Вы находитесь на странице: 1из 71

Kewaspadaan

Standar
Sebagai Upaya
Pengendalian Infeksi
di Sarana Pelayanan Kesehatan

01/03/10

Mengapa perlu Dalin?


Era Global rentan thd infeksi global

New emerging infectious diseases


SARS, HIV, Ebola, Avian Influenza dsb.
Emerging disease TB, malaria, leptospira
Reemerging disease pes, anthrax

Masyarakat perlu dilindungi


Nakes perlu dilindungi

01/03/10

Mengapa perlu Dalin?


Aspek Medikolegal Yan RS
Yan RS yang aman dan bermutu
Good Clinical Governance perlu MRK

yang baik
Dalin merupakan komponen penting
dalam MRK
Dalin menjadi kebutuhan dasar Yan Kes
di RS
(Manajemen Risiko Klinik)

01/03/10

POTENSI PENYEBARAN INFEKSI DI


PUSKESMAS (Bachroen,2000)
Cuci tangan kurang benar
Menggunakan sarung tangan kurang tepat
Menutup kembali alat suntik sekali pakai
Membuang peralatan tajam seenaknya
Melakukan dekontaminasi dan sterilisasi kurang

sempurna
Melakukan kebersihan lingkungan ruangan kurang
baik

01/03/10

FAKTOR POTENSIAL YANG


BERPERAN DALAM TERJADINYA
INFEKSI
INFECTION PROBABILITY(KEMUNGKINAN

INFEKSI) = DOSAGE(DOSIS INFEKSI) X


SUSCEPTIBILITY (KEPEKAAN MANUSIA) X
TIME(WAKTU) X VIRULENCE (KEGANASAN
MIKROORGANISME) X HOST DEFENCE (DAYA
TAHAN TUBUH MANUSIA)

01/03/10

CARA PENULARAN INFEKSI


CONTACT TRANSMISSION/MAN-TO-MAN

TRANSMISSION
DROPLET TRANSMISSION : PERCIKAN
MENGANDUNG MIKROORGANISME YANG
DISEBARKAN DALAM JARAK DEKAT (1 2 METER)
MELALUI UDARA
AIRBORNE TRANSIMISSION: MENYEBAR MELALUI
RESIDUAL PARTICLE < 5 Um dan tetap berada dalam
aliran udara untuk waktu cukup lama
COMMON VEHICLE TRANSMISSION : melalui makanan
tercemar, air, alat kesehatan
VECTOR-BORNE TRANSMISSION : nyamuk, lalat, tikus
dll.

01/03/10

Organisasi Dalin?
Pelayanan di RS harus berorientasi pada Dalin
Dalin terus diterapkan secara terus menerus

01/03/10

terhadap pasien di RS sejak pasien datang


sampai pasien pulang
Dalin melibatkan semua unit/ instalasi, individu,
profesi di RS
Dalin perlu dikoordinasikan oleh suatu badan
yang memiliki akses ke segala penjuru di RS
Peran sentral dari manajemen/ Direktur
Peran pelaksana
Peran pasien dan keluarganya
7

Kewaspadaan Standar
Merupakan salah satu upaya untuk
mengendalikan infeksi (DALIN) di
tatanan layanan kesehatan

Aspek Penerapan Dalin


Asuhan medis dan
Asuhan keperawatan
Manajemen
Bangunan
Pengadaan bahan dan alat
Diklat

01/03/10

Peran Manajemen thd


Pelaksanaan Dalin
Menjamin terlaksananya program Dalin secara

01/03/10

baik dan berkesinambungan


Arah kebijakan Dalin, telaah berkala
Penganggaran & menjamin ketersediaan
sarana
Penetapan SDM yang kompeten menjamin
terlaksananya Diklat
Menjamin kesejahteraan SDM RS
Memberi wewenang Komite Dalin untuk
menjalankan fungsinya
Ikut serta dalam penyelidikan KLB

