlah peserta KB yang baru memakai salah satu cara sesuai program
Nasional KB, atau jumlah peserta KB lama yang memakai kembali
salah satu cara kontrasepsi sesuai program Nasional KB setelah
melahirkan atau keguguran di wilayah kerja Puskesmas.
1) Jumlah akseptor baru MKJP
Jumlah peserta KB baru yang memakai kontrasepsi IUD, Implan,
MOW di wilayah kerja Puskesmas.
2) Jumlah akseptor baru non MKJP
Jumlah peserta kontrasepsi baru yang memakai pil, kondom, suntik
di wilyah kerja Puskesmas.
2. Jumlah akseptor aktif semua metode yang memperoleh pelayanan
medis

Jumlah peserta KB baru atau lama (orangnya) yang sampai saat ini
masih memakai salah satu kontrasepsi yang datang berkunjung atau
dikunjungi petugas Puskesmas untuk memperoleh penanganan
pelayanan medis di wilayah kerja Puskesmas.
1) Jumlah akseptor aktif MKJP diperiksa :
Jumlah peserta KB baru atau lama yang sampai saat ini masih
memakai kontrasepsi IUD, Implant, MOW yang datang berkunjung
atau

di

kunjungi

petugas

Puskesmas

untuk

memperoleh

pengayoman medis di wilayah kerja Puskesmas.


2) Jumlah akseptor aktif non-MKJP di periksa :
Jumlah peserta KB baru atau lama yang sampai saat ini masih
memakai pil kondom, suntik, yang datang berkunjung atau
dikunjungi petugas Puskesmas untuk memperoleh pengayoman
medis di wilayah kerja Puskesmas.
3. Jumlah kasus kegagalan semua metode yang didatangi
Jumlah peserta KB baru atau lama yang ditangani oleh petugas
Puskermas di wilayah kerja Puskesmas.
4. Jumlah kasus efek samping semua metode yang ditangani
Jumlah kasus komplikasi dari peserta KB baru atau lama semua
metode yang ditangani oleh petugas Puskermas di wilayah kerja
Puskesmas.
5. Jumlah kasus komplikasi semua metode yang ditangani

Jumlah kasus komplikasi dari peserta KB baru atau lama semua


metode yang ditangani oleh petugas Puskermas di wilayah kerja
Puskesmas.
2.2.5.2 Peningkatan mutu pelayanan
1. Tingkat kepatuha petugas terhadap prosedur pelayanan kontrasepsi
Tingkat kepatuhan petugas (diukur dalam %) terhadap prosedur
pelayanan kontrasepsi yang dilakukan secara berkala dan obyektif
berdasarkan standar prosedur yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
2. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan kontrasepsi
Tingkat kelengkapan alat untuk pelayanan kontrasepsi (diukur dalam
%)

dibandingkan

standar

kelengkapan

alat

untuk

pelayanan

kontrasepsi.
2.2.6

Pemberantasan penyakit menular

2.2.6.1 Pelayanan imunisasi


1. DPT 1 : hasil cakupan imunisasi DPT 1 kali pada bayi usia 0-11 bulan
yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
2. HB 3 : hasil cakupan imunisasi hepatitis B yang ke 3 kali pada bayi
usia 0-11 bulan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
3. Campak : hasil cakupan imunisasi campak pada bayi usia 0-11 bulan
yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
4. Polio 4 : hasil cakupan imunisasi polio yang ke 4 kali pada bayi usia 011 bulan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.

5. DT pada murid SD atau MI : hasil cakupan imunisasi DT pada murid


SD atau MI kelas 1 yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
6. TT pada murid SD atau MI kelas II sampai dengan III : hasil cakupan
imunisasi TT pada murid SD atau MI kelas II sampai dengan III yang
dilakukan oleh petugas Puskesmas.
7. Angka ksesinambungan pelayanan imunisasi bayi : jumlah bayi yang
mendapat pelayanan imunisasi lengkap (P4) dibanding dengan
cakupan DPT 1 yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
2.2.6.2 Pengamatan epidemiologi
1. Sensus harian penyakit potensial wabah.
2. Grafik minimum-maximum mingguan penyakit potensial wabah.
3. Monitoring mingguan penyakit potensial wabah.
4. Tindak lanjut penanggulangan KLB (kejadian luar biasa).
5. Pemantauan wilayah setempat.
2.2.6.3 Pemberantasan penyakit
1. Diare
1) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan diare.
2) Tingkat kelengkapan alan pelayanan diare.
2. Batuk dan kesulitan bernafas
1) Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan.
2) Jumlah kasus pneumonia balita yang meninggal.
3) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan. ISPA.
4) Tingkat kelengkapan alat pelayanan ISPA.

