Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa yang bertentangan dengan adat, atau keluar
dari batas-batas faktor yang telah diketahui. Manusia tidak kuasa membuatnya karena
hal ini adalah diluar kesanggupannya. Mukjizat diberikan kepada nabi-nabi untuk
menguatkan kenabian dan kerasulannya dan meyakinkan bahwa agama yang dibawanya
bukan dibuat sendiri, melainkan benar-benar dari Allah. Maksud bahwa Al-Qur’an
sebagai mukjizat adalah menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah haq.
Sifat kemukjizatan itu tidak bisa dibuktikan kecuali apabila tiga faktor telah
dipenuhi, yaitu :
1
b. Ajakan bertanding secara khusus.
Ajakan bertanding khusus ini ada dua macam :
• Yang bersifat kully (keseluruhan), yaitu ajakan bertanding dengan seluruh
Al-Qur’an mengenai hukum-hukumnya, keindahanya, balaghohnya dan
kejelasannya.
• Yang bersifat juz’I (bagian), yaitu ajakan bertanding dengan semisal satu
surat Al-Qur’an, walaupun dari surat yang pendek seperti surat Al-Kautsar.
Tidak adanya hal yang melarang mereka untuk menandingi Al-Qur’an, karena
Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yaitu bahasa mereka, lafazhnya dari
huruf-huruf Arab, dan redaksinya memakai uslub orang Arab.
Mereka adalah ahli bahasa dan berdialek dengan jelas, mereka adalah tokoh-tokoh
sastra, syair-syairnya telah menunjukan kehebatannya serta pidato-pidatonya dan kata-
kata mutiaranya telah mengatakan kepandaian mereka dalam hal itu, disamping mereka
telah melewati tingkatan keunggulan dalam bentuk bacaan tegas dan ucapan jelas.
Dalam keadaan demikian itu Al-Qur’an menganjurkan mereka untuk meminta
pertolongan kepada siapa yang mereka sukai, menyempurnakan kekurangan-
kekurangannya kepada ahli-ahli agama, menampilkan beratus ahli sihir dan tukang
tenung dan siapa saja yang bisa mereka andalkan dari manusia atau jin, tidak ada
halangan bagi mereka sama sekali. Nabi sendiri tidak membatasi forum perdebatan.
Masa untuk menentangnya tidak dibatasi, sampai diantara mereka ada yang berkata:
2
“Bahwasanya waktu tidak mencukupi dan tidak ada kelonggaran”. Sebagaimana kita
ketahui, Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, kenapa mereka beralasan demikian
padahal Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa dua puluh tiga
tahun, diantara sekumpulan ayat dan yang lainnya masih ada waktu yang luas untuk
menentang dan mendatangkan suatu contoh semisal Al-Qur’an andaikata mereka sendiri
mampu. Kalau mereka tidak mampu berarti menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan
wahyu yang diturunkan dari Rabbul Ibad (Allah). Kiranya cukuplah sebagai alasan dan
argumentasi.
Bagi kita, bangsa Indonesia pada umumnya tidak mengetahui dan mendalami
bahasa Arab, amat sulit untuk menemukan dimana letak izaznya Al-Qur’an, karena
mengetahui ketinggian mutu suatu susunan kata-kata tidak akan dapat dipahami
kalau kita tidak merasakan keindahan bahasa itu sendiri. Oleh sebab itu cukuplah
kalau diketahui bagaimana pengaruh Al-Qur’an terhadap sastrawan-sastrawan
penantang Islam dan reaksi mereka terhadap tantangan Al-Qur’an sendiri, karena
pengakuan musuh Islam adalah bukti yang nyata atas kebenaran I’jaznya kitab suci
Al-Qur’an ini.
Disamping Al-Qur’an ditinjau dari segi bahasa, Al-Qur’an dari segi isinya pun
mengandung mukjizat pula, diantaranya :
a. Di dalam Al-Qur’an terdapat berita-berita dan janji-janji mengenai masa yang
akan datang, dimana hal itu merupakan hal yang diluar kemampuan manusia
untuk mengetahuinya. Adapun ramalan tukang tenung mengenai masa depan
hanyalah ramalan yang tidak dapat dijamin kebenarannya. Tetapi semua berita
dan janji yang tersebut pada Al-Qur’an adalah benar dan kerap kali menjadi
kenyataan.
b. Di dalam Al-Qur’an terdapat pula fakta-fakta ilmiah yang tidak mungkin
diketahui manusia di tanah Arab pada waktu itu, tetapi fakta-fakta tersebut
dijelaskan dengan tepat dan sekarang dibuktikan kebenarannya.
Melalui uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan mukjizat
yang meliputi segi bahasa dan segi isi, yang mana mukjizat ini akan kekal sepanjang
masa karena ia telah dijamin dan dipelihara oleh Tuhan Yang Maha Esa.