10

Komponen Dalin
S
Komite

01/03/10

PENGUNJUNG

Pasie
n
Nake
s
Cara
Pencegahan

Surveilans

11

Kegiatan Dalin
Upaya Pencegahan KU dalam Asuhan Medis

dan Asuhan Keperawatan Sarana


Surveilans - monitoring

IN
Surveilans proses Dalin
Surveilans Sarana Yankes

Kebijakan dan prosedur kerja


Diklat
Penanggulangan KLB
01/03/10

12

Organisasi Dalin
Direktur/
Direksi
RS

Ruang Rawat

Komite/Panitia PIN

Komite
Medis

ICN & ICD

Upaya Pencegahan
(Kewaspadaan
Universal)
Surveilans

Penanggulangan KLB
Diklat, Prosedur Kerja,
Pemilihan Bahan & Alat

01/03/10

13

Kewaspadaan Standar
Salah satu dari upaya pengendalian

infeksi di rumah sakit


Upaya pencegahan dasar atau standar

Pada semua kondisi

Bagian inti dari teknik isolasi

01/03/10

14

Teknik Isolasi

KEWASPADAAN
UNIVERSAL

01/03/10

15

Kewaspadaan Standar
Petugas kesehatan harus menganggap semua
darah dan cairan tubuh sebagai bahan yg
infeksius

01/03/10

16

Operasional
Kewaspadaan Standar (UP)
1. Cuci tangan
2. Menggunakan alat pelindung perorangan (APP)

untuk mengurangi pajanan darah dan cairan tubuh


3. Pengelolaan Alkes Bekas Pakai (Dekontaminasi,
sterilisasi, disinfeksi)
4. Sharp Precautions/ Pengelolaan Benda Tajam
5. Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan

01/03/10

17

3 patogen yg ditularkan melalui darah


Hepatitis B : 6-30%
Hepatitis C : 1,8%
HIV :

01/03/10

0,3% (tertusuk atau tersayat)


0,1% (percikan ke mata, hidung atau mulut)

18

1. Cuci Tangan
Air Mengalir
Sabun
10 detik
Penggunaan Antiseptik

dengan benar
Lap tangan kering/ sekali
pakai

01/03/10

19

Cuci tangan bedah

Proses selama 2-5 menit


01/03/10

20

01/03/10

21

01/03/10

22

01/03/10

23

Kapan Cuci Tangan?


Setelah .
dari toilet
batuk, bersin atau menggunakan tissu
makan, minum atau merokok
menyentuh kulit yang terluka atau terinfeksi
menangani bahan daging
mengganti popok
menyentuh binatang
menyentuh permukaan benda yg ada di tempat umum,

seperti gagang pintu, trolley dsb


01/03/10

24

Kapan Cuci Tangan?


Sebelum .
menyentuh mata, hidung, mulut
memasukkan atau mengangkat lensa kontak
menyiapkan makanan
makan

01/03/10

25

01/03/10

26

Alternatif Cuci Tangan


AL
CU TA

100
100 ml
ml alkohol
alkohol 70%
70% (ANTISEPTIK)
(ANTISEPTIK)

1-2
1-2 ml
ml gliserin
gliserin 10%
10% (EMOLIEN)
(EMOLIEN)
PENGGOSOK ANTISEPTIK LEBIH EFEKTIF MEMBUNUH FLORA TETAP MAUPUN
SEMENTARA DIBANDINGKAN MENCUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK, ATAU SABUN
BIASA DAN AIR,LEBIH CEPAT DAN LEBIH MUDAH DILAKUKAN, SERTA MENGURANGI
FLORA TANGAN LEBIH BANYAK
GIROU, E et al 2002 Efficacy of handrubbing with alcohol based solution versus
standard handwashing with antiseptic soap. Randomized Clinical Trial. BMJ 325
(7360):362- 365)
01/03/10

27

Sebelum Cuci Tangan

Tangan Petugas di letakkan pada Plat


Agar Darah dan dikultur 72 Jam akan
menghasilkan koloni kuman yang
tumbuh subur.Kuman berasal dari flora
tetap dan flora sementara di lipatan
kulit, kuku, sela jari tangan
01/03/10

Keuntungan ALCUTA :
Lebih cepat proses cuci tangannya (10 detik),
Lebih bersih hasil cuci tangannya
Lebih murah harganya (dengan membuat sendiri tiap
100 ml hanya membutuhkan kl. Rp.2500,28

Sesudah Cuci Tangan

CUCI TANGAN DG. ALCUTA


Cuci tangan dengan air di waskom
(Alkohol + Emolien)
dengan Sabun antiseptik
Emolien : gliserin, propilen glikol dan sorbitol , akan melunakkan kulit dan
Setelah
Membantu mencegah kerusakan kulit(kering, pecah2, iritasi, dermatitis
Karena sering mencuci tangan dengan sabun dan air
Dikultur selama 72 jam
01/03/10

