Вы находитесь на странице: 1из 110

BAB VII

JARINGAN DISTRIBUSI KE PELANGGAN


8.1

Isu-Isu
a. Air yang dipompa di Kecamatan Labakkang langsung dialirkan ke pelanggan
tanpa ditampung di reservoir.
b. Reservoir untuk Kecamatan Labakkang telah mengalami kerusakan yaitu
kebocoran.
c. Air yang dialirkan PDAM ke pelanggan khususnya warga Kecamatan
Labakkang tidak sesuai standar.
d. Tidak ada penanganan oleh petugas PDAM maupun pihak terkait untuk
menangani permasalahan reservoir di Kecamatan Labakkang.
e. Di Kabupaten Pangkep air hanya bias mengalir selama 3 jam saat musim
kemarau.
f. Di Kabupaten Pangkep terdapat kawasan yang khusus menjual air bersih. Air
bersih tersebut bersumber dari air tanah. Tetapi, sekarang ini air di Kabupaten

8.2
8.2.1

Pangkep sudah terlihat keruh.


Studi Literatur
Pengertian
Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem yang

langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok


mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.
Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran,
tekanan tersedia, sistem pemompaan, dan reservoir distribusi.
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini
adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi) yang digunakan
saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan
banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor

kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu.
8.2.2

Sistem Perpipaan
Dalam sistem perpipaan ada beberapa bagian sistem tersebut yang

memerlukan perlengkapan tambahan. Perlengkapan-perlengkapan yang biasa


digunakan antara lain:
A.

Peraturan Perpipaan Air Bersih dan Syarat Syarat Sambungan


Berdasarkan SNI 03-2399-2002 tentang Pipa Air Bersih :

1) Pipa air bersih yang tertanam dalam tanah dapat di pakai PVC, PE dengan
diameter minimal 12,5 mm
2) Pipa air bersih yang dipasang di atas tanah dan tanpa perlindungan dapat dipakai
pipa besi dengan diameter minimal 12,5 mm
Dalam SNI Tahun 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan menyatakan bahwa penyediaan air bersih terdiri dari :
1. Harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan sambungan
rumah
2. Pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber glass
3. Pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP.
Adapun penyediaan kran umum berdasarkan SNI tersebut yaitu :
1.
2.
3.
4.

Satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa


Radius pelayanan maksimum 100 meter
Kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari
Ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-1991 tentang
Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum.
Konstruksi kran umum, satu buah kran:

1.
2.
3.
4.

Ukuran diameter pipa pembawa -3/2.( dibaca inchi).


Bahan pipa dari PVC dan GIP.
Meter air dipasang tertutup dan diamankan dari pengrusakan.
Type kran umum dengan pilar dari beton, pasangan batu bata atau bahan
lain.
Konstuksi keran air dari 2 hingga 6 kran

1.

Diameter kran adalah -3/4 , dengan bahan pipa PVC dan GIP.

2.
3.

Tinggi jatuh air 50-60 cm.


Saluran pembuangan dapat dialirkan ke saluran pembuangan jalan atau
bidang peresapan yang berukuran 80x80x100 cm.
Syarat- syarat sambungan rumah

Harus tersedia plambing dalam rumah.


Ukuran minimum pipa dinas 18 mm.
Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 mm.
Meter air harus dipasang tertutup dan diamankan terhadap pengrusakan.
Syarat-syarat sambungan halaman

Tidak harus tersedia sistem plambing dalam rumah


Ukuran minimum pipa dinas adalah 12,5 mm.
Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 mm.
Meter air harus dipasang tertutup dan diamankan tehadap pengrusakan.

Persyaratan Tekanan Air


Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan
dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan
adalah sisa tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah adalah 5 mka (meter
kolom air) atau 0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling tinggi adalah 22 mka (setara
dengan gedung 6 lantai).
Menurut standar dari DPU (Dinas Pekerjaan Umum), air yang dialirkan ke
konsumen melalui pipa transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk dapat melayani
konsumen hingga yang terjauh, dengan tekanan air minimum sebesar 10mka atau
1atm. Angka tekanan ini harus dijaga, idealnya merata pada setiap pipa distribusi.
Jika tekanan terlalu tinggi akan menyebabkan pecahnya pipa, serta merusak alat-alat
plambing (kloset, urinoir, faucet, lavatory, dll). Tekanan juga dijaga agar tidak terlalu
rendah, karena jika tekanan terlalu rendah maka akan menyebabkan terjadinya
kontaminasi air selama aliran dalam pipa distribusi.
B.
a.

Sistem Jaringan Pipa


Sistem Pipa Tunggal
Sistem pipa tunggal merupakan sistem perpipaan yang hanya menggunakan

satu buah pipa tanpa menggunakan sambungan. Penurunan tekanan pada sistem pipa

tunggal merupakan fungsi dari laju aliran, perubahan ketinggian dan total head loss
merupakan fungsi dari faktor gesekan, perubahan penampang. Untuk aliran tak
mampu mampat, sifat fluida diasumsikan tetap. Pada saat sistem telah ditentukan,
maka konfigurasi sistem, kekasaran permukaan pipa, perubahan elevasi, dan
kekentalan fluida bukan lagi merupakan variabel bebas.
b. Sistem Pipa Majemuk
Pada kenyataannya kebanyakan sistem perpipaan adalah sistem pipa
majemuk, yaitu rangkaian pipa seri, paralel maupun berupa jaringan perpipaan. Untuk
rangkaian pipa seri maupun paralel, penyelesaiaannya adalah serupa dengan
perhitungan tegangan dan tahanan pada hokum ohm. Penurunan tekanan dan laju
aliran identik dengan tegangan dan arus pada listrik. Namun persamaannya tidak
identik dengan hukum ohm, karena penurunan tekanan sebanding dengan kuadrat dari
laju aliran. Semua system pipa majemuk lebih mudah diselesaikan dengan persamaan
empiris.
Terdapat beberapa contoh sistem pipa majemuk, dengan memenuhi kaidahkaidah tertentu sebagai berikut :
1) Sistem pipa yang disusun secara seri
Jika dua buah pipa atau lebih dipasang secara seri, semua pipa akan dilewati
oleh aliran yang sama dan total rugi head pada seluruh sistem adalah jumlah kerugian
pada setiap pipa dan perlengkapan pipa. Kerugian head merupakan head untuk
mengatasi kerugian-kerugian atau dapat dikatakan bahwa pada saat fluida melewati
saluran, energi total yang dipindahkan cenderung berkurang searah arah aliran.

Gambar 8.1. Sistem pipa yang disusun secara seri


Sumber :Frank M. White (1988)

2) Sistem pipa yang disusun secara paralel

Jika dua buah pipa atau lebih dipasang secara paralel, total laju aliran sama
dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan kerugian head. Pada sebuah
cabang sama dengan kerugian head pada cabang yang lain. Ini diekspresikan (Olson
R.,1993) sebagai :

Gambar 8.2. Sistem pipa yang disusun secara pararel


Sumber :Frank M. White (1988)

3) Jaringan pipa
Jaringan ini merupakan saluran air untuk sebuah rumah tangga, suatu
kompleks perumahan atau bahkan sebuah kota.

Gambar 8.3. Rangkaian pipa


Sumber :White, (1986)

Dalam sistem ini tidak dapat diselesaikan dengan kaidah-kaidah di atas


karena persamaannya tidak linear, maka penyelesaiannya diperoleh dengan literasi
numerik yang pertama kali dikemukakan oleh Hardy cross pada tahun 1936 .
C.

Pemilihan Jenis Pipa


Dalam suatu sistem perpipaan, pemilihan jenis pipa adalah merupakan hal

yang sangat penting karena akan menentukan kemampuan sistem tersebut dalam
penggunannya, dalam pemilihan jenis pipa ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan antara lain :

1) Keadaan tanah daerah pelayanan


2) Daya tekan pipa
3) Faktor ekonomi
4) Diameter pipa yang ada di pasaran
Dalam distribusi air bersih dikenal beberapa jenis pipa yang umum
digunakan diantaranya yaitu:
1) Pipa besi tuang

Gambar 8.4 Pipa besi hitam


Sumber: www.google.com, 2015

Pipa besi tuang telah digunakan berabad-abad lamanya, sebagai contoh pipa
besi tuang yang dipasang di istana Vasailis di Perancis masih dalam keadaan baik
hingga saat ini. Rekor pelayanan pipa besi tuang di dunia membuktikan bahwa daya
tekan korosinya sangat memuaskan dan umumnya semi permanen. Kelemahannya
terletak pada kerapuhannya.
2) Pipa Asbes (ACP)
Pipa ini terbuat dari bahan asbes, semen Portland dan silica. Pipa asbes
mampu menahan tekanan yang diperlukan sampai 15 atm. Pipa asbes mempunyai
kelebihan-kelebihan antara lain : tahan terhadap karat, tidak mengalirkan arus listrik,
ringan, mudah dipotong dan mudah dipasang. Serta biaya transportasi lebih murah.
3) Pipa PVC (Polivinil Chlorida)

Gambar 8.5 Pipa PVC


Sumber: www.google.com, 2015

Pipa plastik untuk air bersih mempunyai tekanan kerja 8-10 kg/cm 2. Pipa
plastik mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap unsur-unsur kimia sehingga
pipa tersebut tidak akan berubah sifatnya dan tidak akan rusak akibat karat. Karena
sifatnya yang elastis sehingga mudah dibentuk menurut keperluan serta mudah
disambung dan dipasang.Pipa plastik menjaga permukaan yang sangat licin sehingga
mengurangi tekanan pengaliran air. Pipa ini juga sangat ringan.
4) Pipa besi tuang liat (DCIP)
Besi tuang cor adalah besi tuang spheroidal yang merupakan suatu hasil
penemuan yang bertahun-tahun. Dewasa ini besi tuang diambil sebagai bahan pipa
karena kekuatan dan keliatannya serta karena ketahanannya terhadap korosi. Pipa
sebagai bagian pelayanan dibawah tanah akan mengalami tekanan internal yang
sangat tinggi dari fluida yang mengalir didalamnya serta tekanan eksternal dari tanah
dan beban yang melintasinya. Pipa besi tuang liat dapat menahan dengan aman
keadaan seperti ini karena mutu dan kekuatannya yang lebih tinggi.
Tabel 8.1. Karakteristik jenis pipa dapat di lihat pada tabel berikut.
Jenis
Pipa

Keuntungan

Kelemahan

CIP

- Kuat dan tahan korosi

Lemah
terhadap
tekanan / benturan

- Mudah dipotong

- Berat

- Mechanical joint flexible

Membutuhkan
perlindungan terhadap

- Konstruksinya mudah

terlepasnya sambungan

- Tersedia dia. 75 mm - 1500


mm

Terjadi
korosi
pada
permukaan sambungan
bila terdapat humus /
terjadi oksidasi.

DCIP

- Kuat dan tahan korosi

- Berat

- Mudah dalam pemasangan

Membutuhkan
perlindungan terhadap

- Mechanical joint flexible

terlepasnya sambungan

- Sambungannya bermacammacam
- Tersedia dia. 75 mm -1500
mm
- Tahan benturan

- Untuk ukuran pipa besar,


sulit memperbaiki
dari dalam
Terjadi
korosi
pada
permukaan sambungan
bila terdapat humus /
terjadi oksidasi.
- Mahal

GIP

- Kuat dan ringan

- Membutuhkan expansion
joint atau fleksible

- Tersedia dia. 0,5 - 6 "

Joint

- Tahan benturan

- Lemah terhadap korosi


elektris

- Tidak perlu dijaga terhadap


lepasnya

- Membutuhkan banyak
waktu untuk lining

sambungan
menggunakan

(dengan

dan welding

welding joint)
ACP

- Tahan terhadap korosi

Lemah
benturan

- Sambungan fleksibel

- Sheer strength kecil

- Ringan dan mudah dipasang

- Membutuhkan banyak
perlindungan terhadap

- Kekasaran
berubah

dalam

tidak

terhadap

lepasnya sambungan

- Murah

- Mudah teknis akibat


kualitas air dan tanah

- Tersedia dia. 50 - 600 mm


PVC

- Tahan terhadap korosi

Lemah
terhadap
benturan pada temperatur

- Sambungan fleksibel

Rendah

- Ringan dan mudah dipasang


- Kekasaran
berubah

dalam

tidak

- Murah

larutan organic
- Membutuhkan expansion
joint dan fleksible

- Tersedia dia. 0,5 - 16 "


Tahan
agresif

- Lemah terhadap panas


sinar ultraviolet dan

terhadap

Joint
tanah

- Defleksi yang besar

a.

Perlengkapan Pipa
Perlengkapan pipa berfungsi agar jaringan perpipaan berjalan dengan baik

sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Beberapa perlengkapan perpipaan beserta


fungsinya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Katup (valve)

Gambar 8.6 Katup (Valve)


Sumber: Sumber: www.google.com, 2015

Berfungsi untuk mengatur arah aliran dalam pipa dan menghentikan aliran
air terutama bila satu bagian jalur pipa akan dites, diperiksa dan diperbaiki. Katup
ditempatkan pada :
Perlintasan pipa / jembatan pipa
Pada setiap jarak 3000 m
Setiap titik pengambilan / penyadapan, perubahan arah aliran
Titik penguras.
Pada dasarnya sambungan pipa dapat dikelompokkan dalam dua bagian :
1) Sambungan yang dilakukan dengan pengelasan
Jenis-jenis sambungan yang dilakukan dengan pengelasan
1. 45 elbow (sudut)
2. 90 elbow (sudut)
3. 180 elbow (sudut)
4. Red Tee (pemerkecil)
5. Cross (silang)
2) Sambungan yang dilakukan dengan ulir
1. Bushing (paking)
2. Coupling (kopling)
3. Cap
4. Dll
Ada beberapa tipe katup (valve) yaitu:
1. Gate Valve
Dipergunakan pada pipa induk terutama untuk pipa yang berdiameter besar.
Keuntungannya tahan terhadap tekanan besar. Kehilangan tekanan hampir tidak ada.
2. Globe Valve
Digunakan pada pipa yang berdiameter kecil. Keuntungannya relatif lebih
murah dan mudah dalam perbaikannya. Kerugiannya kehilangan tekanan cukup besar.
3. Katup Pelepas Udara (Air Release Valve)
Berfungsi untuk membuang udara yang terakumulasi dalam pipa. Katup
pelepas udara ditempatkan pada :
Tempat-tempat yang tinggi
Jalur mendatar setiap jarak 75 m -100 m
Jembatan pipa

b.

Altitude Valve (Katup elevasi, pakai pelampung)


Digunakan pada tangki elevasi (menara air), yang apabila tangki terisi penuh

akan menutup secara otomatis dan membuka jika tekanan pada sistem distribusi lebih
rendah daripada tekanan dalam tangki.
c. Katup Penguras (Blow Oil Valves)
Berfungsi untuk menguras kotoran/lumpur yang terakumulasi pada pipa
distribusi. Diameter blow off valve berkisar antara - dan diameter pipa distribusi.
Katup ini ditempatkan pada :
Tempat - tempat yang rendah, dimana kotoran/lumpur akan terakumulasi
(akibat dari pengurasan/pembilasan pada pipa dan interusi air jika terjadi
perbaikan jaringan pada sistem pipa).
Ujung - ujung saluran yang mendatar dan menurun, penempatannya harus
dekat dengan saluran pembuangan.
d. Blok penahan & Jangkar (Thrust Block & Angker)
Berfungsi untuk mengimbangi tekanan yang ditimbulkan oleh air, sehingga
peralatan (fitting) tidak bergerak jika diberikan tekanan. Blok penahan ini akan
memberikan atau memindahkan beban dan fitting-fitting pada tanah sekitarnya.
Penempatannya yaitu:
Pada belokan
Pada jalur pipa yang miring
Pada perubahan dimensi pipa
Ujung pipa
e. Hidrant Kebakaran (Fire Hydrant)
Berfungsi untuk kebutuhan pemadam kebakaran, dan dapat pula berfungsi
sebagai alat untuk penggelontoran dalam rioolering Penempatannya di:
Daerah padat penduduk
Persimpangan jalan
Kantor-kantor pemerintah

Pusat-pusat perdagangan (Central Business District)


f. Sambungan (Fitting)
Berfungsi untuk :
Menyambung pipa pada jenis dan ukuran pipa yang sama ataupun berbeda,
coupling joint, mechanical joint, reducer, dsb.
Mengubah dan membagi aliran digunakan : elbow/bend, tee, cross joint,
caps, plugs, atau blin flange.
g. Meter Air (Water Meter)
Berfungsi untuk mengukur kuantitas air yang digunakan oleh konsumen.
Ditempatkan pada :
Sambungan ke rumah-rumah, digunakan untuk menghitung pemakaian air
perbulannya.
Pada instansi, digunakan untuk mengetahui pemakaian air oleh penduduk,
mengetahui jumlah kebocoran air atau mengevaluasi jumlah air yang hilang.
h. Stop Kran
Berfungsi untuk mengatur aliran air pada saat operasi. Penempatannya di:
Pada titik awal pipa pelayanan dan dipasang seri dengan water meter.
i. Kran Umum (Public Tap)
Berfungsi sebagai sarana pelayanan air bersih untuk keperluan umum.
Penempatannya ditentukan berdasarkan :
Keadaan sosial ekonomi penduduk
Kepadatan penduduk
Kondisi daerah pelayanan
Penempatan karan umum diusahakan pada daerah padat penduduk yang
tidak mungkin dilayani langsung.
j. Bangunan Perlintasan (Cross Way)
Dibuat apabila jaringan pipa melewati :

Jalan raya
Rel kereta api
Sungai
8.2.3

Pompa
Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

memberikan energy kepada fluida, dimana fluida adalah zat cair, sehingga zat cair
tersebut dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam operasinya
pompa perlu digerakkan oleh suatu penggerak mula, dalam hal ini dapat digunakan
motor listrik maupun motor torak.
A.

