Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Hanny Riana
Millatina Mirrah Putri
Sarah Mydear Davinna
Shafa Maghfira Auliarahim
Syafira Chika Widyanti
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi .. 2
Pendahuluan . 3
Isi .. 4
-
Penutup ....14
Daftar Pustaka......15
PENDAHULUAN
Fisika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjangnya. Kita
sebagai mahasiswa yang mempelajari tentang fisika, menerapkan ilmu pengetahuan dapat
dengan cara melakukan percobaan-percobaan, mengadakan penelitian yang akan
menambah wawasan kita sebagai seorang mahasiswa. Tanpa kita sadari, kejadian di sekitar
kita berhubungan erat dengan fisika, seperti hal nya mobil F1 yang dapat mengungkit
sebagian dari rumus-rumus fisika yang ada. Pada dasarnya, mobil F1 tidak berbeda jauh
dengan mobil lainnya. Tetapi ada beberapa komponen yang bisa membedakan antara mobil
F1 dengan mobil kita sehari-hari.
ISI
A. Kecepatan dan Daya
Seorang pembalap mobil Formula One harus melajukan mobilnya dengan
kecepatan tinggi agar dapat menang dalam pertandingan. Perancangan mobil F1 dan segala
sesuatu yang terkait di dalamnya haruslah mengarah pada satu hal, yaitu kecepatan. Mobil
F1 dapat dengan mudah mencapai kecepatan di atas 300 km/jam, atau bahkan lebih. Akan
tetapi, jika mobil melintas terlalu cepat, gesekan akan mengecil dan mobil akan tergelincir
keluar dari tikungan. Sehingga, sebuah mobil harus mengurangi kecepatan saat melintasi
tikungan datar.
Hal ini berhubungan dengan Hukum Fisika yaitu Gerak Lurus Beraturan sebagai
berikut.
V=
s
t
dW
=
dt
Dari persamaan di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus
antara W dan . Semakin besar usaha/tenaga (W) yang dikeluarkan oleh mesin mobil
F1, maka akan semakin besar pula putaran per menit ( ) yang akan dilewati.
Suspense mobil F1 memiliki semua komponen yang sama dengan suspense mobil
non balap, yaitu komponen pegas peredam, lengan, dan anti-sway bar. Sebelum setiap
perlombaan balap mobil, pembalap akan melakukan pengaturan suspense untuk
memastikan bahwa mobil bisa mengerem saat menikung secara aman. Rem yang
digunakan pada mobil F1 harus mampu menghentikan mobil tersebut saat berjalan pada
kecepatan di atas 300 km/jam.
Pada saat pembalap mobil F1 akan menikung, pasti dia akan mengerem mobilnya,
yang artinya dia harus mengubah besar kecepatannya menjadi lebih kecil dari yang sedang
dibalapnya. Berlaku rumus gerak lurus berubah beraturan (GLBB) sebagai berikut.
v =
v 0 + a t
Dengan mengubah kecepatan menjadi lebih kecil nilainya berarti si pembalap juga
mengubah nilai percepatan ( a ) mobil F1 tersebut sehingga mengalami perlambatan saat
bergerak di trek tikungan. Ini membuat mobil F1 butuh waktu yang cukup banyak apabila
di dalam lintasan balap tersebut terdapat banyak tikungan.
B. Hukum Gerak Newton
Mobil Formula 1 merupakan sebuah gambaran nyata bagaimana kecanggihan teknologi
komputer dipadukan dengan teknik otomotif kelas dunia. Dalam penerapannya, mobil
Formula 1 tidak terlepas dari Hukum Gerak Newton.
Hukum Newton pertama yang berbunyi Setiap benda akan mempertahankan keadaan
diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali jika ada gaya yang mengubahnya. Gaya yang
mengubahnya resultannya bukan nol. Hukum ini disebut juga hukum kelembaman karena
kecenderungan benda untuk mempertahankan kedudukannya pada keadaan diam maupun
gerak tetap pada lintasannya (garis lurus). Pada mobil Formula 1, pengemudi tentu sering
menginjak pedal gas dan pedal rem bergantian, keadaan pada saat pengemudi menginjak
pedal gas, maka pengemudi akan terdorong ke belakang, dan pada saat mobil direm, maka
pengemudi akan terdorong ke depan. Hal ini karena pengemudi ingin mempertahankan
kedudukan sebelumnya. Hal ini merupakan sifat benda yang mempertahankan
kedudukannya, benda yang diam cenderung diam, dan benda yang bergerak cenderung
untuk tetap bergerak. Hal inilah contoh dari sifat kelembaman benda. Oleh karena itu,
penting bagi pembalap untuk mengenakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil
Formula 1.