29

Antiseptik
Kelompok

Terhadap Mikroorganisme

Kec
krj

Keterangan

Gr+

Gr-

Tb

Jm

En

Vir

Alkohol 60- 90%

+++

+++

++

++

++

Cpt

Murah, menguap,
terbakar

Klorheksedin 2-4%

+++

++

Cpt

Mahal, efek
persisten, sabun -

Heksaklorofen 3%

++

--

Lbt

Berulang, alkh -,
rebound

Yodin+alkohol 3%

+++

+++

++

++

++

Cpt

Murah, iritatif
diserap kulit

Yodofor (BetadinR)
1:2500

+++

+++

++

++

++

Sdg

Tidak iritatif, bukan


disinfekstan, mks

Triklosan

+++

+++

++

+++

Sdg

ANTISEPTIK ATAU BAHAN ANTIMIKROBA ADALAH ZAT KIMIA YANG DIGUNAKAN PADA PERMUKAAN KULIT
ATAU JARINGAN HIDUP LAINNYA UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ATAU MEMBUNUH MIKROORGANISME
BAIK YANG BERSIFAT FLORA SEMENTARA MAUPUN YANG TETAP

2. Alat Pelindung Perorangan


(APP)
Sarung Tangan
Pelindung Muka

Masker
KacaMata/ goggle

Gaun/Jubah/Apron
Pelindung Kaki

01/03/10

31

Gambar Alat Pelindung

01/03/10

32

Cuci tangan dan menggunakan APP lengkap


pada HIV/AIDS pada saat : membantu
persalinan, operasi sedang dan besar, otopsi,
memandikan jenazah
Cuci tangan dan memakai sarung tangan
pada saat melakukan pemeriksaan fisik
dengan kulit terluka, mengambil sampel
darah, vena seksi, pungsi lumbal,
membersihkan luka, kateterisasi urine

01/03/10

33

Manfaat Alat Pelindung


Alat Pelindung

Terhadap pasien

Terhadap Nakes

Sarung tangan

Mencegah kontak M.O dari tangan


nakes kepada pasien

Mencegah kontak tangan nakes


dengan darah dan cairan tubuh
pasien, mukosa, kulit luka alkes/
permukaan yang terkontaminasi

Masker

Mencegah kontak droplet dari


mulut & hidung Nakes saat napas,
bicara, batuk kepada pasien

Mencegah mukosa nakes (hidung


dan mulut) kontak dengan percikan
darah / c.t. pasien

Mencegah mukosa nakes kontak


dengan percikan darah / c.t. pasien

Kacamata
pelndung
Tutup kepala

Mencegah jatuhya MO rambut/


kepala nakes ke daerah steril

Jubah & celemek


plastik

Mencegah kontak MO dari tangan/


tubuh/ pakaian nakes kepada
pasien

Mencegah kulit nakes kontak


dengan percikan darah/ c.t. pasien

Sepatu
Pelindung

Mengurangi terbawanya MO dari


ruangan lain

Mencegah kaki terluka oleh benda


tajam yang terkontaminasi atau
terjepit benda berat dan mencegah
34
kontak dengan darah / c.t. lainnya

01/03/10

Bagan Alur Pemilihan Sarung Tangan


Apakah
kontak
dengan
darah atau
cairan
tubuh?

Tidak

TANPA
SARUNG
TANGAN

Ya
Apakah
kontak
dengan
pasien?

Tida
k

Ya
Apakah
kontak
dengan
jaringan di
bawah kulit?

Ya
SARUNG
TANGAN
STERIL
atau
SARUNG
TANGAN DTT.

Tida
k

S.T . RUMAH
TANGGA
atau
SARUNG
TANGAN
BERSIH

SARUNG
TANGAN
BERSIH
atau
SARUNG
TANGAN DTT

3. Pengelolaan Alkes Bekas Pakai


Dekontaminasi
Cuci
Sterilisasi/DTT
Dekontaminasi

Penggunaan

Disinfektan dg Benar
Cuci bersih

Sterilisasi

01/03/10

Disinfeksi
Tingkat Tinggi

Pendinginan & Penyimpanan


Siap pakai

36

Bagan Alur Pengelolaan Alat Kesehatan


Dekontaminasi
Rendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit

Cuci bersih dan tiriskan


Pakai sarung tangan dan pelindung terhadap objek tajam

Sterilisasi
Uap
Bertekanan
Tinggi
Autoclaf
121o C
106 kPa (1
atm)
20 30
menit

Pemanasa
n Kering
170 C
selama 60
menit
o

Disinfeksi Tingkat
Tinggi
Kimiawi
Rendam
dalam
larutan
disinfektan
10 - 24 jam
Atau
Gas ETO

