Вы находитесь на странице: 1из 8

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

Rangkaian RLC Seri Arus AC (E7)


Dita Maulinda Andya Ningrum, Ulfa Niswatun Khasanah, Endarko, P.hd
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: fafaniswatul@gmail.com

AbstractRLC circuit with alternating current (AC) is


an experiment which the purposes are to find out the
output signal from RC series, RL series, and RLC series
circuit using AC generator. This experiment using AC
(alternating current) principal and transient effect. In this
experiments using resistor, capacitor, inductor, AC generator, and
oscilloscope. The method used in this experiment is monitoring
an oscilloscope to analyze the output signal obtained in RL, RC
and RLC circuit, where the combination of the R, C, and L is the
impedance. This experiment using the frequency variation so that
the results obtained in the form of large V maximum and
Vminimum. The variation of frequency is 50 Hz, 100Hz, and 150
Hz. From the experiment, we can conclude that RC series

circuit provided not-symmetry square wave; RL and RLC


series provided square wave signal.
Keywords AC, capasitor, inductor, resistor, transient

I. PENDAHULUAN

alam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat lebas dari


sesuatu yang berkaiatan dengan listrik. Sumber arus
yang sering digunakan di dunia kelistrikan yaitu
sumber arus bolak balik (AC) dan arus searah (DC). Selain
itu, kita juga dapat mengenal kapasitor dan induktor, dimana
keduanya merupakan komponen pasif elektronika. Kedua
komponen
ini merupakan komponen penyimpan, dan
keduanya dapat disusun secara seri maupun paralel yang
memiliki ciri khasnya masing-masing saat diberi sumber AC.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan analisa sinyal apabila
komponen-komponen tersebut disusun secara seri, baik RC
seri, RL seri, maupun RLC seri.
Kapasitor listrik adalah dua buah lempeng yang terbuat
dari suatu bahan yang dapat menampung muatan listrik yang
satu sama lain berlawanan tanda dipisahkan oleh suatu media
isolator. Sebuah kapasitor terdiri dari dua konduktor yang
diletakkan berdekatan namun tidak bersentuhan, atau berjarak.
Bisa diambil contoh adalah terdapat dua plat yaitu plat (a) dan
plat (b) yang dipisahkan jarak sebesar d, lalu dihubungkan
dengan suatu tegangan maka akan menimbulkan medan listrik
diantara kedua plat tersebut. Apabila konduktor dihubungkan
dengan sumber tegangan sebesar V, maka pada konduktor (a)
akan terkumpul muatan sebesar +Q dan pada muatan (b)
sebesar Q. Muatan pada konduktor akan mencapai nilai
maksimal sebesar Q apabila konduktor (a) mencapai harga V
sama dengan potensial baterai. Bila luas konduktor A maka
rapat muatan persatuan luas adalah

Dimana adalah rapat muatan (C/ m2), Q adalah muatan pada


konduktor (C), dan A adalah Luas lempeng (m2).[1]
Medan listrik di sebarang titik di dalam daerah di antara
konduktor-konduktor sebanding dengan besar muatan Q pada
setiap konduktor. Maka didapatkan bahwa selisih potensial
Vabdi antara konduktor sebangding dengan Q. Jika
melipatduakan besar muatan pada tiap konduktor, kerapatan
muatan pada tiap titik itu menjadi dua kali lipat, medan listrik
pada tiap titik itu menjadi dua kali lipat, dan selisih potensial
di antara konduktor-konduktor itu menjadi dua kali lipat, akan
tetapi rasio muatan terhadap selisih potensial tidak berubah.
Rasio ini dinamakan kapasitansi C dari kapaistor:

Satuan SI dari kapasitansi dinamakan satu Farad (1 F), satu


farad sama dengan satu coulomb per volt (1 C/V).[1]
Induktor adalah salah satu komponen pasif elektronika
yang tersusun dari slilitan kawat yang dapat menghasilkan
medan magnet apabila dialiri arus listrik dan sebaliknya bisa
menghasilkan listrik apabila diberi medan magnet. Apabila
sebuah arus diperbolehkan untuk melewati sebuah induktor,
maka akan ditemukan bahwa tegangan induktor berbanding
lurus dengan tingkat waktu perubahan arus.
Dimana L adalah induktansi dari induktor, dengan satuan
Henry (H). Besar 1 Henry sama dengan 1 volt detik per amper.
[2]

