Вы находитесь на странице: 1из 69

KONKLUSI PENGGUGAT

PERKARA TUN No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn


Antara:
AMDI SAPUTRA PASARIBU------------------------------------------------Sebagai PENGGUGAT
Lawan:
KAPOLDA SUMUT-------------------------------------------------------------- Sebagai TERGUGAT
______________________________________________________________________________
Perihal : Konklusi
Dengan hormat,
Penggugat dengan ini mengajukan Konklusi (kesimpulan) akhri dari hasil jawaban-menjawab
baik yang disampaian secara tertulis maupun lisan dan fakta-fakta yang timbul selama
persidangan berlangsung serta bukti-bukti surat yang diajukan penggugat maka dapat
disimpulkan sebagai berikut;
1. Bahwa penggugat tetap pada dengan dalil-dali sesuai dasar gugatan semula dan menolak
seluruh dalil-dalil serta membantah dengan tegas dalil-dalil baik jawaban,Duplik, ataupun
pembuktian tergugat yang telah diajukan dalam perkara ini kecuali terhadap hal-hal yang
telah diakui secara tegas oleh tergugat yang intinya setuju atau membenarkan Gugatan
penggugat;
2. Bahwa Tergugat dalam mempergunakan ke wenangannnya dalam membentuk Komisi
KKEP telah salah dalam menerapkan hukum, sebagaimana dalil Tergugat yang keliru
melakukan tindakan PTDH atas diri penggugat, dimana penerbit Surat Keputusan
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal

7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari


Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP
73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara atas diri EPnggugat
seharusnya kewenangan untuk tanda tangan adalah KAPOLDA SUMUT dan
kewenangan tersebut tidak boleh dialihkan kepada yang lain hal tersebut sesuai dengan
Keputusan Kapolri No.Pol : KEp/74/XI/2003 Tanggal 10 November 2003 tentang
pokok-pokok Penyusunan Lapisan Pembinaan Sumberdaya Manusia Polri khususnya
pasal 5 huruf a ayat 12 dan ayat 13 menyatakan Pengakhiran dinas anggota kapolri
dengan kepangkatan AIPTU kebawah yang sifatnya Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat di kewilayahan Kapolri melimpahkan kewenangnya kepada Kepolda dan
surat keputusannya diterbitkan dan ditanda tangani oleh Kapolda (Bukti Vide P1,
P12);
3. Bahwa penggugat pada tanggal 18 September 2009 menerima No. Pol. : Skep/ 381 / IX /
2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
(PTDH terhadap diri Penggugat yang diantar lagsung oelh anggita Unit P3D Polres
Tapanuli utara dan saat membaca surat Keputusan tersebut penggugat melihat ada
kejanggalan karena surat keputusan yang mana petikan tesebut ditanda tangani oleh
KARO PERS POLDA SUMUT dan penggugat melihat ada kata-kata menimbang : dst
mengingat: dst.. memperhatikan dst .. memutuskan menetapkan : Memberhentikan
Tidak dengan Hormat dan seterusnya padahal dalam peengetikan tersebut ada
kata-kata Untuk Petikan sesuai dengan aslinya, nah bila Petikan Surat Keputusan tersebut
sesuai dengan aslinya mengapa yang tanda tangan KARO PERS POLDA SUMUT,
padahal jelas dalam Kapolri No.Pol : skep/74/XI/2003 Tanggal 10 November 2003

Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada Kapolda berarti kewenangan tersebut tidak


boleh dialihkan kepada yang lain (bukti Vide P1, P13);
4. Bahwa Penggugat juga melihat kejanggalan dalam penomoran Surat keputusan PTDH
dimana anggota Polri sejajaran Polda Sumut yang sama degnan Penggugat di PTDH
berjumlah 15 orang, dimana Surat Keputusan PTH ke 15 orang tersebut dengan No.
Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 padahal tergugat pada
awabannya tanggal 7 januari menyatakan objek gugatan berupa surat Keputusan No.
Pol. : Kep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 tentang PTDH terhadap
penggugat telah bersifat Konkrit,Individual dan Fina (Bukti vide P1), karena tidak ada
terlihat bersifat individual namun bersifat Banyak;
5. Bahwa Tergugat melalui sidang KKEP Polres Tapanuli utara yang di bentuk berdasarkan
Surat keputusan kapolres Tapanuli utara No. Pol.: SKEP/09/III/2009 tanggal 19 Maret
2009 dimana penggugat sama ekali tidak di berikan Hak dan /kewajiban sesuai pada
Pasal 12 ayat 1 huruf a s/d g Peraturan Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Komisi KKEP negara Republik Indonesia, karena Penggugat sama sekali
tidak mengetahui susunan keanggotaan Komisi sebelum Pelaksanaan sidang, tidak
diperkenankan untuk menunjuk pendamping, tidak ada menerima dan mempelajari isi
berkas perkara baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pendamping,
tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan mengajukan saksi dalam
persidangna tidak ada menerima salinan Putusan sidang dan semua hak-hak penggugat
tidak ada diberikan, meskipun penggugat pada saat persidangan KKEP pada tanggal 13
April 2009 menerangkan Penggugat membantah bila tidak masuk dinas selama 321 hari
secara berturut-turut, namun Penggugat mengakui ada sebulan beberapa hari pernah
mangkir namun mangkirnya penggugat karena sakit pada ulu hati dan bila kambuh

penggugat sangat sulit bernafas namun hal tersebut tidak menjadi pertimbangan dalam
persidangan KKEP Polri (Bukti Vide P12);
6. Bahwa sebelum dikeluarkannya Sutar keputusan PTDH atas nama penggugat, dimana
hak-hak Penggugat berupa gaji sejak bulan Mei 2008 s/d Mei 2009, kemudian Juni 2009
s/d Oktober 2009 tidak diberikan oleh Kapolres Tapanuli Utara Cq Juru bayar Polres
Tapanuli Utara tanpa aasan yang jelas sementara gaji Juni 2009 s/d Oktober 2009 ada
diterima oelh penggugat (Bukti P15);
7. Bahwa kesewenangan Tergugat lebih diperparah lagi degnan arogansi Kapolsek Muara
AKP NOBRAN BARUS selaku bawanan Tergugat, dimana meskipun Penggugat datang
melaksanakan tugas di Polsek Muara dan hal tersebut disaksikan oleh anggota Polsek
Muara diantaranya adalah BRIPTU WANDA TAMBA, BRIPKA AVIO PARHUSIP dan
banyak anggota Polsek Muara lainnya namun Kapolsek Muara AKP NOBRAN BARUS
dimana saat Pam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden RI tahun 2008 dan 2009
Penggugat ada bertugas namun dianggat tidak bertugas dan hal tersebut diakui oleh
Kapolsek Muara sendiri pada saat dihadirkan sebagai saksi dengan alasan Penggugat
tidak pernah melapor kepadanya selaku kapolsek dan bila kata-kata Kapolsek Muara
tersebut dicermati dapat Penggugat artikan karena selama bertugas di Polsek Muara
Penggugat ada memberikan uang komando sebesar Rp. 1000.000,- dan Briptu WANDA
TAMBA juga pernah mengakuinya karena saat itu Penggugat ada memegang amplop dan
ditanya olehh BRIPTU WANDA TAMBA apa isi amplop itu bang? dan dijawab
penggugat uang untuk Kapolsek dan hal tersebut terungkap pada saat BRIPTU WANDA
TAMBA dihadirklan sebagai saksi
8. Bahwa Aroganisasi bawahan Tergugat yaitu Kapolsek muara AKP NOBRAN BARUS
juga terlihat meskipun bukan kewenangannya dalam mengeluarkan Surat Rekomendasi
Penilaian Anggota Polri, namun Surat Rekomendasi No. Pol.: REK/02/III2009 tanggal 6

Maret 2009 yang menyatakan BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP


73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara Tidal Layak dipertahankan
untuk mengemban tugas sebagai anggota Kepolisian Negara RI (Bukti Vide Tergugat
T4), padahal yang berwenang adalah Ankum Penggugat dalam hal ini adalah Kapolres
Tapanuli Utara (Bukti Vide P14);
9. Bahwa keweweanangn yang di terima oelh penggugat juga tergambar dalam persidangan
KKEP Polri yang digelar di Polres Tapanuli Utara diman apendamping Penggugat adalah
Kapolsek Muara selaku atasan yang melaporkan Penggugat sehingga dalam [ersidangan
tidak ada azas prduga tidak bersalah, asaz kepatutan dan azas keadilan, dimana pada saat
ketua komisi KKEP Polri Kompol TK ARITONANG menyanyakan kepada AKP
NOBRAN BARUS sudah tidak layak lagi menjadi anggota Polri dan mohon dijatuhkan
hukuman berupa PTDH;
10. Bahwa bila dicermati dari awal sangat elas perlakuan sewenang-wenang yang penggugat
terima sungguh sangat jauh dari rasa keadilan, rasa kemanusiaan dan hal tersebut tersurat
mulai dari Pembuatan laporan Polisi No. Pol. :LP/02/II/2008/TU.MUARA tanggal 29
Februari 2008 yang dibuat oleh BRIPKA AVIO PARHUSIP (Bukti Vide P.22) dimana
tanda tangan Bripka AVIO PARHUSIP tidak sma dengan tanda tangannya dalam BAP
Pemeriksaan Saksi atas Nama Bripka AVIO PARHUSIP (Bukti Vide P.21) karena laporan
Polisi tersebutlah menjadi titik tolak penyidikan berkas perkara Penggugat, bila laporan
polisi saja sudah diragukan kebenarannya tentunya proses PTDH terhadap diri penggugat
juga cacat demi hukum dan hal tersebut diperparah lagi dengan mengeluarkan Surat
penangkapan An.Penggugat No. Pol. : SPP/86/III/2008/P3D tanggal 25 Maret 2008
(Bukti Vide P.9) seolah-olah Penggugat adalah penjahat besar smapi-sampai bawahan
tergugat mengeluarkan daftar pencaraian Personil Polri No. Pol: DPPP/01/VII/2008/P3D

tanggal 31 Juli 2008 (Bukti Vide P.10), padahal anggota P3D Polres Tapanuli Utara
BRIGADIR RAHADI mengetahui persis Rumah Penggugat kerena pernah mengantar
Surat Panggilan kepada pengguggat dan saat itu mengetahi bila penggugat sendang pergi
berobat karena sakit dan hal itu disampaikan langsung oleh istri penggugat yang bernama
SUSIATI;
11. Bahwa selama menjadi anggota Polri Penggugat tidak pernah melakukan kesalahan dan
juga tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak perna tersangkut perkara pidana
dan juga tidak pernah melanggar disiplin, namun penggugat tidak masu melaksanakan
tugas tesebut adalah bukan ada unsur kesengajaan namun karena Penggugat benar-benar
mengalami sakit yang bila kambuh sangat sulit bernafas dan hal tersebut diperparah lagi
dengan arogansinya kapolsek Muara karena penggugat sudah tidak mampu lagi
memberikan uang komando sebesar Rp. 1000,0000.- akibat penyakit yang penggugat
alami meskipun penggugat hadir melaksanakan tugas namun dianggap tidak hadir dan hal
tersebut tidak dapat Penggugat bantah, ditambah lagi istri penggugat melahirkan dan
kondisinya sangat lemah sehingga surat sakit terlambat Penggugat kirimkan (Bukti Vide
P.4, P.5);
12. Bahwa saat Pam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presidan tahun 2009 Penggugat tetap gutas
dan saat itu ada di berikan uang Pengamanan sebesar kurang lebih Rp. 600.000,- dan saat
Penggugat mau mengambilnya di Bensat (bendahara Satuan) akan tetapi Kapolsek Muara
AKP

NOBRAN

BARUS

telah

terlebih

dahulu

mengambilnya

dengn

cara

menandatangani nama penggugat, kemudian Penggugat menelpon via HP Kepada


kapolsek Muara dan suruh menjumpainya didalam mobil dan uang pengamanan Pemilu
Penggugat diberikan oleh Kapolsek Muara sebesar Rp. 300.000,- dan penggugat hanya
pasrah karena mau complain tidak ada gunanya;