Klasifikasi Pompa
Pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu

pompa

perpindahan positif (positive displacement pump) dan pompa dinamik (dynamic


pump).
1. Pompa Perpindahan Positif
Pompa perpindahan Positif terbagi menjadi pompa torak ( Reciprocating
pump ), pompa putar ( Rotary pump ), dan pompa diafragma (Diaphragm pump ).
Pada pompa perpindahan positif energi ditambahkan ke fluida kerja secara periodik
oleh suatu gaya yang dikenakan pada satu atau lebih batas (boundary) sistem yang
dapat bergerak.

Pompa Torak
Pompa torak adalah sebuah pompa dimana energi mekanis penggerak pompa
dirubah menjadi energi aliran fluida yang dipindahkan dengan menggunakan elemen
yang bergerak bolak balik di dalam sebuah silinder. Fluida masuk melalui katup isap
dan keluar melalui katup buang dengan tekanan yang tinggi. Pompa ini mengeluarkan
cairan dalam jumlah yang terbatas dengan debit yang dihasilkan tergantung pada
putaran dan panjang langkah torak. Volume cairan yang dipindahkan selama satu
langkah piston atau plunyer akan sama dengan perkalian luas piston dengan panjang
langkah.

Pompa Putar

Pompa putar adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke


cairan menggunakan elemen yang bergerak berputar didalam rumah (casing). Fluida
ditarik dari reservoir melalui sisi isap dan didorong melalui rumah pompa yang
tertutup menuju sisi buang pada tekanan yang tinggi. Berapa tekanan fluida yang
akan keluar pompa tergantung pada tekanan atau tahanan aliran sistem. Sedangkan
debit yang dihasilkan tergantung pada kecepatan putar dari elemen yang berputar.
Elemen yang berputar ini biasanya disebut sebagai rotor.

Pompa Diafragma
Pompa diafragma adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke
cairan melalui batang penggerak yang bergerak bolak-balik untuk menggerakan
diafragma sehingga timbul isapan dan penekanan secara bergantian antara katup isap
dan katup tekan. Keuntungan pompa diafragma ini adalah hanya pada diafragma saja
yang bersentuhan dengan fluida yang ditransfer sehingga mengurangi kontaminasi
dengan bagian lain terutama bagian penggerak.
2. Pompa Dinamik
Pompa dinamik terdiri dari satu impeler atau lebih yang dilengkapi dengan
sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros-poros yang berputar dan menerima energi
dari motor penggerak pompa serta diselubungi dengan sebuah rumah (casing). Fluida
berenergi memasuki impeler secara aksial, kemudian fluida meninggalkan impeler
pada kecepatan yang relatif tinggi dan dikumpulkan didalam volute atau suatu seri
laluan diffuser, setelah fluida dikumpulkan di dalam volute atau diffuser terjadi
perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan, yang diikuti dengan penurunan
kecepatan. Sesudah proses konversi ini selesai kemudian fluida keluar dari pompa
melalui katup discharge. Untuk pompa dinamik terbagi menjadi pompa sentrifugal
(centrifugal pump) dan pompa efek khusus (Special Effect Pump).

Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal ialah jenis pompa dimana headnya dibentuk oleh gaya
sentrifugal maupun lift yang ditimbulkan oleh sudut-sudut yang berputar. Pompa ini
dapat diperlihatkan dalam gambar di bawah, mempunyai sebuah impeller (balingbaling) untuk mengangkat air dari tempat lebih rendah ke tempat lebih tinggi.

Gambar 8.7. Pompa Sentrifugal


Sumber :Tahara, Sularso,2004

Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller
pompa. Maka zat cair yang ada di dalam impeller, oleh dorongan sudut-sudut ikut
berputar. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller
keluar melalui saluran diantara sudu-sudu. Disinilah head tekanan zat cair menjadi
lebih lebih tinggi demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair
mengalami percepatan. Zat cair yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran
berbentuk volut (spiral) dikelilingi impeller dan disalurkan ke luar pompa melalui
nossel. Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekan.
Jadi impeller pompa berfungsi untuk memberikan kerja kepada zat cair sehingga
energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih energy satuan berat atau
head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut head total pompa.
Dari uaraian di atas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energy mekanik
dalam bentuk kerja poros menjadi energy fluida. Energi inilah yang mengakibatkan
pertambahan head tekan, head kecepatan, head potensial pada zat cair yang mengalir
secara kontinyu.
Pada prinsipnya pompa sentrifugal mempunyai dua komponen utama yaitu:
1) Elemen berputar yang terdiri atas : impeller dan poros
2) Elemen stasioner (diam) yaitu rumah pompa (casing) yang mengalirkan
fluida ke impeller dengan tekanan dan kecepatan tinggi. Bila head pompa
hanya ditimbulkan oleh satu impeller saja, maka jenis pompa ini disebut
pompa bertingkat satu (single state), tetapi bila impellernya lebih dari satu
tingkat yang beroperasi secara seri dan digabungkan di dalam satu urmah,

dimana sisi isapnya diambil dari sisi pengeluaran impeller sebelumnya maka
jenis ini disebut pompa bertingkat ganda (multy-stage pump) dan jenis ini
dipergunakan bila diinginkan head pompa yang besar.
Pompa sentrifugal mungkin bekerja dengan single suction dan double
suction, tergantung pada apakah fluida memasuki impeller dari satu atau dua arah
aksial. Dalam hal pompa double suction, dorongan belakang terhadap poros praktis
hilang dan kecepatan masukan impeller berkurang untuk ukuran tertentu.
Jenis pompa sentrifugal banyak digunakan sebagai alat transport fluida
karena mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
a. Bagian-bagian yang bergerak kurang, karena itu bobot pondasi kecil karena tidak
ada gerak bolak-balik yang memberikan gaya pada pondasi.
b. Dimensi kecil, konstruksinya sederhana dan biaya operasi rendah.
c. Mudah untuk balancing, karena gerakannya hanya putaran saja.Keausan kecil
karena pada bagian dalam tidak ada bagian yang saling bersinggungan
d. Dapat dikopel langsung dan mudah disesuaikan dengan putaran tinggi dari motor
penggerak.
Dalam pemilihan atau penentuan tipe pompa sentrifugal yang digunakan
ditentukan berdasarkan parameter-parameter seperti kapasitas, kecepatan spesifik,
dan tekanan.
1.

Kapasitas
Kapasitas adalah banyaknya zat cair yang dialirkan persatuan waktu.

Besarnya kapasitas ini dipengaruhi oleh banyaknya kebutuhan pemakaiannya ,


lamanya pompa beroperasi serta jumlah pompa yang digunakan. Berdasarkan
kapasitas ini maka pompa dapat dibagi atas :
a.
b.
c.

Pompa berkapasitas rendah,yaitu bila kapasitasnya di bawah 20 /jam


Pompa berkapasitas sedang, yaitu bila kapasitasnya 20-60 /jam
Pompa berkapasitas tinggi, yaitu bila kapasitasnya diatas 60 /jam
2. Kecepatan spesifik
Kecepatan spesifik adalah kecepatan dalam putaran permenit untuk

menghasilkan untuk menghasilkan 1 gallon/menit pada head 1 ft (m) dengan impeller


yang sebangun dengan pompa yang bersangkutan tetapi ukuranukuran diperkecil.
Kecepatan spesifik ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan impeller,

berdasarkan prestasi dan proporsinya tanpa memperhatikan ukuran actual dan


kecepatannya bilamana impeller itu beroperasi. Berdasarkan kecepatan spesifik,
pompa sentrifugal dapat digolongkan menjadi :
a.
b.
c.

Pompa dengan kecepatan spesifik rendah, antara (40-80) rpm


Pompa dengan kecepatan spesifik sedang, antara (80-150) rpm
Pompa dengan kecepatan spesifik tinggi, antara (150-300) rpm
3. Tekanan
Tekanan pada pompa merupakan salah satu factor yang sangat penting untuk

menentukan jenis dan tipe pompa.


Berdasarkan tekanan, pompa dapat dibedakan atas :
a.
b.
c.

Pompa tekanan rendah yaitu dibawah 5 kg/cm2


Pompa tekanan sedang yaitu antara 5-50 kg/ cm2
Pompa tekanan tinggi yaitu diatas 50 kg/ cm2

1.

Pompa efek khusus (Special Effect Pump)


Pompa jet
Pompa jet merupakan suatu kombinasi pompa sentrifugal volut dan susunan

venturi nosel. Pompa jet biasanya digunakan untuk mengangkat atau menarik air
dari sumur yang dalam ke suatu tempat yang lebih tinggi. Pada pompa jet, air pada
tekanan tinggi dipompakan melewati sebuah nosel dimana air akan dipercepat di
dalam nosel, sehingga energi tekanan akan diubah menjadi energi kinetik dan setelah
melewati nosel air akan masuk ke dalam venturi, dimana air yang telah dipercepat
akan menyebabkan tekanan menjadi turun, sehingga pompa jet dapat menghisap air.
2.

Pompa gas lift


Prinsip dari pompa gas lift adalah memanfaatkan udara atau gas yang

tertekan untuk mengangkat air. Campuran udara dan air akan naik didalam pipa yang
dikelilingi oleh air. Pada dasarnya pompa gas lift terdiri dari pipa vertikal yang
sebagian terendam dalam air dan tabung supply udara yang menyediakan udara yang
tertekan diberikan ke pipa vertikal. Campuran udara dan air bisa naik sampai ke atas
permukaan air karena massa jenis dari campuran udara dan air tersebut lebih rendah
dari massa jenis air itu sendiri.
3.

Pompa Hidraulik Ram

Pompa hidraulik ram merupakan suatu alat untuk menaikkan sebagian dari
sejumlah besar air yang ada pada suatu tempat dengan ketinggian tertentu sampai ke
tempat yang lebih tinggi. Pompa hidraulik ram terpakai ketika beberapa sumber air
alami seperti mata air atau sungai berada pada ketinggian tertentu, misal pada daerah
berbukit.
B.

Perhitungan Pompa
Untuk mengetahui suatu perhitungan yang baik bagi pompa, maka harus

diketahui kapasitas pompa, head total pompa, daya pompa.


a.

Debit efektif dalam jam pengoperasian pompa atau kapasitas air yang
dibutuhkan:
Qe = debit air yang disalurkan / 8

b. Debit efektif tiap pompa yang akan digunakan


Bahwa debit pompa dapat diketahui dengan cara membagi debit yang
dibutuhkan

(debit

efektif)

dengan

jumlah

pompa

yang

akan

dipakai

(Tahara,Sualrso,2004)

c.

Debit teoritis pompa

Dimana :
Qep = Debit fektif pompa = 0,1536m /s
v = efisiensi volumetris (0,90-0,98)
= diambil 0,96
C.

Jenis Jenis Pompa


Beberapa jenis pompa berdasarkan tenaga penggeraknya yang dipasarkan

saat ini antara lain sebagai berikut.


1.

Pompa Air Dragon (Pompa air manual)

Gambar 8.8. Pompa Air Dragon

Sebagai salah satu jenis pompa air manual, pompa air dragon ini merupakan
merk pompa air yang sangat terkenal di sekitar tahun 70-an. Terutama untuk daerahdaerah yang belum terjangkau listrik. Sehingga merk pompa air dragon ini menjadi
ikon / image di tengah masyarakat kita waktu itu untuk mewakili istilah pompa air
manual. Bagi warga yang memiliki sumur air sendiri, pompa air ini menjadi pilihan
untuk menggantikan cara tradisional, menimba air dari sumur.
Cara kerja pompa air manual ini pun sederhana yaitu ketika tuas pompa di
tarik ke atas, piston bergerak ke bawah ke dasar ruangan pompa. Air yang ada dalam
pompa akan memasuki ruangan di atas piston melalui klep (valve) pada piston, seperti
terlihat pada gambar A.

Gambar 8.9 Cara Kerja Pompa Air Manual

Ketika tuas pompa didorong ke bawah, piston bergerak naik bersamaan


dengan tertutupnya klep piston sehingga air yang ada di atas piston ikut terdorong ke
atas dan keluar melalui corong pompa. Di saat bersamaan piston akan menyedot air
dari dalam sumur dan air memasuki ruangan di bawah piston melalui klep di dasar
pompa yang terbuka di saat piston bergerak ke atas, seperti terlihat pada gambar B.
2.

Pompa Air Sanyo ( Pompa air listrik)

Seiring berkembangnya zaman dan aliran listrik sudah banyak masuk ke


daerah-daerah, pompa air tenaga listrik (AC 220V) menjadi pilihan untuk
menggantikan pompa air manual. Pompa air merk Sanyo menjadi istilah umum
untuk mewakili pompa air tenaga listrik. Teknologi yang umum dikenal dengan
Centrifugal Pumps, yaitu pompa air yang bekerja berdasarkan daya centrifugal yang
dihasilkan oleh impeller (kipas) yang diputar oleh motor listrik. Karena daya
centrifugal ini air tersedot (dari sumur) dan terdorong keluar secara kontinyu melalui
sirip-sirip impeller seperti gambar berikut ini.

Gambar 8.10. Pompa Air Listrik

3.

Pompa Air Bensin / Solar (Diesel)


Pompa air jenis ini menggunakan motor berbahan bakar bensin atau solar.

Cara kerjanyapun sama dengan pompa air listrik di atas. Bedanya hanya pada motor
penggerak kipas impeller-nya yang menggunakan bahan bakar bensin atau solar.
Biasanya pompa air jenis ini digunakan untuk memompa air dengan volume debit air
yang besar. Ini terlihat dari besarnya ukuran pipa atau selang yang diameternya cukup
besar.

Gambar 8.11. Pompa Air Diesel

4.

Pompa Air Celup (Submersible)


Sesuai namanya, pompa air listrik ini penggunaannya dicelupkan ke dalam

air. Penggunaan yang umum adalah pompa air yang dipakai dalam aquarium untuk
mengalirkan air ke tempat penyaringan air sehingga air aquarium terjaga
kejernihannya untuk waktu yang lebih lama. Cara kerjanya pun sama seperti pompa
air listrik seperti Gambar 8.10. memanfaatkan daya centrifugal dari perputaran kipas
impeller untuk mendorong air ke atas. Jenis pompa air celup ini cukup banyak
tergantung keperluannya.

Gambar 8.12. Pompa Air Submersible

8.2.4

Sistem Tampungan
Penampungan air di masyarakat lebih dikenal dengan toren air atau tangki

air. Fungsi dari tangki air yaitu:


- Untuk menampung air baku maupun air produk hasil olahan filter atau mesin
-

filter RO (reserve osmosis)


Sebagai tempat untuk persediaan air bagi kebutuhan air bersih sehari-hari
Sebagai tempat untuk mengendapkan air keruh
Sebagai tempat cadangan air jika aliran PAM berhenti atau listrik padam.
Ditinjau dari bahan pembuatnya ada tiga jenis tangki air, yaitu sebagai berikut:
1. Dari bahan plastik PE (polyenthylene)
Tangki yang terbuat dari bahan in, pada bagian dalamnya dilengkapi dengan

lapisan antilumut, sehingga dapat menjaga kualitas air yang disimpan di dalamnya.
Tangki jenis ini digunakan untuk air isi ulang, AMDK (air minum dalam kemasan),
perumahan, apartemen, maupun industri, terutama untuk menampung air baku
sebelum melalui suatu proses pengolahan air. Tangki ini tidak dapat dipakai untuk

menampung cairan minyak, oli, atau cairan kimia karena akan merusak kondisi fisik
tangki.
2. Dari Bahan Stainless Steel
Jenis yang kedua adalah tangki dan bahan stainless steel. Sama seperti
tangki dari bahan plastic PE, tangki ini juga digunakan untuk air isi ulang, AMDK,
perumahan, apartemen, maupun industri. Dalam perindustrian, tangki ini digunakan
untuk penampungan air produk sesudah melalui suatu proses pengolahan air. Tangki
jenis ini juga tidak dapat dipakai untuk menampung cairan imnyak, oli, atau cairan
kimia seperti tangki berbahan plastik PE karena akan merusak kondisi fisiknya.
3. Dari Bahan Fiberglass
Jenis yang ketiga adalah dari bahan fiberglass. Tangki jenis ini pun biasanya
digunakan untuk air isi ulang, AMDK, perumahan, apartemen, maupun industri,
terutama untuk penampungan air baku atau air bersih.
8.2.5

Control Distribusi
Control atau pengoperasian unit distribusi meliputi kegiatan pengoperasian

system perpompaan, jaringan transmisi dan distribusi, serta bangunan sarana


pelengkapnya, alat ukur dan peralatan pemantauan, meliputi:
a.

Pengoperasian pipa transmisi dan jaringan distribusi beserta perlengkapannya,


bangunan penyimpanan (reservoir), dan alat ukur, serta pompa distribusi beserta

b.
c.

perlengkapannya, apabila system distribusi menggunakan sistem pemompaan.


Kegiatan pengoperasian meliputi kegitan persiapan sebelum pengoperasian,
pelaksanaan operasi serta pemantauan distribusi.
Persiapan operasi meliputi kegiatan:
- Pemeriksaan pipa transmisi dan jaringan
-

distribusi

beserta

perlengkapannya
Pemeriksaan bangunan penyimpanan (reservoir) dan alat ukur, serta
pompa distribusi dan perlengkapannya untuk system distribusi dengan

d.

sistem perpompaan.
Pelaksanaan operasi meliputi operasi pompa distribusi, perlengkapan jaringan
perpipaan, meter air, bangunan dan penampung (reservoir), sehingga air

e.

mengalir di seluruh jaringan distribusi.


Selama operasi harus dilakukan pemantauan terhadap:
- Debit aliran air yang masuk ke jaringan

f.