kita tinjau pada Rangkaian RLC ini melibatkan komponen


Resistansi yang berfungsi sebagai penghambat dengan satuan
ohm. Pada rangkaian RLC ini, tegangan pada resistor akan
memiliki fasa dengan arusnya. Rangkaian ini juga melibatkan
induktasi. Induktasi pada rangkaian ini, tegangannya
mendahului 900 dari arusnya. Sehingga arus dapat dikatakan
terlambat terhadap tegangannya. Kapasitansi adalah
komponen lainnya yang berfungsi untuk menyimpan muatan
listrik. Pada rangkaian ini, tegangan
pada kapasitans
terlambat 900 dari arus.[3]
Dari sebuah rangkaian RLC akan memiliki impedensi
sebesar Z . Impedansi Z dari sebuah rangkaian AC sebagai
rasio dari amplitude tegangan yang melalui rangkaian
terhadap arus dalam rangkaian terhadap arus dalam suatu
rangkaian RLC. Besarnya impedansi dipengaruhi oleh
resistansi, reaktansi induktif, serta reaktansi kapasitif.
Resistansi dipengaruhi oleh komponen resistor. Reaktansi

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038


induktif dihasilkan oleh inductor yang besarnya dapat
diketahui dengan mengalikan frekuensi sudut dengan besarnya
induktansi. Sedangkan reaktansi kapasitif dihasilkan oleh
komponen kapasitor yang besarnya dapat dihitung dengan
seper frekuensi sudut dengan besarnya kapasitansi suatu
kapasitor tersebut. Reaktansi serta resistensi mempunyai
dimensi yang sama, sehingga punya satuan yang sama yaitu
ohm.[3]
Secara matematis impedansi dapat ditulis :
...........................(4)
Gejala transien atau peralihan merupakan perubahan nilai
tegangan atau arus maupun keduanya baik sesaat maupun
dalam jangka waktu tertentu dari kondisi tunaknya(steady
state). Pada rangkaian listrik, transien merupakan suatu
karakteritik respon alami tegangan atau arus dari sistem yang
terdiri dari komponen resistif (R), induktif (L) dan kapasitif
(C). Gejala transien timbul akibat energi yang diterima atau
dilepaskan oleh komponen yang tidak dapat berubah seketika.
Gejala transien juga merupakan gejala pengisian dan
pengosongan induktor atau kapasitor.[4]
Konstanta Bbaik kapasitor maupun induktor mempunyai
ingatan energi ketika ia diisi maupun melepaskannya. Dan
juga ada fungsi eksponensial, sehingga nilai tegangan maupun
arus yang berhubungan dengan 2 komponen itu akan memiliki
grafik ekspenonsial. Hal ini menunjukan adanya konstanta
waktu yang berhubungan pada proses pengisian maupun
peluruhan energi perangkat kapasitor maupun induktor.
Konstanta waktu ini berhubungan dengan rangkaian yang
digunakan, yaitu rangkaian RL dan RC. Konstanta waktu ini
biasa disimbolkan dengan . Pada rangkaian RL, konstanta
waktu memiliki nilai
.................................................... (5)
Dan pada rangkaian RL nilai konstanta waktu adalah,

...................................... (10)
Arus DC (Direct current) merupakan arus listrik yang
mengalir satu arah saja. Arus DC mengalir dari kutub positif
(potensial tinggi) ke kutub negatif (potensial rendah). Pada
arus DC besaran arus dan tegangannya konstan. Arus dan
tegangan DC biasanya digunakan pada peralatan elektronika.
Tegangan DC dapat dihasilkan dari sumer tertentu, semisal
Baterei,Accumulator (biasa disebut aki). Dan juga dihasilkan
dari penyearahan Arus AC.[5]
Arus AC (Alternating Curent) adalah arus listrik yang
mengalir bolak balik atau arus bolak-balik dimana arus dan
tegangan yang besar dan arahnya berubah-ubah terhadap
waktu secara periodik. Di Indonesia memiliki frekuensi
sebesar 50 KHz sedangkan tegangan maksimumnya sebesar
220 Volt serta tegangan efektifnya sebesar 220 2 volt.[6]
II. METODOLOGI
A. Peralatan
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu generator
AC, osiloskop, kabel buaya, project board, resistor 120,
kapasitor 47 F, induktor 1 H. Generator AC yang berfungsi
merubah energi menjadi Arus AC, Osiloskop yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik, Kabel Buaya yang
berfungsi menghubungkan komponen dan alat alat yang
lainnya, Project board yang berfungsi sebagai tempat merakit
komponen, Serta resistor,kapasitor, dan induktor yang
berfungsi sebagai variabel percobaan.
B. Skema Alat
Pada percobaan kali ini, skema kerjanya adalah
sebagaimana ditunjukkan pada gambar-gambar dibawah ini

