Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. PENDAHULUAN
...................................... (10)
Arus DC (Direct current) merupakan arus listrik yang
mengalir satu arah saja. Arus DC mengalir dari kutub positif
(potensial tinggi) ke kutub negatif (potensial rendah). Pada
arus DC besaran arus dan tegangannya konstan. Arus dan
tegangan DC biasanya digunakan pada peralatan elektronika.
Tegangan DC dapat dihasilkan dari sumer tertentu, semisal
Baterei,Accumulator (biasa disebut aki). Dan juga dihasilkan
dari penyearahan Arus AC.[5]
Arus AC (Alternating Curent) adalah arus listrik yang
mengalir bolak balik atau arus bolak-balik dimana arus dan
tegangan yang besar dan arahnya berubah-ubah terhadap
waktu secara periodik. Di Indonesia memiliki frekuensi
sebesar 50 KHz sedangkan tegangan maksimumnya sebesar
220 Volt serta tegangan efektifnya sebesar 220 2 volt.[6]
II. METODOLOGI
A. Peralatan
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu generator
AC, osiloskop, kabel buaya, project board, resistor 120,
kapasitor 47 F, induktor 1 H. Generator AC yang berfungsi
merubah energi menjadi Arus AC, Osiloskop yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik, Kabel Buaya yang
berfungsi menghubungkan komponen dan alat alat yang
lainnya, Project board yang berfungsi sebagai tempat merakit
komponen, Serta resistor,kapasitor, dan induktor yang
berfungsi sebagai variabel percobaan.
B. Skema Alat
Pada percobaan kali ini, skema kerjanya adalah
sebagaimana ditunjukkan pada gambar-gambar dibawah ini
.......................................................(6)
Apabila kita lihat kembali pada persamaan tegangan pada
rangkaian RL dan RC akan berubah menjadi persamaan baru
apabila kita mensubtitusi konstanta waktu ini. Untuk
rangkaian RC akan menjadi,
....................... (7)
..............................................(9)
Atau apabila digenalisir dan menggunakan
maksimum persamaan menjadi seperti berikut. [4]
tegangan
C.Cara Kerja
Pada percobaan rangkaian RLC arus AC ini digunakan
beberapa peralatan yaitu generator AC, osiloskop, kabel
buaya, projectboard, kapasitor 47mF, induktor 1 H dan resistor
120. Di percobaan ini pertama yang dilakukan adalah
disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, kemudian diukur
nilai kapasitor, induktor, dan kapasitor. Kedua, osiloskop
dihidupkan dan pastikan keadaan osiloskop sudah siap untuk
digunakan, lalu osiloskop disambungkan pada signal
generatorAC menggunakan kabel penghubung, dan frekuensi
diatur pada signal generator, dan kemudian gelombang yang
terbentuk diamati dan terus mengatur agar satu gelombang
yang terbentuk dan mengatur posisi tegangan yaitu pada
sumbu y dan periode atau waktu pada sumbu x agar
mendapatkan bentuk gelombang. kemudian, lihat skala yang
muncul dan hitung nilai tegangan, periode sesuai dengan
jumlah
div
atau
kotak
yang
dibentuk
oleh gelombang. Tiga cari nilai periodenya kemudian dicatat
hasilnya
dan
menunggu
hingga
osiloskop
menampilkan gelombang pada keadaan nol. Selanjutnya,
mengamati 3 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi
tegangan pada sumbu y dan periode pada sumbu x agar
mendapatkan bentuk gelombang yang baik.
Untuk flowchart dari percobaan ini, dapat dilihat pada
gambar 5 berikut.