Kimiawi

Uap

Rebus

rendam
dalam
larutan
disinfektan
20 menit

Tutup dalam
uap air
mendidih
selama 20
menit

diamkan
mendidih
selama 20
menit

Pendinginan & Penyimpanan


Siap pakai
Catatan:
1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu minggu bila tetap kering

01/03/10

2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril
3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah terutup yang tidak mudah terbuka atau
segera dipakai

37

Dekontaminasi
dengan lar klorin 0,5% - 10

01/03/10

38

Alat Disinifeksi Tingkat Tinggi DTT

DISINFEKSI = PROSES MENGHILANGKAN SEBAGIAN MIKROORGANISME, DAN


DISINFEKSI TINGKAT TINGGI = PROSES MENGHILANGKAN MIKROORGANISME DARI ALAT KESEHATAN
KECUALI BEBERAPA ENDOSPORA (Clostridium tetani, Cl. gas gangren, Cl. perfingens, Nokardia dll.)

Alat Sterilisator Uap Bertekanan

STERILISASI = PROSES MENGHILANGKAN SELURUH MIKROORGANISME DARI ALAT KESEHATAN TERMASUK


ENDOSPORA BAKTERI

Disinfeksi-Sterilisasi
Cara Disinfeksi atau Sterilisasi tergatung

dari besar risiko


Pakai sarung tangan rumah tangga
Alat harus dilepas/ diurai sebelum dicuci

01/03/10

41

Pemilihan Cara
Derajat Risiko

Cara penggunaan Alat

Cara

Risiko tinggi

Menembus kulit

Sterilisasi, atau sekali


pakai

Risiko sedang

Kontak dengan kulit yang


tidak utuh atau lapisan
mukosa

Sterilisasi, disinfeksi
tingkat tinggi (DTT)
-rebus, disinfeksi
kimiawi

Risiko rendah

Kontak dengan kulit yang


utuh

Cuci bersih dengan air


panas dan sabun

01/03/10

42

Disinfektan
Disinfektan

Pemakaian

Keunggulan

Kekurangan

Alkohol

DTM, Antiseptik kulit


Termometer, stetoskop,

Kerja cepat, tanpa residu,


tidak berbekas

Konsentrasi , inaktif
oleh bahan organik,
karet mengeras

Klorin

DTM, Alat dialisis, tanki, CPR,


dekontaminasi alat dan
permukaan, percikan darah

Murah, kerja cepat,


tersedia di pasar

Korosif, inaktif oleh


bahan organik, iritasi,
tidak stabil pada
pengenceran 1:9 (>)

Etilin
Oksida

Sterilisasi gas

Untuk alat yang tidak


tahan panas dan tekanan

Kerja lambat dan butuh


waktu lama untuk
menghilangkan residu
yang toksis

Formaldehid

Terbatas, dekontaminasi
biosafety cab lab, fumigasi

Tahan terhdp bahan


organik

Karsinogeni, toksik,
iritan, bau menyengat

Glutaraldehid

DTT (2%), endoskopi, alat


terapi pernafasan, alat
anestesi

Nonkorosif, tahan bahan


organik, cocok untuk alat
optik, sterilisasi dlm 610jam

Iritasi, cepat inaktif bila


diencerkan, mahal, sulit
dipantau
konsentrasinya, residu

DISINFEKTAN ADALAH BAHAN KIMIA YANG MENGHANCURKAN ATAU MENGINAKTIFASI MIKROORGANISME.