.......................................................(6)
Apabila kita lihat kembali pada persamaan tegangan pada
rangkaian RL dan RC akan berubah menjadi persamaan baru
apabila kita mensubtitusi konstanta waktu ini. Untuk
rangkaian RC akan menjadi,
....................... (7)

Gambar 4. Percobaan rangkaian RL seri arus AC

Dan rangkaian RL menjadi,


.........................(8)
Secara umum respon natural dari perangkat yang dapat
menyimpan energi memiliki nilai kontanta waktu dengan
menggunakan persamaan,

..............................................(9)
Atau apabila digenalisir dan menggunakan
maksimum persamaan menjadi seperti berikut. [4]

tegangan

Gambar 5. Percobaan rangkaian RC arus AC

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

Gambar 6. Percobaan rangkaian RLC arus AC

C.Cara Kerja
Pada percobaan rangkaian RLC arus AC ini digunakan
beberapa peralatan yaitu generator AC, osiloskop, kabel
buaya, projectboard, kapasitor 47mF, induktor 1 H dan resistor
120. Di percobaan ini pertama yang dilakukan adalah
disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, kemudian diukur
nilai kapasitor, induktor, dan kapasitor. Kedua, osiloskop
dihidupkan dan pastikan keadaan osiloskop sudah siap untuk
digunakan, lalu osiloskop disambungkan pada signal
generatorAC menggunakan kabel penghubung, dan frekuensi
diatur pada signal generator, dan kemudian gelombang yang
terbentuk diamati dan terus mengatur agar satu gelombang
yang terbentuk dan mengatur posisi tegangan yaitu pada
sumbu y dan periode atau waktu pada sumbu x agar
mendapatkan bentuk gelombang. kemudian, lihat skala yang
muncul dan hitung nilai tegangan, periode sesuai dengan
jumlah
div
atau
kotak
yang
dibentuk
oleh gelombang. Tiga cari nilai periodenya kemudian dicatat
hasilnya
dan
menunggu
hingga
osiloskop
menampilkan gelombang pada keadaan nol. Selanjutnya,
mengamati 3 gelombang yang terbentuk dan diatur posisi
tegangan pada sumbu y dan periode pada sumbu x agar
mendapatkan bentuk gelombang yang baik.
Untuk flowchart dari percobaan ini, dapat dilihat pada
gambar 5 berikut.

Gambar 7 Flowchart percobaan E7

Contoh perhitungan pada percobaan rangkaian seri


RLC arus AC dengan persamaan (6) dan (7), dengan nilai
kapasitor 47 F, resistor 120 , inductor 1 H.
Diketahui :
c = 47 F
R= 120
L=1H
Ditanya : Nilai tetapan waktu () pada rangkaian RC dan
RL?
Jawab :
Pada rangkaian RC dengan persamaan (6) :
= Rx C
= 120 x 47x10-6
= 5.64 ms
Pada rangkaian RL dengan persamaan (7) :
=L/R
=1 /120
= 8,3 ms

III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


A. Analisa Data
Setelah dilakukan percobaan didapatkan data berupa Vmax,

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038


Vmin, serta periode yang ditunjukkan pada tabel-tabel berikut
Tabel 1. Nilai Vmax
f(Hz)

RC

CR

R2C

2CR

RL

LR

R2L

2LR

RLC

10

3.240

3.040

2.240

2.200

1.000

1.000

1.080

1.120

3.240

50

1.400

1.520

1.120

0.960

1.000

1.000

1.040

1.000

1.480

100

1.160

1.160

1.040

1.040

1.000

5.080

1.160

1.080

1.160

150

1.080

1.080

0.960

0.960

1.000

1.640

3.040

3.240

1.120

f(Hz)

RC

CR

R2C

2CR

RL

LR

R2L

2LR

10

-3.360

-3.360

-2.320 -2.360

1.040

1.160

-1.120

-1.120

-3.48

50

-1.600

-1.520

-1.280 -1.520

-1.040

1.040

-2.520

-1.200

-1.640

100

-1.280

-1.280

-1.080 -1.120

-1.080

5.120

-1.080

-1.240

-1.360

150

-1.200

-1.200

-1.080 -1.080

-1.040

1.360

-1.240

-1.240

-2.720

Tabel 2. Nilai Vmin


RLC

Tabel 3. Nilai periode T


f(Hz)

