Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1 Anatomi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi
memproduksi
susu
sepasang kelenjarpayudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.
gram.
2.
3.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk
melalui duktuslactiferus
masuk
ke
menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya
pembatasan waktu menyusui. (Sarwono, 2009)
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
a.
2.5 Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesterone turun dalam 2-3
hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary lactogenic
hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat di pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi,
dan terjadi sekresi prolaktin oleh hifofisis. Hormone ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar
mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang
menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil
kelenjar-kelenjar tersebut. Reflex ini timbul ketika bayi menyusui. Pada permulaan nifas apabila
bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apa bila kelenjar-kelenjar tidak di kosongkan
dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu.
2.6 Manifestasi Klinis
Bedakan antara payudara dengan bendungan ASI dengan payudara bengkak.
Pada payudara bengkak :
a. Payudara udem
b. Sakit
c. Putting susu kencang
d. Kulit mengkilap merah
e. ASI tidak keluar
f. Badan menjadi demam setelah 24 jam.(Vivian nanny, 2011)
Pada payudara dengan bendungan ASI :
a.
b.
c.
d.
2.7 Komplikasi
a.
Payudara terasa lebih penuh/ tegang dan nyeri sekitar hari ketiga atau keempat sesudah
melahirkan akibat statis di vena dan pembuluh limfe, tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi.
Sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Bila tidak dikeluarkan, ASI menumpuk
pada payudara sehingga aerola mamae menjadi lebih menonjol, putting lebih datar dan sukar
diisap bayi. Kulit payudara Nampak lebih merah mengkilat, ibu demam, dan payudara terasa
nyeri sekali.
b. Saluran ASI tersumbat (Obstruktive Duct)
Terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran air susu yang dapat disebabkan tekanan jari waktu
menyusui . pemakaian BH terlalu ketat, maupun komplikasi payudara bengakak yang berlanjut
sehingga ASI dalam saluran air susu tidak segera dikeluarkan dan menjadi sumbatan
c.
d. Abses payudara
Terjadi sebagai komplikasi mastitis akibat meluasnya peradangan. Sakit ibu tampak lebih parah,
payudara lebih merah mengkilat, benjolan tidak sekeras mastitis, tapi lebih penuh atau bengkak
berisi cairan. (Kapita Selekta, 2001 : 323-325)
2.8 Penatalaksanaan
1. Jika ibu menyusui:
a.
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan
bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras.
b. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara
yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada
awal sesi menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif.
c.
Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi
belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut.
d.
Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit
beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan
dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahanlahan turun ke arah puting susu.
e.
f.
Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2 payudara kemudian urut keatas, terus kesamping,
kebawah dan melintang hingga tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari
payudara.
b.
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling dirapatkan, kemudian
sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting, demikian pula
payudara kanan.
c.
Telapak tangan menopang payudara pada cara ke 2 kemudian jari tangan kanan dikepalkan
kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting.
Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah
menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan
dengan pijatan.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Penegakan Diagnosa
- Pengumpulan data
a. Identitas
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, bahasa, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan.
b. Keluhan utama
Pada umumnya klien mengeluh payudara terasa tegang dan nyeri.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan terdahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, Hepatitis,
-
ditetekan ke bayinya.
Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti adanya penyakit jantung, hipertensi, DM,
keturunan bayi kembar, TBC, hepatitis, penyakit kelamin dan abortus. Memungkinkan penyakit
uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
Pola tidur dan istirahat
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran bayi dan
nyeri epis setelah persalinan.
Pola hubungan peran
Peran klien dalam keuarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
Pola penanggulangan stess
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas atas bendungan ASInya dan cara menetek
yang benar.
Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien nifas merasakan nyeri pada perineum akibat. Luka jahitan dan nyeri perut
akibat involusi uteri. Pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurang pengetahuan tentang
dampak psikologis, klien terjadi perubahan konsep diri antara lain body image dan ideal diri
Pola produksi seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual/fungsi dari seksual yang tidak
keluarganya.
e. Pemeriksaan Fisik
- Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya closma
-
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar gondok karena dalam proses menelan
-
yang salah.
Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan
selaput mata pucat (anemia) karena prises persalinan yang mengalami perdarahan, sclera kuning.
Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihannya adakah cairan yang keluar
dari telinga.
Hidung
Ada polip atau tidak dan apabila pada saat ppost partum mengalami pernafasan cuping hidung.
Dada
Terdapat adanya pembedaran pada payudara, adanya hipopigmentasi aerola mamae dan papilla
mamae.