DISINFEKTAN DAPAT DI DIKLASIFIKASIKAN DALAM : TINGKAT RENDAH , MENENGAH DAN TINGGI

Disinfektan
Disinfektan

Pemakaian

Keunggulan

Kekurangan

H2O2

3% - DTR, lantai,
dinding, perabot RT
6%- DTT, endoskop,
lensa kontak

Oksidan kuat, kerja


cepat, terurai O2 dan
air

Korosif bagi aluminium,


tembaga, kuningan dan seng

Yodofor

DTM- termometer,
tanki
DTR- permukaan keras
kursi roda, TT, bel

Kerja cepat, tidak toksik


& tdk iritatif

Tdk cocok utk permukaan


keras, korosif u/ metal, kulit
terbakar, tdk tahan bhn organik
meninggalkan bercak

Asam
Parasetat

DTT ut alat tdk tahan


panas, untuk mesin
sterilisasi

Aman u/ lingkungan (air,


O2, H2O2, asam asetat),
kerja cepat, aktif thd
organik

Korosif, tidak stabil bila


diencerkan

Fenol

DTM/ DTR, lantai,


dinding, perabot RT.

Residu dipermukaan,
banyak di pasar

Tidak u/ kamar bayi


(hiperbilirubinemia), tidak utk
kontak dg makanan, diserap
kulit, lengket

Amonium
Kuarterner

DTR, Lantai, dinding,


perabot, percikan
darah

Non-iritatif, detergent

Tdk untuk alkes, terbatas


spektrum sempit

01/03/10

44

4. Pengelolaan Alat/Benda Tajam


(Sharp Precautions)
Pisau bedah, jarum

01/03/10

suntik, pecahan kaca,


dsb
Segera singkirkan ke
dalam wadah tahan
tusukan oleh pemakai
Wadah limbah tajam di
tempat strategis, anti
tumpah
Dilarang menyerahkan
alat tajam secara
langsung
Jangan menutup menutup jarum suntik
satu tangan
45

Wadah Tahan Tusukan

01/03/10

46

5. Pengelolaan Limbah dan Sanitasi


Ruangan
Limbah Cair
Sampah Medis
Sampah RT
Insinerasi
Penguburan
Disinfeksi

permukaan

01/03/10

47

LIMBAH BERBAHAYA DI RUMAH


SAKIT (Svensson, PG, 2001)
Limbah infeksius dan limbah anatomik :

15% dari seluruh limbah RS


Limbah benda tajam: 1%
Limbah kimia, limbah farmasi : 3%
Limbah genotoksik, limbah radioaktif dan limbah
logam berat : 1%

01/03/10

48

HOSPITAL FUNCTIONAL AREA


(menurut International Union of Architect, Public
Health Programme dikutip Gatterman, HE 2001)

Examination & Treatment (color code : red)


Nursing care (yellow)
Administration (green)
Social Services (orange)
Supply and waste disposal (brown)
Research and Teaching (purple)
Technique (blue)
Others (bright purple)
01/03/10

49

Profilaksis Pasca Pajanan


di Rumah Sakit

01/03/10

Pajanan pada Kecelakaan Kerja


Jenis Pajanan
Perlukaan kulit
Pajanan pada selaput
mukosa
Pajanan melalui kulit
yang luka
Gigitan yang
berdarah
Sumber Pajanan
HBs Ag + ve
Anti-HCV + ve
Anti HIV + ve
Tidak diketahui
01/03/10

Bahan Pajanan
Darah
Cairan bercampur darah yang
kasat mata
Cairan yang potensial
terinfeksi:
semen, c. vagina, c.
serebrospinal, c. sinovia, c.
pleura, c peritoneal, c.
perickardial, c amnion
Virus yang terkonsentrasi

Tatalaksana Pajananan: 1

Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam

<4 jam
01/03/10

Tatalaksana Pajanan: 2

Segera

01/03/10

Luka tusuk bilas air mengalir dan sabun /


antiseptik
Pajanan mukosa mulut ludahkan dan
kumur
Pajanan mukosa mata irigasi dg air/
garam fisiolofis
Pajanan mukosa hidung hembuskan
keluar dan bersihkan dengan air
Jangan dihisap dengan mulut, jangan
ditekan
Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit
dengan salah satu:
- Betadine (povidone iodine 2.5%) selama
5 mnt
- Alcohol 70% selama 3 mnt
Catatan:
chlorhexidine cetrimide bekerja melawan HIV
tetapi bukan HBV

Tatalaksana Pajananan: 3

Laporkan

01/03/10

Catat dan laporkan


Panitia PIN, Panitia K3, Atasan langsung
Agar secepat mungkin diberi PPP
Perlakukan sebagai keadaan darurat Obat
PPP harus diberikan sesegera mungkin bila
diperlukan (dalam 1-2 jam)
PPP setelah 72 jam tidak efektif
Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi
meski hingga satu minggu setelahnya (maks)
Pantau sesuai dengan protokol pengobatan
ART
Hitung sel darah, LFT, kepatuhan, dukungan

