Вы находитесь на странице: 1из 9

1.

JUDUL : PENGARUH SIKAP SISWA DAN GAYA BELAJAR


TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI
AKUNTANSI KELAS XII IPS DI SMA NEGERI 1 LASEM
2. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang Masalah
Kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong upaya semua
lapisan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia baik secara intelektual, psikologi, maupun aspek sosial. Pendidikan dapat terselenggara jika ada interaksi belajar mengajar. Lingkup yang
sempit dari pendidikan adalah pengajaran di kelas. Pengajaran yang baik
adalah pengajaran yang memiliki sistem yang baik. Menurut Hamalik
(2009:77) pengajaran sebagai suatu sistem, merupakan totalitas fungsional
yang terarah pada suatu tujuan. Pengajaran ditandai oleh adanya interaksi
antara komponen, seperti komponen peserta didik berinteraksi dengan
komponen-komponen guru, metode/media, perlengkapan/peralatan, dan
lingkungan kelas yang terarah pada pencapaian tujuan pengajaran. Guna
meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar yang mampu
membawa pada situasi yang aktif dimana siswa dapat mengembangkan
segala kemampuan belajar termasuk dalam pelajaran akuntansi. Akuntansi
dapat diartikan sebagai proses mengolah data-data keuangan hingga nanti
menghasilkan suatu informasi keuangan. Proses pengolahan data tersebut
meliputi beberapa tahapan yang terdiri dari pencatatan, pengklasifikasian,

pengikhtisaran, hingga penyajian data-data keuangan serta penafsiran


mengenai data-data keuangan tersebut. Secara singkatnya, akuntansi ialah
ilmu yang mempelajari mengenai aktivitas pengeluaran serta pemasukan
keuangan. Mempelajari akuntansi memiliki manfaat

untuk mencapai

berbagai tujuan.
Mata pelajaran akuntasi bertujuan untuk membekali siswa dengan
berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu
menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip, dan prosedur akuntansi yang
benar, guna melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi, maupun
mengaplikasikan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Mata
pelajaran akuntansi lebih banyak diberikan pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) terutama pada jurusan akuntansi daripada Sekolah
Menengah Atas (SMA). Hal ini dikarenakan pada SMK lebih
mengutamakan lulusan yang siap untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan
akuntansi bukan merupakan pelajaran utama bagi siswa SMA khususnya
jurusan IPS. Pelajaran yang lebih utama bagi siswa jurusan IPS adalah
ekonomi sedangkan akuntansi merupakan bagian dari mata pelajaran
ekonomi. Apalagi saat ini kurikulum telah berubah dari KTSP menjadi
kurikulum 2013,dimana pelaksanaan pembelajarannya juga jauh berbeda.
Seperti saat KTSP, di SMA pelajaran akuntansi sudah diberikan pada saat
mereka kelas XI sedangkan di kurikulum 2013 pelajaran akuntansi baru
diberikan pada saat mereka menginjak kelas XII. Tentu itu semakin
mempersempit pengetahuan anak SMA tentang akuntansi. Dimana waktu

yang diberikan semakin sedikit, materi yang diberikan tentang akuntansi


semakin sedikit pula. Dengan demikian, pelajaran akuntansi masih
dianggap sulit oleh siswa-siswi yang kurang memahami dan mengerti
tentang pelajaran akuntansi, sehingga banyak siswa yang beranggapan
bahwa akuntansi adalah momok yang ditakuti karena materi tersebut
membutuhkan pemahaman yang tinggi untuk menganalisis persoalan
akuntansi.
Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang tidak
hanya bersifat teori, akan tetapi bersifat analisis, sehingga siswa dapat
dituntut kreatif dan bertanggung jawab dalam menghadapi permasalahan
akuntansi. Dapat dikatakan bahwa belajar akuntansi bukan hanya
menghafal tetapi juga bersifat hitungan yang membutuhkan ketelitian dan
kemampuan siswa dalam menalar untuk menganalisis soal. Oleh karena
itu, guru harus bisa memberikan contoh pengerjaan soal agar siswa mudah
dalam memecahkan akuntansi. Sebagian siswa tidak dapat mengerjakan
dan menyelesaikan tugasnya secara mandiri, dalam menyelesaikan tugas
beberapa siswa lebih memilih untuk menyontek pekerjaan temannya.
Permasalahan lainnya adalah hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XII
Akuntansi yang masih rendah karena sebagian siswa kelas XII akuntansi
berpendapat bahwa materi akuntansi memiliki banyak tahapan yang sulit
di hafalkan dan dipahami. Siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soalsoal akuntansi yang berupa transaksi-transaksi akuntansi. Hal ini
ditunjukan dari siswa yang lambat dalam mengerjakan soal-soal akuntansi.