3. Demam berdarah dengue (DBD)


1) Jumlah rumah yang dilakukan pemeriksaan jentik berkala.
2) Jumlah fogging yang dilakukan.
3) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur penanganan DBD.
4) Tingkat kelengkapan alat pelayanan DBD.
4. TB Paru
1) Jumlah pengambilan dan fiksasi sputum tersangka penderita TB.
2) Jumlah penderita baru BTA (+) yang ditemukan.
3) Jumlah penderita baru BTA (+) yang diobati dengan DOTS.
4) Jumlah penderita baru BTA (+) yang konversi.
5) Tingkat kelangsungan pengobatan TB paru.
6) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan TB paru.
2.2.7

Pengobatan

2.2.7.1 Kunjungan rawat jalan


1. Jumlah kunjungan baru.
2. Jumlah kunjungan kasus lama
3. Visit rate (jumlah kunjungan atau jumlah penduduk).
2.2.7.2 Pemeriksaan laboratorium sederhana
1. Pemeriksaan darah.
2. Pemeriksaan urine.
3. Pemeriksaan faeses termasuk telur cacing.
4. Tes kehamilan.
5. Jumlah pemeriksaan BTA.

6. Jumlah pengambilan sediaan darah malaria.


7. Tingkat kebenaran hasil pemeriksaan BTA.
8. Tingkat kebenaran hasil pemeriksaan sediaan darah malaria.
2.2.7.3 Penanganan kasus gawat darurat
Gawat darurat adalah keadaan yang mengancam jiwa seseorang yang
memerlukan penanganan jiwa seseorang yang memerlukan penanganan segera.
Penanganan kasus gawat darurat yaitu terselenggaranya pelayanan secara
tepat, cepat, aman dan profesional kepada pasien dengan problem medis yang
mengancam jiwa yang memerlukan penanganan segera.
1. Jumlah kasus gawat darurat yang ditangani dipuskesmas.
2. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan pengobatan.
2.2.8

Program managemen

2.2.8.1 Manajemen Opersional


1. Menyusun rencana
1) Menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) sesuai standar
(1) Membentuk tim penyusunan dipimpin kepala puskesmas.
(2) Orientasi proses penyusunan.
(3) Mempelajari petunjuk dari kabupaten atau kota.
(4) Pengumpulan data umum dan lingkungan.
(5) Pengumpulan data pencapaian kegiatan tahun sebelumnya.
(6) Analisa masalah dan alternatif pemecahan masalah.
2) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan sesuai standar
(1) Rencana kegiatan bulanan.

(2) Monitoring pencapaian bulanan.


(3) Rencana pembiayaan bulanan.
(4) Petugas pelaksanaan kegiatan.
2. Memantau proses pelaksanaan dan hasil kegiatan puskesmas
1) Menyelenggarakan pertemuan lokakarya bulanan di Puskesmas.
2) Menyelenggarakan pertemuan lokakarya tri-bulanan lintas sektor.
3. Evaluasi hasil pelaksanaan
1) Melakukan penilaian kinerja Puskesmas.
2) Melakukan analisis data sesuai pedoman.
3) Melaksanakan penyajian informasi hasil analisis.
4) Melakukan identifikasi permasalahan yang ada.
5) Melakukan penentuan prioritas masalah.
6) Menyusun jadwal kegiatan.
7) Melakukan evaluasi tengah tahunan.
8) Melakukan replaning hasil evaluasi tengah tahunan.
2.2.8.2 Manajemen Sumber daya
1. Manajemen peralatan medik atau non-medik
1) Kartu iventaris peralatan disemua ruangan.
2) Mengupdate daftar iventaris alat.
3) Membuat laporan inventaris alat sekaligus permintaan alat.
4) Mengajukan kebutuhan alat.
5) Membuat daftar mutasi alat Puskesmas.
6) Membuat berita acara penghapusan.

