Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2.1.
Tumbuhan Kelor
Kelor (Molinga olifera) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat
(Moringan oliefera)
aktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate,
yang
mampu
mengandung zat
mengabsorbsi
dan
dalam air Sungai Mahakam yang sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah
dibersihkan dengan serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah
memenuhi standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air
bersih 1,0 mg/l. Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/l menjadi 0,12
mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang
diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn) yang semula
0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan
air bersih 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l.
2.3 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kelor
Dalam sistematika taksonomi tanaman kelor di klasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Brassicales
Famili
: Moringaceae
Genus
: Moringa
Spesies
: Moringa Oleifera
Nama umum
Indonesia: Kelor, limaran (Jawa)
Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree
Melayu : kalor, merunggai, sajina
Vietnam : Chm ngy
Thailand : ma-rum
Pilipina : Malunggay
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan
dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan
alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang
tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji
kelor dan lain-lain. Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat
dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor
dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang
terkandung
dalam
air.
Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan
kecepatan 15-20 putaran/menit.
Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan
hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga
endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.
Keuntungan
Kuman berkurang.
Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat
disimpan untuk hari berikutnya.
Pembentukan ikatan protein bermuatan positif dari biji kelor akan terjadi pada
bagian bermuatan negatif dari permukaan partikel. Ini membantu pembentukan
muatan negatif dan positif pada permukaan partikel. Pembentukan ikatan partikel
dapat ditingkatkan dengan proses pengadukan. Terjadi kejenuhan antarpartikel
yang berbeda muatan sehingga flok akan terbentuk. Untuk digunakan sebagai
koagulan dipilih biji kelor yang telah matang di pohon dan baru dipanen setelah
kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan hingga
menyisakan biji yang putih. Pada akhir 1950-an, sebuah tim dari University of
Bombay, Traancore University, dan Departmen Biokimia di Indian Institute of
Science di Bangalore mengidentifikasi enam senyawa kimia dalam biji kelor.
Salah satunya adalah 4(-L-ramnosiloksi) benzil isotiosianat, suatu zat aktif
glukosinolat yang mampu mengadsorpsi partikel lumpur, logam, dan sekaligus
menetralkan tegangan permukaan partikel-partikel pada air limbah (Muharto etal.
2007).