Abdomen
Pada klien nifas, abdomen kendor kadang-kadang striac masih terasa nyeri, fundus uteri 3 jari
bawah pusat.
Genetalia
Pengeluaran darah campur lender, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran mekonium
yautu feses yang di bentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture.
Ekstremitas
Pemeriksaan oedema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus,
kerenapenyakit jantung/ginjal.
Muskuluskeletal
Pada klien post partum biasanya tejadi keterbatasan gerak dan aktifitas karena adanya luka
episiotomy.
Tanda-tanda Vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan
meningkat, suhu tubuh menurun.
Intervensi :
a. Ajarkan teknik relasksasi
b. Kompres pada area nyeri
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
d. Lakukan pengurutan yang dimulai dari puting ke arah korpus mamae untuk mengurangi
bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudara
Rasional :
a.
b.
c.
d.
Porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak kesempatan bagi pasien untuk memenuhi
b.
kebutuhan nutrisinya
Pendidikan kesehatan/penkes mengenai nutrisi akan mendorong pasien untuk lebih
Jelaskan pada ibu tentang penyebab dan cara mengatasi bendungan ASI.
Anjurkan ibu dan ajari ibu untuk melakukan perawatan payudara.
Ajari ibu meneteki yang benar.
Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering pada kedua payudaranya secara bergantian.
e.
Anjurkan ibu untuk memberi kompres hangat pada payudara sebelum ditetekkan.
Rasional :
a.
b.
c.
d.
e.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kesulitan menjalani posisi biasa, sekunder akibat:
a.
b.
c.
d.
e.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN BENDUNGAN ASI
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama
: Ny. R
Umur
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Bali/Indonesia
Agama
: Hindu
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir
: SMU
: Jl. Nangka, Denpasar. Bali
No. RM
: 25 12 13
Tanggal Masuk RS
: 30 November 2012
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama
: Tn. G
Umur
: 24 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku
: Bali/Indonesia
Agama
: Hindu
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan Terakhir
: SMA
: Jl. Nangka, Denpasar. Bali
Hubungan dengan klien : Suami
2.
a.
STATUS KESEHATAN
Keluhan
Keluhan Utama
Keluhan saat Pengkajian
: Nyeri
: Klien mengatakan pengeluaran ASInya sedikit, payudara terasa
terus menerus.
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti DM, Hipertensi, TBC, dll.
3.
KEBIASAAN SEHARI-HARI
a.
Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi, sayur, dan lauk. Minum 5 gelas sehari. Ibu
mengatakan tidak ada keluhan pada saat makan dan tidak ada pantangan.
Eliminasi
Ibu BAK 6 - 8x sehari dan BAB 1 x sehari dengan tidak ada keluhan apapun.
Istirahat
Ibu mengatakan sulit tidur, tidur hanya kurang lebih 4 jam karena nyeri pada payudara.
Aktifitas
Ibu mengatakan aktifitasnya terbatas karena nyeri pada payudara.
Psikososial
Ibu merasa cemas karena ASInya keluar hanya sedikit sehingga bayi menangis terus menerus
serta cara melakukan perawatan payudara.
b.
c.
d.
e.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-tanda vital :
- TD
: 110/80 mmHg
- Nadi
: 80 x/menit
- Napas
: 22 x/menit
- Suhu
: 370C
3. TB dan BB
: TB : 167 cm, BB : 55 kg.
4. Inspeksi
a. Muka
: bulat, bersih, tidak oedem.
b. Mulut dan Gigi
: bersih, bibir tampak pucat, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis, gigi
lengkap, tidak ada gangguan menelan.
c. Leher
: tidak ada pembendungan vena jugularis, kelenjar tiroid ataupun limfe yang
membengkak.
d. Payudara
: Bentuk payudara tidak simetris kiri dan kanan, teraba keras, ada nyeri tekan, tidak
terdapat benjolan, pembesaran ada namun pada bagian kanan lebih besar dari yang kiri dan
sudah ada pengeluaran ASI ,namun puting susu sebelah kanan ibu tenggelam sedikit.
e.
Abdomen
: masih terlihat linea alba dan striae gravidarum, tidak teraba massa/tumor, tidak
ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, tidak ada pembesaran hepar.
f.
g.
Genetalia
: tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan, tidak ada oedem dan
: 2 jahitan
i.
Jahitan luar
: 5 jahitan
j.