RC

CR

R2C

2CR

RL

LR

R2L

2LR

RLC

10

99.00

99.00 100.00

100.00

99.00

99.00

100.00

100.00

99.00

50

20.00

20.00

20.00

20.00

20.00

20.00

20.00

20.00

20.00

100
150

10.00
7.00

10.00
7.00

10.00
7.00

10.00
7.00

10.00
7.00

10.00
7.00

10.00
7.00

10.00
7.00

10.00
6.00

B. Pembahasan
Telah dilakukan perobaan rangkaian RLC seri arus AC yang
bertujuan untuk menganalisa sinyal keluaran dari sumber AC
pada osiloskop; menganalisa sinyal keluaran pada rangkaian
RC seri, RL seri, dan RLC seri. Pada percobaan ini digunakan
Untuk kapasitor, induktor, dan resistor masing masing
digunakan 47 F, 1 H, dan 120 . Untuk tegangan
maksimumnya, dapat dilihat pada tabel 3.1 yaitu tabel
tegangan maksimum. Untuk tegangan minimumnya, dapat
dilihat pada tabel 3.2 yaitu tabel tegangan minimum, dan
untuk periodenya, dapat dilihat pada tabel 3.3 yaitu tabel
periode. serta menggunakan beberapa variasi tegangan, yaitu
sebesar 10 Hz, 50 Hz, 100 Hz, dan 150 Hz.
Untuk percobaan RC seri, didapatkan bentuk sinyal
yang terbentuk pada osiloskop berbentuk seperti gambar 7
yang membentuk sinosoida. Hal ini disebabkan saat arus
mengalir maka akan sebagian arus akan mengisi kapasitor.
Ketika arus mendekati nol maka kapasitor yang telah terisi
muatan akan menggantikan fungsi sebagai sumber arus,
sehingga arus yang mengalir pada rangkaian tidak menuju nol
secara langsung namun secara perlahan. Hal ini terbukti
dengan sinyal keluaran yang muncul pada osiloskop berupa
sinyal kotak yang tidak sempurna. Pada percobaan rangkaian
RC, sinyal input berupa sinyal kotak sempurna. Keluarannya
berupa sinyal kotak yang pada sumbu x nya berbentuk garis
lengkung yang menurun pada arah x positif. Daerah ini
disebut sebagai daerah transien. Terbentuknya daerah transien
yaitu saat arus mendekati nol. Dari data yang telah diperoleh
kita dapat mengetahui nilai tetapan waktu pada rangkain RC
meter yang diperoleh sebesar 5.64 ms.
Pada percobaan rangkaian RL seri, Sinyal yang
terbentuk pada osiloskop berupa pola non-sinusoidal atau
berbentuk kotak, dimana sinyal tersebut merupakan

4
penggabungan/lanjutan sinyal dari sinyal keluaran resistor dan
sinyal keluaran induktor. Dimana sinyal resistor sendiri berupa
bentuk kotak (square wave), dan sinyal induktor sendiri
berupa pola non-sinusoidal / berbentuk kotak. Pada layar
osiloskop ini dapat diketahui berapa besar frekuensi maupun
besar tegangannya. Pada induktor hanya terdapat respon
berupa arus, nantinya arus pada rangkaian ini naik secara
eksponensial namun nilai tegangan akan turun secara
eksponensial. Sehingga dari data diperoleh maka nilai
tegangan tidak akan berlangsung lama pada nilai maksimal
nantinya akan turun dan akan bernilai konstan pada suatu
waktu. Pada percobaan rangkaian RL, didapatkan nilai
tegangan yang dapat diketahui dari sinyal keluaran pada
osiloskop bernilai lebih besar dari pada RC. Hal ini
dikarenakan pada sinyal keluaran RL tegangan lebih dahulu
90o dari pada I. Hal ini didapatkan dari persamaan respon dari
dari rangkaian RL. Jika ditinjau secara fisis, hal ini
dikarenakan medan magnet magnet yang dihasilkan induktor
dapat menyimpan energi lebih banyak dari pada RC, karena
medan magnetnya lebih besar. Dari data yang diperoleh dapat
diketahui nilai tetapan waktu pada rangkain RL sebesar 8.33
ms.
Pada rangkaian RLC, terdapat penggabungan antara
komponen resistor, induktor, dan kapasitor. Dimana terdapat
pengisian dan pengosongan energi pada rangkaian tersebut
oleh dua komponen pasif. Sinyal yang terbentuk tersebut
disebabkan oleh terdapat penggabungan antara komponen
resistor, induktor, dan kapasitor. Berdasarkan percobaan, nilai
tegangan rangkaian RLC lebih kecil dari pada yang lain. Hal
ini dikarenakan pengosongan dan pengisian energi pada
komponen pasif terjadi saling berganti.
Sinyal yang terlihat pada percobaan ini merupakan sinyal
yang berbentuk sinusoidal. Hal ini dikarenakan sumber listrik
yang dipakai dalam percobaan ini berasal dari PLN, dimana
sumber tersebut merupakan sumber listrik AC. Sehingga
tegangan yang mengalir pada jaringan listrik PLN merupakan
tegangan bolak-balik sinusoidal. Dikatakan bolak-balik karena
polaritasnya selalu berubah yaitu dari positif ke negatif
kemudian dari negatif ke positif. Tegangan sinusoidal
merupakan tegangan yang paling mudah dihasilkan
IV. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan rangkaian seri RLC arus AC dapat
ditarik kesimpulan bahwa bentuk sinyal keluaran tegangan
terhadap waktu yang dihasilkan dari rangkaian RC berbentuk
gelombang gergaji, dan pada RL dan RLC berbentuk
gelombang kotak dengan ujung lancip menjulang. Kedua
besar nilai tetapan waktu pada rangkaian RC sebesar 5,64ms
dan pada rangkaian RL sebesar 8,33 ms.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
Elektronika Dasar II dan asisten praktikum Elektronika Dasar
II yang telah memberikan ilmunya sehingga praktikum ini
berjalan dengan baik, serta mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kelompok praktikum atas kerja sama yang baik.

