Вы находитесь на странице: 1из 13

ALARM ANTI MALING

Disusun Oleh :
Fadhil Muhammad Antra
4315020025

INSTRUMENTASI KONTROL INDUSTRI


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mah Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN
SENSOR CAHAYA. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahsa
Indonesia. Dalam makalah ini membahas tentang pemanfaatan perkembangan teknologi sebagai
solusi daripada masalah yang timbul ditengah. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap makalah ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami
sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada
waktu mendatang.

Depok, 13 Maret 2016

Fadhil Muhammad Antra

Abstrak
Masalah sosial yang terjadi di masyarakat amatlah banyak, salah satunya ialah masalah keamanan.
Sebagaimana diketahui, keamanan adalah faktor penunjang masyarakat untuk hidup aman dan
tentram di suatu daerah. Olehkarena telah berkembangnya teknologi dengan pesat, harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terutama untuk teknologi yang hadir sebagai pemberi solusi
ditengah-tengah masyarakat. Salah satu masalah dari keamanan adalah kegiatan pencurian yang
sangat meresahkan masyarakat. Karena selain mencuri barang berharga, sang pencuri bisa mencuri
data-data yang sangat penting pula. Olehkarena itu sangat tepat sekali apabila dihadirkan teknologi
antimaling menggunakan sensor cahaya ini, sebagai jawaban atas solusi untuk masalah pencurian
yang terjadi di rumah warga. Prinsip kerja alat ini adalah jika ada bayangan yang memotong cahaya
untuk photo transistor, maka secara otomatis alarm yang ada di dalam rumah warga akan berbunyi
dengan keras yang akhirnya keberadaan sang pencuri pun dapat terdeteksi dan pencuri tersebut pulang
kembali atau dapat tertangkap untuk diproses secara hukum yang berlaku pada daerah kejadian
perkara tesebut.
Kata kunci : pencuri , sensor, otomatis, alarm

DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................................1
Kata Pengantar........................................................................................................................................2
Abstrak.....................................................................................................................................................3
Daftar Isi.................................................................................................................................................4
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
1.4 Manfaat Makalah...............................................................................................................................5
1.5 Metode Penyusunan Makalah............................................................................................................5
BAB II Isi.................................................................................................................................................6
2.1 Tinjauan/Kajian Teoretis....................................................................................................................6
2.2 Pembahasan......................................................................................................................................11
BAB III Penutup....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah sosial yang terjadi di masyarakat amatlah banyak, salah satunya ialah masalah
keamanan. Sebagaimana diketahui, keamanan adalah faktor penunjang masyarakat untuk hidup
aman dan tentram di suatu daerah. Olehkarena telah berkembangnya teknologi dengan pesat,
harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terutama untuk teknologi yang hadir sebagai pemberi
solusi ditengah-tengah masyarakat. Salah satu masalah dari keamanan adalah kegiatan pencurian
yang sangat meresahkan masyarakat. Karena selain mencuri barang berharga, sang pencuri bisa
mencuri data-data yang sangat penting pula. Olehkarena itu sangat tepat sekali apabila dihadirkan
teknologi antimaling menggunakan sensor cahaya ini, sebagai jawaban atas solusi untuk masalah
pencurian yang terjadi di rumah warga. Prinsip kerja alat ini adalah jika ada bayangan yang
memotong cahaya untuk photo transistor, maka secara otomatis alarm yang ada di dalam rumah
warga akan berbunyi dengan keras yang akhirnya keberadaan sang pencuri pun dapat terdeteksi
dan pencuri tersebut pulang kembali atau dapat tertangkap untuk diproses secara hukum yang
berlaku pada daerah kejadian perkara tesebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang menjadi latar belakang penelitian ini, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja dari alarm anti maling?
2. Bagaimana rancangan rangkaian komponen pada alat tersebut?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari alarm anti maling.
2. Untuk mengetahui rancangan rangkaian komponen pada alat alarm anti maling.
1.4 Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode pustaka yaitu mencari
bahan referensi mengenai rangkaian yang setara di internet dan buku-buku yang mendukung.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
a. Pengertian Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat membatasi aliran arus listrik. Hampir
semua proyek elektronika menggunakan komponen yang satu ini. Resistor atau tahanan
mungkin lebih banyak digunakan dari pada komponen-komponen lain. Resistor bekerja
berdasarkan sifat resistansi suatu bahan yang dapat menghantarkan listrik

Gambar 1.1 resistor

b. Pengertian Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk
pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal
tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat.
Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali
suara pada penguat.

Gambar 1.2 Potensiometer


c. Pengertian Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik,
dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan
dielektrik) tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat
(komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik
untuk sementara waktu. Pada prinsipnya sebuah kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng
logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut
bahan (zat) dielektrik.
Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah:
a. Mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan, bila
tiba-tiba arus listrik diputuskan dan dinyalakan
b. Menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala elektronik
c. Memilih panjang gelombang pada radio penerima
d. Sebagai filter dalam catu daya (power supply)

Gambar 1.3 Kapasitor


d. Pengertian Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Cara kerja transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar
junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masingmasing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua
polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT,
arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone,
dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur
aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan
(elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam
satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan
transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari

daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk
penjelasan yang lebih lanjut.