13. Bahwa arogansi atasan Penggugat terlihat pada saat dimintai keterangan saksi di
Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST dimana saat kuasa hukum tergugat
melakukan pertanyaan kepada Kompol RK ARITONANG yang saat KKEP terhadap
penggugat bertindak selaku ketua komis seolah olah Pengguat tidak pantas lagi untuk
mendapatkan keadilan, padahal dalam peraturan KAPOLRI No.Pol.: 7 Tahun 2006
tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara RI (Bukti Vide P.12) Pasal 5 hruf cdan pasal
9 yang berbunyi Dalam etika kelembagaan setiap anggota Polri wajib
memperlakukan sesama anggota sebagai subjek yang bermartabat yang ditandai
oelh pengakuan akan hak dan kewajiban yang sama dan setiap anggota Polri wajib
menampilkan rasa setia kawan dengan sesama anggota sebagai ikatan batain yang
tulus atas dasr kesadaran bersama akan tanggugan jawabnya sebagai salah satu
puilar keutuhan bangsa Indonesia dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
kehormatan, namun hal tersebut tidak tercermin dan hal tersebut juga penggugat alami
saat kurang 2 tahun penggugat bertugas di Polsek Muara Polres Tapanuli Utara dimana
Kapolsek Muara bias berbuat apa saja apalagi hal-hal yang tidak berkenan dihatinya dan
bukan aturan yang dilaksanakan;
14. Bahwa Kapolres Tapanuli Utara telah mengeluarkan Surat perintah No. Pol.
Sprin/181/V/2009/P3D tanggal 4 Mei 2009 tentang pengaktifan kembali gaji Penggugat
sesuai dengan Nota Dinas No.Pol B/ND/23/V/2009/P3D tanggal 2 Mei 2009 namun gaji
penggugat sejak bulan Mei 2008 s/d Mei 2009 tidak pernah dibayarkan oleh Bensat
Polres Tapanuli Utara IPDA ELMAR PRIMA dan gaji tersebut dapat penggugat ambil
tapi harus di potong 25% namun penggugat tidak mau sehingga sampai keluar Skep
PTDH An.Penggugat gaji yang merupakan hak penggugat tidak dibayarkan (Bukti Vide
P.23);

15. Bahwa karena Tergugat menerbitkan Surat Keputusan a quo dengan penuh keseweangan
serta keliru yaitu bertentangan dengan Pasal 13 PP RI No. 2 Tahun 2003 Tentang
peraturan Disiplin Anggota Polri dan juga ketentuan Pasal 14 ayat 1 huruf a PP RI No. 1
Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan juga bertentangan dengan
Pertaturan Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi
KKEP negara Republik Indonesia dan keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/74/XI/2003
tanggal 10 November 2003 tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan
Sumber Daya Manusia Polri serta azas-azas umum Pemerintahan yang baik (AUPB)
terutama azas kecermatan dan azas kepastian hukum maka tidakan Tergugat tersebutt
telah termasuk kedalam kuaalifikasi tindakan maka tindakan tergugatan tersebut telah
termasuk kedalam kualifikasi tindakan sebagai mana dimaksud dalam ketentuan Pasal 53
ayat 2 huruf a dan b UU No. 5 Tahun 1996 jo UU No. 9 Tahun 2004 Tentang peradilan
TUN sehingga No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara yang menjadi objek sengketa sangat beralasan hukum
untuk dibatalkan dan sekaligaus dicabut;
16. Bahwa selain itu penggugat sangat dirugikan atas terbitnya Surat Keputusan Objek TUN
karena Surat Keputusan Objek Sengketa tersebut berlaku dengan seketika dan dengan
serta merta karena penggugat telah kehilangan Pekerjaan yang merupakansumber utama
mata pencarian penggugat baik untuk saat ini dan juga dimasa yang akan dating sehingga
dengan ini penggugat mohon kepada Majelis hakim agar memerintahkan Tergugat untuk
membatalkan dan mencabut Surat Keputusan Objek Sengketa a quo dan mengaktifkan

kembali dan mengembalikan semua hak penggugat seperti keadaan semula sebelum
diterbitkannya surat keputusan a quo;
Berdasarkan dalil-dalil dan alasan yang telah penggugat utarakan dalam konklusi (kesimpulan)
tersebut diatas kiranya Majelis Hakim

Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST yang

memeriksa dan mengadili perkara inid apat mengabulkan gugatan Penggugat untuk
keseluruhannya dan menolak seluruh dalil-dalil jawaban, dalil-dalil duplik maupun pembuktian
Tergugat;
Terimakasih.
Medan 11 Desember 2012
Hormat Penggugat

AMDANI SAPUTRA PASARIBU


KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA
BIDANG PEMBINAAN HUKUM
JLN.SM. RAJA KM 10,5 NO. 60 MEDAN

PERKARA TUN No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn

KONKLUSI TEGUGAT
AMDANI SAPUTRA PASARIBU--------------------------------------------Sebagai PENGGUGAT

Lawan:
KAPOLDA SUMUT----------------------------------------------------------------Sebagai TERGUGAT

Dengan Hormat,
Bahwa dari hasil jawab-menjawab baik yang disampaikan secara tertulis maupun secara lisan
dan fakta-fakta yang timbul selama persidangan beralangsung serta bukti-bukti yang diajukan
oelh Tergugat maka dengan ini tergugat mengajukan Konklusi akhir sebagai berikut:
1. Bahwa tergugat tetap pada dalil-dalil jawaban, duplik semula dan menolak seluru dalildalil serta bantahan penggugat baik yang terdapat dalam Gugatan, Replik ataupun bukti
bukti yang diajukan oleh Penggugat dalam Perkara ini;
2. Bahwa benar Penggugat secara Inperson ( Brigadir AMDANI SAPUTRA PASARIBU)
Ba Polres Tapanuli Utara NRP 73050260 telah di PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat) dari dinas Polri melalui sidang Komisi KKEP yang dibentuk oelh Kapolres
Tapanuli Utara berdasarkan Surat Keputusan No. Pol: Skep/09/III/2009 tanggal 19 Maret
2009 (bukti Vide T1);
3. Bahwa tergugat juga membenarkan dimana objek gugatan yang dijadikan dasar gugatan
penggugat telah beersifat Konkri,Final, Indivual dan tergugat sangat keras menolak
semua dalil-dalil yang diajukan Penggugat karena penggugat tidak masuk bertugas
selama 321 hari kerja secara berturut-turut atau selama kurang lebih 11 bulan dan selama
tidak masuk bertugas tanpa ada ijin atasan/pimpinan ataupu rekan kerjanya dan selama
tidak masuk Penggugat berada di rumahnya di Marelan Pasar V Gg. Jambu Lingkungan I
No. 44 Medan Marelan;
4. Bahwa dalam prosedur proses PTDH terhadap Penggugat diawali dengan adanya
Laporan polisi No. Pol. : LP/02 /II/2008/TU Muara tanggal 29 Februari 2008 yang

diperbuat oelh kapolsek Muara Polres Tapanuli Utara selaku atasan Penggugat dan
Kemudian Kapolres Tapanuli Utara menindak lanjutinya dengan memerintahkan Kanit
P3D Polres Tapanuli Utara untuk memeriksa Penggugat dan mengajukan perkaranya
dalam sidang KKEP yang dibentuk oleh Kapolres Tapanuli Utara dengan surat Keputusan
No. Pol.: SKEP/09/III/2009 tanggal 19 Maret 2009, pada tanggal 23 Maret 2009
bertempat di Polres Tapanuli Utara dilakukan sidang KKEP Polri I (pertama) terhadap
Penggugat saat itu Penggugat tidak hadir tanpa alasan yang jelas padahal penggugat dan
istrinya An.Susiati telah dipanggil dengan surat panggilan An. Penggugat No. Pol.
S.pgl/81/III/2009/P3D tanggal 19 Maret 2009 untuk hadir pada tanggal 23 Maret 2009
surat panggilan An.Susiati No. Pol. S.pgl/81/III/2009/P3D tanggal 19 Maret 2009 untuk
hadir pada tanggal 23 Maret 2009, pada tanggal 31 Maret 2009 dilakukan sidang KKEP
Polri yang ke II (dua) terhadap Penggugat dan Penggugat juga tidak hadir tanpa alasan
yang jelas dan surat panggilan telah disampaikan kepada Penggugat, dimana Penggugat
dan

istrinya

dipanggil

S.pgl/94/III/2009/P3D

dengan

tanggal

surat

25

Maret

panggilan
2009

masing-masing

an.

Penggugat,

No.
No

Pol.
Pol.:

S.pgl/81/III/2009/P3D tanggal 25 Maret 2009 An. Susiati, tanggal 7 April 2009 telah
dilakukan sidang KKEP Polri yang ke III terhadap Penggugat, namun penggugat tidak
hadir

tanpa

alasan

S.pgl/102/III/2009/P3D

yang

jelas

tanggal

padahal
02

April

surat
2009

panggilan
an.

ke

III

Penggugat,

No.

Pol.

No.

Pol.

S.pgl/102/III/2009/P3D tanggal 02 April 2009 An. Susiati. Tanggal 13 April 2009


Kembali dilakukan sidang KKEP Polri dan selanjutnya Ketua Komisi KKEP KOMPOL
R.K ARITONANG membacakan putusanan dan menjatuhkan sanksi berupa PTDH
(Bukti Vide T5, T6 dan T7);

5. Bahwa Kapolres Tapanuli Utara sekalu ankum Penggugat telah mengeluaarkan surat
rekomendasi No. Pol. : REK/02/III/2009 tanggal 6 maret 2009 yang menyatakan
AMDANI SAPUTRA PASARIBU pangkat Brigadir NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara Tidak Layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri,
kemudian ankum penggugat dalam hal ini Kapolres Tapanuli Utara telah meminta saran
dan pendapat hukum dari Bid Binkum plda Sumut sesuai dengan Surat No. Pol.:
K/12/I/2009/P3D tanggal 30 Januari 2009 Perihal permintaan saran dan Surat pendapat
hukum dan Kabid Binkum Polda Sumut dengan Surat No.Pol. : K/168/PH/III/2009/bid
Binkum tangal 12 Maret 2009 perihal pendapat dan saran hukum telah membuat saran
hukum kepada Ankum Penggugat agar terhadap perkara Penggugat dapat dilakukan
sidang Komisi KKEP (Bukti Vide T2, T3 dan T4);
6. Bahwa kemudian ankum Penggugat dengan surat No. Pol. : B/588/IV/2009/P3D tanggal
22 April 209 perihal mengirimkan hasil putusan sidang komisi KKEP Polres Tapanuli
Utara kepada kapolda Sumut dan untuk menguatkan Putusan dari KKEP Polres Tapanuli
Utara Tergugat selaku AKPOLDA SUMUT mengeluarkan Surat Keputusan Kepala
Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7
September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas
POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba
Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara dalam hal ini juels proses PTDH
terhadap penggugat telah sesuai denga Peraturan hukum yang berlaku (Bukti Vide T11,
T12, T13 dan T14);
7. Bahwa telah didengar keterangan saksi-saksi dimana saksi KOMPOL RK ARITONANG
selaku ketua Komisi KKEP polres Tapanuli Utara meerangkan bahwasanya dasar
dilakukannya sidang KKEP terhadap Penggugat adanya surat Keputusan No. Pol.:

SKEP/09/III/2009 tanggal 19 Maret 2009, pada tanggal 23 Maret 2009 bertempat di


Polres Tapanuli Utara dilakukan sidang KKEP Polri I (pertama) terhadap Penggugat saat
itu Penggugat tidak hadir tanpa alasan yang jelas meski sudah dipanggil secara resmi
sudah di panggil secara resmi dengan surat panggilan, pada tanggal 31 Maret 2009
dilakukan sidang KKEP Polri yang ke II (dua) terhadap Penggugat dan Penggugat juga
tidak hadir tanpa alasan yang jelas dan surat panggilan telah disampaikan kepada
Penggugat, tanggal 7 April 2009 telah dilakukan sidang KKEP Polri yang ke III terhadap
Penggugat, namun penggugat tidak hadir tanpa alasan yang jelas. Tanggal 13 April 2009
Kembali dilakukan sidang KKEP yang ke IV Penggugat baru hadir kemudian dijelaskan
hak dan kewajiban Terperiksa sesuai dengan Pasal 12 ayat 1 dan ayat 2 Pertaturan
Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006 tenang Organisasi dan Tata Kerja Komisi KKEP negara
Republik Indonesia dan saat itu alasan terperiksa tidak melaksanakan tugas selama 321
hari hari kerja secara berturut-turut karena sakit dan saat ditanyakan surat sakit Terperiksa
(ic. Penggugat) tida dapat memperlihatkannya dan semua saksi saksi dipersidangan
KKEP membenarkan bahwa Terperiksa tidak pernah masuk bertugas di Polsek Muara
tanpa ijin Pimpinan dan adanya rekomendasi dari Kapolres Tapanuli Utara No. Pol. :
REK/02/III/2009 tanggal 6 maret 2009 yang menyatakan AMDANI SAPUTRA
PASARIBU pangkat Brigadir NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres
Tapanuli Utara Tidak Layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri, kemudian ankum
penggugat dalam hal ini Kapolres Tapanuli Utara telah meminta saran Pertimbangan
PTDH

kepada

kapolres

Tapanuli

Utara

sesuai

dengan

Surat

No.

