Вы находитесь на странице: 1из 3

MULTIPLE SCLROSIS

A. PENGERTIAN
MS merupakan penyakit demyelinating yang mengenal serebelum, saraf optikus
dan medula spinalis (terutama mengenai traktus kortikospinalis dan kolumna
posterior), secara patologi memberi gambaran plak multipel di susunan saraf pusat
khususnya periventrikuler subtansia alba.
B. ETIOLOGI
Penyebab MS adalah suatu autoimmun yang menyerang myelin dan myelin
forming sel pada otak dan medula spinalis, akan tetapi pada MS sebenarnya bukan
suatu autoimmun murni oleh karena tidak adanya antigen respon immun yang
abnormal. Kausa MS terdiri dari:
a

Virus : infeksi retrovirus akanmenyebabkan kerusakan oligodendroglia


b

Bakteri : reaksi silang sebagai respon perangsangan heat shock

protein

sehingga menyebabkan pelepasan sitokin


c

Defek pada oligodendroglia


d

Diet : berhubungan dengan komposisi membran, fungsi makrofag, sintesa


prostaglandin

Genetika : penurunan kontrol respon immun

Mekanisme lain : toksin, endokrin, stress


C. GEJALA
a. Kelemahan umum : biasanya muncul setelah aktivitas minimal, kelemahan
bertambah berat dengan adanya peningkatan suhu tubuh dan kelembapan
tinggi, yang disebut sebagai Uht holff fenomena (pada akson yang
mengalami demylisasi). Kelemahan seperti ini dapat dosertai kekakuan pada
ekstermitas sampai drop foot
b. Gangguan sensoris : baal, kesemutan, perasaan seperti diikat, ditusuk jarum,
dingin pada tungkai dan tangan, pada pemeriksaan fisik dengan test lhermitte
biasa + (30%) hal ini akibat adanya plek pada kolumna servikal posterior
yang kemudian meiritasi dan menekan medula spinalis.

c. Nyeri : pada kebanyakan pasien MS akan mengalami nyeri (Clifford &


Troter), nyeri bersifat menahun. Nyeri pada MS berbentuk:
i. Nyeri kepala relatif sering didapatkan (27%)
ii. Nyeri neurolgia trigeminal: pada orang muda dan bilateral (Jensen,
1982) relatif jarang (5%)
iii. Nyeri akibat peradangan nervus optikus akibat penekanan dura
sekitar nervus optikus
iv. Nyeri visceral berupa spasme kandung kemih, konstipasi
d. Gangguan Blader : pada 2/3 kasus MS akan mengalami gangguan
hoperreflek blader oleh karena gangguan spincter, pada fase awal areflek dan
1/3 hiporelek dengan gejala impoten.
e. Gangguan serebelum : 50% kasus memberi gejala intension tremor, ataksia,
titubasi kepala, disestesia, dan dikenal sebagai trias dari

Charcott:

nistagmus, gangguan bicara, intension tremor


f. Gangguan batang otak : lesi pada batang otak akan mengganggu saraf intra
aksonal, nukleus, internuklear, otonom dan motorik, sensorik sepanjang
traktus-traktus.
i. Lesi N III-IV menyebabkan diplopia, parese otot rektus medial yang
menyebabkan internuklear ophtalmoplegi

(INO) patognomonis

untuk MS
ii. Lesi N VII menyebabkan Bell palsy
iii. Lesi N VIII menyebabkan vertigor (sering), hearing loss (jarang)
g. Gangguan N Optikus (Neuritis optika) : terutama pada pasien muda
(Reder, 1997) sebanyak 31%, gejala berupa, penurunan ketajaman
penglihatan, skotoma sentral, gangguan persepsi warna, nyeri pada belakang
bola mata, visus akan membaik setelah 2 minggu onset neuritis optika
kemudian sembuh dalam beberapa bulan. Penambahan suhu tubuh akan
memperbesar gejala (uht holff)
h. Gangguan fungsi luhur : fungsi luhur umunya masih dalam batas normal,
akan tetapi pada pemeriksaan neuropsikologi didapatkan perlambatan fungsi
kognisi sampai sedang atau kesulitan menemukan kata (Rao, 1991).

SUMBER:
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi24.pdf
http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_217Sklerosis%20Multipel.pdf

Вам также может понравиться