Gambar 1.4 Transistor


e. Pengertian SCR
Silicon Controlled Rectifier atau disingkat SCR adalah suatu jenis dioda yang dapat menjadi
konduktor atau penghantar apabila diberikan arus pemicu atau arus kemudi. SCR biasa
disebut juga dengan istilah thyristor.
Pada SCR, arus pemicu cukup diberikan sekejap saja dan SCR akan terus bersifat menghantar
listrik, berbeda dengan transistor yang harus diberikan arus pemicu secara terus-menerus pada
basisnya

Gambar 1.5 SCR.


f. Pengertian LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah Resistor yang memiliki sifat bilah terkena cahaya
nilai resistansinya akan berubah. Semakin terang cahaya yang nenyinarinya maka akan

semakin kecil nilai resistansinya, dan bila cahaya semakin gelap maka resistansinya semakin
besar.
Photo Resistor/LDR banyak dipakai sebagai alat kontrol elektronik yang berkaitan dengan
menggunakan efek cahaya.

Gambar 1.6 LDR


g. Pengertian Buzzer
Buzzer adalah perangkat elektronika yang terbuat dari elemen piezoceramics pada suatu
diafragma yang mengubah getaran/vibrasi menjadi gelombang suara. Buzzer menggunakan
resonansi untuk memperkuat intensitas suara.
Buzzer atau beeper memiliki 2 tipe :
-

Resonator sederhana yang disuplai sumber AC.


Melibatkan transistor sebagai micro-oscillator yang membutuhkan sumber DC

Gambar 1.7 Buzzer


h. Pengertian Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur
temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter
dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang
servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian
tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Gambar 1.8 multimeter analog


Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan
ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer
dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk
memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang
bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Gambar 1.9 Multimeter digital


i. Pengertian Alarm

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam
istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika
terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada
peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada
jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

2.2 Pembahasan Prinsip Kerja rangkaian


Rangkaian alarm ini sangat cocok dipakai untuk mengusir tamu tak diundang atau pencuri.
Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu berupa komponen LDR (Light Different
Resistance) yang dipasang pada tempat tersembunyi namun mendapat cahaya lampu
penerangan yang ada.
Rangkaian alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR
terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut.
Telah kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan untuk merangkai
alarm diatas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yaitu:
- Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar tahanan sesuai
-

dengan warna-warna yang ditunjukkan pada transistor.


Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang digunakan dalam
rangkaian alarm ini adalah kapasitor elektrolisis jenis elektrolisis aluminium. Kapasitor
jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus

disambungkan dengan polaritas yang benar.


Transistor berfungsi untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas
paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal

emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.
SCR fungsinya hampir sama dengan Transistor yaitu untuk mengalirkan arus melalui
terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih
positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V

daripada terminal emitor lainnya.


LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah piringan bahan
semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Di bawah cahaya yang
cukup terang, banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan
semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila
dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung
elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan

sangat tinggi sehingga alarm dapat bekerja.


Buzzer (speaker) berfungsi sebagai penghasil suara alarm.
Saklar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) berfungsi untuk menyambung dan

memutuskan arus listrik yang mengalir pada alarm.


Baterai berfungsi sebagai sumber daya pada alarm.

Apabila saklar pertama dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang pertama
yaitu yang diletakkan pada pintu rumah. Sehingga apabila ada seorang maling yang masuk
kedalam rumah melalui pintu, maka cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terpotong dan
alarm akan berbunyi.
Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang kedua yang
diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana cara kerja rangakaian alarm yang
kedua, apabila ada orang yang bergerak didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan
cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terhalang dan alarm akan berbunyi.
Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah kedua-duanya,
sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk melalui pintu maupun terdapat gerakan
didalam ruangan rumah maka alarm akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm
dimatikan maka tidak ada alarm yang bekerja.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti maling tersebut dapat
berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau tidak mendapat cahaya lampu,
karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap mempunyai tahanan yang lebih tinggi
daripada sensor (LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja
atau berbunyi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perkembangan teknologi harus dimanfaatkan sebagai jawaban atas solusi dari


masalah yang ada di
masyarakat
2. Makalah membahas prinsip kerja dan makalah hanyalah ulasan prototipe

3.2 Saran
Dibutuhkan penelitian dan pengembangan lebih lanjut yang serius untuk
membuat alat tersebut.

Daftar Pustaka
Blocher, Richard. 2007. Dasar Elektronika. Bandung: Andi Publisher

Вам также может понравиться