Pol.:

R/03/IV/2009/KKEP tanggal 13 April 2009 (Bukti Vide T9) setelah ditunggu 7 hari
setelah pembacaan Putusan PTDH Penggugat tidak mengajukan keberatan secara tertulis

tentang Putusan Sidang KKEP sehingga pada tanggal 27 April 2009 Kapolres Tapanuli
Utara membuat Surat Kepada Kapolda SUMUT No. Pol. : B/588/IV/2009/P3D tanggal
22 April 209 perihal mengirimkan hasil putusan sidang komisi KKEP An. AMDANI
SAPUTRA PASARIBU (Bukti Vide T10);
8. Bahwa saksi AKP NOBRAN BARUS pada saat didengarkan keterangannya pada tanggal
18 Februari 2012 menerangkan benar Penggugat tidak masuk bertugas ttanpa ijin
pimpinan atau saksi selaku kapolsek Muara selama selama 321 hari kerja secara berturutturut, kemudian saksi memerintahkan BATAUD Bripka AVIO PARHUSIP untuk
membuat laporan Polisi No. Pol.: LP/02/II/2008/TU Muara, tanggal 28 Februari 2008,
saksi selaku kapolsek Muara tidak mengetahui bila penggugat sakit karean Penggugat
sama sekali tidak pernah mengirimkan surat sakit dan keterangan saksi AVIO PARHUSIP
ianya diperintahkan oleh kapolsek Muara untuk membuat laporan polisi karean
berdasarkan absensi Polsek Muara Penggugat selama 321 hari secara berturut-turut tidak
pernah melaksanakan tugas di Polsek Muara dan juga selama tidak masuk bertugas
Penggugat Tidak ada EPmberitahuan Baik Kepada Pimpinan maupun rekan-rekan kerja
dan selama tidak masuk tugas keberadaan Penggugat tidak di ketahui;
9. Bahwa saksi IPDA ELMAR PRIMA selaku Bendahara Satuan Polres Tapanuli Utara
menerangkan bahwa benar menghentikan Pembayaran Gaji Pemggugat sejak Mei 2008
s/d Mei 2009 berdasarkan surat perintah kapolres Tapanuli Utara No. Pol.:
Sprin/35/III/2008 tanggal 23 Maret 2008 tentang Penghentian gaji sementara Brigadir
AMDANI SAPUTRA PASARIBU dikarenakan Penggugat Kurang lebih selama 11 Bulan
atau 321 harikerja secara berturut-turut tidak melaksanakan tugs di Polsek Muara dan
kemudian sekitar akhir bulan mei 2009Penggugat kembali bertugas dan saat iru
Penggugat telah dimutasikan ke unit P3D Polres TApanuli Utara sebagai Pembinaan dan

baru bulan Juni 2009 sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan PTDH gaji dari
Penggugata aktif kembali;
10. Bahwa saksi Briptu WANDA TAMBA menerangkan kenal dengan penggugat karena
sama-sana bertugas di polsek Muara dan berbeda unit, saksi di Unit Intelkam sedangkan
Penggugat di Unit Reskim, selama kurang lebih 2 tahun bertugas sama dengan penggugat
di Polsek Muara sangat jarang bertemu dengan Penggugat dan tidak pernah mengetahui
bila penggugat sakit namun pernah bertemu Penggugat pada saat pengamanan pemilu
dan Pengamanan hari-hari besar lainnya;
11. Bahwa Pada tangal 3 Maret 2010 telah didengar keterangan saksi KOMPOL Drg.JANJI
dan

menerangkan

bahwasanya

menurut

Surat

Keputusan

KapolribNo.Pol.:

Skep/1005/XII/2004 tanggal 30 Desember 2004 halamn 3 huruf b tentang cuti sakit


mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1) Ketentuan Umum :
a. Cuti sakit adalah cuti yang diberikan kepada anggota Polri yang sedang
dirawat di RS selama 30 hari secara terus menerus atau lebih dan
memerlukan Perawatan dokter;
b. Apa bila mengalami sakit selam 3 hari dengan membawa surat keterangan
istirahat dari dokter yang dapat di perpanjang selama-lamanya 3 hari
berikutnya;
c. Apabila dalam waktu 7 hari anggota Polri yang bersangkutan masih sakit
maka harus dengan dirujuk dengan surat keterangan dokter untuk
Pemeriksaan lebih lanjut di Rumah sakit Polri atau Rumah sakit umum;
d. Apabila setelah pemeriksaan lanjutan di RS Polri atau RSU ternyata yang
bersangkutan harus dirawat inap selama-lamuany 29 hari maka perlu
dikeluarkan Surat Keterangan Inap dari dokter yang emrawatnya;
e. Apabila dalam waktu 30 hari secara terus menerus anggota Polri
bersangkutan masih sakit dan ri rawat di Rumah sakit berdasarkan surat

keterangan dokter yang merawat, pejabat yang berwenang wajib membuat


surat keputusan cuti sakit;
f. Surat Keputusan cuti sakit selama-lamuanya 6bulan dan jika perlu dapat di
perpanjang selama-lamanya 2 kali 6 bulan;
g. Apabila 1 tahun dinyatakan belum sembuh dari sakitnya maka cuti
dapat di perpanjang untuk jangka waktu 3 tahun berikutnya dengan
pelaksanaan perpanjangan cuti sakit setiap 6 bulan hingga mencapai
selama-lamanya 5 tahun.
h. Apabila setelah 5 tahun dinyatakan belum sembuh dari sakitnya maka
diusulkan untuk di berhentikan dengan hormat dari dinas Polri;
2) Persyaratan Administrasi:
a. Daftar riwayat hidup yang diketahui oleh Pejabat Personel;
b. Photo copy Skep Pengangkatan Pertama dilegalisir oleh Pejabat Personel;
c. Photo copy Skep Pangkat terakhir dilegalisir oleh Pejabat Personel;
d. Photo copy Skep Jabatan Terakhir dilegalisir oleh Pejabat Personel;
e. Surat keterangan sakit dokter yang merawat dirumah sakit;
3) Prosedur Pengusulan:
a. Pada tingkat Mabes Polri
i.
Pati Polri diusulkan oleh kepala Satuan Organisasi Kepada Kapolri
ii.
Apabila Kapolri menyetujuinya selanjutnya Ro Binjah sde SDM
iii.

polri menyiapkan surat cutinya untuk ditandatangani oleh kapolri;


Pamen Polri kebawah dilaksanakan oleh kepala satuan organisasi

masing-masing;
b. Pada tingkat Kewilayahan;
i.
Pati Polri diusulkan oleh kepala satuan Organisasi kepala Kapolri;
ii.
Apabila kapolri menyetujui selanjutnya Ro Binjah sde SDM polri
menyiapkan surat cutinya untuk ditandatangani oleh kapolri;
iii.
Pamen Polri kebawah dilaksanakan oleh kepala satuan organisasi
masing-masing;
12. Bahwa Penggugat tidak pernah mengirimkan surat sakit kepada Pimpinannya sehingga
pimpinanntya dalam hal ini kapolsek Muarat tidak mengetahui apakah Penggugat sakit,
dan bila penggugat dating ke Polsek Muara tidak pernah mengikuti apel pagi dan tidak
peernah melapor kepada Pimpinannya sehingga Kapolsek Muara selaku atasannya tidak

mengetahui keberadaan Penggugat dan keluarga Penggugat juga tidak pernah


memberitahukan apabila Penggugat sakit da terkesan Penggugat sesuka hatinya may
masuk dinas atau tidak;
13. Bahwa bila anggota Polri sakit wajib untuk memberitahukan kepada Pimpinannya degnan
cara mengirimkan surat keterangan istirahat dari dokter yang memeriksanya baik itu surat
keterangan sakit yang dikeluarkan oleh rumah sakit polri atau rumah sakit umum yang
berlaku selama 3 hari dan dapat di perpanjang selama-lamanya 3 hari, bila masih
berlanjut maka anggota keluarga dari polri yang sakit tadi memberitahukan kepada
pimpinannya atau dokter yang merawatnya merujuk yang bersangkutan kerumah sakit
polri;
Bahwa berdasarkan dalil-dalil dan alasan yang telah tergugat utarakan dlam konklusi
(kesimpulan) sebagaimana telah diuraikan diatas kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan penggugat dalam
surat gugatan, dalil-dalil Replik maupun Barang bukti Penggugat, karena Penerbit Surat
Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009
Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari
Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba
Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara yang menjadi objek gugatan telah ssesuai
dengan perosedur hukum yang belaku dan haruslah di pertahankan sehingga gugatan Penggugat
haruslah ditolak untuk keseluruhannya;
Terimakasih,
Medan 11 Desember 2012
HORMAT KUASA TERGUGAT

AMI SIMALANGO

PEMBACAAN KONKLUSI
PANITERA
Berhubung majelis hakim akan memasuki ruang sidang, maka hadirin diminta untuk berdiri.
(hadirin berdiri, majelis hakim duduk )
HAKIM KETUA

Pada hari ini Selasa 11 Desember 2012, Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST Medan
yang mengadili dan memeriksa perkara TUN pada tingkat pertama pada acara biasa dengan
No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn, dalam perkara antara:
AMDANI SAPUTRA PASARIBU

:Kewarganegaraan

Indonesia,

pekerjaan Anggota

POLRI dengan Pangkat BRIGADIR NRP 73050260,


Jabatan Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli
Utara, Tempat tinggal di Jalan Pasar V Gg. Jambu No.44
Marelan

Kota

Medan,

Provinsi

Sumatera

Utara.

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ;


LAWAN
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA:

Berkedudukan

di

Jl.

Sisingamangaraja Km. 10,5 No. 60 Medan. Dalam hal ni


mewakili oleh

kuasanya: AMI SIMALANGO baik

sendiri sendiri maupun bersama-sama berdasarkan surat


kuasa khusus tertanggal 12 September 2012. Selanjutnya
disebut sebagai : TERGUGAT ;
Dengan agenda sidang konklusi oleh penggugat dan Kuasa hukum Tergugat.dengan ini sidang
dinyatakan di buka dan terbuka untuk umum.(ketok 1X).
Kepada saudara panitera, apakah saudara telah menghadirkan para pihak dalam perkara ini?
PANITERA
Terimakasih Majelis Hakim Yang terhormat, saya sudah mengahadirkan para pihak dalam
perkara ini.
HAKIM KETUA

Kepada saudara Panitera agar menghairkan para pihak dalam ruang sidang.
PANITERA
Kepada para pihak agar mengambil tempat yang disediakan di dalam ruang sidang.
HAKIM KETUA
Kepada penggugat, apakah saudara telah siap untuk membacakan konklusi yang telah
dipersiapkan saudara pada persidangan hari ini?
PENGGUGAT
Terimakasih Majalis hakim yang terhormat, saya siap membacakan konklusi dalam perkara
ini.
HAKIM KETUA
Kepada tergugat dan kuasanya, apakah telah siap untuk mendengarkan pembacaan alat bukti
pada sidang hari ini?
TERGUGAT
Terimakasih Majelis Hakim yang terhormat, kami telah siap untuk mendengarkan konklusi
yang akan di bacakan oleh penggugat pada persidangan hari ini.
HAKIM KETUA
Kepada saudara pengugat, dipersilahkan untuk membacakan konklusi, dan kepada saudara
kuasa hukum tergugat, diminta untuk memperhatikan pembacaan pembuktian oleh penggugat.
PENGGUGAT
Terimakasih Majelis Hakim yang terhormat, saya akan membacakan konklusi saya sebagai
berikut (DIBACAKAN)
HAKIM KETUA

Kepada saudara kuasa hukum tergugat, apakah saudara telah mempersiapkan konklusi yangt
akan dibacakan dlam persidangan kali ini?
KUASA HUKUM TERGUGAT
Terimakasih Majelis Hakim yang terhormat, kami siap membacakan konklusi yang telah kami
persiapkan dalam persidangan kali ini.
HAKIM KETUA
Kepada saudara penggugat telah siap untuk mendengarkan pembacaan konklusi pada sidang
hari ini?
PENGGUGAT
Terimaksih Majelis hakim yang terhormat, kami telah siap mendengarkan konklusi dari kuasa
hukum Tergugat.
HAKIM KETUA
Kepada saudara kuasa hukum tergugat, dipersilahkan untuk membacakan konklusinya, dan
kepada saudara penggugat, diminta untuk memperhatikan pembacaan konklusi oleh kuasa
hukum tergugat.
KUASA HUKUM TERGUGAT
Terimakasih Majelis Hakim yang terhormat, saya akan membacakan konklusi saya sebagai
berikut (DIBACAKAN)

HAKIM KETUA
Berhubung berita acara konklusi atau kesimpulan kedua belah pihak telah di bacakan maka
sdiang berikutnya adalah Putusan , sebelumnya sidang diundur satu minggu kedepan untuk
melakukan musyawarah terlebih dahulu, maka sidang diundur satu minggu kedepan pada hari

Selasa tanggal 18 Desember 2012, pada tempat dan gedung yang sama untuk mendengarkan
keterangan saksi oleh penggugat dan kuasa hukum tergugat, maka dengan ini sidang di tutup.
(KETOK PALU 3X)

PANITERA
Berhubung Majelis Hakim yang terhormat akan meniggalkan ruang sidang, maka hadirin
diminta untuk berdiri

PUTUSAN
PANITERA

Berhubung majelis hakim akan memasuki ruang sidang, maka hadirin diminta untuk berdiri.
(hadirin berdiri, majelis hakim duduk )
HAKIM KETUA
Pada hari ini Selasa 18 Desember 2012, Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST Medan
yang mengadili dan memeriksa perkara TUN pada tingkat pertama pada acara biasa dengan
No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn, dalam perkara antara:
AMDANI SAPUTRA PASARIBU

:Kewarganegaraan

Indonesia,

pekerjaan Anggota

POLRI dengan Pangkat BRIGADIR NRP 73050260,


Jabatan Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli
Utara, Tempat tinggal di Jalan Pasar V Gg. Jambu No.44
Marelan

Kota

Medan,

Provinsi

Sumatera

Utara.