Tatalaksana Pajanan: 4
Didasarkan
Pertimbangkan
Profilaksis Pasca
Pajanan (PPP)

01/03/10

Derajat pajanan
Status infeksi dari sumber pajanan
Ketersediaan obat PPP

Konseling
Tindak lanjut dan Evaluasi

PPP untuk Hepatitis B


Vaksinasi dan respon
antibodi dari Petugas
Kesehatan

Status infeksi Sumber Pajanan


HBsAg
negatif

Tidak tahu
sarana pemeriksaan (-)

1 dosis HBIG + seri


vaksinasi hepatitis B

Seri vaksinasi
hepatitis B

Seri vaksinasi hepatitis B


Sumber pajanan berisiko
tinggi obati seperti
pada HBsAg positif

Diketahui sbg
responder

Tidak perlu PPP

Tidak perlu
PPP

Tidak perlu PPP

Diketahui sbg nonresponder

1 dosis HBIG + ulangan


seri vaksinasi hepatitis
B atau 2 dosis HBIG

Tidak perlu
PPP

Sumber pajanan berisiko


tinggi obati seperti
pada HBsAg positif

Tidak perlu
PPP

Anti-HBs terpajan
cukup - tidak perlu PPP
tidak cukup - 1 dosis
HBIG + vaksin boster

Belum divaksinasi

HBsAg positif

Pernah divaksinasi

Tidak diketahui status Anti-HBs terpajan


cukup - tidak perlu
respon antibodinya
PPP
tidak cukup - 1 dosis
01/03/10
HBIG + vaksin boster

1. Menentukan Kategori Pajanan (KP)


Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain
yang berpotensi menularkan infeksi (OPIM), atau alat kesehatan
yang tercemar dari salah satu bahan tersebut?
Ya
OPIM

Tidak
Darah atau cairan
berdarah

Tak perlu
PPP

Macam pajanan yang terjadi


Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa

Tak perlu PPP

Volume?
Sedikit
(mis. satu tetes,
dalam waktu singkat)
KP 1

01/03/10

Pajanan perkutaneus

Kulit yang utuh

Banyak
(mis. Beberapa tetes,
percikan darah darah banyak
dan/atau dalam waktu lama)
KP 2

Seberapa berat?
Tidak berat
(mis. Jarum solid
atau goresan
superfisial)

Lebih berat
(mis. Jarum besar
bersaluran, tusukan
dalam, darah terlihat,
jarum bekas pasien)

KP 2
KP 3

2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber


pajanan (KS-HIV)
Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?

HIV (-)

HIV (+)

Tak diketahui

Tak diketahui
sumbernya

Tak perlu
PPP

Pajanan dengan titer


rendah, mis.
Asimtomatik dan CD4
tinggi

KS HIV 1
01/03/10

Pajanan dengan titer tinggi, mis. AIDS


lanjut, infeksi HIV primer, VL yang
meningkat atau tinggi atau CD4 rendah

KS HIV 2

KS HIV
tidak tahu

Pada umumnya
Tak perlu PPP,
Perlu telaah kasus
per kasus

3. Menentukan Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan

Kategori
Pajanan
(KP)

Kategori Sumber
pajanan (KS HIV)

1 (rendah

Obat tidak dianjurkan


Risiko toksisitas obat > dari risiko
terinfeksi HIV

2 (tinggi)

Pertimbangkan AZT + 3TC + (Effavirenz)


Pajanan memiliki risiko yang perlu
dipertimbangkan

1 (rendah)

2
3

2
1 atau 2

Rekomendasi Pengobatan

Dianjurkan AZT + 3TC +(Effavirenz)


kebanyakan pajanan masuk dalan kategori
ini
Dianjurkan AZT + 3TC + (effavirenz)

Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis:


AZT: 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC: 2 kali sehari @ 150mg
Effavirenz
1 kali sehari 600mg
01/03/10

CATAT

Tanggal dan jam kejadian (pajanan)


Uraian kejadian lebih rinci
Sumber pajanan bila diketahui
Pengobatan PPP secara rinci bila
mendapatkannya
Tindak lanjut
Hasil pengobatam
Simpan semua data pajanan
01/03/10