2. Manajemen obat atau bahan di Puskesmas


1) Membuat inventaris obat.
2) Membuat inventaris bahan administrasi.
3) Menghitung sisa dan kebutuhan obat.
4) Mengajukan kebutuhan obat dan bahan.
5) Memeriksa kartu stok obat-obatan.
6) Memeriksa kartu stok vaksin.
7) Memeriksa kartu suhu vaksin.
8) Memeriksa kartu stok bahan.
3. Manajemen keuangan di Puskesmas
1) Adanya buku kas umum di tandatangani kepala Puskesmas.
2) Adanya buku kas pembantu perpasal.
3) Adanya buku penerimaan rutin.
4) Adanya buku setoran.
5) Pemeriksaan kas setiap tiga bulan sekali.
4. Manajemen tenaga di Puskesmas
1) Daftar urut kepangkatan petugas.
2) Uraian THWT petugas.
3) Rencana kerja bulanan petugas sesuai dengan THWT.
2.2.8.3 Program inovatif
1. Upaya murid anak usia sekolah dan remaja
1) Jumlah murid yang dilakukan penjaringan kesehatannya.
(1) Jumlah murid kelas 1 SD atau MI

(2) Jumlah murid kelas 1 SLTP atau MTS.


(3) Jumlah murid kelas 1 SMU atau MA.
2) Frekuensi penilaian kesehatan di sekolah
(1) Frekuensi pembinaan kesehatan di SD atau MI.
(2) Frekuensi pembinaan kesehata di SLTP atau MTS.
(3) Frekuensi pembinaan kesehatan di SMU atau MA.
3) Frekuensi penyuluhan KRR
(1) Frekuensi penyuluhan KRR di sekolah.
(2) Frekuensi penyuluhan KRR di luar sekolah.
4) Jumlah konseling remaja.
2. Upaya kesehatan gigi dan mulut
1) Upaya pembinaan atau perkembangan kesehatan gigi.
(1) Frekuensi penyuluhan kesehatan gigi.
(2) Demo sikat gigi masal di SD atau MI.
2) Pelayanan kesehatan gigi
(1) Jumlah perawatan gigi yang ditangani.
-

Jumlah bumil mendapat perawatan gigi.

Jumlah balita dapat perawatan gigi.

Jumlah murid TK atau APRAS dapat perawatan gigi.

Jumlah murid SD atau MI yang mendapat pelayanan


kesehatan gigi.

Rasio gigi tetap yang ditambal terhadap gigi yang dicabut.

3) Peingkatan mutu pelayanan

(1) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan


kesehatan gigi.
(2) Tingkat kelengkapan alat untuk pelayanan gigi.
3. Pemerantasan penyakit menular
1) Upaya pencegahan dan penanggulangan malaria
(1) ABER (Annual Blood Examine rate).
(2) Jumlah penderita diberi pengobatan malaria.
(3) Jumlah follow up pengobatan.
2) Peningkatan mutu pelayanan
(1) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan
malaria.
(2) Tingkat kelengkapan alat untukpelayanan malaria.
4. Upaya perbaikan gizi
1) Pemberian zat besi pada sasaran.
(1) Pemberian zat besi pada remaja putri.
(2) Pemberian sirup zat besi pada balita
2) Pemberian kapsul iodium pada daerah godok endemic.
(1) Pemberian kapsul iodium pada anak SD.
(2) Pemberian kapsul iodium pada wanita usia subur.
3) Pemantauan pola konsumsi terhadap KK
4) Jumlah kunjungan pokok gigi.
5. Upaya penyehatan lingkungan.
1) Upaya pengamatan kualitas air.

(1) Frekuensi penyuluhan pada POKMAIR.