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ;


LAWAN
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA:

Berkedudukan

di

Jl.

Sisingamangaraja Km. 10,5 No. 60 Medan. Dalam hal ni


mewakili oleh

kuasanya: AMI SIMALANGO baik

sendiri sendiri maupun bersama-sama berdasarkan surat


kuasa khusus tertanggal 12 September 2012. Selanjutnya
disebut sebagai : TERGUGAT ;
Dengan agenda sidang Pembacaan Putusan.dengan ini sidang dinyatakan di buka dan terbuka
untuk umum.(ketok 1X).
Kepada saudara panitera, apakah saudara telah menghadirkan para pihak dalam perkara ini?
PANITERA

Terimakasih Majelis Hakim Yang terhormat, saya sudah mengahadirkan para pihak dalam
perkara ini.
HAKIM KETUA
Kepada saudara Panitera agar menghairkan para pihak dalam ruang sidang.
PANITERA
Kepada para pihak agar mengambil tempat yang disediakan di dalam ruang sidang.
HAKIM KETUA
Kepada penggugat, apakah saudara telah siap untuk mendengarkan Putusan yang akan di
bacakan pada persidangan ini?
PENGGUGAT
Terimakasih Majalis hakim yang terhormat, saya siap mendengarkan Putusan yang akan
dibacakan pada persidangan hari ini
HAKIM KETUA
Kepada tergugat dan kuasanya, apakah saudara telah siap untuk mendengarkan Putusan yang
akan di bacakan pada persidangan ini?
TERGUGAT
Terimakasih Majalis hakim yang terhormat, saya siap mendengarkan Putusan yang akan
dibacakan pada persidangan hari ini
Hakim
Kepada kuasa hukum Penggugat dan kuasa Hukum Tergugat untuk mendengarkan dan
mencermati Pembacaan Putusan pada persidangan hari ini (DIBACAKAN)
HAKIM

Demikianlah isi dari Putusan dari Perkara No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn
maka dengan itu sidang di tutup. (ketuk palu 3x)
Panitra
Berhubung majelis hakim hendak meninggalkan ruang sidang maka hadirin di harap untuk
berdiri

PUTUSAN

PERKARA TUN No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn


DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan
sengketa semu TUN pada tingkat pertama, dengan Acara Biasa telah mengambil keputusan
sebagai tesebut dibawah inidalam perkara antara:
AMDANI SAPUTRA PASARIBU

:Kewarganegaraan

Indonesia,

pekerjaan Anggota

POLRI dengan Pangkat BRIGADIR NRP 73050260,


Jabatan Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli
Utara, Tempat tinggal di Jalan Pasar V Gg. Jambu No.44
Marelan

Kota

Medan,

Provinsi

Sumatera

Utara.

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ;

----------------------------------------------------LAWAN-----------------------------------------------------

KEPALA KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA:

Berkedudukan

di

Jl.

Sisingamangaraja Km. 10,5 No. 60 Medan. Dalam hal ni


mewakili oleh kuasanya:

AMI SIMALANGO baik

sendiri sendiri maupun bersama-sama berdasarkan surat


kuasa khusus tertanggal ----- 2012. Selanjutnya disebut
sebagai : TERGUGAT ;

Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST;

Telah membaca dan memeriksa berkas perkara;


Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST, No. : 040 /
KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn tanggal 17 Oktober 2012 tentang Penunjukan sususan
Majelis Hakim yang memeriksa memutus dan menyelesaikan sengketa semu TUN ini;
Telah membaca Penetapan Ketua Majelis No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 /
Mdn tanggal 17 Oktober 2012 tentang Penetapan Hari Pemeriksaan Persiapan pada
tanggal18 Oktober 2012;
Telah membaca Penetapan Ketua Majelis No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 /
Mdn tanggal 18 Oktober 2012 tentang Penetapan Hari sidang pada hari Selasa, tanggal 6
November 2012;
Telah membaca
Telah membaca surat-surat bukti dari Pihak yang berperkara di persidangan ;
Telah mendengar keterangan para pihak di persidangan;
Telah mendengar keterangan saksi-saksi di persidangan;

--------------------------------------TENTANG DUDUK PERKARA-----------------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Tergugat dengan surat
gugatan tertanggal 10 September 2012 yang diterima dan terdaftar di kepaniteraan Pengadilan
Semu Fakultas Hukum UKST pada tanggal 15 September 2012 dengan no. Register Perkara No.
: 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn yang isinya adalah sebagai berikut;

I. Objek Gugatan:

Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX /
2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH)
dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP
73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara.

II. TENGGANG WAKTU JABATAN

Bahwa Surat Keputusan Tergugat No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September
2009 baru diterima Penggugat

oleh anggota Unit P3D polres Tapanuli Utara yang

bernama BRIGADIR HARIADI dan BRIPTU SUKARDI;


Bahwa dengan demikian pengajuan gugatan oleh Penggugat atas penerbitan Surat
Keputusan Tergugat No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 masih
dalam tenggang waktu yang dibenarkan oelh ketentuan yang berlaku untuk itu
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 55 Undang-Undang RI No. 5 tahun 1986
yang telah diubah oleh Undang-Undang No. 9 RI Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang membuat ssebagaimana berikut :
Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu Sembilan puluh hari
terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara.

III. KEPUTUSAN TERGUGAT BETSIFAT KONGKRIT, INDIVIDUAL, DAN FINAL.


Bahwa Surat keputusan Tergugat a quo telah memenuhi syarat sebagai Keputusan Tata Usaha
Negara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang RI No. 5 tahun 1986
yang telah diubah oleh Undang-Undang No. 9 RI Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, yang pada perinsipnya memuat syara-syarat yang harus di penuhi agar sengketa dapat
digugat di Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST;

Bahwa Surat keputusan Tergugat a quo adalah berupa suatu penetapan tertulis (beschikking),
yang dikeluarkan oleh tergugat dalam kapasitasnya sebagai Badan Tata Usaha Negara, sehingga
dengan demikian Tergugat merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang RI No. 5 tahun 1986 yang telah diubah oleh
Undang-Undang No. 9 RI Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
Bahwa Surat keputusan Tergugat a quo telah Bersifat Konkrit karena talah nyata-nyata dibuat
Tergugat, tidak abstrak tetapi berwujud Surat Keputusan yang tertulis dan secara konkrit
menegaskan tentang tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI
atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara berdasarkan No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7
September 2009, dan bersifat Individual karena Surat keputusan Tergugat a quo ditujukan atas
nama AMDANI SAPUTRA PASARIBU, serta Surat keputusan Tergugat a quo bersifat Final
karena sudah tidak memerlukan persetujuan dari instansi lainnya sehinga sudah bersigat
definitive dan sudah menimbulkan akibat hokum;
IV. KEPUTUSAN TERGUGAT TELAH MERUGIKAN PENGGUGAT
Bahwa dengan diterbitkannya Surat keputusan Tergugat telah mengakibatkan timbulnya kerugian
bagi penggugat yaitu hilangnya kewajiban penggugat untuk mengabdi kepada Negara melalui
Kepolisian Negara Republik Indonesia serta Penggugat tidak lagi menerima haknya berupa gaji
atau penghasilan setiap bulannya untul memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari;
Bahwa oleh karena Surat keputusan Tergugat a quo telah merugikan kepentingan penggugat
berdasarkan ketentuan Pasal 53 Undang-Undang RI No. 5 tahun 1986 yang telah diubah oleh
Undang-Undang No. 9 RI Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, keputusan
Tergugat dapat dituntut pembatalannya atay dituntut agar dinyatakan tidak sah sebagaimana

Penggugat kutib sebagai berikut: Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negar dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan Tata Usaha
Negara ayng di sengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan rehabilitasi, Sehingga telah memenuhi syarat untuk membatalkan
Surat keputusan Tergugat a quo.

V. DALIL GUGATAN PENGGUGAT


Bahwa adapun yang menjadi dasar dan dalil/alas an gugatan Penggugat adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugata telah berdinas selaku anggota POLRI berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Kepolisisan Negara Republik Indonesia No. Pol.: Skep/1319/IX/1993, tanggal 27
November 1993;
2. Bahwa Penggugat selaku Anggota POLRI dengan Pangkat BRIGADIR NRP 73050260
bertugas di Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara sebelum tergugat menerbitkan
Surat Keputusan Objek Gugatannya a quo;
3. Bahwa selaku anggota POLRI Penggugat sudah bekerja dengan baik dimana riwayat
jabatan/penugasan penggugat adalah:
Pada Tahun 1994 s/d 1998 bertugas di Polres Langkat.
Pada Tahun 1998 s/d 2002 bertugas di Provos Polda Sumut.
Pada Tahun 2002 s/d 2004 bertugas di Dit Narkoba Polda Sumut.
Pada Tahun 2004 dimutasikan ke Polres Tapanuli Utara, dan ditugaskan di

Pamapta Polres Tapanuli Utara.


Tahun 2006 dipindahkan ke Bin Provos Polres Tapanuli Utara.
Kemudian tahun 2007 s/d dikeluarkannya Skep Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat (PTDH) oelh tergugat, penggugat masih bertugas di Unit Reskim Polsek

Muara Polres Tapanuli Utara.


4. Bahwa benar Penggugat tidak masuk bertugas di Polsek Muara Tapanuli Utara tanggal 3
Januari 2008 s/d 5 Januari 2008 alasan Penggugat tidak masuk kareana sakit dibawah ulu

hati sehingga tanggal 6 Januari 2008 Penggugat berobat ke klinik Sahabat Jl. Denai No.
112 D Medan dan kepada Penggugat diberikan Surat Keterangan Sakit Terhitung tanggal
6 Januari 2008 Penggugat s/d 8 Januari 2008, dan Penggugat terus berobat jalan ke dokter
dan oleh dokter menyarankan Penggugat untuk beristirahat dengan diberikannya surat
Keterangan Sakit yang dilampirkan didalam berkas pemeriksaan Penggugat sesuai
dengan berkas Pemeriksaan Perkara Pelanggaran disiplin No. Pol. : BPPPD/01/I/2009
P3D, tanggal 20 Januari 2009
5. Bahwa penggugat selama bertugas di Unit Reskrim polsek Muara bertugas dengan baik
dan selama 15 (lima belas) tahun bertugas menjadi anggota POLRI tidak pernah
mencoreng nama baik institusi POLRI dan selama bertugas tidak pernah melakukan
perbuatan Pidana;
6. Bahwa penggugat selama sakit berobat jalan secara rutin ke Medan dan penggugat ada
setiap bulannya memberikan uang sebesar Rp. 1000.000,- (satu juta rupiah) kepada
Kapolsek Muara AKP NOBRAN BARUS untuk membantu komando dan saksi yang
melihat Penggugat memberikan uang adalah WANDA TAMBA hal tersebut bermaksud
agar beliau maklum tentang keadaan Penggugat apabila berhalangan melaksanakan tugas
karena sakit;
7. Bahwa penggugat sudah tidak sanggup lagi memberikan uang bantuan komando sebesar
Rp. 1000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulandikarenakan penggugat sudah sering sakit
sehingga penggugat lalai melaksanakan tugas, dikarenakan seringnya kambuh penyakit di
ulu hati dan membuat sulit bernapas sehingga Kapolsek Muara AKP NOBRAN BARUS
melalaui BATAUD (Bintara Tata Usaha Urusan Dalam) Polsek Muara Bripka AVIO
PARHUSIP NRP 61920457 membuat laporan polisi No. Pol.: LP/02/II/2008/TU Muara,
tanggal 28 Februari 2008 tanpa memperdulikan keadaan penggugat yang sesungguhnya;