Hukum kedua Newton yang berbunyi Percepatan sebuah benda akan berbanding lurus
dengan gaya totalnya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan searah
dengan arah gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Artinya, gaya yang mengenai
benda diam menyebabkan benda bergerak, gaya yang mengenai benda bergerak
menyebabkan benda bergerak lebih cepat, lebih lambat, atau berubah arah. Pada mobil
Formula 1, mesin yang ada di dalamnya dibuat agar mobil dapat melaju sekencangkencangnya. Laju perubahan momentum tergantung pada percepatannya, sedangkan
percepatan sendiri tergantung pada gaya yang diberikan mesin yang disalurkan lewat roda
pada badan jalan. Saat mobil melaju, maka mobil akan mendapatkan percepatan yang
sebanding dengan gayanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Mobil Formula 1
juga memiliki tenaga yang tinggi dan berat yang ringan. Secara matematis dituliskan
F=ma.
Hukum Newton ketiga adalah hukum tentang aksi-reaksi yang berbunyi Untuk setiap
aksi pasti ada reaksi yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Artinya, jika benda
A mengerjakan gaya pada benda B, maka benda B akan memberikan gaya pada benda A
yang sama besar, namun arahnya berbeda. Pada mobil balap, salah satu penerapannya
adalah gaya yang timbul saat mobil dibelokkan ke kanan atau pun ke kiri. Misalnya, saat
mobil dibelokkan ke kanan maka pengemudi akan mendapat gaya dorong ke kiri,
sebaliknya saat mobil dibelokkan ke kiri maka pengemudi akan mendapat gaya dorong ke
kanan, dalam hal ini mobil melakukan aksi dan pengemudi melakukan reaksi.
Mobil F1, didesain seringan mungkin dengan meniadakan banyak part dalam mobilmobil normal seperti starter, kaca, dan bahan yang digunakan untuk membuat F1 adalah
komposit karbon yang memiliki berat yang relatif ringan. Pengurangan beban ini
didasarkan dari prinsip Hukum Newton yang kedua yaitu F=m.a. Dengan mengurangi
massa mobil, mobil dapat memiliki akselerasi yang lebih tinggi menggunakan gaya yang
sama.
Sekarang ini mobil F1 menggunakan ban slick dengan ban depan harus mempunyai
diameter 12-15 inci dan ban belakang 14-15 inci. Penggunaan ban dalam F1, didasarkan
oleh strategi berapa stop yang mereka targetkan dan juga tergantung oleh cuaca. Dalam
kondisi hujan, mobil dapat memakai ban intermediate dan basah yang dirancang untuk
menyalurkan air dari permukaan jalan. Hal ini dikarenakan disaat hujan, daya cengkram
ban berkurang dan jalanan memiliki gaya friksi yang lebih kecil sehingga besar
kemungkinannya mobil akan tergelincir. Karena itulah disaat hujan mobil F1 mengganti
bannya.
C. Kerja dan Energi Kinetik dan Energi Potensial dan Kekekalan Energi
Mobil F1 memiliki teknologi yang bernama KERS. KERS, singkatan dari Kinetic
Energy Recovery System merupakan alat yang memanfaatkan tenaga yang terbuang dari
pengereman menjadi tenaga baru yang dapat menambah power mesin. Prinsip kerja KERS
adalah menangkap energy kinetic berupa putaran poros yang kemudian disimpan di dalam
baterai dan nantinya akan dikeluarkan kembali saat mobil berakselerasi. Perhitungan
energy kinetic menggunakan rumus berikut:
EK =
1
2
mv
2
Untuk mengaktifkan KERS, pembalap cukup menekan tombol yang ada di setir dan
energi yang tersimpan di dalam baterai akan disalurkan ke dalam mesin untuk menambah
tenaga. Manfaat dari KERS cukup banyak. Bisa digunakan ketika overtaking, untuk
mempertahankan posisi, untuk mempercepat waktu kualifikasi, dan lainnya. Paling penting
sebenarnya adalah untuk mempermudah overtaking.