Lochea
k. Anus
5. Data Penunjang
a. Riwayat persalinan
Tanggal
: 27 November 2012 Jam
Masa gestasi
: 40 minggu
Komplikasi
: Tidak ada
: 10.15 WIB
Plasenta
: lengkap
Lahir
: spontan
Berat
: 2,800 gram
Tali pusat
: panjang 30 cm
Insersio
: Sentralis
Kelainan
: Tidak ada
b. Perineum
Robekan di
: mukosa vagina, otot bulbokavernosus
Jahitan dalam : 2 jahitan
Jahitan luar
: 5 jahitan
c. Lama Persalinan
Perdarahan
Kala I
: 9 jam 5 menit
10 cc
Kala II
: 20 menit
50cc
Kala III
: 10 menit
90cc
Kala IV
: 2 jam
100cc
Total
: 11 jam 35 menit
250cc
Tindakan lain
: Tidak dilakukan
Nilai APGAR
: 1 : 8
5 : 9
10 : 9
C. ANALISA DATA
Masalah
No.
Data
Etiologi
1.
Keperawata
n
Nyeri
payudara
ASI
DO :
P : Nyeri karena terbendungnya
ASI
Q : Seperti Tertekan
R : Daerah payudara kiri dan
2.
kanan
S : skala nyeri 4
T : Sewaktu-waktu
DS : Klien mengatakan cemas Kurang
Cemas
DS
tentang
perawatan
payudara
: Klien mengatakan kurang Nyeri pada Gangguan
pola tidur
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan bendungan ASI
2. Cemas berhubungan dengan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kesulitan menjalani posisi biasa, sekunder akibat:
Nyeri pada payudara.
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Tujuan
.
1.
Keperawatan
Gangguan
rasa Setelah
Rencana Tindakan
dilakukan e.
Ajarkan
Rasional
membantu
berhubungan
Menit,
dengan
bendungan ASI
Cemas
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan
2.
tentang
perawatan
payudara
mengatakan :
d.
klien nyeri
g.Kolaborasi
Nyeri pemberian
berkurang/hilang
analgetik
melancarkan
e. Ibu dapat menyusui h.Lakukan pengurutan
peredaran darah pada
bayinya
dengan yang dimulai dari
area nyeri
nyaman
puting
ke
arah g.
Pemberian
obat
f.
Bendungan ASI
korpus
mamae analgetik
bekerja
dapat
untuk mengurangi mengurangi rasa nyeri
berkurang/hilang
h. Proses pengurutan
bendungan di vena
akan
membantu
dan pembuluh getah
melancarkan
bening
dalam
peredaran darah pada
payudara
area nyeri.
f. Jelaskan pada ibu
Setelah
dilakukan
tentang
penyebab
f.
dan cara mengatasi
Pengetahuan
yang
tindakan diharapkan :
benar akan menambah
d.
Klien
tidak bendungan ASI.
kooferatif ibu.
g. Anjurkan ibu dan
merasakan cemas lagi
g.
Dengan
e.
Klien
mengerti ajari
ibu
untuk
memperaktekkan
tentang
cara melakukan
secara langsung dapar
perawatan payudara
perawatan payudara.
merubah perilaku ibu.
f. Klien tidak bertanya-h. Ajari ibu meneteki
h. Dengan posisi yang
tanya lagi tentang yang benar.
benar
dapat
i. Anjurkan ibu untuk
perawatan payudara
meningkatkan
menyusui bayinya
rangsangan ASI secara
lebih sering pada
maksimal.
kedua payudaranya
i.
Dengan menyusui
secara bergantian.
lebih
sering
aka
j. Anjurkan ibu untuk
merangsang
ASi
memberi kompres
keluar dengan lancar.
hangat
pada
j.
Dengan kompres
payudara sebelum
hangat
merangsang
ditetekkan.
produksi ASI.
Setelah
f.
dilakukan
tindakan diharapakan
Gangguan
pola klien
tidur
mengatakan
berhubungan
keseimbangan
kaji
tingkat
kelelahan
dan
kebutuhan istirahat
akan
pasien
g. kaji faktor-faktor
f.
penyebab gangguan
air
sebelum tidur.
3.
untuk
mengetahui
tingkat kebutuhannya
sehingga
terpenuhi
pola istirahatnya.
mengetahui penyebab
sehingga dapat tidur
dengan baik.
untuk
memberi
hangat kenyamanan
dan
ketenangan pasien
i.
Untuk terapi psikis
dan mengurangi beban
pkiran dan membantu
mengatasimasalahnya
j.
Relaksaki
dapat
membuat tidur lebih
nyenyak.