8. Bahwa terdapat kejanggalan dalam pembuatan laporan Polisi No. Pol.: LP/02/II/2008/TU
Muara, tanggal 28 Februari 2008 yang dibuat oleh Bripka AVIO PARHUSIP NRP
61920457 selaku BATAUD (Bintara Tata Usaha Urusan Dalam) Polsek Muara polres
Tapanuli Utara, dimana menerangkan pada alinea 3 Bahwa mulai tanggal 03 Januari
2008 sampai ini tanggal 29 Februari 2008, BA polsek Muara yang bernama Amdani
saputra pasaribu, pangkat Brigadir NRP 73050260, BA polsek Muara yang seharusnya
melaksanakan Dinas di Polsek Muara namun yangbersangkutan meninggalkan tugas
tanpa ada pemberitahuan/ijin kepada saya selaku atasannya (Kapolsek)
Begitu juga pada alinea ke 4 sebelumnya saya selaku Kapolsek sudah memberitahukan
kepada seluruh anggota Polsek Muara , dst. Dimana bila diteliti kata-katanya Bripka
AVIO PARHUSIP selaku BATAUD (Bintara Tata Usaha Urusan Dalam) berubah
jabatannya menjadi Kapolsek, begitu juga tanda tangan Bripka AVIO PARHUSIP sangat
meragukan karena sangat jauh berbeda dengan tanda tangan Bripka AVIO PARHUSIP
NRP 61920457 yang tertera dalam BAP saksi tanggal 11 Juni 2008 (sesuai Berkas
Pemeriksaan Perkara Pelanggaran Disiplin no. Pol. : BPPPD/01/I/2009/P3D tanggal 20
Januari 2009) pada hal laopran polisi. Pol.: LP/02/II/2008/TU Muara, tanggal 28 Februari
2008 adalah sebagai dasar melakukan Pemeriksaan terhadap penggugat dalam Perkara
Pelanggaran Disiplin dan Pelanggaran kode erik Profesi Polri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat 1 huruf a PPRI No.1 Tahun 2003 tentang Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia diberhentikan dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara
Republik Indonesia, apabila meninggalkan tuasnya secara tidak sah dalam waktu lebih
dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut dan Pasal 6 huruf b PPRI No.2 Tahun
2003 tentang anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dilarang meninggalkan

wilayah tugas tanpa ijin Pimpinan yang nantinya akan diproses melalui sidang Komisi
Kode Etik Polri (KKEP);
9. Bahwa Penggugat tidak mengakui tentang ketidak hadirannya bertugas di Polsek Muara
sejak tanggal 3 Januari 2008 s/d 30 November 2008 atau selama 321 (tigaratus dua puluh
satu) hari kerja secara berturut-turut tidak melaksanakan tugas di Polsek Muara sesuai
dengna daftar absensi yang dibuat oleh Bripka AVIO PARHUSIP NRP 61920457 selaku
BATAUD (Bintara Tata Usaha Urusan Dalam) Polsek Muara yang dilampirkan dalam
berkas perkara Penggugat pada saat dilakukannya sidang Komisi Kode Etik polri di
Polres Taput yang mana Putusan dijatuhkan kepada penggugat adalah Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat (PTDH), dalam hal ini Komisi Kode Etik polri di Polres Taput
sama sekali tidak melihat barang bukti berupa daftar absensi yang hanya dibuat diatas
lembaran kertas yang diketik dan juga tidak teliti untuk melihat tanda tangan dari
BATAUD (Bintara Tata Usaha Urusan Dalam) Polsek Muara Bripka AVIO PARHUSIP
yang itdak sama dengan BAP saksi tangggal 11 Juni 2008 begitu juga dengan tnda tangan
BATAUD (Bintara Tata Usaha Urusan Dalam) Briptu F M Gondang Pandiangan NRP
83061334 juga tidak sama denga BAP saksi tnaggal 11 Juni 2008 yang ada dalam berkas
pemeriksaan pelanggaran disiplin no. Pol. : BPPPD/01/I/2009/P3D tanggal 20 Januari
2009 dan daftar abssensi tersebut adalah merpakan salah satu barang bukti didalam
pelaksanaan sidan KKEP yang dilakukan oleh Tergugat yang dilaksanakan di Polres
Tapanuli Utara;
10. Bahwa dlam gugatan ini penggugat mengakui dalam satu bulan beberapa hati Penggugat
tidak masuk berdinas di Polsek Muara Polres Tapanuli Utara dalam hal itu terjadi sejak
tanggal 3 Januari 2008 namun tidak berturut-turut dan kehdiran Penggugat November
2008 bertugas diketahui oelh anggota Polsek Muara dan juga Kapolsek Muara AKP

Nobran Barus namun kehadiran penggugat tidak dicatat dalam absensi di Polsek Muara
di sebabkan karena penggugat sakit dan harus rutin melakakukan pengobatan jalan dan
hal tersebut Penggugat buktikan dengan adanya Surat Sakit dati dokter yang memeriksa
Penggugat namun dalam Sidang kode Etik Polri alas an sakit serta surat sakit Penggugat
tidak di pertimbangkan;
11. Bahwa bulan Januari 2008, Februari 2008, Maret 2008, April 2008 Penggugat tetap
bekera di Polse Muara meskipun ada diantaranya Penggugat tidak masuk dengan alas an
sakit dan berobat jalan kemudian hasil pemeriksaan dokter perlu diistirahatkan beberapa
hari (terlampir surat Dokter dalam berkas perkara Pengguat) dan gaji masih diterima
Penggugat sampai bulan April 2008 kemudian bulan Mei 2008 gaji Penggugat di stop
(tidak diterima) dan menurut keterangan Kepala Cabang BPDSU Tapanuli Utara
(penggugaat ada meminjam uang di BPDSU vabang Tapanuli Utardengan agunan Skep I
dan skep Terakhir, bahwasanya bulan Mei 2008 cicilan Penggugat telah dibayar oleh juru
bayar (Bensat) Tapanuli Utara Briptu ELMAR PRIMA dan sisa gaji bulan Mei 2008 tidak
terima oelh Pengguat dan gaji penggugat ditahan sejak Mei 2008 s/d Mei 2009, kemudian
Juni 2009 s/d Oktober 2009 Penggugat tidak menerima gaji, begitu juga gai ke 13 tetap
penggugat terima, dan pada tanggal 18 September 2009 datang anggota Unit P3D Polres
Tapanuli Utara yang bernama Brigadir Hariadi dan Briptu sukardi kerumah penggugat
mengantarkan surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat An. AMDANI
SAPUTRA PASARIBU (ic. Penggugat ) No. Pol. : Skep/381/IX/2009, tanggal 7
september 2009, Penggugat sanat terkejut menerima skep PTDH tersebut karena
sebelumnya Briptu Sukardi telah menunjukkan kepada Penggugat Surat Rekomendasi
yang ditandatanganioelh 1 September 2009 yang menyatakan Brigadir AMDANI
SAPUTRA PASARIBU (ic. Penggugat ) dinyatakan masih layak untuk menjadi

anggota POLRI dan surat rekomendasi tersebut langsung penggugat lihar dan
membacanya karena bersamaan juga keluarnya dengan surat tekomendasi An. Bripda
Agustinus Opusungguh oelh anggota Polres Tapanuli utara;
12. Bahwa pada tanggal 6 Maret 2009 Kapolsek Muara selaku atasan langsung penggugat
mengelurakan Surat rekomendasi Penilaian Anggota Polri No. Pol. : REK/02/II/2009 An.
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara, menyatakan tidak ;ayak dipertahankan untuk
mengemban tugas sebagai anggota kepolisisan Negara Republik Indonesia dan di usulkan
untuk Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas kepolisian Negara
Republik Indonesia. Dalam pengeluaran rekomendasi itu adalah kewenangan dari ankum
penggugat dalam hal ini adalah Kapolres Tapanuli Utara (selaku Ankum Penggugat
berwenang penuh) dimana tentang ankum diatur dalam keputusan Kapolri No Pol.
KEP/42/IX/2004 tanggal 30 September 2004 tentang atasan yang berhak mejatuhkan
hukuman disiplin di lingkungan kepolisisan Negara Republik Indonesia, tugas dan
tanggung jawab ankum berwenang penuh diatur dalam BAB IV bagian kesatu Pasal 16
Kep. Kapolri No. Pol. : KEP/42/IX/2004 tanggal 30 September 2004;
13. Bahwa pada tanggal 19 Maret 2009 Kapolres Tapanuli Utara dengan Surat Keputusan
No. Pol: SKEP/09/2009 tentang pembentukan Komisi Kode Etik Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Menimbang dst..
Mengingat dst.
Memperhatikan:
1. Laporan/Pengaduan No. Pol: LP/02/II/2008/TU Muara tanggal 29 Februari 2008
2. Surat Kepala Unit P3d Polres Tapanuli utara No. Pol.: R/06/III/2009/P3D tanggal
17 Februari 2009, (dalam surat tergugat tertera tanggal 17 Maret 2009), perihal
usulan Pembentukan Komisi Kode Etik Polri (KKEP)
Memutuskan

Menetapkan :
1. Membentuk Komisi Kode Etik Polri di kesatuan Polres Tapanuli Utara dan
menunjukkan anggota Polri yang bernama, pangkat, NRP, jabatan, Kesatuan
tercantum dlam lampuiran surat keputusan ini sebagai anggota komisi kode etik
Polri untuk memeriksa pelanggaran atas nama

AMDANI SAPUTRA

PASARIBU pangkat Brigadir NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres


Tapanuli Utara.
2. Pemeriksaan dst.
3. Melaporkan hasil (putusan dst..
14. Bahwa pada 23 Maret 2009 tanpa dihadiri oleh penggugat (masa aktif) telah dilakukan
sidang KKEP I, sidang ke II KKEP, dilanjutkan tanggal 31 Maret 2009 tanpa dihadiri
Penggugat, sidang KKEP ke III dilanjutkan tnaggla 7 April 2009 dan sidang KKEP ke IV
tanggal 13 April 2009 baru di hadiri oelh Penggugat dimana pada sidang KKEP ke IV
tersebut pendamping Penggugat adalah Kapolsek Muara AKP Wilson Harinja yang juga
telah melaporkan Penggugat serta mengeluatkan Rekomendasi tidal layak berhada
Penggugat, pada hal dalam BAB VI pasal 12 ayat 1 Peraturan Kapolri No. Pol. 8 Tahun
2006 tanggal 1 Juli 2006 mengatur hak dan kewajiban Terperiksa (ic Penggugat) dimana
selaku terperiksa berhak :
a. Mengetahui susunan keanggotaan komisi sebelum pelaksanaan sidang
b. Menunjuk pendamping
c. Menerima dam mempelajari isi berkas perkara baik sendiri-sendiri maupun bersamad.
e.
f.
g.
h.

sama dengan Pendamping, paling lambat 3 hari sebelum dilaksanakan sidang


Mengajukan pembelaan
Mengajukan saksi dalam proses pemeriksaan maupun persidangan
Menerima slainan putusan sidang
Menerima salainan putusan sidang, 1 hari setelah putusan dibacakan
Mengajukan keberata dalam bentuk tertulis dengan batas waktu paling lambat 7 hari
setelah menerima salinan putusan dari sidang

Namun hak-hak dari terperiksa selaku penggugat tidak diberikan pada saat sidang KKEP
Polres Taput dan hal tersebut jelas sangat bertentangn dengan pasal 11 ayat 5 Peraturan
Kapolri No. Pol. 8 Tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006 yang berbunyi dalam melaksanakan
tugasnya komisi dan pengemban fungsi propam bekerja dengan prinsip praduga tak
bersalah, dimana dalam sidang tidak memperhatikan sevara cermat dasat permasalahan
adanya laporan Polisi No. Pol.: LP/02/II/2008/TU muara, 29 Februari 2008 yang
diperbuat oleh BATAUD Polsek Muara Bripka AVIO PARHUSIP yang diragukan oelh
tanda tangannya karena tidak sesuai dengan tanda tangan di BAP saksi Bripka AVIO
PARHUSIP tanggal 11Juni 2008, sedangkan dalam isi laporan polisi alinea ke 3 dan ke 4
Bripka AVIO PARHUSIP sebagai BATAUD berubah jabatannya menjadi Kapolsek
Muara dan apakah hal tersebut bukan merupakan suatu Kekelirian? Begitu juga
keberatan dari penggugat tentang absensi yang diperbuat oleh BATAUD Polsek Muara
Bripka AVIO PARHUSIP yang diduga tandatangannya direkayasa dan hal tersebut tidak
di perhatikan ataupun di pertimbangkan oleh ketua sidang KKEP Polri Polres Taput dan
barang bukti berupa surat keterangan sakait penggugat pun tidak menjadi pertimbangan
dan Bripka AVIO PARHUSIP selaku BATAUD Polsek muara tidak menghadirkan
sebagai saksi dalam persidangan KKEP Polri, padahal Bripka AVIO PARHUSIP adalah
saksi utama, namun KKEP Polsek Taput diketuai oleh Kompol RK Aritonang tetap
memutuskan sidang KKEP dengan menjatuhkan sanksi moral berupa PTDH terhadap
penggugat dan saat itu penggugat secara lisan mengatakan tidak terima dengan putusan
PTDH atas diri penggugat tetapi ketua komisi tidak ada menyarankan atau mengatakan
bila keberatan dengan putusan sidang KKEP Terperiksa (penggugat) dapat mengajukan
secara tertulis yang ditujukan kepada ankum untuk disampaikan kepada atasan ankum