- Tekanan serta aliran air di jaringan


- Kualitas air yang keluar dari jaringan
- Operasi pompa distribusi
- Daya yang dipergunakan
Hasil pemantauan harus dicatat dalam buku harian (log book)

8.2.6
A.

Distribusi Air Bersih ke Pelanggan


Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah jaringan perpipaan untuk mengalirkan air minum

dari reservoir menuju daerah pelayanan/ konsumen (Al-Layla,1980). Sistem


penyediaan air bersih adalah suatu sistem penyediaan air bersih yang meliputi
pengambilan

air

baku,

proses

pengolahan

dan

reservoir

serta

distribusi

(Depkimpraswil, 2002).
Menurut Pynkiawati dalam bukunya, sistem distribusi digolongkan atas dua
yaitu sistem distribusi terbuka dan sistem distribusi tertutup.
1. Sistem Distribusi Terbuka
Sistem distribusi terbuka merupakan sistem distribusi air bersih dengan
menggunakan jaringan pemipaan yang tidak diteruskan mengelilingi suatu sistem.
Sistem distribusi terbuka ini memiliki keuntungan dari segi pemakaian pipa, yaitu
lebih sedikit. Sementara dari segi system distribusinya memiliki kelemahan, yaitu
pada bagian ujung jaringan yang paling jauh akan mendapat air cukup kecil karena
tekanannya menjadi berkurang.
2. Sistem Distribusi Tertutup
Sistem distribusi tertutup merupakan sistem distribusi air bersih dengan
menggunakan jaringan pemipaan yang diteruskan mengelilingi sistem. Sistem
distribusi tertutup ini memiliki kerugian dari segi pemakaian pipa, yaitu lebih banyak.
Sementara dari segi pendistribusiannya memiliki kelebihan karena tekanan air pada
seluruh bagian merata. Selanjutnya, tekanan air menjadi besar dan outlet akan
mengeluarkan air yang cukup banyak.
Selain sistem diatas terdapat beberapa sistem distribusi air bersih antara lain:
1.

Sistem Sambungan Langsung


Pada sistem sambungan langsung, pipa distribusi dalam gedung disambung

langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk

perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada
perumahan dan gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya
ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur dan
ditetapkan oleh perusahaan air minum.
2.

Sistem Tangki Atap


Pada sistem tangki atap air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah.

(dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian
dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas
lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan.
sistem tangki atap diterapkan karena alasan-alasan sebagai berikut :
Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat
plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat

perubahan muka air dalam tangki atap.


Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik

dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan.


Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat

yang mendeteksi muka dalam tangki atap.


Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya
tangki tekan.

3.

Sistem Tangki Tekan


Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam

tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di
dalamnya terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi
bangunan. Pompa bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan,
yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa : pompa berhenti
bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan
dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum tekanan yang
ditetapkan juga. Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1-1.5 kg/cm2. Sistem tangki
tekan biasanya dirancang sedemikian rupa agar volume udara tidak lebih dari 30%
terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Jika awalnya tangki tekan
berisi udara bertekanan atmosfer kemudian diisi air, maka volume air yang akan

mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk mengatasi hal ini, dimasukkan udara
kempa bertekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer.
Air meninggalkan unit pengelolahan reservoir pembagi menuju ke
konsumen dan keperluan-keperluan disalurkan melalui pipa-pipa pembagi, katupkatup, kran serta semua perlengkapan yang ada untuk menjaga kelancaran pembagian
air dan kualitas air disebut system distribusi air. Metode distribusi air bersih pada
suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh keadaan topografi atau letak sumber terhadap
wilayah yang akan disuplai air pada umumnya.
B.

Metode Distribusi Air Bersih


Unit Transmisi Air Minum dan Distribusi dimulai dari pompa distribusi

(untuk sistem distribusi yang memakai pompa). Pompa Distribusi mengisap air dari
Reservoir Penampung hasil olahan. Untuk Pompa Distribusi biasanya digunakan jenis
Pompa Sentrifugal. Untuk system distribusi yang tidak memakai pompa distribusi,
atau cara gravitasi, maka air hasil olahan langsung mengalir melalui pipa transmisi air
minum, jaringan distribusi utama (distribusi primer), jaringan distribusi pembawa
(distribusi sekunder), jaringan distribusi pembagi (distribusi tertier), dan melewati
reticulation pipe menuju sambungan rumah.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, unit distribusi terdiri dari
jaringan perpompaan, jaringan distribusi, bangunan penampungan, alat ukur dan
peralatan pemantauan.
Unit distribusi wajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan
kontinuitas pengaliran dan wajib memberikan jaminan pengaliran 24 jam per
hari.Tujuan pengoperasian unit distribusi ini untuk mengalirkan air hasil olahan
keseluruh jaringan distribusi sampai di semua unit pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan baik dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas,
yaitu:
Kuantitas:

Jumlah air mencukupi minimal untuk mandi, makan, dan minum, atau sesuai
yang telah ditetapkan dalam perencanaan;

Tekanan air di pelanggan (titik jangkauan pelayanan terjauh) minimum 1 atm.

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya
air baku yang tersedia.
Kualitas:
pH antara 6,0 7,5;
Bakteriologis, yaitu bakteri E-colli = 0;
sisa chlor minimal 0,2 ppm.

Kontinuitas:
Air harus mengalir di pelanggan selama 24 jam perhari.

Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah
kebutuhan konsumen.. kedua adalah diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas
energi yang siap setiap saat. Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa
suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0.62.5
m/dt.
Tekanan Air
Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan
dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan
adalah sisa tekanan air. Tekanan air maksimum 60mka (meter kolom air) dan tekanan
minimum minimal 10mka (meter kolom air).
Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas,
kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir,
pompa dan dan peralatan yang lain. Menurut Howard S Peavy et.al (985, Bab 6 hal.
324-326) system pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:
a.

Metode Distribusi Dengan Gravitasi


Metode ini umumnya digunakan pada suatu daerah dimana sumber air yang

akan disalurkan ke konsumen berada pada suatu wilayah yang lebih tinggi dari daerah
suplai yang memungkinkan untuk dialirkan secara bebas dengan memanfaatkan
potensi gravitasi bumi.
Dengan ketinggian demikian akan dapat memberikan tekanan yang cukup di
dalam pipa transmisi. Metode ini memang sangat baik sekali dilaksanakan apabila

ukuran pipa transmisi memadai dan dapat menjamin kesulitan air apabila terjadi
kondisi yang membutuhkan air dalam jumlah banyak.
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
b. Metode Pemompaan
Disamping distribusi dengan menggunakan potensi gravitasi dapat pula
dilaksanakan dengan cara pemompaan. Metode ini dapat disesuaikan dengan variasi
debit air dari sumber air maupun variasi kebutuhan konsumen. Dengan cara ini dapat
memberikan debit air yang uniform sehingga pompa dapat dioperasikan pada
kapasitas dengan keharusan memompa air.
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem
ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah
pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
c. Metode Gabungan
Metode ini merupakan kombinasi dengan metode gravitasi dan metode
pemompaan.Pada metode ini air dipompa naik ke reservoir yang terletak pada suatu
ketinggian.Kemudian dari reservoir yang berada pada ketinggian tertentu ini air
dialirkan dengan memanfaatkan potensi gravitasi.
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya
saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah,
sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir
distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau
pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
C.

Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih


Dalam melakukan pelayanan air bersih kepada masyarakat, sistem jaringan

distribusi dari suatu kesatuan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian yang

sangat penting. Fungsi pokok dari jaringan pipa distribusi adalah untuk
menghantarkan air bersih keseluruh pelanggan dengan tetap memperhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air. Kondisi yang diinginkan oleh seluruh pelanggan
adalah ketersediaan air secara terus menerus.
Perencanaan sistem distribusi air minum didasarkan atas dua faktor utama
yaitu kebutuhan air (water demand) dan tekanan air, serta ditunjang dengan faktor
kontinuitas dan safety (keamanan).
Adapun yang dimaksud dengan pengaliran air dalam pipa adalah keadaan
dimana air memenuhi seluruh penampungan pipa. Pada keadaan dimana air tidak
penuh maka pengaliran harus disamakan dengan pengaliran didalam saluran terbuka.
Air yang disuplai melalui jaringan pipa distribusi, sistem pengalirannya terbagi atas
dua alternatif pendistribusian, yaitu :
a. Continuous System (Sistem Berkelanjutan)
Pada sistem ini, suplai dan distribusi air kepada konsumen dilaksanakan
secara terus-menerus selama 24 (dua puluh empat) jam. Sistem ini biasanya
diterapkan bila pada setiap waktu kuantitas air baku dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi air di daerah pelayanan.
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus
menerus selama 24 jam.Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang
kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi sedikit
kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
b. Intermittent System
Pada sistem ini air minum yang disuplai dan didistribusikan kepada
konsumen dilakukan hanya selama beberapa jam dalam satu hari, yaitu dua sampai
empat jam pada pagi dan sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan apabila kuantitas
air dan tekanan air tidak mencukupi.
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada
sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air

dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air
untuk fire fighter(pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang
digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam
beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan
juga sistem ini air yang terbatas.
Dalam pendistribusian air bersih terdapat tiga sistem pengaliran yang
pemilihan jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan yaitu:
a) Pengaliran Sistem Gravitasi
Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau instalasi pengolahan
secara topografi berada jauh diatas elevasi daerah pelayanan dan sistem ini dapat
memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga pada daerah pelayanan
terjauh.
b) Pengaliran Sistem Pemompaan
Sistem ini digunakan apabila beda elevasi antara sumber air atau instalasi
pengolahan dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air yang
cukup, sehingga air yang akan didistribusikan, agar tekanan meningkat, di pompa ke
jaringan pipa distribusi.
c) Pengaliran Sistem Kombinasi
Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem gravitasi dan pemompaan
dimana air minum dari sumber atau instalasi pengolahan dialirkan ke jaringan pipa
distribusi dengan menggunakan pompa dan reservoir distribusi, dioperasikan secara
bergantian atau bersama-sama sesuai dengan keadaan topografi daerah pelayanan.

D.

Sistem Jaringan Induk Distribusi Air Bersih


Sistem jaringan induk perpipaan yang dipakai dalam mendistribusikan air

bersih terdiri atas dua sistem yaitu:


1.

Sistem Cabang (Branch System)

Pada sistem ini, air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung
pipa akhir daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end). Pipa distribusi tidak
saling berhubungan, area pelayanan disuplai air melalui satu jalur pipa utama.

Gambar 8.13. Sistem Cabang (Branch Sistem)

2.

Sistem Melingkar (Loop System)


Pada sistem ini, pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan yang

lain membentuk jaringan melingkar (loop) sehingga pada pipa induk tidak ada titik
mati dan air akan mengalir ke suatu titik yang dapat melalui beberapa arah dengan
tekanan yang relatif stabil.

Gambar 8.14. Sistem Melingkar (loop system)

3.

Sistem Kombinasi (Combination System)


Sistem jaringan perpipaan kombinasi merupakan gabungan dari sistem

jaringan perpipaan bercabang (Branching System) dan sistem melingkar (Loop


System).
8.2.7

Sistem Air Bersih yang Ada


Ditinjau dari cara pengadaan air untuk berbagai macam keperluan bagi

masyarakat Kota Pangkep dapat digolongkan atas beberapa macam, yaitu :


1. Sistem Individu

Sistem pengadaan air bersih secara individu pada umumnya menggunakan


sumur-sumur terbuka maupun sumur bor dangkal. Cara ini dilakukan pada bagian
kota yang belum terjangkau sistem air bersih dari PDAM. Mengenai kualitas airnya
ditinjau dari segi fisiknya, air sumur yang ada pada umumnya tidak memenuhi syarat
kimianya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan terhadap aspek kesehatan ,
sedangkan mengenai kuantitasnya kadang - kadang masih sering mengalami
kekeringan pada musim kemarau yang panjang.
2. Sistem Air Bersih PDAM
PDAM Kota Pangkep berbentuk perusahaan daerah dengan volume air yang
diproduksi pada tahun 2011 sebesar 90 l/s. Sumber air PDAM kota Pangkep
merupakan mata air langsung dari pegunungan ,maka air baku langsung di pompa dan
disalurkan langsung ke penduduk tanpa melalui proses penjernihan.
A.

Sistem Distribusi Air Bersih di Dalam Site dan di Dalam Bangunan


Cara distribusi air bersih dilakukan dari site hingga ke dalam bangunan.

Apabila kondisi lahan cukup besar (luas) maka komponen-komponen pelengkap


plumbing dapat diletakkan di site. Sementara lahan yang sempit dan tidak
memungkinkan maka komponen pumbling diletakkan di dalam bangunan dan bisa
juga diletakkan di basement atau lantai dasar, tergantung dari desain yang telah
dibuat.
1)
2)
3)
4)
5)
1.

Komponen-komponen pelengkap plumbing antara lain:


Jaringan pemipaan
Reservoir bawah
Reservoir atas dan tower-nya
Pompa
Shaft
Sistem distribusi air bersih di site
Distribusi air bersih dalam site terbagi menjadi dua jneis berdasarkan jumlah

massa bangunannya. Hal yang harus diperhatikan dalam distribusi air bersih pada site
adalah:
Letak reservoir bawah harus dipersiapkan di dalam bangunan atau di site
Jarak antara sumber air dengan reservoir air.
2. Sistem distribusi air bersih di dalam bangunan rendah dan middle rise
Sistem distribusi air bersih dalam bangunan terdiri atas dua sistem, yaitu:
1) Sistem Down Feed

Sistem ini adalah sistem distribusi air bersih pada bangunan dengan
menggunakan reservoir bawah sebagai media untuk menampung debit air yang
disuplai oleh sumur resapan dan PDAM sebelum didistribusikan ke servoir atas oleh
pompa booster.
Pada bangunan multilantai untuk sistem down feed juga memiliki prinsip
yang sama dengan bangunan dua lantai. Biasanya pada bangunan multilantai dan
high rise, reservoir bawah diletakkan di basement paling bawah dengan volume untuk
menampung 2/3 dari kebutuhan air bersih dan reservoir atas diletakkan di lantai atap
dengan volume 1/3 dari kebutuhan air bersih.
Sistem down feed merupakan sitem distribusi air bersih di dalam bangunan
yang mengandalkan kekuatan gravitasi bumi. Air distribusikan oleh pompa
hydrophore menjadi lebih baik dengan memanfaatkan gravitasi, sehingga kekuatan
distribusi di semua area menjadi sama besar.
2) Sistem Up Feed
Pada sistem up feed, distribusi air bersih tidak menggunakan reservoir
bawah seperti sebelumnya dengan asumsi sumber air bersih berasal dari PDAM dan
sumur. Perbedaannya pada sistem ini air bersih dari sumber air langsung menuju ke
reservoir atas. Dari reservoir atas didistribusikan ke dalam bangunan memakai pompa
booster untuk menyamakan tekanan airnya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada sistem up feed tidak
memakai reservoir bahwa. Harus diperhatikan adalah volume reservoir atas menjadi
lebih besar karena merupakan wadah satu-satunya untuk menyimpan cadangan air
bersih.
Sistem up feed dapat diterapkan pada bangunan multilantai, tetapi perlu
diperhatikan besarnya kekuatan pompa yang digunakan untuk menyedot air dari
lantai yang paling atas. Penyebabnya pada sistem ini didistribusi air ke tiap lantai
hanya mengandalkan kekuatan pompa saja, meskipun pada sistem down feed juga
memakai pompa untuk menyedot air ke lantai paling atas, tetapi pendistribusian air ke
tiap lantai terbantu oleh gravitasi.
B.

Sistem Distribusi Air Bersih pada Bangunan High Rise


Pendistribusian air bersih pada bangunan high rise terproses secara vertikal.

Pipa-pipa airnya ditempatkan dalam sebuah ruangan yang disebut shaft. Shaft

merupakan suatu ruangan dalam bangunan yang berfungsi untuk menyimpan instalasi
utilitas (berupa lubang dari atas sampai ke bawah). Selain itu, juga berfungsi untuk
memelihara instalasi secara vertikal di dalam bangunan. Untuk mencapai tujuan
tersebut harus dilengkapi dengan pintu (pintu shaft). Di dalam shaft biasanya terdapat
bermacam pipa dan kabel, di antaranya yaitu:
- Pipa air hujan untuk menyalurkan air hujan dari atap menuju ke sistem buangan
-

air hujan atau ke sumur resapan


Pipa air kotor untuk mendistribsikan buangan air kotor ke septic tank
Pipa vertilasi udara untuk membuang air kotor dari kloset
Pipa air buangan untuk pipa grey water (air bekas mencuci ppiring dan lain-lain)
Pipa air jaringan sprinkler untuk sitem kebakaran
Pipa AC
Pipa air bersih yang dipisahkan menjadi dua, yaitu untuk air bersih panas dan air
bersih dingin.
Sementara untuk kabel-kabel dalam shaft terdiri dari kabel untuk elektrikal.

Pada bangunan tinggi sebaiknya sistem distribusi air bersihnya memakai sistem down
feed, sehingga dapat memanfaatkan kekuatan gravitasi. Dengan demikian,
penggunaan tenaga pompa dapat dikurangi.
Sistem down feed pada bangunan high rise/ bangunan tinggi skemanya sama
dengan sistem down feed bangunan untuk dua lantai dan multilantai.
Keperluan ruang utilitas pada bangunan tinggi selain shaft juga memerlukan
lantai diafragma yang berguna untuk :
-

Menyeragamkan distribusi air di setiap lantai


Memudahkan pemeliharaan dan pengelolaan gedung

8.2.8

Kebutuhan Air
Adapun persyaratan air bersih dan kualitas air, sesuai dengan Keputusan

Menteri

Negara

Kependudukan

dan

LingkunganHidup

Nomor:

KEP-

02/MENKLH/1/1988, Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Hal


tersebut diatur sebagai berikut:
Tabel 8.2. Penggolongan kualitas Air
No
1

Golongan
A

Keterangan
Air yang dapat di gunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu


Air yang dapat di gunakan sebagai air baku ntuk di olah sebagai air
minum dan keperluan rumah tangga
Air yang dapat di gunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
Air yang dapat di gunakan untuk keperluan pertanian dan
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry, listrik tenaga air
Sumber: KEP-02/MENKLH/I/1988 (Pedoman Penetapan Bahan Mutu Lingkungan)

A.