Flywheel adalah roda bermassa besar. Benda bermassa besar mempunyai momentum
yang juga besar. Momentum besar ini mempunyai prinsip dasar yaitu, saat dalam keadaan
diam susah untuk diputar tetapi saat sudah berputar susah untuk direm. Prinsip ini
7
dimanfaatkan dalam KERS. Saat mobil melaju normal, sistem KERS tidak terhubung
dengan poros engine. Tetapi begitu pembalap menginjak rem ECU memerintahkan kopling
pada sistem KERS untuk menghubungkan KERS dengan poros engine. Akibatnya, massa
poros engine akan mengalami perlambatan karena sebagian powernya dipergunakan untuk
memutar flywheel yang berat. Efek perlambatan ini membantu pengereman. Saat pedal rem
tidak lagi terinjak, KERS terpisah dari poros engine tetapi flywheel (karena massanya yang
besar) terus berputar. Saat pembalap berakselerasi, ECU bisa memerintahkan kopling untuk
kembali terhubung dengan poros engine dan kali ini putaran flywheel akan membantu
engine untuk berakselerasi. Sistem transmisi di KERS akan mengatur putaran KERS agar
sesuai dengan kebutuhan engine untuk melakukan perlambatan atau percepatan.
G. Gravitasi
9
Hal yang membedakan mobil F1 dengan mobil lainnya adalah gaya gravitasi yang
terjadi didalam kokpit ketika mobil melaju kencang. Hal ini dikarenakan mobil didesain
tanpa penutup kepala dan juga kaca depan, sehingga pengemudi akan berhadapan langsung
dengan angin. Dari data yang diperoleh, saat mobil di rem, maka pengemudi dan
penumpang akan mendapatkan gaya gravitasi 3.48 g. Artinya pengemudi dan penumpang
seolah-olah didorong oleh kekuatan angin 3,4x berat badan mereka masing-masing.
Sedangkan saat menikung, gaya gravitasi yang terjadi yakni 2.64 g. Tak hanya itu, kondisi
kokpit pun tak jauh berbeda dengan pesawat jet. Jangan bayangkan ruang kabin yang lega
seperti halnya sedan-sedan rerrari, karena kokpit F1 sangat sempit dengan suhu udara
mencapai 45 derajat Celcius.
G-Force adalah sebuah istilah yang jamak dipakai untuk menjelaskan tentang dampak
gaya gravitasi bumi yang menimpa seorang pembalap Formula 1, utamanya ketika
menempuh tikungan. Konsep G-Force adalah ketika seorang pembalap melintas di
tikungan, maka kepalanya akan terlontar keluar dari bentuk busur tikungan itu. Ini
disebabkan oleh gaya sentrifugal yang bekerja berkebalikan dengan arah tikungan. Namun
demikian, G-Force juga bekerja pada saat pembalap melintasi trek lurus dengan kecepatan
tinggi. Tubuh pembalap akan tertekan ke belakang sebagai akibat dari gaya gravitasi.
Umumnya, seorang pembalap F1 menerima gaya G-Force hingga maksimal 4-5 G
H. Keseimbangan dan Elastisitas
10
Pusat gravitasi memainkankan peran penting dalam performa mobil F1. Pusat
gravitasi harus serendah mungkin dengan tanah, karena semua gaya percepatan,
pengereman dan penikungan berkerja melalui titik tersebut.
Pusat gravitasi lokasi dapat didefinisikan sebagai:
- Titik keseimbangan obyek
- Titik di mana gaya akan menyebabkan translasi
- Titik dimana gravitasi seimbang
Pusat gravitasi (COG Center Of Gravity) juga disebut pusat massa, harus dirujuk
ke dalam sistem koordinat 3 dimensi. Lokasi COG adalah fungsi langsung dari sistem
koordinat di mana ia dirujuk. Hal ini relative diukur terhadap datum referensi
menggunakan persamaan keseimbangan sesaat. Penerapan gaya dalam arah yang tidak
melewati COG, itu akan membuat mobil memutar kecuali gaya tersebut seimbang dengan
kekuatan lain. Untuk mobil balap, COG terletak diantara roda depan dan belakang dan
sedekat mungkin dengan tanah.
Saat bepergian dalam mobil dimana pengemudi mengerem, mobil menukik di
depan. Gerakan-gerakan yang dirasakan adalah gaya percepatan, dan mereka bertindak
melalui pusat gravitasi. Banyak kontrol yang bergantung kepada desain suspensi, tetapi
pusat gravitasi yang besar tidak akan membantu. Transfer berat lebih sedikit apabila pusat
gravitasi lebih rendah.