RC
CR
R2C
2CR
RL
LR
R2L
2LR
RLC
10
3.240
3.040
2.240
2.200
1.000
1.000
1.080
1.120
3.240
50
1.400
1.520
1.120
0.960
1.000
1.000
1.040
1.000
1.480
100
1.160
1.160
1.040
1.040
1.000
5.080
1.160
1.080
1.160
150
1.080
1.080
0.960
0.960
1.000
1.640
3.040
3.240
1.120
f(Hz)
RC
CR
R2C
2CR
RL
LR
R2L
2LR
10
-3.360
-3.360
-2.320 -2.360
1.040
1.160
-1.120
-1.120
-3.48
50
-1.600
-1.520
-1.280 -1.520
-1.040
1.040
-2.520
-1.200
-1.640
100
-1.280
-1.280
-1.080 -1.120
-1.080
5.120
-1.080
-1.240
-1.360
150
-1.200
-1.200
-1.080 -1.080
-1.040
1.360
-1.240
-1.240
-2.720
RC
CR
R2C
2CR
RL
LR
R2L
2LR
RLC
10
99.00
99.00 100.00
100.00
99.00
99.00
100.00
100.00
99.00
50
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
100
150
10.00
7.00
10.00
7.00
10.00
7.00
10.00
7.00
10.00
7.00
10.00
7.00
10.00
7.00
10.00
7.00
10.00
6.00
B. Pembahasan
Telah dilakukan perobaan rangkaian RLC seri arus AC yang
bertujuan untuk menganalisa sinyal keluaran dari sumber AC
pada osiloskop; menganalisa sinyal keluaran pada rangkaian
RC seri, RL seri, dan RLC seri. Pada percobaan ini digunakan
Untuk kapasitor, induktor, dan resistor masing masing
digunakan 47 F, 1 H, dan 120 . Untuk tegangan
maksimumnya, dapat dilihat pada tabel 3.1 yaitu tabel
tegangan maksimum. Untuk tegangan minimumnya, dapat
dilihat pada tabel 3.2 yaitu tabel tegangan minimum, dan
untuk periodenya, dapat dilihat pada tabel 3.3 yaitu tabel
periode. serta menggunakan beberapa variasi tegangan, yaitu
sebesar 10 Hz, 50 Hz, 100 Hz, dan 150 Hz.
Untuk percobaan RC seri, didapatkan bentuk sinyal
yang terbentuk pada osiloskop berbentuk seperti gambar 7
yang membentuk sinosoida. Hal ini disebabkan saat arus
mengalir maka akan sebagian arus akan mengisi kapasitor.
Ketika arus mendekati nol maka kapasitor yang telah terisi
muatan akan menggantikan fungsi sebagai sumber arus,
sehingga arus yang mengalir pada rangkaian tidak menuju nol
secara langsung namun secara perlahan. Hal ini terbukti
dengan sinyal keluaran yang muncul pada osiloskop berupa
sinyal kotak yang tidak sempurna. Pada percobaan rangkaian
RC, sinyal input berupa sinyal kotak sempurna. Keluarannya
berupa sinyal kotak yang pada sumbu x nya berbentuk garis
lengkung yang menurun pada arah x positif. Daerah ini
disebut sebagai daerah transien. Terbentuknya daerah transien
yaitu saat arus mendekati nol. Dari data yang telah diperoleh
kita dapat mengetahui nilai tetapan waktu pada rangkain RC
meter yang diperoleh sebesar 5.64 ms.
Pada percobaan rangkaian RL seri, Sinyal yang
terbentuk pada osiloskop berupa pola non-sinusoidal atau
berbentuk kotak, dimana sinyal tersebut merupakan
4
penggabungan/lanjutan sinyal dari sinyal keluaran resistor dan
sinyal keluaran induktor. Dimana sinyal resistor sendiri berupa
bentuk kotak (square wave), dan sinyal induktor sendiri
berupa pola non-sinusoidal / berbentuk kotak. Pada layar
osiloskop ini dapat diketahui berapa besar frekuensi maupun
besar tegangannya. Pada induktor hanya terdapat respon
berupa arus, nantinya arus pada rangkaian ini naik secara
eksponensial namun nilai tegangan akan turun secara
eksponensial. Sehingga dari data diperoleh maka nilai
tegangan tidak akan berlangsung lama pada nilai maksimal
nantinya akan turun dan akan bernilai konstan pada suatu
waktu. Pada percobaan rangkaian RL, didapatkan nilai
tegangan yang dapat diketahui dari sinyal keluaran pada
osiloskop bernilai lebih besar dari pada RC. Hal ini
dikarenakan pada sinyal keluaran RL tegangan lebih dahulu
90o dari pada I. Hal ini didapatkan dari persamaan respon dari
dari rangkaian RL. Jika ditinjau secara fisis, hal ini
dikarenakan medan magnet magnet yang dihasilkan induktor
dapat menyimpan energi lebih banyak dari pada RC, karena
medan magnetnya lebih besar. Dari data yang diperoleh dapat
diketahui nilai tetapan waktu pada rangkain RL sebesar 8.33
ms.