Dalam mempelajari akuntansi dibutuhkan pemahaman dan ketelitian saat


proses pengerjaannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa harus bisa
menganalisa transaksi yang ada. Siswa sebagai seorang pelajar dituntut
aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun kenyataanya pada waktu
kegiatan belajar mengajar berlangsung ketika guru menyuruh sebagian
siswa untuk mengerjakan transaksi-transaksi di lembar soal, siswa masih
melakukan kesalahan. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan dan
ketelitian siswa dalam mengerjakan soal akuntansi. Keterampilan siswa
dalam mengerjakan akuntansi dapat dikuasai dengan seringnya siswa
berlatih mengerjakan soal-soal akuntansi. Keterampilan siswa dalam
mengerjakan soal kauntansi terdiri dari beberapa proses seperti
menganalisis data transaksi, menentukan nama akun, menghitung data
transaksi dan menentukan letak akun.
Permasalahan lain yang menyebabkan kurang optimalnya hasil
belajar akuntansi yaitu dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam
belajar akuntansi masih rendah. Rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh
siswa karena kurangnya pemahaman terhadap materi akuntansi dan
kemampuan menalar dalam menganalisis transaksi sehingga sering
menyebabkan kesalahan pencatatan. Kesalahan yang sering dilakukan oleh
siswa yaitu menentukan jenis akun yang memerlukan penyesuaian,
menyeimbangkan neraca dan lainnya. Pada mata pelajaran akuntansi
bukan hanya dibutuhkan kematangan konsep tetapi juga dibutuhkan

keterampilan-keterampilan siswa dalam memecahkan persoalan akuntansi.


Siswa yang tidak mepunyai keterampilan bisa menyebabkan siswa tidak
bisa memecahkan persoalan akuntansi dengan tepat dan benar.
Keterampilan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam menganalis,
mencatat dan menghitung data transaksi. Sebagian besar siswa masih
kurang memiliki kemampuan dalam menalar untuk menganalsis transaksi
akuntansi. Tahap menganalisis transaksi merupakan salah satu tahap yang
sangat penting dalam akuntansi untuk bisa menetukan nilai maupun letak
akun.
Hal ini ditunjukkan oleh nilai Ulangan Harian siswa kelas XII IPS
yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang sudah
ditentukan yaitu sebesar 76,00. Adapun data dari pencapaian nilai akuntansi
siswa kelas XII IPS SMA N 1 LASEM adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA
Negeri 1 LASEM
Kelas

Jumlah Siswa

KKM

TUNTAS

TIDAK
TUNTAS

XII IPS 1

29

76

10

19

XII IPS 2

28

76

16

12

Jumlah

57

26

31

Dari tabel di atas dapat didefinisikan bahwa siswa XII IPS1 yang
berjumlah 29 siswa yan lulus sebanyak 10 siswa dan yang tidak lulus
sebanyak 19 siswa kemudian pada kelas XII IPS 4 dengan jumlah siswa 28
yang lulus sebanyak 16 siswa dan yang tidak lulus sebanyak 12 siswa.