Standar Kebutuhan Air


Kebutuhan air merupakan banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti, mandi, mencuci, memasak,


menyiram tanaman dan lain-lain. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup seharihari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas.

Tabel 8.3. Keperluan Air Perorang Perhari

Keperluan

Nilai(liter/orang/hari)

Mandi

40-80

Menyiram Pekarangan

5-15

Cuci Alat Dapur

5-20

Cuci Pakaian

30-70

Cuci Kendaraan

10-30

Gosok Gisi

1-2

Memasak

10-30

Minum

2-5

Gelontor Toilet

20-60

Kehilangan/Kebocoran

5-20

Wudhu

12-50

Jumlah

140-400

Sumber : Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002.

Kuantitas air yang disesuaikan untuk kesatuan MCK adalah :


1) Minimal 20 Liter/orang/hari untuk mandi
2) Minimal 15 Liter/orang/hari untuk cuci
3) Minimal 10 Liter/orang/hari untuk kakus
1.

Standar Kebutuhan Air Domestik


Besarnya kebutuhan air untuk keperluan domestik dapat dilihat pada tabel

dibawah ini. (Kamala dan Rao, 1988).


Tabel 8.4. Kriteria Perencanaan Air Bersih
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
URAIAN

1
1.

2.

Konsumsi Unit
sambungan Rumah
(SR)
(liter/org/hari)
Konsumsi Unit
Hidran (HU)
(liter/org/hari)

500.000 s/d
1.000.000

100.000
s/d
500.000

20.000 s/d
100.000

<20.000

Kota
Metropolitan

Kota Besar

Kota
Sedang

Kota
Kecil

Desa

>150

150 - 120

90 - 120

80 - 120

60 80

20 - 40

20 - 40

20 - 40

20 - 40

20 - 40

3.
a.
b.
c.
d.

Konsumsi Unit
non domestik
Niaga Kecil
(liter/unit/hari)
Niaga besar
(liter/unit/hari)
Industri Besar
(liter/detik/ha)
Pariwisata
(liter/detik/ha)

>1.000.000

4.

Kehilangan Air

5.

Faktor Hari
Maksimum

600 900
1.000 5.000

0,2 0,8
0,1 0,3

600 900

600

1.000
5.000

1.500

0,2 0,8

0,2 0,8

0,1 0,3

0,1 0,3

20 - 30

20 - 30

20 - 30

20 - 30

20 - 30

1,15 - 1,25
*harian

1,15 - 1,25
*harian

1,15 1,25

1,15 1,25

1,15 1,25

*harian

*harian

*harian

1,75 2,0
*hari maks

1,75 2,0
*hari maks

1,75
2,0 *hari
maks

1,75 2,0
*hari
maks

1,75 2,0
*hari
maks

100

100

100

100-200

200

10

10

10

10

10

10. Jam Operasi (jam)

24

24

24

24

24

11. Volume Reservoir


(% max day
demand)

15 - 25

15 - 25

15 - 25

15 - 25

15 - 25

50 : 50 s/d
80 : 20

50 : 50 s/d
80 : 20

80 : 20

70 : 30

70 : 30

6.

Faktor Jam Puncak

7.

Jumlah jiwa per


SR ( jiwa)
Jumlah jiwa per
HU ( jiwa)
Sisa Tekan di
penyediaan
Distribusi (Meter)

8.
9.

12. SR : HU

13. Cakupan Pelayan


90
90
90
90
(%)
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

70

2. Standar Kebutuhan Air Non Domestik


Adalah kebutuhan air bersih diluar keperluan rumah tangga. Standar
kebutuhan air bersih non domestik dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8.5. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, II, IV

SEKTOR

NILAI

SATUAN

Sekolah

10

Liter/murid/hari

Rumah sakit

200

Liter/bed/hari

Puskesmas

2000

Liter/unit/hari

Masjid

3000

Liter/unit/hari

Kantor

10

Liter/pegawai/hari

Pasar

12000

Liter/hektar/hari

Hotel

150

Liter/bed/hari

Rumah Makan

100

Liter/tempat duduk/hari

Kompleks Militer

60

Liter/orang/hari

Kawasan Industri

0,2 0,8

Liter/detik/hektar

Kawasan Pariwisata

0,1 0,3

Liter/detik/hektar

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 8.6. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori V ( Desa)

SEKTOR

NILAI

SATUAN

Sekolah

Liter/murid/hari

Rumah sakit

200

Liter/bed/hari

Puskesmas

1200

Liter/unit/hari

Masjid

3000

Liter/unit/hari

Mshollah

2000

Liter/unit/hari

Pasar

12000

Liter/hektar/hari

Komersial/ Industri

10

Liter/hari

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 8.7. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori Lain

SEKTOR

NILAI

SATUAN

Lapangan Terbang

10

Liter/orang/detik

Pelabuhan

50

Liter/orang/detik

Stasiun KA dan Terminal Bus

10

Liter/orang/detik

Kawasan Industri

0,75

Liter/detik/hektar

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

B.

Perhitungan Kebutuhan Air


Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air rata-rata.

Kebutuan air rata-rata dapat dibedakane menjadi dua yaitu kebutuhan air rata-rata
harian dan kebutuhan harian maksimum. Kebutuhan air rata-rata harian (Qrh) adalah
banyaknya air yang dibutuhkan selama satu hari. Rumus dapat dilihat dibawah ini.

Qrh = P.q
Keterangan :
P = jumlah penduduk (jiwa)

= (1)

q = kebutuhan air penduduk (ltr/dtk)


Kebutuhan air harian maksimum (Qhm) adalah banyaknya air yang
dibutuhkan terbesar pada suatu hari.

Qhm = Fhm.Qrh

= ..(2)

Keterangan:
Fhm = faktor kebutuhan harian
maksimum (1,05-1,15)
Qrh = kebutuhan air rata-rata (ltr/dtk)
8.2.9

Kehilangan air
Menurut Anonimus, (1990) dalam standar kriteria desain sistem penyediaan

air bersih, kehilangan air adalah tidak sampainya air yang diproduksi kepada
pelanggan atau konsumen. Standar kriteria desain sistem penyediaan air bersih
memberikan batasan faktor kehilangan air yang diperbolehkan tidak melebihi angka
toleransi sebesar 20% dari kapasitas debit produksi. Kehilangan air merupakan faktor
yang dapat menyebabkan kerugian pada suatu sistem penyediaan air, baik terhadap
PDAM maupun terhadap konsumen.dengan adanya kehilangan maka PDAM akan
menderita kerugian secara ekonomisdan finansial, sedangkan kerugian yang diderita
pihak konsumen adalah terganggu kapasitas dan kontinuitas pelaynan.
Kehilangan air (Non Revenue Water) dapat diartikan sebagai perbedaan yang
tercatat atau selisih antara air yang di produksi dan masuk kedalam sistem dengaan
jumlah air yang tercatat pada meter pelanggan. Dengan pengertian tersebut, hilangnya
sejumlah air yang dapat terjadi karena keluar dari sistim tanpa dipergunakan atau
tidak tercatatnya penggunaan air karena berbagai sebab.
Kehilangan air berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan menjadi
kehilangan air secara fisik dan kehilangan non fisik.
1.

Kehilangan fisik (physical losses)

Physical losses adalah kehilangan air pada sistim distribusi, termasuk di


dalamnya kebocoran pipa, joint, fitting, kebocoran pada tangki dan reservoir, air yang
melipah keluar dari reservoir, dan open-drain atau sistem blow-offs yang tidak
memadai.Kehilangan ini disebut sebagai real losses (Thornton, dkk., 2008, 5) atau
disebut sebagai kehilangan teknis.
2.

Kehilangan non fisik (nonphysical losses)


Nonphysical losses adalah kehilangan yang berakibat kepada kehilangan

penerimaan atas pengelolaan air, termasuk di dalamnya meteran yang tidak akurat
hingga penggunan air secara tidak sah atau ilegal, kehilangan ini disebut sebagai
apparent losses (Thornton, dkk., 2008, 5) atau kehilangan air komersial. Kehilangan
air komersial dipahami sebagai perhitungan untuk semua tipe dari ketidakakuratan
termasuk meter air produksi dan meter air pelanggan, ditambah konsumsi tidak resmi
(pencurian atau penggunaan air illegal). Dengan catatan, bahwa pencatatan pada
meter air produksi yang lebih rendah dari yang sebenarnya, dan pencatatan pada
meter air pelanggan yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, menyebabkan
perhitungan kehilangan air lebih rendah dari yang sebenarnya. Sebaliknya pencatatan
pada meter air produksi yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, dan pencatatan pada
meter air pelanggan yang lebih rendah dari yang sebenarnya, menyebabkan
perhitungan kehilangan air lebih tinggi dari yang sebenarnya.
Jumlah air yang tidak tercatat terutama disebabkan oleh kebocoran air dan adanya
meter air tanpa registrasi, tetapi juga termaksud air yang digunakan untuk pemadam
kebakaran, pencucu jalan, pembilas pipa/saluran, dan pelayanan air tanpa meter air.
Kadang-kadang terjadi kesalahan pembacaan meter air, sambungan liar, dan lainnya
yang secara total meningkatkan jumlah air yang tidak tercatat.
A.

Konsep Kebocoran Air


Besarnya potensi jumlah air yang tidak tercatat dapat diambil sebagai

patokan dari itngkat kemampuan sistem pengadaan air bersih yang ada. Sistem-sistem
yang mempunyai 10-15% kebocoran total dianggap berkemampuan sangat bagus, dan
sistem dengan distribusi air yang kehilangan airnya antara 10-20% masih dianggap
pantas.

Kebocoran air dapat terjadi karena beberapa sebab. Jika kebocoran tersebut
terjadi di permukaan, kebocoran tersebut dapat segera di perbaiki. Tetapi jika
kebocoran terjadi di bawah tanah, akan sukar untuk menemukannya dan hal ini dapat
menimbulkan kebocoran air yang berkepanjangan. Kebocoran air yang tidak terlihat
itu, hanya dapat dideteksi dan diperbaiki dengan usaha-usaha yang disertai dengan
penyelidikan kebocoran.
Pencegahan kebocoran merupakan kerja keras yang memerlukan banyak
usaha. Seperti juga kasus pengurangan kebocoran, kita harus akui bahwa pekerjaan
ini sukar dilaksanakan baik dalam pelaksanaanya maupun dananya. Penyebab
terulangnya kebocoran air dianggap sebagai akibat kombinasi perubahan-perubahan
yang terjadi pada jaringan pipa, misalnya berkurangnya kemampuan accessories
(terutama packing), pekerjaan bagian-bagian sambungan, desain yang tidak tepat,
bertambahnya lalu lintas, kejadian yang tidak biasanyan, dsb. Jumlah terulangnya
kebocoran adalah jumlah bertambahnya kebocoran air/tahun/KM pipa distribusi,
dengan satuan M3/Hari/Km/Tahun.
B.

Konsep Jumlah Kebocoran Air yang Tercegah dan Jumlah Air


Kebocoran Terhitung
Jumlah kebocoran air yang tercegah adalah jumlah kebocoran air yang telah

ditemukan sebagai hasil dari dilaksanakannya pencegahan kebocoran terencana.


Jika kebocoran tidak ditemukan maka jumlah yang diambil adalah jumlah kehilangan
air. Untuk mengetahui kebocoran air yang dapat dicegah yaitu dengan penyelidikan,
menemukan dan membetulkan kebocoran air. Untuk mengukur jumlah kebocoran air,
pada saat perbaikan , siapkan alat ukur yang sederhana, mangkuk pengukur atau
meter air. Semua kebocoran air di blok atau jaringan pipa, dapat dianggap telah
diperbaiki jika pekerjaan pengukuran disertai dengan pekerjaan meter, jika jumlah
total kebocoran air diukur tersendiri pada saat perbaikan dan jumlah pengcegahan
kebocoran air tidak terlalu jauh jaraknya.
Lebih jauh, tekanan air dijaringan distribusi akan berbeda dengan
berbedanya iklim dan perbedaan waktu dalam sehari. Karena itu untuk mentotalkan

jumlah kebocoran air dalam setahun, ukurlah tekanan air ketika perhitungan jumlah
kebocoran air berada pada keadaan rata-rata baru kemudian dihitung totalnya.
C.

Metode Pengukuran Air Tercegah dari Kebocoran


1. Metode pengukuran langsung
Keuntungan metode ini adalah ketepatannya dan dapat dipercaya karena

semua curd cock dalam blok tertutup. Walaupun demikian, metode ini memerlukan
banyak petugas dan waktu untuk digunakan untuk mengumpulkan keluhan selama
adanya pengosongan air dan juga untuk membuka dan menutup katup.
2. Metode pengukuran tidak langsung
Metode ini kurang efeknya terhadap pemakai air dibandingkan dengan
metode langsung. Walaupun demikian, jumlah air konsumsi termaksud dalam nilai
pengukuran sehingga sangat sulit mengukur jumlah kebocoran airnya. Karena itu,
pengukuran harus dilakukan pada malam hari ketika yang dikonsumsi sangat kecil.
3. Estimasi menggunakan jumlah air yang dikonsumsi
Dalam estimasi, tekanan air perlu dipertahankan ketinggiannya sehingga air
yang dikeluarkan akan teratur selama pemisahan sementara daerah atau blok dari
daerah sekelilingnya untuk pelaksanaan pengukuran. Selain itu, penentuan waktu
pengukuran jumlah konsumsi air dan jumlah air yang didistribusi dengan
menggunakan pembacaan meter juga sangat penting.
Jumlah Kebocoran Air = (Jumlah distribusi) (Jumlah Konsumsi)
4. Metode pengukuran aliran minimum malam hari
Jumlah kebocoran air diestimasikan dengan mengukur jumlah aliran
minimum air distribusi pada periode dan daerah atau blok tertentu. Pengukuran
jumlah aliran perlu dilaksanakan dalam periode yang cukup panjang dan juga perlu
penyelidikan karakteristik daerah yang akan diukur (Apakah terdapat daerah
pelayanan air yang digunakan 24 jam perhari di daerah tersebut atau tidak, dsb.)
8.2.10

Produksi Air Bersih Kabupaten Pangkep

Produksi air bersih di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dapat dilihat


pada tabel berikut.
Tabel 8.8. Produksi Air Bersih Kabupaten Pangkep
No

Intek

Nama
Sumber Air
Baku

Debit
(l/dt)

Kapasitas
Terpasang

Kapasitas
Produksi

Kapasitas
Distribusi

Daya
Terpasang

(l/dt)

(l/dt)

(l/dt)

(KW)

Jam
Operasi

1.

Mata
Air

Mattampa/
Bungoro

40

35

15

15

53

23

2.

Mata
Air

Leangkassi
/ Minasa
tene

60

85

45

45

105

24

3.

Mata
Air

Jatie 1/
Labakkang

60

60

40

40

105

24

4.

Mata
Air

Jatie 2/
Marang

20

22,5

12,5

12,5

33

24

5.

Mata
Air

Amputtang
/ Segeri

30

25,5

7,5

7,5

53

24

6.

Mata
Air

Ulu era/
kabba

20

17,5

7,5

7,5

33

12

7.

Sungai

Tombolo/
Padang
lampe

20

20

10

10

33

8.

Mata
Air

Ciddokang/
Minasa
tene

20

20

10

9.

Mata
Air

Manggalun
g/
Mandalle

20

20

10.

Mata
Air

11.

Mata
Air

Jumlah

Tadari/
Tondongtal
lasa
Tabora/
Labakkang

40

20
350

305,5

137,5

137,5

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Pangkep; Tirta Dharma PDAM
Pangkep.
Tabel 8.9. Form data teknis PDAM Kab. Pangkajene dan Kepulauan ( Pangkep).

No

Kab/Kota

Cakupan
Pelayanan
Kab. Gowa

Cakupan
Pelayanan
Perkotaan

Cakupan
Pelayanan
Pedesaan

Potensi
Pelayanan
Perkotaan

(%)

(%)

(%)

(SR)

16,68

22,42

Pangkajene
dan
Kepulauan

1.

Dll

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Pangkep; Tirta Dharma PDAM Pangkep.

Tabel 8.10. Distribusi Pelayanan Air Minum dan Ideal Capcity menurut instalasi pelayanan.

No

1.

Kab/ Kota

Pangkajene
dan
Kepulauan

Kapasitas
Terpasang

Kapasitas
Produksi

Kapasitas
Distribusi

(l/dt)

(l/dt)

(l/dt)

265,5

137,5

137,5

Kapasitas
Air
Terjual
(l/dt)

108

Idal
Capacity

Kebocoran

(l/dt)

(%)

128

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Pangkep; Tirta Dharma PDAM
Pangkep.

8.3

Analisis Distribusi Sumber Air Bersih Ke Pelanggan


Kebutuhan air bersih di Kabupaten Pangkep dan kawasan Minapolitan

yaitu Kecamatan Labakkang bukan karena kurangnya sumber air, tetapi yang menjadi
persoalan ialah pengaturan dan cara mendistribusikannya. Ditinjau dari cara
pengadaan air untuk berbagai macam keperluan bagi masyarakat Kabupaten Pangkep
dan Kecamatan Labakkang dapat digolongkan atas beberapa macam, yaitu :
1.

Sistem Individu
Sistem pengadaan air bersih secara individu pada umumnya memiliki

distribusi sederhana yaitu mengalirkan air yang berasal dari sumur terbuka atau
sumur bor yang pompa dan langsung menuju ke pelanggan. Mengenai kualitas airnya
ditinjau dari segi fisiknya, air sumur yang ada pada umumnya tidak memenuhi syarat
kimianya sehingga air tidak dapat dikonsumsi meskipun telah dimasak dan tidak

dapat dipertanggungjawabkan terhadap aspek kesehatan , sedangkan mengenai


kuantitasnya kadang - kadang masih sering mengalami kekeringan pada musim
kemarau yang panjang.
2.