(2) Jumlah rujukan sampel limbah industri.
2) Pengendalian vektor.
(1) Jumlah rumah yang diberi abatisasi.
(2) Jumlah tempat perindukan malaria yang ditindak lanjuti.
6. Upaya pelayanan rawat inap di Puskesmas dengan TT.
1) Jumlah penderita yang dirawat setahun.
2) BOR (Bed Occupany Rate).
3) Hari rawat rata-rata.
4) Jumlah kasus pneumonia ditangani sendiri khusus Puskesmas TT.
7. Laboratorium
1) Golongan darah.
2) BTA untuk kusta.
3) VDRL.
4) Gula darah.
5) Pemeriksaan trombosit kasus tersangka DBD.
6) Pemeriksaan PCV atau hematokrit kasus tersangka DBD.
7) Jumlah sampel yang dirujuk.
8. Upaya kesehatan usia lanjut.
1) Jumlah kelompok usia lanjut yang di bina sesuai standar.
2) Frekuensi pembinaan kelompok USILA.
3) Jumlah USILA yang mendapat pelayanan kesehatan.
9. Upaya kesehatan olahraga

1) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada murid SD.


2) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada murid SLTP.
3) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada murid SLTA.
4) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada masyarakat.
10. Pemberantasan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat.
1) Bina kesehatan tradisional.
(1) Jumlah batra yang dibina.
(2) Frekuensi pembinaan batra.
2) JPKM
(1) jumlah GAKIN memiliki kartu JPKM.
(2) Jumlah kunjungan GAKIN memanfaatkan kartu JPKM.
11. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan USG.
2) Pemeriksaan radiologi.
3) Pemeriksaan EKG.
4) Pemeriksaan lainnya.
12. Upaya kesehatan kerja
1) Frekuensi penyuluhan UKK.
(1) Penyuluhan kelompok pengusaha.
(2) Pada kelompok pekerja.
2) Jumlah kader yang diberi pelatihan keterampilan P3K.
13. Upaya Kesehatan Jiwa
(1) Jumlah kasus mental yang ditangani Puskesmas.

(2) Frekuensi penyuluhan kesehatan mental.


14. Upaya kesehatan indra
1) Upaya pencegahan keutuhan
(1) Jumlah orang yang diperiksa matanya.
(2) Frekuensi penyuluhan operasi katarak.
2) Upaya pencegahan gangguan pendengaran jumlah yang diperiksa
kesehatan telinga.
3) Peningkatan mutu pelayanan
(1) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan mata.
(2) Tingkat kelengkapan alat untuk pelayanan mata.
15. Upaya kesehatan matra
1) Jumlah calon jemaah haji yang diperiksa.
2) Jumlah haji yang dilacak.
3) Jumlah transmigran yang diperiksa.
16. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
1) Tingkat pengetahuan provider.
(1) Penatalaksanaan pemeriksaan ANC.
(2) Penatalaksanaan pelayanan imunisasi.
(3) Penatalaksanaan pelayanan diare.
(4) Penatalaksanaan pelayanan batuk dan kesulitan bernafas.
(5) Penatalaksanaan pelayanan DBD.
(6) Penatalaksanaan pelayana malaria.
(7) Pelayanan kesehatan bayi.

(8) Pelayanan balita kurang energi krois atau anemia.


(9) Pelayanan kontrasepsi.
(10) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
2) Tingkat kepuasan petugas.
(1) Fasilitas kerja.
(2) Hubungan dengan atasan.
(3) Hubungan dengan teman sekerja.
(4) Tugas yang dibebankan.
(5) Hasil yang dicapai.
3) Pengetahuan konsumen
(1) Penatalaksanaan pemeriksaan ANC.
(2) Penatalaksanaan pelayanan imunisasi.
(3) Penatalaksanaan pelayanan diare.
(4) Penatalaksanaan pelayanan batuk dan kesulitan bernafas.
(5) Penatalaksanaan pelayanan DBD.
(6) Penatalaksanaan pelayana malaria.
(7) Pelayanan kesehatan bayi.
(8) Pelayanan balita kurang energi krois atau anemia.
(9) Pelayanan kontrasepsi.
(10) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
4) Tingkat konsumen
(1) Informasi.
(2) Fasilitas.

(3) Aksesibilitas.
(4) Keamanan pelayanan.
(5) Kenyamanan.

Вам также может понравиться