(Kapolda Sumut) dalam 7 hari setelah putusan itu di bacakan, sehingga Penggugat tidak
mengetahui bila penggugat mempunyai hak selama 7 hari untuk mengajukan keberatan
hasil putusan KKEP Polrs Taput, mengenai pendamping baru penggugat diketahui pada
saat dilakukannya sidang KKE, padahal penggugat tidak pernah mengajukan AKP
NOBRAN BARUS yang juga Kapolsek Pengguggat selaku pendamping pengguat dalam
sidang KKEP di Polres Taput, pengguat merasa telah dizalimi karena seharusnya
pendamping penggugat dapat melakukan pembelaan terhadap penggugat akan tetapi
dalam sidang KKEP di polres Taput justru pendamping pengguat pada saat diberi
kesempatan oleh ketua KKEP untuk menyampaikan sasaran dan pendapat tentang diri
penggugat malahan sevara tegas mengatakan penggugat sudah tidak layak lagi untuk
dipertahankan sebagai anggota Polri dan disarankan untuk di PTDH dari dinas POLRI.
Bagaiman pendamping penggugat mau melakukan pembelaan terhadao oenggugat
karean yang melaporkan peenggugat melalui laporan Polisi yang diperbuat oleh
BATAUD polsek Muara Brigadir AVIO PARHUSIP adalah kapolssek Muara Akp
NOBRAN BARUS;
15. Bahwa dalam peraturan KAPOLRI No. Pol. 8 Tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006 Pasal 10
ayat 6 menyatakan sidang KKEP dilaksanakan secaracepat paling lambat 21 hari kerja
sejak sidang komisi dimulai sudah menjatuhkan keputusan sedangkan sidang komisi I
terhadap Penggugat di mulai pada tnggal 23 Maret 2009 dan penjatuhann sanksi hukuman
berupa PTDH dilakukan oleh sidang komisi KKEP Polres Taput pada tanggal 13 April
2009 atau selama 22 hari kerja berrarti putusan PTDH terhadap penggugat yang
dijatuhkan oelh ketua komisi sidang KKEP Polres Taput adalah cacat/tidak sah demi
hokum karena sudah melampaui batas waktu yang ditentukan oleh peraturan KAPOLRI

No. Pol. 8 Tahun 2006 karena putusan sdang KKEP cacat/tidak sah demi hukum maka
skep PTDH yang dikeluarkan tergugat No. Pol. : Skep/381/IX/2009, tanggal 7 September
2009 An. AMDANI SAPUTRA PASARIBU pangkat Brigadir NRP 73050260 (ic.
Penggugat) adalah tidak sah demi hokum/cacat;
a. Bahwa dengan demikian KKEP Polri yang dibentuk Tergugat melalui Kapolres
Taput yang telah melaksanakan sidang KKEP Polri pada tanggal 13 April adalah
bertentangna dengan Keputusan KAPOLRI No.8 Tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik polri;
16. Bahwa tindakan dan perbuatan tergugat yang membentuk KKEP Polri terhadap
Penggugat yang melaksanakna di Polres Taput, dna tindakan/perbuatan Tergugat
menerbutkan objek sengketa semu TUN yaitu Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah
Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres
Tapanuli Utara adalah perbuatan yang bertentangan dengan PP RI No. 1 tahun 2003
Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan Peratutan Kapolri no. 8 tahun 2006 tanggal 1
Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik polri;
17. Bahwa selain itu juga tindakan tergugat dalam surat menerbitkan keputusan sengketa
semu TUN tersebut jells melanggar azas-azas umum pemerintah yang baik (AUPB)
terutama azas kecermatan, dan azas kepastian hokum terhadap penggugat;
18. Bahwa pelaksanaan sidang KKEP Polri tanggal 13 April 2009 An. Penggugat di Polres
Taput juga bertentangan dengan Peraturan Kapolri No.8 tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik polri terutama pasal 10 dan 12 ayat
1;
19. Bahwa BAP KKEP Polres Taput baik uyang I tanggal 23 Maret 2009 sampai dengan yang
ke IV tangal 13 April 2009 juga bertentangan dengan Peraturan Kapolri No.8 tahun 2006

tanggal 1 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik polri dimana
tandatangan ketua komisi tidak berhak menggugnakan stempel kapolres tapanuli utara
(seharusnya tidak di stempel sesuai dengan lampiran peratutan KAPOLRI No.8 tahun
2006). Begitu juga dengan keputusan KKEP no. pol. : Kep/11/IV/2009 tanggal 13 April
2009 tentang putusan sidang komisi yang ditujukan kepada penggugat dengan
menjatuhan sanksi PTDH dari dinas kepolisian Negara RI dimana tanda tangan ketua
KKEP tidak berhak menggunakan stempel Kapolres Taput, kekeliruan juga terjadi dalam
surat ketua KKEP yang ditujukan kepada Kapolres Taput no. Pol. : R/03/IV/2009/KKEP
tanggal 13 April 2009 perihal saran Pertimbangan PTDH, tanda tangan ketua komisi tidak
berhak menggunakan stempel kapolres Taput;
20. Bahwa karena tergugat menerbitkan Surat keputusan a quo dengan penuh kesewenangan
serta keliru yaitu bertentangan dengan pasal 13 PP RI No. 1 tahun 2003 tentang Peraturan
Disiplin anggota Polri dan juga bertentangan dengan Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2006
serta azas-azas umum pemerintah yang baik (AUPB) terutama azas kecermatan, dan azas
kepastian hukum maka tindakan tergugat tersebut termasuk kedalam kualifikasi tindakan
sebagaimana dimaksid dalam ketentuan Pasal 53 ayat 2 hur a dan b UU No. 5 Tahun 1986
jo UU No.9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sehingga Surat keputusan
sengketa a quo sangat beralasan dan sekaligus dicabut;
21. Bahwa dengan demikian tindakan Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan objek
sengketa jelas sangat merugikan Kepentingan hukum penggugat;
22. Bahwa untuk menjaga agar penggugat tidak mengalami kerugian yang lebih besar akibat
diterbitkannya objek sengketa TUN yang berlaku sejak tanggal 7 September 2009 maka
penggugat memohon kepada Bapak ketua Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST
Medan Cq. Majelis Hakim Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST Medan yang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini, agar sebelum memutus pokok perkara

dan berkekuatan hukum tetap, terlebih dahulu mengeluarkan Penetapan untuk menunda
pelaksanaan obejk sengketa TUN yang diterbitkan tergugat, sesuai dengan ketentuan
Pasal 67 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No.9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara;
23. Bahwa selain itu penggugat sangat dirugikan atas terbitnya Surat Keputusan TUN No.
Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 atas nama BRIGADIR AMDANI
SAPUTRA PASARIBU (ic. Penggugat) apabila surat keputusan objek sengketa tersebut
berlaku dengan seketika dan dengan serta merta karena penggugat telah kehilangan
Pekerjaan yang merupakan sumber utama mata pencaharian Penggugat baik untuk saat
ini juga dimasa yang akan dating sehingga dengan ini Penggugat mohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST Medan agar memerintahkan tergugat
untuk membatalkan dan mencabut Surat Keputusan a quo;
Berdasarkan hal-hal yang ditemukan diatas dengan ini dimohonkan kepada Bapak ketua
Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST Medan Cq. Majelis Hakim Pengadilan Semu Fakultas
Hukum UKST Medan agar berkenan untuk memanggil pihak-pihak yang berperkara guna hadir
dalam suatu persidangan yang ditentukan untuk pemeriksaan perkara ini dan sekaligus
memutuskan dengan amarnya berbunyi sebagai berikut:
A. DALAM PENUNDAAN :
Mengabulkan Permohonan Penundaana Pelaksanaan Surat Keputusan objek sengketa No.
Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI
SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli
Utara sampai degnan keputusan dalam perkara ini telah berkekuatan hukum tetap.
B. DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan guatan Penggugat Seluruhnya;

2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah
Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara;
3. Mewajibkan kepada tergugat untuk mencabut urat Keputusan TUN No. Pol. : Skep/
381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA
PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara;
4. Memerintahkan kepada tergugat untuk merehabilitasi atau memulihkan segala hak
dan kedudukan Penggugat selaku anggota Polri terhitung sejak tanggal 7 September
2009;
5. Mewajibkan Tergugat membayar biaya yang timbul dalam perkara ini
Menimbang, bahwa Tergugat atas gugatan Penggugat tesebut telah ,menyerahkan JAWABAN
melalui kuasanya sebagaimana dengan surat jawabannya tertanggal 13 November 2012 yang
pada pokoknya berbunyi sebagai berikut:
I. TENTANG EKSEPSI :
Bahwa Tergugat pada prinsipnya menolak semua dalil-dalil yang diajukan oleh penggugata
dalam gugatannya kecuali Tergugat aku secara tegas dalam jawaban ini.
Bahwa benar penggugat secara inperson (AMDANI SAPUTRA PASARIBU) Ba polres Taput
NRP 73050260 teah di PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) dari dinas Polri oleh
tergugat sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. :
Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
(PTDH) dari dinas Polri.

Bahwa Tergugat juga membenarkan dimana objek gugatan yang dijadikan sebagai dasar gugatan
Penggugat yang bersifat Konkrit, final dan individual dan Tergugat sangat keras menolak dalidali yang diajukan Penggugat tidak masuk berdinas dan menurut catatan dari absensi Polsek
Muara yang diperbuat BATAUD Polsek Muara Bripka AVIO PARHUSIP penggugat tidak masuk
bertugas tanpa adanya ijin atasan/pimpinan dalam hal ini Kapolsek Muara yaitu yaitu sejak
tanggal 3 Januari 2008 s/d 3 oktober 2008 atau selama 321 hari kerja secara berturut-turut atau
selama kurang lebih 11 bulan dan selama tidak masuk bertugas tanpa ada ijin atasan/pimpinan
Penggugat berada di rumahnya di Marelan Pasar V Gg. Jambu Lingkungan I No. 44 Medan
Marelan.
Bahwa atas ketidak hadiran penggugat untuk bekerja di polsek Muara polres Muara Polres
Tapanuli Utara Kemudian kapolsek Muara AKP NOBRAN BARUS menyuruh BATAUD tanggal
29 Februari 2008 dan kemudian Laporan tersebut ditindak lanjuti di Unit P3D Polres Taput untuk
dilakukan Penyidikan perkara pelanggaran yang dilakukan oleh penggugat sesuai dengan
prosedur hukum yang berlaku dengan mempedomani PP RI No. 1 tahun 2003 tentang Peraturan
Disiplin anggota Polri dan Keputusan KAPOLRI No.8 Tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik polri dan Peraturan dan Peraturan Kapolri No. 7
Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara RI.
Bahwa PTDH penggugat dilakukan di Polres Taput melalui sidang KKEP (Komisi Kode Etik
Polri) yang mana kepada Penggugat dikenakan Kedalam Pasal 14 ayat 1 huruf a PP No. 1 tahun
2003 yang berbunyi : Anggota Kepolisian negara RI diberhentikan tidak dengan hormat
dari dinas kepolosoan Negara RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dlam
waktu lebih dari 30 hari kerja secara berturut-turut.