Sistem Komunal
Pendistribusian air bersih sistem komunal pada Kabupaten Pangkep maupun

pada Kecamatan Labakkang menggunakan PDAM meski mengalami kesulitan karena


sumber air PDAM kota Pangkep merupakan mata air langsung dari pegunungan
,maka air baku langsung di pompa dan disalurkan langsung ke penduduk tanpa
melalui proses penjernihan. Adapun sistem distribusi yang digunakan Kecamatan
Labakkang yaitu Sistem Distribusi Terbuka karena air bersih di Kecamatan
Labakkang menggunakan jaringan pemipaan yang tidak diteruskan mengelilingi
suatu sistem atau diolah pada reservoir sejak tahun 2001 hingga sekarang dikarenakan
adanya kerusakan atau kebocoran pada pipa. Berikut adalah skema distribusi PDAM
Kecamatan Labakkang

Sumbe
r air
(mata
air)

Pomp
a

Pipa

Pelangg
an

Penyediaan air bersih untuk masyarakat pedesaan yang merupakan bagian


terbesar dari penduduk Kabupaten Pangkep dan kepulauan pada umumnya
menggunakan dan mengelola secara swadaya sumur dan perpipaan dari sumbersumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sedangkan penggunaan
layanan PDAM masih belum tersedia akibat masih terbatasnya cakupan layanan
PDAM. Sampai saat ini cakupan layanan PDAM baru menjangkau 6 kecamatan dari
13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pangkajene dan kepulauan, itupun dari 6
Kecamatan tersebut tidak semua kelurahan/lembang terlayani.
Berikut adalah peta jaringan pipa distribusi/transmisi sistem penyediaan air
bersih kota Pangkep

Berdasarkan kajian studi EHRA masyarakat yang tidak menggunakan


layanan PDAM dan hanya menggunakan sumber-sumber air dari alam, mempunyai
resiko sumber air tersebut tercemar masih cukup tinggi sebanyak 22,25% dan
masyarakat menggunakan sumber air terlindungi 77,75%.

Gambar 8.15.Grafik Sumber Air Minum dan Memasak


Sumber : Kajian Study EHRA 2014

Air Bersih disediakan oleh PDAM Kabupaten Pangkep dan kepulauan, yang
merupakan badan usaha semi otonomi yang artinya bahwa badan ini dimaksudkan
untuk dijalankan sebagai badan usaha tetapi masih merupakan tanggung jawab
Kepala Daerah. Kapasitas yang terpasang sekitar 100 liter perdetik, tatapi produksi
saat ini baru mencapai 75 liter perdetik. Seluruh kapasitas produksi yang ada telah
tersalurkan seluruhnya, sehingga dengan kapasitas produksi yang ada sudah pasti
tidak memenuhi kebutuhan konsumen. Walaupun saat ini sudah diupayakan
pembagian kapasitas sumber terhadap daerah pelayanan yang diperhitungkan
kekurangan suplay air, namun karena secara umum kebutuhan air jauh melebihi
kapasitas produksi, maka PDAM Kabupaten Pangkep dan kepulauan tidak mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan. Jumlah penduduk pada wilayah pelayanan PDAM

mencapai 328.947 jiwa (tahun 2011) dan yang mampu terlayani sebesar 53.388 jiwa
atau 16,23% artinya bahwa masih ada sekitar 83,77% penduduk di wilayah pelayanan
PDAM belum mendapatkan akses air bersih. Pihak PDAM kawasan Minapolitan
melakukan pengontrolan atau pengoperasian unit distribusi meliputi kegiatan
pengoperasian sistem perpompaan, jaringan transmisi dan distribusi, serta bangunan
sarana pelengkapnya, alat ukur dan peralatan pemantauan, hal ini dibuktikan pada
saat survei petugas PDAM tersebut mempunyai catatan harian (logbook) yang
menjelaskan keadaan sistem distribusi air. Meski pengontrolan serta pemantauan
dilakukan setiap hari namun hal tersebut tidak menjamin kualitas air ke pelanggan itu
baik, banyaknya faktor seperti sumber air baku yang mengalami kekeringan.
8.3.1

Analisis Data Kuantitas Air


Dari 50 responden dilapangan (Kecamatan Labakkang) yang ditanya

masalah

pendistribusian air PDAM, sebanyak 15 responden menyatakan bahwa

pendistribusian air PDAM sudah memadai, sebanyak 5 responden mengatakan bahwa


pendistribusian PDAM sangat memadai, 20 responden mengatakan pendistribusian
air PDAM tidak memadai, dan sebanyak 10 responden yang mengatakan
pendistribusian air PDAM sangat tidak memadai.

Gambar 8.16. Diagram Analisis Distribusi penggunaan pompa air

Penggunaan pompa air dipengaruhi oleh kuantitas dan kontinuitas pelayanan


pendistribusian air oleh PDAM. Dari total 50 responden dilapangan, sebanyak 25
responden mengatakan bahwa mereka kadang kadang menggunakan pompa air
untuk mendapatkan air bersih dari PDAM, sebanyak 10 selalu menggunakan pompa
air untuk mendapatkan air bersih dari PDAM, dan sisanya sebanyak 15 responden
tidak pernah menggunakan pompa air untuk mendapatkan air bersih dari PDAM.

Gambar 8.17. Diagram Analisis Distribusi Kontinuitas Air ( jadwal pengaliran air )

Distribusi Pengaliran air bersih saat ini belum mampu dilayani oleh PDAM
secara kontinyu kepada semua pelanggan, karena dari hasil survei dilapangan
ternyata sebagian besar pelanggan masih mengalami penggiliran penjadwalan
distribusi air, dari 50 responden, tidak ada yang mengatakan telah dilayani selama 7 x
24 jam seminggu. Sebanyak 5 responden telah dilayani selama 4 x 24 jam seminggu,
sebanyak 5 responden mengatakan telah dilayani selama 3 x 24 jam seminggu, dan
sisanya sebanyak 40 responden mengatakan telah dilayani selam 2 x 24 jam
seminggu.

Gambar 8.18. Diagram Analisis Distribusi lama pengaliran air pada musim kemarau

Pengaliran saat ini belum terdistribusi secara kontinyu secara 24 jam pada
musim kemarau, akibatnya hampir sebagian besar pelanggan mengalami penggiliran
jadwal pengaliran air. Dari hasil survei dilapangan, sebanyak 35 responden
mendapatkan pengaliran air yang sangat singkat yaitu selama < 3 jam, 15 mengatakan
mendapatkan pengaliran selama 3 4 jam, tidak ada responden yang mendapatkan
pengaliran selama 4 5 jam, dan tidak ada responden yang mengatakan mendapatkan
pelayanan pengaliran selama 24 jam pada saat musim kemarau.

Gambar 8.19. Diagram Analisis Kualitas kejernihan air

Dari aspek kualitas kejernihan air, terlihat bahwa tidak ada responden
mengatakan air yang keluar dari kran keruh, sebanyak 5 responden menyatakan air
agak keruh, 5 responden mengatakan air yang diperoleh sangat jernih, dan sisanya
sebanyak 40 responden mengatakan air yang diterima dari PDAM Jernih.

Gambar 8.20. Diagram Analisis Kualitas Bau Air

Dari 50 responden, terdapat 45 responden menyatakan air yang diperoleh


dari PDAM tidak berbau, sebanyak 5 responden menyatakan air yang diperoleh dari
PDAM sedikit berbau.

Gambar 8.21. Diagram Analisis Rencana

Untuk menganalisis jumlah kebutuhan air bersih di Kabupaten Pangkep,


diperlukan perhitungan proyeksi jumlah pelanggan untuk 20 tahun kedepan.
Proyeksi penduduk di Kabupaten Pangkep tahun 2014 dengan metode eksplorasi
Persamaan umum:
Keterangan:
Jumlah Penduduk dicari
= Jumlah penduduk tahun awal
= Rata-rata pertumbuhanpenduduktiaptahun
= Selisih waktu

Tabel 8.11. Perkembangan Penduduk 5 TahunTerakhir di Kabupaten Pangkep

No
1
2
3
4
5

Tahun
2010
2011
2012
2013
2014

JumlahPenduduk (jiwa)
306717
310288
313722
317110
320293
Jumlah

Pertumbuhan (jiwa)
+3571
+3434
+3388
+3183
13576

Sumber: Pangkajene Kepulauan dalam Angka, 2015

Gambar 8.22. Grafik Perkembangan Penduduk 5 Tahun Terakhir di Kabupaten Pangkep

Sumber: Pangkajene Kepulauan dalam Angka, 2015

Berdasarkan data di atas, maka rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten


Pangkep dapat dihitung dengan persmaan yang telah ada sebelumnya, yakni sebaga
iberikut:
Penyelesaian:

Proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2014-2015 dapat dihitung sebagai


berikut:
Keterangan
Jumlah penduduk di tahun Proyeksi
Jumlah penduduk di tahun dasar
Rata-rata pertumbuhan penduduk
Tahun Proyeksi
Tahun Dasar
Penyelasaian:
t= 2014

t= 2015

t= 2016

t= 2017

t= 2018

t= 2019

t= 2020

t= 2021

t= 2022

t= 2023

t= 2024

t= 2025

t= 2026

t= 2027

t= 2028

t= 2029

t= 2030

t= 2031

t= 2032

t= 2033

t= 2034

8.3.2 Air Domestik


Standard Penyediaan Air Domestik ditentukan oleh jumlah konsumen
domestik yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standard Penyediaan
Kebutuhan air domestik ini meliputi minum, mandi, masak dan lain-lain.
Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan pola
hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi.
Jadi, kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga seperti :

minum dan memasak


cuci pakaian dan perabotan
mandi dan kebersihan diri
menyiram tanaman dan halaman
mencuci mobil dan kendaraan lain

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkiraan besar kebutuhan air yang


digunakan untuk keperluan domestik adalah :

ketersediaan air
kebiasaan hidup
fxperkembangan sosial ekonomi
pola dan tingkat hidup masyarakat
perbedaan iklim
jumlah penduduk

Jenis pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air. Ada 2


kategori fasilitas penyediaan air minum yaitu :
a.

Fasilitas perpipaan, meliputi :


Sambungan rumah dimana kran disediakan di dalam bangunan
Sambungan halaman dimana kran hanya disediakan hingga halaman

rumah saja
Sambungan umum yakni berupa kran umum atau bak air yang digunakan
bersama oleh sekelompok rumah/bangunan

Kebutuhan air bersih domestik untuk Kabupaten Pangkep

Kebutuhan air bersih domestik untuk Kecematan Labakkang

8.3.3

Non Domestik
Standard Penyediaan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen

non domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri,

komersial, umum dan lainnya. Konsumsi non domestik terbagi menjadi beberapa
kategori yaitu :

Umum, meliputi : tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor dan

lain sebagainya
Komersil, meliputi : hotel, pasar, pertokoan, rumah makan dan sebagainya
Industri, meliputi : peternakan, industri dan sebagainya
Kategori konsumsi non domestik diatas tidak meningkat karena pembagian

tersebut berdasarkan atas pertimbangan operasional lain.


Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu
diketahui rencana pengembagan kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui,
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk, dimana konsumen
non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan Standard Penyediaan air
domestik.
Jumlah pemakaian air bersih rencana untuk setiap orang dalam sehari-hari
mengalami kenaikan dari tahun 2014 sampai tahun 2034, kenaikan ini tidak hanya
terjadi pada pemakaian perorang tapi juga pada kebutuhan domestic maupun non
domestic baik itu per detik, per menit, per jam dan per hari. Hal ini disebabkan oleh
proyeksi jumlah penduduk yang selalu meningkat tiap tahun.
Berikut adalah proyeksi penduduk Kawasan Minapolitan yaitu Kecamatan
Labakkang Kabupaten Pangkep tahun 2014, 2019, 2024, 2029 dan 2034.

Tabel 8.12. Kebutuhan Air Non Domesik Kecamatan Labakkang

Jumlah perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih Kecamatan Labakkang,


Kabupaten Pangkep selama 20 tahun ke depan pemakaian air bersih rencana untuk
setiap orang dalam sehari-hari mengalami kenaikan dari tahun 2014 sampai tahun
2034, kenaikan ini tidak hanya terjadi pada pemakaian perorang tapi juga pada
kebutuhan non domestic baik itu per detik, per menit, per jam dan per hari. Hal ini
disebabkan oleh proyeksi jumlah penduduk yang selalu meningkat tiap tahun.
Setelah mengetahui proyeksi kebutuhan air bersih Kabupaten Pangkep
beserta kawasan Minapolitannya untuk 20 tahun kedepan, hasil tersebut dapat
memperkirakan jumlah pelanggan air bersih dan kebutuhan pemakaian air bersih
sehingga nantinya dapat dibuat perencenaan .
Kebutuhan air bersih non domestik untuk Kabupaten Pangkep
1. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan

merupakan sarana penunjang kebutuhan masyarakat,

begitu pula di kabupaten Pangkep, berikut adalah perhitungan kebutuhan air bersih
non domestik pada tahun 2014.

Tabel 8.13. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Non Domestik (Sarana Pendidikan) Untuk
Kabupaten Pangkep

Tabel 8.14 perhitungan kebutuhan air bersih non domestik (Sarana Pendidikan) untuk
Kecamatan Labakkang

Berdasarkan tabel 8.13 perhitungan kebutuhan air bersih non domestik


(sarana pendidikan) di Kabupaten Pangkep tahun 2014, yaitu 82.635 Liter/Hari.
Sedangkan tabel 8.14 perhitungan kebutuhan air bersih non domestik (sarana
kesehatan) di Kecematan Labakkang tahun 2014, yaitu 88.600 Liter/Hari.
Dilihat dari data PDAM tidak adanya data kebutuhan air bersih non
domestik mengenai Sarana Pendidikan. Untuk kebutuhan air semestinya dibagi untuk
setiap pendidikan, pertanian, kesehatan, ataupun sarana lainnya.
2.

Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan

merupakan sarana penunjang kebutuhan masyarakat,

begitu pula di kabupaten Pangkep, berikut adalah proyeksi perhitungan kebutuhan air
bersih non domestik selama 20 tahun ke depan.

Tabel 8.15. Perhitungan kebutuhan air bersih non domestic (sarana kesehatan) untuk
Kabupaten Pangkep

Tabel 8.16. Perhitungan kebutuhan air bersih non domestik (sarana kesehatan) untuk
Kecamatan Labakkang

Berdasarkan perhitungan tabel 2.1 kebutuhan air bersih non domestik


(sarana kesehatan) untuk Kabupaten Pangkep yaitu 46000 L/Hari.
Sedangkan untuk perhitungan tabel 2.2 kebutuhan air bersih non domestik
(sarana kesehatan) untuk di Kecamatan Labakkangdi tahun 2014 itu 6000 L/Hari.
Dilihat dari data PDAM tidak adanya data kebutuhan air bersih non
domestik mengenai Sarana Pendidikan. Untuk kebutuhan air semestinya dibagi untuk
setiap pendidikan, pertanian, kesehatan, ataupun sarana lainnya.

3.

Sarana Perikanan

Sarana perikanan merupakan sarana penunjang kebutuhan masyarakat,


begitu pula di kabupaten Pangkep, berikut adalah proyeksi perhitungan kebutuhan air
bersih non domestik pada tahun 2014
Tabel 3.1 perhitungan kebutuhan air bersih non domestik (sarana perikanan) untuk Kabupaten
Pangkep

Tabel 3.2 perhitungan kebutuhan air bersih non domestik (sarana perikanan) untuk Kecamatan
Labakkang

Berdasarkan perhitungan tabel 3.1 kebutuhan air bersih non domestik


(sarana perikanan) di Kabupaten Pangkep yaitu 223519,023 Liter/Ha/detik.
Sedangkan pada tabel 3.2 yaitu kebutuhan air bersih non domestik (sarana
perikanan) di Kecamatan Labakkang, yaitu 2609,1 Liter/Ha/detik.
Dilihat dari data PDAM tidak adanya data kebutuhan air bersih non
domestik mengenai Sarana Pendidikan. Untuk kebutuhan air semestinya dibagi untuk
setiap pendidikan, pertanian, kesehatan, ataupun sarana lainnya.
Tabel proyeksi kebutuhan air bersih domestik dan non domestik Kabupaten Pangkep.

Berdasarkan perhitungan proyeksi total kebutuhan air bersih di


Kabupaten Pangkep diperoleh perhitungan kebutuhan sebesar 40.472.223
l/j/hari. Perhitungan tersebut diperoleh dari proyeksi, dari penjumlahan jumlah
kebutuhan domestik dan non domestik Kabupaten Pangkep dan perhitungan

proyeksi selama 20 tahun kedepan yang nantinya, total kebutuhan air bersih
mencapai 49.049.540 l/j/hari. Peningkatan jumlah kebutuhan didasarkan
dengan peningkatan penduduk Kabupaten Pangkep yang setiap tahunnya
dalam proyeksi 20 tahun kedepan.
Berdasarkan data PDAM 2014 total kebutuhan air bersih yang
didistribusi sebanyak 137,5 l/detik, sedangkan

berdasarkan perhitungan

semestinya banyaknya air yang didistribusi sebanyak 468,43 l/detik.


berdasarkan perhitungan proyeksi ini menunjukkan kebutuhan air bersih warga
Pangkep yang didistribusi baru 40% dari total kebutuhan.
8.3.4

Analisis Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih


Penduduk di Kabupaten Pangkep mempunyai tingkat ekonomi dan status

sosial yang beragam. Dari perbedaan sistem penyediaan air bersih, Jumlah penduduk
pada wilayah pelayanan PDAM mencapai 328,947 jiwa (tahun 2011) dan yang
mampu terlayani sebesar 53,388 jiwa atau 16,23%.
Untuk sistem perpipaannya jenis pipa yang di pakai untuk kecamatan
Labakkang menggunakan pipa besi tipe 10 inci, sedangkan untuk kecamatan Marang
menggunakan tipe pipa 6 inci.
Berdasarkan hasil survei pipa yang di gunakan untuk memompa air dari
mata air menuju ke reservoir yaitu menggunakan pipa besi tipe 10 inc untuk
kecamatan Labakkang, sedangkan untuk kecamatan marrang menggunakan pipa besi
tipe 6 inci. Sejak awal, lokasi sumber air ini mulai di gunakan sejak tahun 1982
namun metode pendistribusiannya yaitu air di pompa dari mata air dan langsung di
alirkan ke pipa-pipa pelanggan ini terus berlanjut sejak tahun 1982, metode reservoir
baru di kenal sejak tahun 2001 namun kenyataannya sejak awal pembuatan reservoir
untuk kecamatan marrang telah mengalami kerusakan yaitu kebocoran, ini di
kemukakan oleh petugas yang bekerja di kantor sumber mata air.
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran
tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,61,2 m/dt. Ukuran pipa harus
tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus

tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau
ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan
agar kuantitas aliran terpenuhi.