Namun, tidak hanya pusat gravitasi vertikal saja yang diperhatikan desainer, pusat
gravitasi harus berada di tengah mobil, dan posisinya yang diantara roda depan dan
belakang akan menentukan bagaimana pengereman dan gaya percepatan tersebar antara
depan-belakang atau roda kiri-kanan. Hal yang baik adalah memiliki penyebaran berat
statis yang disetel dengan pusat gravitasi diposisikan dekat ke belakang mobil, karena ini
akan menempatkan lebih banyak berat pada roda belakang dan menyediakan traksi yang
lebih besar. (Mobil F1 menggunakan penggerak mobil belakang)
Selain itu, kendaraan ini harus memiliki momen inersia polar yang rendah. Ini
menghasilkan kemudahan dalam menggerakkan mobil, dan apabila desainer berkonsentrasi
pada berat yang dekat dengan pusat gravitasi, mereka dapat mencapai hal ini dan
menghasilkan mobil balap yang responsif. Kriteria ini, tentu saja, juga tergantung pada
letak pertama roda dan basis roda F1 yang begitu panjang dengan pusat gravitasi rendah
dan suspensi kaku, penukikan akan diminimalkan secara signifikan. Setiap perubahan basis
roda lebih sering mengubah distribusi berat statis dan mengurangi transfer berat daripada
meningkatkan stabilitas.
11
I. Mekanika Fluida
Fisika memainkan peranan penting dalam mobil balap F1 karena salah satu nya
dirancang di sekitar aerodinamis. Mobil F1 perlu secepat dan seaman mungkin sekaligus
menciptakan cukup down force dan minimal drag. Prinsip yang sama digunakan untuk
sayap karena down force nya diproduksi. Prinsip Bernoulli adalah aturan fisik yang
mendefinisikan fungsi sayap tersebut. Seperti udara yang mengalir pada kecepatan yang
berbeda salama dua sisi sayap dan pada jarak yang berbeda karena bentuk sayapnya;
perbedaan tekanan yang dibua. Tekanan mencoba untuk menyeimbangkan yang dapat
menyebabkan sayap untuk mencoba dan bergerak kea rah tekanan rendah. Kedua sayap
ditemukan pada mobil F1 (depan dan belakang) bersama-sama dapat memproduksi hingga
70% dari total angkatan di atas mobil. Karena presentase yang tinggi ini, komponen sayap
yang sangat penting.
DRS (Drag Reduction System) adalah sebuah alat mobil f1 yang membuka bilah
sayap yang sudah diatur pada sayap belakang untuk mengurangi downforce, sehingga
meningkatkan kecepatan mobil saat mengejar dan menambah kesempatan lebih besar untuk
menyalip mobil balap lain yang ada di depannya. (Harusnya menerangkan effek dari
aerodinamika)
12
DRS mengurangi
drag (tahanan
udara) sehingga
mobil bisa lebih
cepat, tapi juga
menurunkan
pengaruh down
13
(Engine V6)
Proses pembakaran dalam ruang bakar mesin mobil F1 merupakan proses
termodinamika, dimana terjadi proses pemampatan udara, pembakaran, ekspansi dan
pembuangan. Mesin yang digunakan mobil F1 sekarang ini adlaha mesin V6, yaitu suebuah
mesin pembakaran dalam konfigurasi V yang 6 silindernya terpasang di bak mesin dengan
2 cabang yang masing0masing terdiri dari 3 silinder. Mesin ini mempunya tenaga dan torsi
yang hampir sama dengan mesin V8 dengan bahan bakar yang lebih efisien dan emisi yang
lebih rendah. Entropi bisa ditunjukan dari effisiensi dari mesin, yang tidak sepenuhnya
dapat merubah dari energi panas yg dihasilkan menjadi energi gerak.
14
PENUTUP
Sebagai kesimpulan, terdapat banyak aplikasi fisika dasar yang dapat kita lihat tidak hanya
di kehidupan sehari-hari, tetapi juga pada teknologi modern seperti mobil F1. Semaju-majunya
suatu teknologi, benda itu akan tetap mengikuti hukum yang ada. Mobil F1 menggunakan
banyak strategi fisika untuk memenangkan pertandingannya.
Mobil F1 didesain seringan mungkin agar gaya dari mesin dapat memberikan akselerasi
yang lebih besar. Pusat gravitasinya, didesain serendah mungkin untuk memberikan stabilitas
disaat mobil melakukan belokan. Untuk menambahkan downforce, banyak part mobil yang
diinstall untuk memanfaatkan gaya aerodinamik. Mesin mobil F1 bekerja menggunakan proses
termodinamika dimana terjadi proses pemampatan udara, pembakaran, ekspansi dan
pembuangan. Mesin ini melaukan gerakan periodik yang menggerakan ban secara periodik pula.
Ban mobil F1 dituntut untuk memiliki distribusi massa yang rata agar putarannya stabil.
15
DAFTAR PUSTAKA
16