Pada rangkaian RLC, terdapat penggabungan antara
komponen resistor, induktor, dan kapasitor. Dimana terdapat
pengisian dan pengosongan energi pada rangkaian tersebut
oleh dua komponen pasif. Sinyal yang terbentuk tersebut
disebabkan oleh terdapat penggabungan antara komponen
resistor, induktor, dan kapasitor. Berdasarkan percobaan, nilai
tegangan rangkaian RLC lebih kecil dari pada yang lain. Hal
ini dikarenakan pengosongan dan pengisian energi pada
komponen pasif terjadi saling berganti.
Sinyal yang terlihat pada percobaan ini merupakan sinyal
yang berbentuk sinusoidal. Hal ini dikarenakan sumber listrik
yang dipakai dalam percobaan ini berasal dari PLN, dimana
sumber tersebut merupakan sumber listrik AC. Sehingga
tegangan yang mengalir pada jaringan listrik PLN merupakan
tegangan bolak-balik sinusoidal. Dikatakan bolak-balik karena
polaritasnya selalu berubah yaitu dari positif ke negatif
kemudian dari negatif ke positif. Tegangan sinusoidal
merupakan tegangan yang paling mudah dihasilkan
IV. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan rangkaian seri RLC arus AC dapat
ditarik kesimpulan bahwa bentuk sinyal keluaran tegangan
terhadap waktu yang dihasilkan dari rangkaian RC berbentuk
gelombang gergaji, dan pada RL dan RLC berbentuk
gelombang kotak dengan ujung lancip menjulang. Kedua
besar nilai tetapan waktu pada rangkaian RC sebesar 5,64ms
dan pada rangkaian RL sebesar 8,33 ms.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
Elektronika Dasar II dan asisten praktikum Elektronika Dasar
II yang telah memberikan ilmunya sehingga praktikum ini
berjalan dengan baik, serta mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kelompok praktikum atas kerja sama yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Halliday,
Resnick
dan
Walker.2011.Fisika
Dasar
Jilid
2.Jakarta:Erlangga
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2000. University Physics
Tenth Edition Two Volume. USA: Wesley Longman Inc
Kemmerly, Jack E, Steven M. Durbin dan William H. Hayt, Jr. 2005.
Rangkaian Listrik jilid 1 edisi keenam. Jakarta :Erlangga.
Cooper, D. William. 1999. Instrumentasi Elektronika dan Teknik
Pengukuran. Jakarta : Erlangga.
Budianto,Joko.1994.Panduan Rangkaian Elektronika.Surakarta.Citra
Grafika.
Charles K.Alexander, Matthew N. O. Sadiku,Fundamental of Electric
Circuit.New York: McGraw-Hill Companies, 2009
Gambar 5. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC saat
frekuensi 10 Hz
LAMPIRAN
Gambar 6. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC saat
frekuensi 10 Hz
Gambar 7. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC saat
frekuensi 10 Hz
Gambar 8. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC saat
frekuensi 10 Hz
Gambar 14. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 15. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 9. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LLR Arus AC saat
frekuensi 10 Hz
Gambar 16. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 10. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RC Arus AC saat
frekuensi 50 Hz
Gambar 17. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 11. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CR Arus AC saat
frekuensi 50 Hz
Gambar 18. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LLR Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 12. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RL Arus AC saat
frekuensi 50 Hz
Gambar 13. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LR Arus AC saat
frekuensi 50 Hz
Gambar 19. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RC Arus AC saat
frekuensi 100 Hz
Gambar 20. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CR Arus AC saat
frekuensi 100 Hz
Gambar 21. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RL Arus AC saat
frekuensi 100 Hz
Gambar 26. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC
saat frekuensi 100 Hz
Gambar 27. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LLR Arus AC
saat frekuensi 100 Hz
Gambar 28. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RC Arus AC saat
frekuensi 150 Hz
Gambar 22. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LR Arus AC saat
frekuensi 100 Hz
Gambar 23. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC
saat frekuensi 100 Hz
Gambar 24. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC
saat frekuensi 100 Hz
Gambar 29. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CR Arus AC saat
frekuensi 150 Hz
Gambar 30. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RL Arus AC saat
frekuensi 150 Hz
Gambar 25. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC
saat frekuensi 100 Hz
Gambar 31. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LR Arus AC saat
frekuensi 150 Hz
Gambar 32. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC
saat frekuensi 150 Hz
Gambar 33. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC
saat frekuensi 150 Hz
Gambar 34. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC
saat frekuensi 150 Hz
Gambar 35. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC
saat frekuensi 150 Hz