Bahwa penggugat mengakui tentang ketidak haditan untuk melaksanakan tugas di Polsek Muara
tanpa ada pemberitahuan kepada atasan/pimpinan dan hal tersebut diterangkan oleh pengguat
dalam BAP sebagai terperiksa pada tanggal 18 September 2008 di Unit P3D Polres Taput dan
alasa Penggugat tidak ada mengirimkan surat keterangan sakit dari dokter dan surat keterangan
sakit tersebut baru diserahkan oleh penggugat pada saat diperiksa di unit P3D Polres Tapanuli
Utara, penggugat menerangkan dalam gugatannya pernah bertugas di provos Polda Sumut yang
mana seharusnya penggugat sudah tahu benar tentang peraturan disiplin polri karena tidak alas
an bagi pengguat bila sakit ataupun berhalangan bekerja tidak memberitahukannya kepada
pimpinan ataupun rekan sekerja apalagi di zaman yang serba canggih ini dan alas an Penggugat
tersebut adalah alas an yang dicari-cari untuk dapat dijadikan dasar sebagai Pembenaran dan
apabila alas an penggugat yang menyatakan sakit namun ada mengirimkan surat sakit (baru
diserahkan pada saat diperiksa di unit P3D PolresTapanuli utara) dan tidak masuk kerja tanpa ijin
pimpinan selam 321 hari kerja setara berturut-turut dan apakah benar memang penggugat
sakit??? Dan apakah sakitnya tersebut menghalangi nya untuk bekerja ??? dan apakah tidak ada
upaya datri Penggugat untuk memberitahukannya kepada pemimpin ataupun rekan sekerjanya
yang dapat digunakan pemberitahuan tersebut melalui telepon, hanphone ataupun berbentuk
surat.
Bahwa Kapolres Tapanuli Utara sekalu ankum Penggugat telah mengeluaarkan surat
rekomendasi No. pol. : REK/02/III/2009 tanggal 6 maret 2009 yang menyatakan AMDANI
SAPUTRA PASARIBU pangkat Brigadir NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres
Tapanuli Utara Tidak Layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri sehingga dilakukannya
proses penyelesaian perkara Pengugat melalui sidang KKEP yang dilakukan di Polres Tapanuli
utara dan ditindak lanjuti oelh tergugat dengan menguatkan Putusan PTDH terhadap Penggugat

dengan mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No.
Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA
PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara.
Bahwa secara formal benar penggugat secara inperson telah menerima surat Keputusan
Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009
Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI yaitu hari jumat
tanggal 18 September 2009 yang diantara langsung oelh anggota P3D Polre tapanuli utara yaitu
Brigadir Hariadi dan temannya.
Bahwa berdasarkan dalil Tergugat tersebut mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk kepastian hukum bagi tergugat kiranya dapat secara
tegas untuk menolak dalil penggugat dan menyatakan sah sevara hukum Surat Keputusan Kepala
Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009
Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan
Polres Tapanuli Utara.
II. TENTANG POKOK PERKARA :
1. Bahwa penggugat secara inperson (AMDANI SAPUTRA PASARIBU) yang bertugas
di Polres Tapanuli Utara telah meninggalkan tigas dan tanggung jawabnya sebagai
anggota Polri tanpa ijin atasam/pemimpin yang sah atau disesi dan tidak kembali bertugas
sejak tanggal 3 Januari 2008 s/d 3 oktober 2008 atau selama 321 hati kerja secara
berturut-turut berdasarkan daftar absensi Polsek Muara Polres Tapanuli Utara yang dibuat
oleh BATAUD Polsek Muara Bripka AVIO LUBIS.

2. Bahwa selama tidak masuk bertugas di Polsek Muara Polres Tapanuli Utara Penggugat
berada dirumahnya di Marelan Pasar V Gg. Jambu Lingkungan I No. 44 Medan
Marelan.yang menurut alas an penggugat tidak masuk kerja karena sakit dari dokter dan
surat sakit dari dokter yang terlampir dalam berkas perkara penggugat baru diserahkan
pada tanggal 18 September 2008 saat diambil keterangannya oleh Brigadir ELMAR
PRIMA di Unit P3D Polres Tapanuli Utara.
3. Bahwa dasar dari pembuatan berkas Perkara penggugat adalah laporan polisi No. Pol.:
LP/02/II/2008/TU Muara, tanggal 28 Februari 2008 yang dibuat oleh Bripka H. Lubis
selaku BATAUD di polsek Muara tempat penggugat bertugas dan berdasarkan laporan
polisi tersebut, kapolres Tapanuli Utara untuk dilakukan penyelesaian perkara
pelanggaran berupa tidak masuknya bertugas penggugat di Polsek Muara dan kemudian
ankum Penggugat memerintahkan kanit P3D Polres Tapanuli Utara untuk melakukan
pemeriksaan terhadap penggugat dan selanjutnya perkara penggugat diproses di unit p3D
Polres Tapanuli utara dan kepada Penggugat dikenakan pasal 14 ayat 1 huruf a PP RI No.
1 Tahun 2003 yang berbunyi:
Anggota Kepolisian negara RI diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas
kepolosoan Negara RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dlam waktu
lebih dari 30 hari kerja secara berturut-turut.
4. Bahwa mangkirnya Penggugat dalam melaksanakan tugas secara terus menerus sejak
tanggal 3 Januari 2008 s/d 3 Ojktober 2008 atau selama 321 hari kerja secara terus
menrus tanpa alas an yang jelas dan kemudian Kapolres Tapanuli Utara mengeluarkan
Surat Perintah No. Pol. ; Sprin/25/III/2008, tanggal 27 Maret 2008 dan memerintahkan
kepada :
a. Kabagmin Polres Tapanuli Utara untuk melakukan upaya pembinaan administrasi
personil serta tindak lanjut penyelesaian bagi anggota polri yang melakukan

pelanggaran kedinasan yang nama, pangkat, dan jabatannya tercantum dalam


lampiran Surat perintah ini.
b. Kasubbag Logistik Polres Tapanuli Utara melakukan upaya pembinaan
administrasi logistic sesuai dengan surat perintah penghentian gaji/penghasilan
untuk sementara waktu bagi personil Polri yang nama, pangkat dan jabatannya
tercantum dalam lampiran surat perintah ini.
c. Bendaharawan satuan Polres Tapanuli Utara

untuk

melakukan

upaya

pemberhentian gaji terhadap anggota Polri yang nama pangkat dan jabatannya
tercantum dalam lampiran surat perintah ini.
d. Kanit P3D Polres Tapanuli utara melakukan upaya penyelesaian pembinaan
administrasi yang menyangkut pelanggaran kedinasan bagi anggota Polri yang
nama, pangkat, dan jabatannya tercantum dalam lampiran Surat Eprintah ini.
5. Bahwa selanjutnya Kapolres Tapanuli utara pada tanggal 31 Juli 2008 mengeluarkan
daftar pencarian Personil Polri an.Penggugat sesuai dengan surat No. Pol. :
DPPP/01/VII/2008/P3D dan selanjutnya membuat surat kepada Kapolda sumut dengan
surat No. Pol. : B/870/VII/2008/P3D tanggal 31 Juli 2008, perihal Pengiriman daftar
pencarian personil polri An. AMDANI SAPUTRA PASARIBU pangkat Brigadir NRP
73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara.
6. Bahwa oelh kapolres Tapanuli utara pada tanggal 19 Maret 2009 membentuk KKEP
dengan keputusan No. Pol. ; SKEP/09/III/2009 tentang Pembentukan KKEP Negara RI
Polrs Tapanuli utara.
7. Bahwa oleh komisi KKEP Tapanuli Utara pada tanggal 23 Maret 2009 dilakukan sidang
komisi KKEP terhadap Penggugat namun pada saat sidang I tersebut Penggugat tidak
hadir tanpa alasan yang jelas pada hal telah dipanggil secara resmi, kemudian sidang
KKEP dilanjutkan paa tanggal 31 Maret 2009 dan penggugat juga hadir tanpa alasan
yang jelas dan sidang KKEP dilanjutkan tanggal 7 April 2009 dan penggugat juga tidak

hadir tanpa alasan yang jelas meskipun sudah dipanggil secara resmi dan menggunakan
Surat panggilan dan kembali sidang komisi ditunda dan dilanjutkan pada tanggal 13 April
2009 dengan agenda pembacaan Putusan baru dihadiri Penggugat.
8. Bahwa sidang komisi KKEP Polres Tapanuli utara memutuskan atas pelanggaran yang
dilakukan oleh penggugat yaitu pasal 14 ayat 1 huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 dan
menjatuhkan sanksi moral kepada Penggugat berupa Pemberhentian Dengan tidak
Hormat.
9. Bahwa saat Putusan dibacakan dimana terhadap penggugat dijatuhkan hukuman berupa
sanksi moral PTDH dari dinas Polri an. Penggugat kemudian secara lisan penggugat
menyatakan tidak menerima putusan tentang PTDH terhadap dirinya namun keberatan
tersebut tidak direalisasikan Penggugat secara Tertulis yang diberi waktu selama 7hari
setelah menandatangani Putusan sidang, karena tidak adanya surat keberatan secara
tertulis dari penggugat maka komisi KKEP polrs Tapanuli utara melapaorkannya kepada
Kapolres Tapanuli Utara selaku ankum penggugat tentang hasil pelaksanaan Sidang
KKEP dan oleh ankum penggugat meminta saran dan pertimbangan kepada atasan ankum
Penggugat (Kapolda Sumut).
10. Baha Tergugat setelah mempelajari laporan hasil Pelaksanaan Sidang Komisi KKEP yang
dilakukan di Polres Tapanuli Utara dan meminta Pertimbangan dari para pejabat ditingkat
Polda Sumut dan adanya Rekomendasi dari Kapolres Tapanuli Utara yang menyatakan
Penggugat sudah tidak layak lagi dipertahankan sebagai anggota Polri dan merujuk pasal
14 ayat 1 huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 yang berbunyi: Anggota Kepolisian negara
RI diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas kepolosoan Negara RI apabila
meninggalkan tugasnya secara tidak sah dlam waktu lebih dari 30 hari kerja secara
berturut-turut, dalam hal ini penggugat tidak masuk bertugas di Polsek Muara Polres
Tapanuli Utara tanpa ijin Pimpinan selama 321 hari kerja secaraberturut yaitu sejak

tanggal 3 Januari 2008 s/d 3 oktober 2008 dan setelah memperhatikan hal itu kemudian
Tergugat sellaku Kapolda Sumut mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian
Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009
Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas
nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek
Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara.
Bahwa oleh karena penggugat secara hukum telah terbukti bersalah melakukan pelanggaran
disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 1 huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 yang
berbunyi: Anggota Kepolisian negara RI diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas
kepolosoan Negara RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dlam waktu lebih
dari 30 hari kerja secara berturut-turut di berhentikan tidak dengan hormat dari dinas
kepolisisan Negara RI, pemberhentian tersebut harus dilakukan melalui sidang KKEP
Kepolisian Negara RI. Maka berpijak pada peraturan yang mensyaratkan setelah adanya
Laporan Polisi No. Pol.: LP/02/II/2008/TU Muara, tanggal 28 Februari 2008 yang dibuat oleh
Bripka AVIO PARHUSIP dan menjelaskan BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU
(Penggugat) telah terbukti melakukan Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 1
huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 yang berbunyi: Anggota Kepolisian negara RI
diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas kepolosoan Negara RI apabila
meninggalkan tugasnya secara tidak sah dlam waktu lebih dari 30 hari kerja secara
berturut-turut yang kemudian ditindak lanjuti pleh Kapolres Tapanuli Utara Selaku ankum
Penggugat.
Bahwa dengan adanya Laporan Polisi No. Pol. : LP/02/XI/2008/P3D tanggal 29 Februari 2008
maka dimulai Penyidikan, Penyidikan dan Pemeriksaan Perkara Penggugat yang kemudian hasil

Pemeriksaan dibuat dalam bentuk berkas oleh ankum penggugat dengan Surat No. Pol :
K/12/I/2009/P3D tanggal 30 Januari 2009 telah dimnta saran dan Pendapar hukum dari Bid
Binkum polda Sumut. Berdasarkan Permintaan Pendapat hukum dari Ankum penggugat Bid
Binkum Polda Sumut dengan Surat No. Pol.: K/168/PH/III/2009/Bid Binkum tanggal 12 Maet
2009 menyarankan agar terhadap Penggugat dapat dilaksanakan Sidang KKEP dan didarankan
dijatuhi hukuman berupa pemberhentian Tidak dengan Hormat dari dinas polri yang mana
ankum penggugat telah mengelutarkan Surat Rekomendasi No. Pol : Rek/18/VI/2009 tanggal 17
2009 yang menyatakan Penggugat sudah tidak layak lagi untuk menjadi anggota Polri.
Dengan demikian tergambar dengan jelas bahwa hasil;l sidang KKEP Polri yang dilakukan di
polres Tapanuli Utara adalah tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan untuk
merealisasikan hasil putusan sidang KKEP Polri No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7
September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas
POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek
Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara, dan hal tersebut adalah keweangan dari tergugat
selaku Kapolda Sumut untuk membeerhentikan Pengggugat sebagaimana dimaksud dalam
keputusan Kapolri No. Pol : KEp/74/XI/2003 tanggal 10 November 2003 tentang Pokok-Pokok
Penyusunan Lapisan-Lapisan Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri yang merupakan
pelimpahan Kewenangan dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, jadi secara Jelas
dan tegas objek gugatan Bersifat Final, individual dan Konkrit ada pada Tergugat bukan pada
yang lain.
DALAM EKSEPSI
-

Mengabulkan Eksepsi Tergugat

DALAM POKOK PERKARA

Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.