Standard Penyediaan Air


Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau
ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan
agar kuantitas aliran terpenuhi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sistem
jaringan pipa distribusi air bersih :
1. Peta distribusi beban, berupa peta tata guna lahan, kepadatan dan batas wilayah.
Juga pertimbangan dari kebutuhan/beban (area pelayanan).
2. Daerah pelayanan sektoral dan besarbeban. Juga titik sentral pelayanan (junction
points).
3. Kerangka induk, baik pipa induk primer maupun pipa induk sekunder.
4. Untuk sistem induk, ditentukan distribusi alirannya berdasarkan debit puncak.
5. Pendimensian (dimensioneering). Dengan besar debit diketahui, dan kecepatan
aliran yang diijinkan, dapat ditentukan diameter pipa yang diperlukan.
6. Kontrol tekanan dalam aliran distribusi, menggunakan prinsip kesetimbangan
energi. Kontrol atau analisa tekanan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode,
disesuaikan dengan rangka distribusi.
7. Detail sistem pelayanan (sistem mikro dari distribusi) dan perlengkapan distribusi
(gambar alat bantu).
8. Gambar seluruh sistem, berupa peta tata guna lahan, peta pembagian distribusi,
peta kerangka, peta sisteminduk lengkap, gambar detail sistem mikro.
8.3.5

Analisis Sistem Distribusi Air


Sistem perpipaan distribusi air bersih di Kabupaten Pangkep pada kawasan

Minapolitan Kecamatan Labakkang tergolong menggunakan sistem Intermitten


dimana distribusi hanya berlangsung 3 jam, hal ini berdasarkan pengertian sistem
Intermitten yaitu sistem air bersih yang menyuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4

jam pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat
mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi
kebocoran maka air untuk fire fighter(pemadam kebakaran) akan sulit didapat.
Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam
hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan
air dapat dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang
terbatas.
8.3.6

Analisis Sistem Jaringan Distribusi


Sistem jaringan distribusi di Kabupaten Pangkep termasuk dalam sistem

Ring/Sirkular dikarenakan keadaan eksisting di Kabupaten Pangkep yang memiliki


daerah-daerah yang terencana dengan baik, selain itu Kabupaten Pangkep memiliki
Topografi rendah meskipun ketika berada di lokasi tampak beberapa bukit, namun
jika dibandingkan dengan bukit-bukit diluar Kabupaten Pangkep maka bukit yang
dimiliki Kabupaten Pangkep tergolong rendah, yaitu 0-250 mdpl dan memiliki sistem
jaringan jalan yang sederhana.
8.3.7

Analisis Pelayanan Air Bersih


Kabupaten Pangkep memiliki 2 macam pelayanan air bersih, yaitu sistem

perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara
individu maupun kelompok.
8.3.8

Analasis Penentuan Komponen Sistem Pengaliran Air Bersih


Pada saat survei sistem penyediaan air bersih yang digunakan di Kecamatan

Labakkang menggunakan sistem pengaliran perpompaan dimana air baku dari sumber
mata air jatie di pompa langsung dialirkan ke penduduk melalui terlebih dahulu
reservoir, sehingga kualitas air belum layak untuk diminum. Di Kecamatan Marrang
sistem pengalirannya dimana air baku dari sumber mata air jatie dipompa langsung ke
reservoir yang berada di Kecamatan Marang lalu dialirkan ke penduduk dengan
sistem pengaliran gravitasi. Sistem pengaliran air yang di gunakan kabupaten

pangkep yaitu sistem pengaliran gabungan karena berdasarkan kondisi eksisting


kabupaten pangkep menyediakan dua reservoir dimana reservoir bawah dan reservoir
atas, dimana reservoir bawah menggunakan sistem pengaliran dengan menggunakan
pompa dan untuk reservoir atas menggunakan sistem pengaliran gravitasi.
8.3.9

Analisis Perhitungan Pompa


Untuk mengetahui suatu perhitungan yang baik bagi pompa, maka harus

diketahui kapasitas pompa, head total pompa, daya pompa


1. Kapasitas Pompa
Berdasarkan debit air yang harus disalurkan yaitu sebesar 0,7 l/detik atau
61.312 m3/hari maka jumlah pompa yang digunakan adalah 3 buah pompa utama
dan 1 pompa cadangan (Tahara,Suarso,2004)
a. Debit efektif dalam jam pengoperasian pompa:
Qe

= 61.312 / 8 m /hari
= 7664 m3 /jam
= 2,12 m3 /s

b. Debit efektif tiap pompa yang akan digunakan


Bahwa debit pompa dapat diketahui dengan cara membagi debit yang
dibutuhkan (debit efektif) dengan jumlah pompa yang akan dipakai
(Tahara,Sualrso,2004)
Qep

=
=0,7 m3/s
c. Debit teoritis pompa

Qth=

Dimana :
Qep

= Debit fektif pompa = 0,7 m3/detik

= efisiensi volumetris (0,90-0,98)


= diambil 0,96

Jadi:
Qth

=
= 0,73 m3/s

2. Head Total Pompa


Head total pompa dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Dimana :
V = kecepatan aliran rata-rata pada pipa (m/s)
ha = perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan disisi isap (m)
ht = berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)

g = percepatan gravitasi = 9,81 (m/s )


a. Kecepatan aliran dalam pipa
1. Kecepatan air pada pipa isap

Dimana :
Qep = Kapasitas efektif pompa = 0, 7m3 /s
Ds = Diameter pipa isap = 0.25 m (diketahui)
Jadi :
Vs

= 18,42 m/s

2. Kecepatan air pada pipa tekan

Dimana :
Qep = Kapasitas efektif pompa

= 0,7m /s

Dd = Diameter pipa tekan

= 0,30 m (diketahui)

Jadi :
Vd =

=10 m/s

b. Karakteristik aliran dalam pipa


1. Untuk pipa isap

Dimana :
Ds

= Diameter pipa isap = 0,25 m (diketahui)

Vs

= Kecepatan aliran pada pipa isap

= viskositas kinematis air pada temperatur 20


= 1,00510-6 m2 /s (lampiran 7)

Jadi,
Re

= 4,5 106

Karena Re > 4000, maka aliran bersifat turbulen


2. Untuk pipa tekan

Dimana :
Dd

=Diameter pipa tekan = 0,30 m (diketahui)

Vd

= Kecepatan aliran pada pipa tekan = 10 m/s

= 18,42 m/s

= viskositas kinematis air pada temperatur 20


= 1,00510-6 m2 /s (lampiran 7)

Jadi:
Re

Karena Re > 4000, maka aliran bersifat turbulen


c. Kerugian dalam pipa
1. Kerugian dalam pipa isap
hfs=

Dimana :
Ds = Diameter pipa isap = 0,25 m (diketahui)
Ls = Panjang pipa isap = 5 m (diketahui)
= koefisien kerugian gesek
v = kecepatan air pada pipa isap = 3,131 m/s
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s
Jadi:

= 0,020 +

= 0,020 +

= 0,022

Hfs

= 0,022

`= 0,219 m

2. Kerugian dalam pipa tekan

Dimana :
Dd = Diameter pipa tekan = 0,30 m (diketahui)
Ld = Panjang pipa tekan = 1154 m (diketahui)
= koefisien kerugian gesek
v = kecepatan air pada pipa tekan = 2,174 m/s
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s
Jadi :

= 0,020 +

= 0,020 +

= 0,0216

Hfd

= 0,022

= 20,015 m
3. Kerugian lokal dalam pipa isap
Pada pipa isap, digunakan katup dengan saringan ( k = 1,78 ), satu belokan
90 ( k = 0,75 ), maka :

= 2,53

= 1,264 m
4. Kerugian lokal dalam pipa tekan
Pada pipa tekan, digunakan 4 belokan 90 ( k = 0,75 ), satu buah katup
gerbang ( k = 0,19 )maka :

= 3,19

= 0,768 m

5. Kerugian akibat kontraksi pada pipa isap


Kerugian yang dialami pipa isap ketika mengalami kontraksi (bagian yang
menyempit) dari diameter (d1 ) 0,25 m ke (d2 ) 0,2 m akibat penggunaan pompa
dengan diameter isap 0,2 m, maka :

Dimana :

maka :

6. Kerugian akibat kontraksi pada pipa tekan


Kerugian yang dialami pipa tekan ketika mengalami ekspansi (bagian yang
melebar) dari diameter (d1) 0,15 m ke (d2 ) 0,30 m akibat penggunaan pompa dengan
diameter tekan 0,30 m, maka :

Dimana :

Jadi:

Jadi, Kerugian total adalah :

Perhitungan Head Total Pompa

Dimana :

Jadi:

3. Daya Pompa
a. Daya Air (Pw)
Daya air merupakan energi yang secara efektif di terima oleh air dari pompa
per satuan waktu. Daya air (hidrolik) dapat dihitung dengan rumus:
Pw = .g.Q.H
Dimana :

= Massa jenis air, pada temperatur 20 C

= 998 kg/m (lampiran 7)


g

= percepatan gravitasi

= 9,81 m/s2

Qep

= kapasitas efektif pompa

= 0,7m3 /s

= head total pompa

= 22,289 m

Jadi :
Pw

= 998

9,81

0,7

22,289

= 152.752,446 watt
= 152,7524 kW

b. Daya Poros Pompa (Pp)


Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah
sama dengan daya air ditambah kerugian daya di dalam pompa. Daya ini dapat
dinyatakan sebagai berikut (Sularso, 2004) :

Dimana:
P = Daya poros pompa ( watt )
Pw = Daya air (watt)
p = Efisiensi pompa

Untuk dapat menentukan efisiensi suatu pompa, maka terlebih dahulu


mengetahui besarnya putaran spesifik ( ns ), kapasitas efektif ( Qep ) dari pompa
tersebut. Putaran spesifik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Sularso,2004) :

Dimana :

= Putaran pompa

= 1500 rpm ( lampiran 5 )

Qep

= Kapasitas efektif pompa

= 42 m /menit

= head total pompa

= 22,289m

Jadi:
ns

= 936,58

Dengan melihat diagram efisiensi standar pompa, untuk Qep =42m 3/menit
dan ns= 936,58, maka p = 80% (lampiran 8) , maka :

Pp

=
=190.940,5575 Watt

Jadi, daya poros pompa :

Pp

=190,940 Kw

c. Daya Motor Penggerak Pompa (Pm )


Daya motor penggerak pompa harus lebih besar dari daya poros pompa ,hal
ini tergantug pada jenis motor dan hubungan poros pompa dengan poros motor :

Dimana :
Pp

= Daya poros pompa

= 190.940,55 watt

= faktor yang bergantung jenis motor, motor induksi


= 0,1 0,2 (lampiran 6)
= 0,2 (dipilih)

= efisiensi transmisi (lampiran 6)


= 0,95 (kopling)

Maka:
Pm

=
= 241.188,07 watt
=241,188 kW

Berdasarkan hasil perhitungan pompa,maka dipilih tipe pompa sebagai


berikut (dinormalisasikan dengan brosur pompa sentrifugal) :

Merk

: LAGOA LG 2

Tipe

: duplex

Daya pompa : 241 kW


Head

: 23 m

Kapasitas

: 700 l/s

Dari perhitungan data eksisting pompa yang harus digunakan dapat


disimpulkan untuk kapasitas pompa debit efektif dalam

jam

pengoperasian

pompanya yaitu 2,12 m3 /s, debit efektif tiap pompa yang akan digunakan =0,7 m3/s,
dan debit teoritis pompa sebanyak 0,73 m3/s.

Fluktuasi Air Bersih Kabupaten Pangkep


Fluktuasi penggunaan air bersih adalah variasi penggunaan air yang
dilakukan oleh konsumen dari waktu ke waktu dalam skala jam, hari, minggu,
bulan, dan tahun yang hampir secara terus-menerus. Penggunaan air bersih ada
kalanya lebih kecil daripada kebutuhan rata-ratanya dan ada kalanya sama atau
lebih besar daripada rata-ratanya. Untuk menghitung debit puncak pemakaian
maksimum air harian dan jam puncak didasarkan pada tabel total kebutuhan air
bersih dan perhitungan debit maximum hariannya yaitu sebagai berikut:

Tahun

Jumlah
Penduduk

2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032

320293
323687
327081
330475
333869
337263
340657
344051
347345
350649
354233
357627
361021
364415
367809
371203
374597
377991
381385

Kebutuhan
Sektor
Domestik
l/jiwa/hari
31.132.480
31.462.376
31.792.273
32.122.170
32.452.067
32.781.964
33.111.860
33.441.757
33.761.934
34.083.083
34.431.448
34.761.344
35.091.241
35.421.138
35.751.035
36.080.932
36.410.828
36.740.725
37.070.622

Kebutuhan
Non Domestik
l/jiwa/hari
9.339.744
9.438.713
9.537.682
9.636.651
9.735.620
9.834.589
9.933.558
10.032.527
10.128.580
10.224.925
10.329.434
10.428.403
10.527.372
10.626.341
10.725.310
10.824.279
10.923.249
11.022.218
11.121.187

Total
Kebutuhan Air
Bersih
l/jiwa/hari
40.472.223
40.901.089
41.329.955
41.758.821
42.187.687
42.616.553
43.045.419
43.474.284
43.890.514
44.308.008
44.760.882
45.189.748
45.618.614
46.047.479
46.476.345
46.905.211
47.334.077
47.762.943
48.191.809

Total
Kebutuhan
Air Bersih
m3/jiwa/hari
40.472
40.901
41.330
41.759
42.188
42.617
43.045
43.474
43.891
44.308
44.761
45.190
45.619
46.047
46.476
46.905
47.334
47.763
48.192

2033
2034

384779
388173

37.400.519
37.730.416

11.220.156
11.319.125

48.620.674
49.049.540

a. Faktor jam puncak (Qh max) adalah 1.75 2.0


( Kriteria Perencanaan, Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996)
1) Debit hari Maksimum
Qd max 2014 = Total Pemakaian Air Bersih 2014 x fd
= 40.472 m3/hari x 1.25
= 50.590 m3/hari
= 0,58 m3/detik
= 580 l/detik

Qd max 2015 = Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 40.901 m3/hari x 1.25
= 51.126 m3/hari
= 0,59 m3/detik
= 590 l/detik

Qd max 2016 = Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 41.330 m3/hari x 1.25
= 51.662 m3/hari
= 0,59 m3/detik
= 590 l/detik

Qd max 2017= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 41.759 m3/hari x 1.25
= 52.198 m3/hari
= 0,6 m3/detik
= 600 l/detik

Qd max 2018= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 42.118 m3/hari x 1.25
= 52.647 m3/hari
= 0,60 m3/detik
= 600 l/detik

Qd max 2019= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 42.617 m3/hari x 1.25
= 53.271 m3/hari
= 0,61 m3/detik
= 610 l/detik

Qd max 2020= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd

48.621
49.050

= 43.045 m3/hari x 1.25


= 53.806 m3/hari
= 0,62 m3/detik
= 620 l/detik

Qd max 2021= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 43.474 m3/hari x 1.25
= 54.342 m3/hari
= 0,62 m3/detik
= 620 l/detik

Qd max 2022= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 43.891 m3/hari x 1.25
= 54.863 m3/hari
= 0,63 m3/detik
= 630 l/detik

Qd max 2023= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 44.308 m3/hari x 1.25
= 55.385 m3/hari
= 0,64 m3/detik
= 640 l/detik

Qd max 2024= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 44.761 m3/hari x 1.25
= 55.951 m3/hari
= 0,64 m3/detik
= 640 l/detik

Qd max 2025= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 45.190 m3/hari x 1.25
= 56.487 m3/hari
= 0,65 m3/detik
= 650 l/detik

Qd max 2026= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 45.619 m3/hari x 1.25
= 57.023 m3/hari
= 0,65 m3/detik
= 650 l/detik

Qd max 2027= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 46.047 m3/hari x 1.25
= 57.558 m3/hari

= 0,66 m3/detik
= 660 l/detik

Qd max 2028= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 46.476 m3/hari x 1.25
= 58.095 m3/hari
= 0,67 m3/detik
= 670 l/detik

Qd max 2029= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 46.905 m3/hari x 1.25
= 58.631 m3/hari
= 0,69 m3/detik
= 690 l/detik

Qd max 2030= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 47.334 m3/hari x 1.25
= 59.167 m3/hari
= 0,68 m3/detik
= 680 l/detik

Qd max 2031= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 47.763 m3/hari x 1.25
= 59.703 m3/hari
= 0,69 m3/detik
= 690 l/detik

Qd max 2032= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 48.192 m3/hari x 1.25
= 60.240 m3/hari
= 0,69 m3/detik
= 690 l/detik

Qd max 2033= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 48.621 m3/hari x 1.25
= 60.776 m3/hari
= 0,70 m3/detik
= 700 l/detik

Qd max 2034= Total Pemakaian Air Bersih 2015 x fd


= 49.050 m3/hari x 1.25
= 61.312 m3/hari
= 0,7 m3/detik
= 700 l/detik

Berdasarkan perhitungan kebutuhan debit harian maksimum untuk


proyeksi kebutuhan air dalam rentan waktu 20 tahun kedepan berjumlah mulai dari
580 700 l/detik perhari. Sedangkan berdasarkan data tahun terakhir PDAM debit
harian maximum saat ini berjumlah 350 debit ini menunjukan bahwa proyeksi debit
air maximum perhari masih kurang karena untuk debit harian maximum saat ini baru
mencapai 50 % dari jumlah debit harian maximal untuk proyeksi 20 tahun kedepan.
Kesimpulan Analisis
Kebutuhan akan air bersih dari sekarang hingga 20 tahun kedepan dengan
menggunakan metode proyeksi selalu menghasilkan kenaikan permintaan baik sector
domestik maupun non domestik. Setelah melakukan analisis pada semua aspek
distribusi terdapat banyak hal yang perlu direncakan kedepannya dikarenakan
eksisting yang masih kurang memadai dan sistem distribusi yang kurang memenuhi
SNI hal ini terbukti dengan pelayanan PDAM yang hanya dapat melayani 6
Kecamatan dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pangkep.
8.4
8.4.1

Konsep Perencanaan
Konsep Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih
Kriteria perencanaan jaringan distribusi air bersih digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan jaringan distribusi air bersih, sehingga jaringan yang
direncanakan dapat memenuhi persyaratan. Sistem distribusi air bersih bertujuan
untuk mengalirkan air bersih keseluruh daerah pelayanan dengan merata dan berjalan
secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan penduduk. Untuk kelancaran sistem
pendistribusian di Kabupaten Pangkep, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut :

Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga air

masih bisa mengalir ke penduduk dengan sisa tekanan yang cukup.


Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan penduduk dan dapat melayani 24

jam.
Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke penduduk.

Secara Sederhana sistem distribusi air bersih dapat dilihat pada ilustrasi berikut :

Pompa Distribusi

Reservoir
Distribisi

Daerah Pelayanan

Gambar 8.23. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Pemompaan

Aliran Gravitasi
Reservoir
Distribisi

Daerah Pelayanan

Gambar8.24. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Gravitasi

Sistem distribusi air bersih yang ada dan akan dikembangkan di Kabupaten
Pangkep terdiri dari :

A.

Reservoir Distribusi

Sistem Jaringan Perpipaan

Perlengkapan / Peralatan Distribusi


Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran yang dipergunakan untuk menyediakan kebutuhan air

bersih ke penduduk dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :


Sistem Gravitasi
Sistem ini dimungkinkan jika posisi sumber air atau reservoir distribusi
mempunyai elevasi terhadap daerah pelayanan sehingga mempunyai tekanan yang
cukup untuk mengalirkan air hingga ke penduduk yang akan dilayani.
Sistem Pompa
Pada sistem ini, pompa digunakan untuk mendorong air secara langsung ke
tiap daerah pelayanan. Sistem ini sangat tergantung pada kemampuan pompa untuk
mendistribusikan air sehingga bila kerusakan terjadi pada pompa maka sistem
pengaliran juga akan terganggu. Sistem ini biasa dipakai pada daerah-daerah yang
letak daerah pelayanannya lebih tinggi daripada sumber airnya atau dari reservoir

distribusinya, sehingga penyaluran secara gravitasi tidak dapat dipergunakan.


Keuntungan pengaliran dengan sistem ini adalah daerah pelayanan yang lebih besar
serta pengaliran yang lebih jauh.
Sistem Pompa dan Reservoir (Kombinasi)
Sistem ini bekerja dengan menggabungkan kemampuan dari penyaluran
secara gravitasi dengan juga digunakannya pompa. Pompa digunakan selain untuk
mengalirkan air bersih ke daerah pelayanan juga mengisi reservoir distribusi. Hal ini
terjadi saat kebutuhan air sedang rendah, sehingga sisa air yang tidak dialirkan ke
daerah pelayanan akan dipompakan ke reservoir distribusi. Dan bila kebutuhan air
meningkat, maka air bersih yang terdapat pada reservoir distribusi akan dialirkan
untuk mendukung pengaliran air bersih dari pompa.
Berdasarkan kondisi pengaliran air bersih yang telah ada (eksisting) yang
menggunakan sistem gravitasi dan sistem pemompaan, maka dalam perencanaan ini
juga direncanakan sistem pengaliran yang sama yaitu dengan sistem gravitasi dan
pemompaan, karena selain ekonomis juga mempermudah dalam teknis. Serta melihat
pada karakteristik dan Kondisi Kabupaten Pangkep. Namun dalam peningkatan
pelayanan kuantitas dan kualitas akan dikembangkan dengan standar air yang layak
minum.
B.

Sistem Distribusi Air


Air yang disuplai melalui pipa induk akan didistribusikan melalui sistem

berkelanjutan atau continuous system. Dalam sistem ini, air minum yang akan
disuplai dan didistribusikan kepada penduduk Kabupaten Pangkep secara terus
menerus selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada setiap waktu
kuantitas air baku dapat mensuplai seluruh kebutuhan penduduk Kabupaten Pangkep.
Keuntungan dari sistem ini yaitu penduduk akan mendapatkan air setiap saat dengan
kualitas yang baik.
Hasil wawancara dengan petugas kantor PDAM di Kecamatan Labakkang,
mengatakan di musim hujan mendistribusikan air secara terus menerus selama 24
jam. Namun disaat musim kemarau penyediaan air yang tidak tercukupi, Kabupaten

Pangkep menggunakan sistem intermitten system atau sistem pendistribusian terputus


putus. Sistem ini air disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari.
Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu
menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air akan sulit
didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk
24 jam hanya disuplai dalam beberapa saja. Sedang keuntungannya adalah
pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan
sumber air yang terbatas. Sedangkan wawancara dengan beberapa warga, mengatakan
air dari PDAM mengalir 1-2 jam pada pagi dan sore hari, sehingga warga
menyediakan penampungan untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan sistem yang telah diterapkan, kami merencanakan dan
mengembangkan sistem distribusi melalui sistem berkelanjutan atau continuous
system di musim kemarau dan hujan. Air minum yang akan disuplai dan
didistribusikan kepada penduduk Kabupaten Pangkep secara terus menerus selama 24
jam dengan kuantitas air yang mencukupi kebutuhan dan kualitas air yang layak
minum.
C.

Sistem Jaringan Induk Distribusi


Sistem Jaringan yang akan digunakan dalam pendistribusian yaitu sistem

melingkar.

Gambar 8.2. Sistem Melingkar Atau Loop

Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu
dengan yang lain membentuk lingkaran, sehingga pada pipa induk tidak ada titik mati
dan air akan mengalir kesuatu titik yang dapat melalui beberapa arah.
Menurut kami, sistem ini cocok diterapkan di Kabupaten Pangkep dengan
sifat keadaan topografi yang relatif datar dan termasuk dengan topografi rendah
(sumber: pangkepkab.go.id) dan daerah yang perkembangan kotanya cenderung ke
segala arah serta jaringan jalan yang saling berhubungan. Keuntungan sistem ini yaitu
:
1. Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan lumpur
dapat dihindari
2. Bila terjadi kerusakan, perbaikan, atau pengambilan untuk pemadam
kebakaran pada bagian sistem tertentu, maka suplai air pada bagian lain
8.4.2
A.

tidak terganggu.
Konsep Standard Penyediaan Air Bersih
Standard Penyediaan Air Domestik
Standard penyediaan air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen

domestik yang diketahui dari data penduduk yang ada. Jumlah penduduk pada
Kabupaten Pangkep yaitu 320.293, di Kacamatan Labakkang 45.415 jiwa, dan di
Kecamatan Marang berjumlah 30.519 jiwa. Kecenderungan meningkatnya
kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan
didukung oleh kondisi sosial ekonomi.
Jadi, kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga seperti minum, memasak, cuci, mandi, menyiram tanaman
atau halaman, mencuci kendaraan, dll.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkiraan besar kebutuhan air yang
digunakan untuk keperluan domestik adalah ketersediaan air, kebiasaan hidup,
perkembangan social ekonomi, pola dan tingkat hidup masyarakat, perbedaan iklim,
jumlah penduduk.
Jenis pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air. Ada 2
kategori fasilitas penyediaan air minum yaitu:

a. Fasilitas perpipaan, meliputi:


Sambungan rumah dimana kran disediakan di dalam bangunan
Sambungan halaman dimana kran hanya disediakan hingga halaman rumah

saja
Sambungan umum yakni berupa kran umum atau bak air yang digunakan

bersama oleh sekelompok rumah/bangunan


b. Fasilitas non perpipaan, meliputi:
Sumur umum
Mobil air, dan
Mata air
Jumlah penduduk suatu kota sangat mempengaruhi kebutuhan air perorangan. Hal
tersebut dapat dilihat pada table berikut:
Sambungan

Sambungan

Rumah

Umum

(L/orang/hari)

(L/orang/hari)

>1.000.000

>150

30

20 %

500.000 -

150 120

30

20 %

90 120

30

20 %

Kategori

Jumlah

Kota

Penduduk

Metropolitan
Kota Besar

Kehilangan
Air

1.000.000
Kota Sedang

100.000 500.000

Kota Kecil

20.000 - 100.000

80 120

30

20 %

IKK

<20.000

60 - 80

30

20 %

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

B.

Standar Penyediaan Air Non Domestik


Menurut Anonimus, (1990), kebutuhan air bersih non domestik dialokasikan

pada pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih berbagai fasilitas sosial dan
komersial yaitu fasilitas pendidikan, peribadatan, pusat pelayanan kesehatan, instansi
pemerintahan dan perniagaan. Besarnya pemakaian air untuk kebutuhan non
domestik diperhitungkan 30% dari kebutuhan domestik.
Standar kebutuhan air bersih non domestik dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

Tabel Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, II, IV

SEKTOR

NILAI

SATUAN

Sekolah

10

Liter/murid/hari

Rumah sakit

200

Liter/bed/hari

Puskesmas

2000

Liter/unit/hari

Masjid

3000

Liter/unit/hari

Kantor

10

Liter/pegawai/hari

Pasar

12000

Liter/hektar/hari

Hotel

150

Liter/bed/hari

Rumah Makan

100

Liter/tempat duduk/hari

Kompleks Militer

60

Liter/orang/hari

Kawasan Industri

0,2 0,8

Liter/detik/hektar

Kawasan Pariwisata

0,1 0,3

Liter/detik/hektar

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori V ( Desa)


SEKTOR

NILAI

SATUAN

Sekolah

Liter/murid/hari

Rumah sakit

200

Liter/bed/hari

Puskesmas

1200

Liter/unit/hari

Masjid

3000

Liter/unit/hari

Mshollah

2000

Liter/unit/hari

Pasar

12000

Liter/hektar/hari

Komersial/ Industri

10

Liter/hari

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 8.6. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori Lain


SEKTOR

NILAI

SATUAN

Lapangan Terbang

10

Liter/orang/detik

Pelabuhan

50

Liter/orang/detik

Stasiun KA dan Terminal Bus

10

Liter/orang/detik

Kawasan Industri

0,75

Liter/detik/hektar

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Setelah melihat standar penyediaan air, maka dilakukan perhitungan


kebutuhan air sektor domestik dan non domestik proyeksi 20 tahun dalam skala
makro yaitu di Kabupaten Pangkep maupun mikro di Kecamatan Labakkang. Sesuai
dengan proyeksi kebutuhan air, maka dilakukan perencanaan agar terjadi
keseimbangan antara supply dengan demand dan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

Tahu
n

2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025

Jumlah
Pendu
duk

32029
3
32368
7
32708
1
33047
5
33386
9
33726
3
34065
7
34405
1
34734
5
35064
9
35423
3
35762
7

Kebut
uhan
Sekto
r
Dom
estik
l/jiwa
/hari
31.13
2.480
31.46
2.376
31.79
2.273
32.12
2.170
32.45
2.067
32.78
1.964
33.11
1.860
33.44
1.757
33.76
1.934
34.08
3.083
34.43
1.448
34.76
1.344

Kebut
uhan
Non
Dom
estik
l/jiwa
/hari
9.339
.744
9.438
.713
9.537
.682
9.636
.651
9.735
.620
9.834
.589
9.933
.558
10.03
2.527
10.12
8.580
10.22
4.925
10.32
9.434
10.42
8.403

Total
Kebut
uhan
Air
Bersi
h
l/jiwa
/hari
40.47
2.223
40.90
1.089
41.32
9.955
41.75
8.821
42.18
7.687
42.61
6.553
43.04
5.419
43.47
4.284
43.89
0.514
44.30
8.008
44.76
0.882
45.18
9.748

Total
Kebut
uhan
Air
Bersih
m3/jiw
a/hari
40.47
2
40.90
1
41.33
0
41.75
9
42.18
8
42.61
7
43.04
5
43.47
4
43.89
1
44.30
8
44.76
1
45.19
0

Total
Kebutu
han Air
Bersih
m3/jiw
a/detik

Total
Kebut
uhan
Air
Bersih
m3/jiw
a/jam

Total
Kebutu
han Air
Bersih
m3/jiwa
/menit

0,4684

1.686

28,11

0,4734

1.704

28,40

0,4784

1.722

28,70

0,4833

1.740

29,00

0,4883

1.758

29,30

0,4932

1.776

29,59

0,4982

1.794

29,89

0,5032

1.811

30,19

0,5080

1.829

30,48

0,5128

1.846

30,77

0,5181

1.865

31,08

0,5230

1.883

31,38

2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034

36102
1
36441
5
36780
9
37120
3
37459
7
37799
1
38138
5
38477
9
38817
3

35.09
1.241
35.42
1.138
35.75
1.035
36.08
0.932
36.41
0.828
36.74
0.725
37.07
0.622
37.40
0.519
37.73
0.416

10.52
7.372
10.62
6.341
10.72
5.310
10.82
4.279
10.92
3.249
11.02
2.218
11.12
1.187
11.22
0.156
11.31
9.125

45.61
8.614
46.04
7.479
46.47
6.345
46.90
5.211
47.33
4.077
47.76
2.943
48.19
1.809
48.62
0.674
49.04
9.540

45.61
9
46.04
7
46.47
6
46.90
5
47.33
4
47.76
3
48.19
2
48.62
1
49.05
0

0,5280

1.901

31,68

0,5330

1.919

31,98

0,5379

1.937

32,28

0,5429

1.954

32,57

0,5478

1.972

32,87

0,5528

1.990

33,17

0,5578

2.008

33,47

0,5627

2.026

33,76

0,5677

2.044

34,06

Tabel Proyeksi Kebutuhan Air Bersih 20 Tahun di Kabupaten Pangkep

Tahu
n

2014
2015
2016
2017
2018
2019

Jumlah
Pendu
duk

Jumlah
Pemaka
ian Air
Bersih
Rencan
a
L/jiwa/h
ari

Kebutuh
an Non
Domesti
k (30%
X keb.
Domesti
k)

32029
3
32368
7
32708
1
33047
5
33386
9
33726
3

31.132.
480
31.462.
376
31.792.
273
32.122.
170
32.452.
067
32.781.
964

9.339.74
4
9.438.71
3
9.537.68
2
9.636.65
1
9.735.62
0
9.834.58
9

Kebut
uhan
Air
Bersih
Non
Domes
tik
m3/ha
ri

Kebutu
han Air
Bersih
Non
Domest
ik
m3/deti
k

Kebutu
han Air
Bersih
Non
Domest
ik
m3/jam

Kebutuh
an Air
Bersih
Non
Domesti
k
m3/men
it

9.340

0,1081

389,16

6,49

9.439

0,1092

393,28

6,55

9.538

0,1104

397,40

6,62

9.637

0,1115

401,53

6,69

9.736

0,1127

405,65

6,76

9.835

0,1138

409,77

6,83

34065
7
34405
1
34734
5
35064
9
35423
3
35762
7
36102
1
36441
5
36780
9
37120
3
37459
7
37799
1
38138
5
38477
9
38817
3

2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034

33.111.
860
33.441.
757
33.761.
934
34.083.
083
34.431.
448
34.761.
344
35.091.
241
35.421.
138
35.751.
035
36.080.
932
36.410.
828
36.740.
725
37.070.
622
37.400.
519
37.730.
416

9.933.55
8
10.032.5
27
10.128.5
80
10.224.9
25
10.329.4
34
10.428.4
03
10.527.3
72
10.626.3
41
10.725.3
10
10.824.2
79
10.923.2
49
11.022.2
18
11.121.1
87
11.220.1
56
11.319.1
25

9.934

0,1150

413,90

6,90

10.033

0,1161

418,02

6,97

10.129

0,1172

422,02

7,03

10.225

0,1183

426,04

7,10

10.329

0,1196

430,39

7,17

10.428

0,1207

434,52

7,24

10.527

0,1218

438,64

7,31

10.626

0,1230

442,76

7,38

10.725

0,1241

446,89

7,45

10.824

0,1253

451,01

7,52

10.923

0,1264

455,14

7,59

11.022

0,1276

459,26

7,65

11.121

0,1287

463,38

7,72

11.220

0,1299

467,51

7,79

11.319

0,1310

471,63

7,86

Tabel Proyeksi Kebutuhan Air Bersih 20 Tahun di Kecamatan Labakkang

Adapula perhitungan kebutuhan air bersih untuk sektor non domestik pada sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana perikanan di Kabupaten Pangkep yang
diuraikan pada tabel berikut:
-

Sarana Pendidikan
Tahun

2014

Jumlah Penduduk

320.293 Jiwa

Jumlah Murid

82.635 Jiwa

TK

3.136 Jiwa

SD

57.270 Jiwa

SLTP

12.570 Jiwa

SMA

5.912 Jiwa

SMK

3.747 Jiwa

Kebutuhan Air

826.350

Bersih/Hari/L

Air/m3/Hari

826,35

Air/m3/Jam

34,43

Air/m3/Menit

0,57

Air/m3/Detik

0,00956424

Sarana Kesehatan
PUSKESMAS

TAHU
N

JUMLA
H
PENDU
DUK

2014

320293

2015

323687

2016

327081

2017

330475

2018

333869

2019

337263

2020

340657

2021

344051

2022

347345

2023

350649

EKSI
STIN
G

23
--

KEBU
TUHA
N1
UNIT/
3000
0
Jiwa

KETR
ANGA
N

Terpe
11 nuhi
Terpe
11 nuhi
Terpe
11 nuhi
Terpe
11 nuhi
Terpe
11 nuhi
Terpe
11 nuhi
Terpe
11 nuhi
Terpe
11 nuhi
Terpe
12 nuhi
12 Terpe