Berdasarkan nilai ulangan harian tersebut dapat dilihat hasil ulangan


harian yang diikuti oleh 57 siswa kelas IPS, sebanyak 54,38% belum
mencapai KKM sebesar 76, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
kurang optimal dilihat dari hasil pengerjakan soal akuntansi tersebut. Pada
kenyataannya akuntansi memang memiliki banyak tahapan untuk
menyelesaikan laporan keuangan. Apabila dalam tahapan pertama saja
siswa sudah melakukan kesalahan, maka pada proses selanjutnya hingga
akhir juga akan terjadi kesalahan.
Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran bukan hanya tanggung
jawab guru semata. Menurut Muhibbin Syah (2013:145), mengemukakan
berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa yaitu
faktor yang berasal dari dalam siswa, faktor yang berasal dari luar siswa
dan faktor pendekatan belajar. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis, terdiri dari perhatian,
kesehatan dan kebugaran. 2) aspek psikologis, terdiri dari intelegensi,
sikap, bakat, minat, dan motivasi. Faktor yang berasal dari luar diri siswa
juga terdiri atas dua macam, yakni: 1) faktor lingkungan sosial meliputi
orangtua, keluarga, guru, teman sekelas, masyarakat, tetangga dan teman
sepermainan. 2) faktor lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar. dan terakhir faktor pendekatan belajar yaitu
segala cara atau strategi untuk menunjang proses pembelajaran.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa

yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah diatas , peneliti menduga bahwa


rendahnya hasil belajar ekonomi siswa terutama disebabkan sikap siswa
yang kurang positif terhadap pemnbelajaran ekonomi itu sendiri. Menurut
Holman (http//kepribadian prestasi belajar.blogsport.com), Sikap belajar
berhubungan dengan hasil belajar. Sikap bermula dari perasaan (suka
atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon suatu subjek/objek. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi
prilaku atau tindakan yang diinginkan. Menurut Djaali (2013:117),
menyatakan bahwa Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat
dan motivasi.Oleh karena itu, siswa yang sikap belajarnya positif akan
belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih
baik dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negatif. Hasil belajar
siswa yang satu dengan yang lainnya juga berbeda, dimana hasil belajar
siswa yang bersikap positif memiliki hasil yang lebih memuaskan daripada
siswa yang bersikap negatif terhadap pelajaran akuntansi. Hasil belajar
diperoleh secara optimal diperkirakan juga didukung oleh salah satu faktor
yaitu gaya belajar. Gaya belajar pada dasarnya menguraikan aspek-aspek
perbedaan individu yang menyangkut cara mengingat, berfikir, dan
memecahkan soal, Nasution (dalam Yusnidar, 1993: 3). Dari berbagai gaya
belajar yang ada, kebanyakan siswa menggunakan tipe gaya belajar visual
untuk lebih memahami pelajaran akuntansi. Gaya belajar seseorang akan
mempengaruhi cara seseorang memperoleh dan menerima informasi yang
ada pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar secara optimal.

Berdasarkan penjelasan dan permasalahan yang telah


diuraikan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai PENGARUH SIKAP SISWA DAN GAYA
BELAJAR

TERHADAP

HASIL

BELAJAR

MATA

PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XII IPS DI


SMA NEGERI 1 LASEM
2.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh sikap siswa pada pembelajaran materi
akuntansi terhadap hasil belajar pelajaran ekonomi akuntansi?
b. Bagaimana pengaruh gaya belajar siswa pada pembelajaran materi
akuntansi terhadap hasil belajar pelajaran ekonomi akuntansi?
c. Bagaimana pengaruh sikap dan gaya belajar siswa pada
pembelajaran materi akuntansi terhadap hasil belajar pelajaran
ekonomi akuntansi?
2.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui:
1. Pengaruh sikap siswa pada pembelajaran materi akuntansi terhadap
hasil belajar pelajaran ekonomi akuntansi
2. Pengaruh gaya belajar siswa pada pembelajaran materi akuntansi
terhadap hasil belajar pelajaran ekonomi akuntansi.
3. Pengaruh sikap dan gaya belajar siswa pada pembelajaran materi
akuntansi terhadap hasil belajar pelajaran ekonomi akuntansi.
2.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan


bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang pengaruh
sikap pada mata pelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar
siswa kompetensi dasar ayat jurnal penyesuaian mata pelajaran
akuntansi XII IPS di SMA Negeri Lasem.
2. Manfaat secara Praktis
a) Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman.
b) Bagi Universitas, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai bahan bacaan dan masukan atau sebagai bahan referensi
penelitian selanjutnya.
c) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
pendidik bagaimana menyikapi para murid agar memberikan sikap
yang positif yang menimbulkan gaya belajar yang positif pula.

Вам также может понравиться