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]

Halliday,
Resnick
dan
Walker.2011.Fisika
Dasar
Jilid
2.Jakarta:Erlangga
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2000. University Physics
Tenth Edition Two Volume. USA: Wesley Longman Inc
Kemmerly, Jack E, Steven M. Durbin dan William H. Hayt, Jr. 2005.
Rangkaian Listrik jilid 1 edisi keenam. Jakarta :Erlangga.
Cooper, D. William. 1999. Instrumentasi Elektronika dan Teknik
Pengukuran. Jakarta : Erlangga.
Budianto,Joko.1994.Panduan Rangkaian Elektronika.Surakarta.Citra
Grafika.
Charles K.Alexander, Matthew N. O. Sadiku,Fundamental of Electric
Circuit.New York: McGraw-Hill Companies, 2009

Gambar 2. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CR Arus AC saat


frekuensi 10 Hz

Gambar 3. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RL Arus AC saat


frekuensi 10 Hz

Gambar 4. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LR Arus AC saat


frekuensi 10 Hz

Gambar 5. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC saat
frekuensi 10 Hz

LAMPIRAN

Gambar 6. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC saat
frekuensi 10 Hz

Gambar 1. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RC Arus AC saat


frekuensi 10 Hz

Gambar 7. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC saat
frekuensi 10 Hz

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

Gambar 8. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC saat
frekuensi 10 Hz

Gambar 14. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC
saat frekuensi 50 Hz

Gambar 15. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 9. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LLR Arus AC saat
frekuensi 10 Hz

Gambar 16. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 10. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RC Arus AC saat
frekuensi 50 Hz

Gambar 17. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 11. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CR Arus AC saat
frekuensi 50 Hz

Gambar 18. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LLR Arus AC
saat frekuensi 50 Hz
Gambar 12. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RL Arus AC saat
frekuensi 50 Hz

Gambar 13. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LR Arus AC saat
frekuensi 50 Hz

Gambar 19. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RC Arus AC saat
frekuensi 100 Hz

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

Gambar 20. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CR Arus AC saat
frekuensi 100 Hz

Gambar 21. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RL Arus AC saat
frekuensi 100 Hz

Gambar 26. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC
saat frekuensi 100 Hz

Gambar 27. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LLR Arus AC
saat frekuensi 100 Hz

Gambar 28. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RC Arus AC saat
frekuensi 150 Hz
Gambar 22. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LR Arus AC saat
frekuensi 100 Hz

Gambar 23. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC
saat frekuensi 100 Hz

Gambar 24. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC
saat frekuensi 100 Hz

Gambar 29. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CR Arus AC saat
frekuensi 150 Hz

Gambar 30. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RL Arus AC saat
frekuensi 150 Hz

Gambar 25. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC
saat frekuensi 100 Hz
Gambar 31. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri LR Arus AC saat
frekuensi 150 Hz

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

Gambar 32. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLC Arus AC
saat frekuensi 150 Hz

Gambar 33. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RCC Arus AC
saat frekuensi 150 Hz

Gambar 34. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri CCR Arus AC
saat frekuensi 150 Hz

Gambar 35. Bentuk Sinyal pada Osiloskop Rangkaian Seri RLL Arus AC
saat frekuensi 150 Hz

Вам также может понравиться