Tatalaksana PPP
Konseling prates untuk petugas kesehatan yang
terpajan
Lakukan pemeriksaan awal
HIV
Hep B and C
Syphilis (malaria)

Beri konseling untuk tidak menjadi donor darah,


harus berperilaku seksual dan suntikan yang
aman sampai hasil diketahui
Konseling pasca tes dan berikan hasil tes awal
secepat mungkin kepada terpajan
01/03/10

Informasi kepada orang yang terpajan (1)


Risiko transmisi HIV setelah Pajanan Darah =
0.3% jika sumber pasien adalah HIV positif
Risiko transmisi sesuai dengan jenis
kecelakaan
PPP tergantung pada kegawatan pajanan dan
status HIV dari sumber pasien
PPP tidak 100% efektif
Minum ARV
Efek samping ARV
Hindari hubungan seks yang tak terlindungi
sampai konfirmasi setelah 3 bulan
01/03/10

Informasi kepada orang yang terpajan (2)


Penjelasan yang jelas oleh dokter mengenai
risiko dan tindakan yang dapat digunakan untuk
melepaskan stress dan kegelisahan!
Keputusan PPP harus ditangan terpajan!
Tanda tangani formulir penolakan jika Petugas
Kesehatan menolak PPP

01/03/10

Follow up klinis
Amati tanda-tanda yang menunjukan
serokonversi HIV (dalam 50-70%) dalam
waktu 3 sampai 6 minggu

Demam akut,
Lymphadenopathy generalisata,
Erupsi kulit
Faringitis,
Gejala-gejala flu non-specific,
ulkus mulut atau area genital.
01/03/10

Follow up Laboratoris
Waktu

Jika meminum PPP

Data Dasar
HIV, HCV, HBV
(Dalam waktu DL, Transaminase
8 hari)
Minggu ke 4
Transaminase
DL
Bulan ke 3
HIV, HCV, HBV
Transaminase
Bulan ke 6
HIV, HCV, HBV
Transaminase
01/03/10

Tidak meminum PPP


HIV, HCV, HBV

Transaminase
HIV, HCV, HBV
Transaminase
HIV, HCV, HBV
Transaminase

01/03/10

66

Studi Kasus

01/03/10

Kasus 1
Seorang siswa perawat mulai kerja

praktek di RS saudara. Dia ditugasi


merawat 8 pasien dengan diagnosis
berbeda. Setiap anda lihat dia selalu
mengenakan sarung tangan. Anda tanya
apakah dia mengganti ST untuk setiap
pasien. Dia jawab bahwa sarung tangan
yang sama yang dia pakai sejak pagi
untuk menghindari pajanan terhadapnya.
01/03/10

68

Pertanyaan # 1 (Kasus # 1)
Respons yang sesuai untuknya adalah sbb

KECUALI?
a.

b.

c.
d.

01/03/10

Bagus Saya juga begitu tapi cucilah sarung


tangan setiap mau ganti pasien
Anda harus mengganti sarung tangan setiap
ganti pasien, tapi hanya bila anda akan
berhubungan dengan cairan tubuh yang
peotensial infeksius
Anda harus mencuci tangan setiap ganti pasien
Mencuci sarung tangan menyebabkan ST anda
bocor
69

Pertanyaan # 2 (Kasus # 1)
Siswa perawat siap melakukan

pemasangan infus IV atas pasien HIV.


Anda perhatikan dia mengenakan
sarung tangan, gaun pelindung, dan
masker.
Kemudian dia mulai lagi memasang
infus ke pasien lain yang bukan HIV
tanpa mengenakan alat pelindung
apapun seperti tersebut di atas.
01/03/10

70

Pertanyaan # 2 (Kasus # 1)
Apakah respons yang sesuai untuknya?
a. Tidak memberi komentar apapun. Pasien pertama
adalah HIV dan harus diperlakukan berbeda
dengan pasien yang lain
b. Beri tahu siswa perawat agar selalu mengenakan
pelindung mata
c. Beri tahu siswa bahwa berhubung ada
keterbatasan sumberdaya maka tidak perlu
mengenakan alat pelindung apapun
d. Beri tahu siswa untuk selalu mematuhi pedoman
WHO tentang Kewaspadaa Universal kepada
semua pasien
01/03/10

71

Вам также может понравиться