KEB.
AIR
BER
SIH
L/HA
RI

4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600

KE
B.
AI
R
BE
RS
IH
M
3/
H
AR
I
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46

KEB
.
AIR
BER
SIH
M3/
JAM

1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92

KEB.
AIR
BER
SIH
M3/
MEN
IT

0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03

KEB.
AIR
BERSI
H
M3/De
tik

0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005

2024

354233

2025

357627

2026

361021

2027

364415

2028

367809

2029

371203

2030

374597

2031

377991

2032

381385

2033

384779

2034

388173

12

12

--

12

12

12

12

12

13

13

13

13

nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi
Terpe
nuhi

0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0
4600
0

46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46

1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92
1,92

0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03

3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3
0,0005
3

Sarana Perikanan
Tabel perhitungan kebutuhan air bersih non domestik (sarana perikanan) untuk Kabupaten
Pangkep

Tahun

Jumlah
Penduduk

Luas
Kawasan
Perikanan
(Ha)

Ketentuan
Koefisien
Air Bersih
(L)

Jumlah
Kebutuha
n Air
Bersih
Sektor
Perikanan
L/Ha/detik

2014

320293

171937,71

1,3

223519,0
23

Tabel perhitungan kebutuhan air bersih non domestik (sarana perikanan) untuk
Kecamatan Labakkang

Tahun

Jumlah
Penduduk

Luas
Kawasan
Perikanan
(Ha)

Ketentuan
Koefisien
Air Bersih
(L)

2014

7.513

2007

1,3

Jumlah
Kebutuha
n Air
Bersih
Sektor
Perikanan
L/Ha/detik
2609,1

Dari hasil wawancara dengan petugas kantor PDAM di Kecamatan


Labakkang, beliau mengatakan bahwa di Kabupaten Pangkep menggunakan sistem
intermitten system atau sistem pendistribusian terputus putus. Sistem ini air disuplai
2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Sedangkan wawancara dengan
beberapa warga, mengatakan air dari PDAM mengalir 1-2 jam pada pagi dan sore
hari, sehingga warga menyediakan penampungan untuk mengatasi hal tersebut.
Pelayanan air yang disediakan oleh PDAM belum dapat memenuhi kebutuhan
penduduk Kabup]aten Pangkep, sehingga penduduk mendapatkan pelayanan air dari
fasilitas non perpipaan seperti sumur umum dan mobil air.
Berdasarkan sistem yang telah diterapkan, konsep perencanaan distribusi air
bersih untuk sektor domestik dan non domestik yang sesuai dengan peningkatan
jumkah penduduk setiap tahunnya dalam proyeksi 20 tahun ke depan kami
merencanakan dan mengembangkan sistem distribusi melalui sistem berkelanjutan
atau continuous system di musim kemarau dan hujan. Air bersih yang akan disuplai
dan didistribusikan kepada penduduk Kabupaten Pangkep secara terus menerus
selama 24 jam dengan kuantitas air yang mencukupi kebutuhan dan kualitas air yang
baik. Dan dilihat dari keadaan topografi d Kabupaten Pangkep yang relatif datar dan
termasuk dengan topografi rendah (sumber: pangkepkabdandaerah) sehingga sistem
jaringan yang digunakan dalam pendistribusian adalah sistem jaringan melingkar.
Konsep perencenaan tersebut dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan air
masyarakat dalam skala makro maupun mikro dengan kuantitas dan kualitas yang
diharapkan. Sedangkan untuk sarana kesehatan kebutuhan puskesmas terpenuhi
hingga tahun akhir rencana sehingga tidak ada penambahan sarana kesehatan
(kebutuhan air bersih tetap).

8.4.3 Konsep Pipa


A.

Jaringan Distribusi
Jaringan distribusi merupakan komponen penting dalam sistem penyediaan

air bersih. Karena berdasarkan fungsinya, komponen ini akan berhadapan langsung
dengan konsumen. Oleh kaena itu, sistem distribusi harus mendapat perhatian dan
perencanaan yang baik.
Sistem distribusi air bersih dari jaringan perpipaan berikut reservoir dan
tangki distribusi. Jaringan distribusi digunakan untuk mengalirkan air bersih ke blokblok pelayanan. Sedangkan reservoir dan tangki distribusi berfungsi untuk mengatasi
fluktuasi penggunaan air yang disebabkan oleh perbedaan pola penggunaan air di
suatu kota.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu jaringan distribusi adalah :
1. Kualitas
Jaringan distribusi harus mampu menjaga kualitas standar yang berlaku
sehingga aman dipakai. Syarat ini meliputi syarat fisik, kimia,
bakteriologis.
2. Kuantitas
Jaringan distribusi harus mampu mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan
pemakaian.
3. Kontinuitas
Jaringan distribusi harus mampu mengalirkan air secara kontinu selama
waktu pemakaian.
Di Indonesia standard ukuran yang dipakai untuk system perairan rumah
tangga atau lainnya adalah standart JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan
untuk PDAM biasanya memakai standard Nasional SNI.
Pipa distribusi untuk membawa air ke pelanggan/ konsumen terdiri dari :
1. Pipa Induk/ Primer
Pipa induk adalah pipa yang menghubungkan antara tempat penampungan dengan
pipa retikulasi. Jenis pipa ini mempunyai diameter pipa terbesar. Untuk menjaga

kestabilan aluran, maka pipa induk tidak diperbolehkan untuk disadap langsung oleh
para servis atau pipa yang langsung mengalirkan air ke konsumen.
Klasifikasi dan kriteria desain jaringan untuk induk pipa adalah sebagai
berikut:
a. Diameter pipa minimum adalah 150 mm
b. Kecepatan aliran maksimum 3-5 m/s dan minimum 0,3 m/s,
tergantung dari jenis pipa.
c. Tekanan pada sistem harus dapat menjangkau titik kritis dengan sisa
tekanan tidak kurang dari 6 meter pada pipa pelayanan.
d. Tekanan statis yang tersedia tidak lebih dari 80 meter.
e. Pipa tidak melayani penyadapan langsung ke konsumen.
f. Mampu mengalirkan air pada debit puncak.
Jaringan pipa yang akan direncanakan yaitu :
a) Pipa Galvanis
Pipa ini adalah pipa yang telah dilapisi dengan lapisan seng. Zat kimia seng
dapat memberikan penghalang terhadap korosi sehingga pipa galvanis dapat
memberikan ketahanan material. Pipa galvanis hanya digunakan bila pipa tersebut
terletak di luar, karena lebih tahan terhadap benturan.
Tabel Ukuran Pipa Galvanis

www.google.com

Gambar Pipa Galvanis


Sumber : www.google.com

b) Pipa PVC (Polyvinyl chloride)


PVC tahan terhadap pengaruh korosi dan tanah yang agresif, sangat baik
dalam kemampuan pengaliran air, ringan, mudah, dan cepat dalam konstruksinya
(dengan menggunakan rubber ring). Dengan sistem pemasangan menggunakan rubber
ring, pipa tidak perlu lagi direkatan dan sambungan antar pipa akan fleksibel terhadap
gerakan pipa. PVC terbuat dari serat fiber dan juga memiliki sifat isolator,
menghambat pertumbuhan bakteri, tidak merubah sifat air, dan umumnya mudah
didapat dan tersedia banyak dipasaran.
PVC tersedia dalam ukuran diameter pipa 50-400 mm.

Pipa PVC di

gunakan untuk saluran yang terletak di dalam rumah.


Tabel Ukuran Pipa PVC

2. Pipa Sekunder
www.google.com
Pipa sekunder Sumber
adalah : pipa
yang menghubungkan antara pipa induk dan pipa

servis. Pada sistem yang besar, pipa retikulasi akan berhubungan dengan pipa
retikulasi yang berukuran lebih kecil., sedangkan pada sistem yang kecil, akan
berhubungan langsung dengan pipa servis atau pipa yang melayani langsung
konsumen.
Klasifikasi dan kriteria desain jaringan untuk pipa sekunder adalah sebagai
berikut:
a. Kecepatan aliran dalam pipa maksimal 3-5 m/s, tergantung dari jenis pipa.

b. Sisa tekanan tidak kurang dari 10 meter.


c. Diameter dihitung dari banyaknya sambungan yang melayani konsumen.
d. Kelas pipa sama atau lebih rendah dari pipa induk.
Jaringan pipa yang akan direncanakan adalah dengan menggunakan pipa PVC
ukuran diameter inchi atau 22 mm.

Gambar Pipa PVC


Sumber : www.google.com

3. Pipa Tersier/ Servis


Pipa servis adalah pipa yang menghubungkan langsung pipa retikulasi
kerumah-rumah.

Pipa

retikulasi

dihubungkan

dengan

pipa

servis

dengan

menggunakan clamp saddle. Jenis pipa ini memiliki diameter terkecil daripada jenis
pipa lainnya.
Klasifikasi dan kriteria desain untuk pipa tersier adalah sebagai berikut :
a. Diameter pipa tidak lebih dari 50 mm.
b. Kecepatan aliran 3-5 m/s, tergantung dari jenis pipa.
c. Sisa tekan tidak lebih dari 6 meter.
Jaringan pipa yang akan direncanakan adalah dengan menggunakan pipa PVC
ukuran diameter 22- 48 mm.

B. Perlengkapan Sistem Perpipaan


a. Katup
Katup yang akan direncanakan untuk distribusi air bersih yaitu katup pintu
( gate valve). Katup jenis ini berfungsi untuk pengaturan aliran baik dengan membuka
atau menutup katup sesuai dengan kebutuhan. Gate valve biasanya dipasang pada
inlet dan outlet reservoir distribusi, titik tapping yang dipasang sesuai dengan draft
aliran, titik pertemuan atau persilangan pipa, pada pipa yang lurus tanpa percabangan.

b.

Gambar Gate Valve pada Saat Tertutup

Gambar Gate Valve pada Saat Terbuka

Sumber : www.google.com

Sumber : www.google.com

Fitting atau Sambungan


Jenis fitting yang akan digunakan yaitu elbow. Elbow merupakan komponen

pemipaan yang berfungsi untuk membelokan arah aliran. Elbow yang bertugas untuk
membelokan aliran fluida. Elbow terdiri dari dua jenis yang paling umum yaitu 45
dan 90 derajat. Tipe elbow yang digunakan adalah tipe long radius berdiameter
belokan 1.5 kali NPS ( nominal pipe zise). Elbow jenis PVC koneksi ini
menggunakan lem atau dengan sistem ulir.

Gambar Fitting PVC Elbow


Sumber : www.google.com

c. Blok Penahan (Thrust Block)


Berguna untuk mencegah tidak bergeraknya fitting atau sambungan jika
beban tekanan air dialirkan melaluinya. Blok penahan ini biasanya diletakkan pada
Belokan (elbow).

Gambar Blok Penahan


Sumber :
www.google.com

d. Katup Udara (Air Valve)


Memiliki fungsi utama untuk mengeluarkan udara yang terjebak dalam pipa.
Udara yang terjebak dalam pipa akan mengurangi penampang efektif pipa sehingga
mengurangi debit air.Katup diletakkan setiap jarak 3 km pada jalur pipa yang
menurun atau menaik.

Gambar Katup Udara


Sumber : www.google.com

e. Katup Penguras (Blow Off)


Berfungsi untuk menguras kotoran dan endapan yang ada dalam pipa, serta
diperlukan dalam keadaan darurat, misalnya pada saat ada pipa yang terputus. Katup
penguras ditempatkan pada bagian terendah dimana kemungkinan terjadi akumulasi
lumpur dalam suatu jalur perpipaan. Pipa penguras diletakkan setiap 1-1,5 m pada
jalan yang datar.
f. Manhole
Berfungsi sebagai tempat untuk pemeriksaan pipa-pipa di dalam tanah.
Umumnya perlengkapan ini dibutuhkan bila pipa yang di gunakan memiliki diameter
lebih dari 400 mm.
g. Flexible Join
Berfungsi untuk menghindari pecahnya pipa yang ikut tertarik akibat adanya
pemuaian dan mengatasi pergerakan akibat penyusutan pipa karena adanya perubahan
temperatur. Perlengkapan ini biasa digunakan di antara dua pipa yang diragukan
kestabilan posisinya satu sama lain.
8.4.4 Konsep Pompa
Pompa sangat dibutuhkan pada sistem distribusi Air yang tidak memiliki
reservoir atas, karena membutuhkan dorongan atau tekanan untuk mendistribusikan
air bersih. Pada sistem distribusi menggunakan reservoir bawah, pompa Berfungsi
untuk memberikan dorongan atau tekanan agar air dapat terdorong naik ke atas dan
dapat distribusikan langsung ke konsumen.
Dari hasil survey, beberapa daerah di pangkep tidak memiliki reservoir atas
sehingga membutuhkan Pompa untuk memberikan dorongan atau tekanan ke air.
Pompa yang Direncanakan iyalah Pompa Sentrifugal, cara kerja Pompa sentrifugal
dengan melakukan gaya Putaran sehingga memberikan tekanan pada air.

Jenis pompa sentrifugal banyak digunakan sebagai alat transportfluida karena


mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
e. Bagian-bagian yang bergerakkurang, karena itu bobot pondasi kecil karena tidak
ada gerak bolak-balik yang memberikangayapadapondasi.
f. Dimensi kecil, konstruksinya sederhana dan biaya operasi rendah.
g. Mudah untuk balancing, karena gerakannya hanya putaran saja. Keausan kecil
karena pada bagian dalam tidak ada bagian yang saling bersinggungan
h. Dapat dikopel langsung dan mudah disesuaikan dengan putaran tinggi dari motor
penggerak.
Berdasarkan kapasitas ini maka pompa dapat dibagi atas :
d.
e.
f.

Pompa berkapasitas rendah, yaitu bila kapasitasnya di bawah20 /jam


Pompa berkapasitas sedang, yaitu bila kapasitasnya 20-60 /jam
Pompa berkapasitas tinggi, yaitu bila kapasitasnyadiatas 60/jam

Berdasarkan kecepatan Pompa, dibagi menjadi 3 :


d.
e.
f.

Pompadengankecepatanspesifikrendah, antara (40-80) rpm


Pompadengankecepatanspesifiksedang, antara (80-150) rpm
Pompadengankecepatanspesifiktinggi, antara (150-300) rpm
Tekanan pada pompa merupakan salah satu factor yang sangat pentinguntuk

menentukan jenis dan tipe pompa.


Berdasarkan tekanan, pompa dapat dibedakan atas :
d.
e.
f.

Pompa tekanan rendah yaitu dibawah 5 kg/cm2


Pompa tekanan sedang yaitu antara 5-50 kg/ cm2
Pompa tekanan tinggi yaitu diatas 50 kg/ cm2

Kesimpulan Konsep
Kriteria perencanaan jaringan distribusi air bersih digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan jaringan distribusi air bersih, sehingga jaringan yang
direncanakan dapat memenuhi persyaratan. Sistem distribusi air bersih bertujuan
untuk mengalirkan air bersih keseluruh daerah pelayanan dengan merata dan berjalan
secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan penduduk. Untuk kelancaran sistem
pendistribusian di Kabupaten Pangkep, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut :

Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga air

masih bisa mengalir ke penduduk dengan sisa tekanan yang cukup.


Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan penduduk dan dapat melayani 24

jam.
Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke penduduk

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Dian Vitta. 2007. Program Pasca SarjanaAnalisa Kinerja Sistem
Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan Banyumanik di Perumnas
Banyumanik. Jurusan Sipil. Universitas Diponegoro.

Amir, Suharyadi. 2014. Tugas Akhir Efektifitas Tingkat Pelayanan Air Minum
Pada Zona 19 dan Zona 20 di Kota Madya Makassar. Jurusan Sipil.
Universitas Hasanuddin.
Ardiansyah, Pitojo Tri Juwono dan M Janu Ismoyo. 2005. Tugas Akhir Analisa
Sistem Distribusi Air Bersih Pada PDAM di Kota Ternate. Universitas
Brawijaya.
Maindoka, Jimly dan Hendra Panjaitan. 2011. Tugas Akhir Analisis Pemakaian air
Bersih (PDAM) Untuk Kota Pangkep 10 Tahun Ke Depan. Jurusan Mesin.
Universitas Hasanuddin.
Pynkiawati, Theresia dan Shirley Wahadamaputera. 2015. Utilitas Bangunan model
Plumbing. Jakarta:Griya Kreasi (Penebar Swadaya Group)
Rivai, Yuliana, Ali Masduki dan Bowo Djoko Marsono. 2006. Jurnal Evaluasi
Sistem Distribusi dan Rencana Peningkatan Pelayanan Air Bersih PDAM
Kota Gorontalo.
Sudirman, Andry. 2012. Jurnal Analisa Pipa Jaringan Distribusi Air Bersih di
Kabupaten Maros dengan Menggunakan Software EPANET 2.0.
Laporan Tugas Infrastruktur Angkatan 2011. Jaringan Air Bersih Kelurahan Maccini
Kecamatan Makassar. Jurusan Arsitektur. Universitas Hasanuddin
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Lingkungan Perumahan di Perkotaan
SNI 03-2399-2002 tentang Pipa Air Bersih
SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing

http://sanfordlegenda.blogspot.co.id/2012/12/Jenis-jenis-pompa-air-berdasarkantenaga-penggeraknya.html (diakses pada 14 November 2015)


http://beatifulminders.blogspot.co.id/2009/03/teori-dasar-pompa.html (diakses pada
14 November 2015)

Вам также может понравиться