Menyatakan bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No.
Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI
SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli
Utara. Yang menjadi objek sengketa TUN adalah syah dan telah sesuai dengan prosedur

hukum.
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.
Menimbang, bahwa Penggugat atas jawaban tergugat telah menyerahkan Repliknya

tertanggal 20 November 2012 dan atas replik tersebut tergugat menyerahkan Dupliknya
tertanggal 22 November 2012, untuk mempersingkat waktu, Replik dan duplik tersebut tidak
dimasukkan dalam uaraian purussan ini akan tetapi tetap dianggap sebagai bagian dari putusan
ini;
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk mendukung dalil-dalil gugatannya, penggugat
telah mengajukan alat bukti surat berupa foto copy surat-surat yang telah dibeerik materai
dengan cukup dan telah pula disesuaikan degan aslinya, kecuali Buki P-4 s/d P-23 tanpa dengan
asli, sehingga dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam perkara ini dan diberi tanda bukti P-1
s/d P-23 yakni:
1. Fotocopy

.....petikan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No.


Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas
nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba
Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara..........................(Bukti P-1);

2. Fotocopy

Kartu tanda anggota Polri No. KTA/473/VII/2006 tanggal 28 Juli 2006 An.
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek
Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara......................................(Bukti P-2);

3. Fotocopy

Surat Keputusan No. Pol.: SKEP/298/VI/2002 tanggal 24 Juni 2002


tentang kenaikan Pangkat dari Briptu ke Brigadir An. BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260..................(Bukti P-3);

4. Fotocopy

Surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh Dr. RAHMAD SUMIKO


sebanyak 5 lembar......................................................................(Bukti P-4);

5. Fotocopy

Surat keterangan dari Klinik Sahabat Jalan. Denai No.112 D Medan yang
menyatakan AMDANI SAPUTRA PASARIBU........................(Bukti P-5);

6. Fotocopy

surat keterangan yang dikeluarkan oleh Klinik Bunda Warni Jalan Jermal I
No. 89 Panglima Denai Medan yang menyatakan AMDANI SAPUTRA
PASARIBU sakit sebanyak 2 lembar.........................................(Bukti P-6);

7. Fotocopy

Surat Panggilan No.Pol : S.Pgl/113/III/2008/P3D tanggal 3 Maret 2008


An. BRIGADIR AMDI SAPUTRA PASARIBU, Fotocopy Surat
Panggilan II No.Pol : S.Pgl/122/III/2008/P3D tanggal 6 Maret 2008 An.
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU, Fotocopy Surat III
Panggilan No.Pol : S.Pgl/130/III/2008/P3D tanggal 18 Maret 2008 An.
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU........................(Bukti P-7);

8. fotocopy

Surat Panggilan No.Pol : S.Pgl/159/IV/2008/P3D tanggal 10 April 2008


An.

Ny.SUSIATI,

Fotocopy

Surat

Panggilan

II

No.Pol

S.Pgl/197/IV/2008/P3D tanggal 28 April 2008 Ny.SUSIATI, Fotocopy

Surat III Panggilan No.Pol : S.Pgl/130/III/2008/P3D tanggal 10 Mei 2008


An. Ny.SUSIATI........................................................................(Bukti P-8);
9. Fotocopy

Surat penangkapan An. BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU


No. Pol. : SPP/86/III/2008/P3D tanggal 25 Maret 2008 ...........(Bukti P-9);

10. Fotocopy

daftar pencaraian Personil Polri No. Pol: DPPP/01/VII/2008/P3D tanggal


31 Juli 2008 An. BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU................
..................................................................................................(Bukti P-10);

11. Fotocopy

Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian


Anggota Polri dan Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2003 Tentang
peraturan Disiplin Anggota Polri ............................................(Bukti P-11);

12. Fotocopy

peraturan KAPOLRI No.Pol.: 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi


Kepolisian Negara RI dan Pertaturan Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi KKEP negara Republik
Indonesia..................................................................................(Bukti P-12);

13. Fotocopy

keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/74/XI/2003 tanggal 10 November 2003


tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan Sumber Daya
Manusia Polri...........................................................................(Bukti P-13);

14. Fotocopy

Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep /42/IX/2004 tentang atasan yang berhak


menjatuhkan Hukuman Disiplin dilingkungan kepolisian Negara Republik
Indonesia..................................................................................(Bukti P-14);

15. Fotocopy

surat perintah kapolres Tapanuli Utara No. Pol.: Sprin/35/III/2008 tanggal


23 Maret 2008 tentang Penghentian gaji sementara Brigadir AMDANI
SAPUTRA PASARIBU...........................................................(Bukti P-15);

16. Fotocopy

Keputusn Komisi Kode Etik Profesi Polri Polres Tapanuli Utara No. Pol. :
Kep/11/IV/2009 tanggal 13 April 2009 tentang Putusan sidang Komisi An.
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU......................(Bukti P-16);

17. Fotocopy

Berita Acara Sidang Kode Etik Profesi Polri Polres tapunuli Utara yang ke
I tanggal 23 Maret 2009, yang ke II tanggal 31 Maret 2009, yang ke III
tanggal 7 April 2009 dan yang ke IV tanggal 13 April 2009. . .(Bukti P-17);

18. Fotocopy

Daftar hadir dalamrangka sidang Profesi Kode Etik Kepolisian tahun 2009
satker Tapanuli Utara masing-masing tertanggal 23 Maret 2009 , 31 Maret
2009 , 7 April 2009 dan 13 April 2009.....................................(Bukti P-18);

19. Fotocopy

Surat panggilan No.Pol.: S.pgl/81/III/2009/P3D tanggal 19 Maret 2009 An.


BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU, surat Panggilan ke 2
No.Pol.: S.pgl/94/III/2009/P3D tanggal 25 Maret 2009 An. BRIGADIR
AMDANI

SAPUTRA

PASARIBU,

Surat

panggilan

No.Pol.:

S.pgl/102/III/2009/P3D tanggal 02 April 2009 An. BRIGADIR AMDANI


SAPUTRA

PASARIBU,

Surat

panggilan

No.Pol.:

S.pgl/105/III/2009/P3D tanggal 07 April 2009 An. BRIGADIR AMDANI


SAPUTRA PASARIBU...........................................................(Bukti P-19);
20. Fotocopy

Surat panggilan No.Pol.: S.pgl/84/III/2009/P3D tanggal 19 Maret 2009 An.


Ny.SUSIANTI, surat Panggilan ke 2 No.Pol.: S.pgl/95/III/2009/P3D

tanggal 25 Maret 2009 An. Ny.SUSIANTI, Surat panggilan 3 No.Pol.:


S.pgl/103/III/2009/P3D tanggal 02 April 2009 An. Ny.SUSIANTI, Surat
panggilan 4 No.Pol.: S.pgl/106/III/2009/P3D tanggal 07 April 2009 An.
Ny.SUSIANTI..........................................................................(Bukti P-20);
21. Fotocopy

Berita Acara Pemeriksaan Saksi atas nama Bripka Hamonangan LUBIS


pada tanggal 11 Juni 2008........................................................(Bukti P-21);

22. Fotocopy

Laporan Polisi No.Pol.: LP/02/II/2008?TU.Muara tanggal 29 Februari


2008 yang dibuat oleh Bripka Hamonangan LUBIS..............(Bukti P-22);

23. Fotocopy

Nota dinas No. Pol.: B/ND/23/V/2009/P3D tanggal 2 Mei 2009 Perihal,


PEngusulan

Pengaktifan

Gaji

atas

nama

AMDANI

SAPUTRA

PASARIBU dan Surat Perintah No. Pol.: Sprin/181/V/2009/P3D tanggal 2


Mei 2009 tentang Perintah kepada Bensat Polres Tapanuli Utara untuk
membayarkan kembali gaji/mengaktifkan kembali gaji BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU..........................................(Bukti P-23);
Menimbang bahwa sebaiknya untuk mendukung dalil-dalil bantahannya, Tergugat telah
mengajukan alat bukti surat berupa foto copy surat-surat yang telah diberi materai dengan cukup
dan telah disesuaikan dengan aslinya, kecuali bukti T-1, T-4, T-8,T-11, T-13 s/d 16 tanpa asli,
sehingga dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam perkara ini dan diberi tanda bukti T-1 s/d T16
yakni:
1. Fotocopy

Salinan.... Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No.


Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas

nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba


Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara dan Fotocopy Petikan Surat
Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381
/ IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara.................................................(Bukti T-1);
........................................................................................................................
2. Fotocopy

Surat dari Kapolres No. Pol.: K/12/I/2009?P3D tanggal 30 Januari 2009


Perihal permintaan saran dan Surat pendapat hukum.................(Bukti T-2);

3. Fotocopy

Surat dari kabid hukum Polda Sumut No.Pol. : K/168/PH/III/2009/bid


Binkum tangal 12 Maret 2009 perihal pendapat dan saran hukum telah
membuat saran hukum................................................................(Bukti T-3);

4. Fotocopy

rekomendasi dari Kapolres Tapanuli Utara No. Pol. : REK/02/III/2009


tanggal 6 maret 2009 yang menyatakan AMDANI SAPUTRA
PASARIBU pangkat Brigadir NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan
Polres Tapanuli Utara Tidak Layak untuk dipertahankan sebagai anggota
Kepolisian Negara republic Indonesia........................................(Bukti T-4);

5. Fotocopy

Surat Keputusan Tentang Pembentukan Komisi KKEP polri polres


Tapanuli Utara No. Pol. : Skep/09/III/2009 tanggal 13 April 2009................
....................................................................................................(Bukti T-5);

6. Fotocopy

Keeputusan KKEP tentang Putusan Sidang No. Pol. : Kep/11/IV/2009


tanggal 13 April 2009.................................................................(Bukti T-6);

7. Fotocopy

Berita Acara KKKEP Polres Tapanuli utara yang ke I s/d IV .......................


....................................................................................................(Bukti T-7);

8. Fotocopy

Surat panggilan
AMDANI

No. Pol.: S.pgl/102/III/2009/P3D

SAPUTRA

panggilan

No.Pol.:

S.pgl/103/III/2009/P3D An. Ny.SUSIANTI, Surat panggilan

No.Pol.:

S.pgl/105/III/2009/P3D

PASARIBU,

An.

Surat

An. BRIGADIR

BRIGADIR

AMDANI

SAPUTRA

PASARIBU dan Surat panggilan No.Pol.: S.pgl/106/III/2009/P3D tanggal


An. Ny.SUSIANTI ...................................................................(Bukti T-8);
9. Fotocopy

Surat Ketua KKEP No. Pol. : R/03/IV/2009/KKEP Tanggal 13 April 2009,


Perihal Saran Pertimbangan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat..............
....................................................................................................(Bukti T-9);

10. Fotocopy

Surat No. Pol. : B/588/IV/2009/P3D tanggal 22 April 209 perihal


mengirimkan hasil putusan sidang komisi KKEP An. BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU..........................................(Bukti T-10);

11. Fotocopy

Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian


Anggota Polri dan Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2003 Tentang
peraturan Disiplin Anggota Polri .............................................(Bukti T-11);

12. Fotocopy

peraturan KAPOLRI No.Pol.: 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi


Kepolisian Negara RI dan Pertaturan Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi KKEP negara Republik
Indonesia...................................................................................(Bukti T-12);

13. Fotocopy

Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep /42/IX/2004 tentang atasan yang berhak


menjatuhkan Hukuman Disiplin dilingkungan kepolisian Negara Republik
Indonesia...................................................................................(Bukti T-13);

14. Fotocopy

. keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/74/XI/2003 tanggal 10 November 2003


tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan Sumber Daya
Manusia Polri............................................................................(Bukti T-14);

15. Fotocopy

Penunjuk Administrasi tentang Pengurus Penghasilan Personel di


Lingkungan Polri......................................................................(Bukti T-15);

16. Fotocopy

Pedoman Admistrasi tata cara Pengajuan Dan Pemberian Ijin dan cuti
dilingkungan

Polri

Surat

Keputusan

Kapolri

No.

Pol.

Skep/1005/XXI/2004 tanggal 30 Desember 2004....................(Bukti T-16);


Menimbang, bahwa dipersidangan penggugat telah mengajukan 1 orang saksi yang
bernama WANDA TAMBA memberi keterangan sebagai Berikut:
1. WANDA TAMBA : memberikan keterangan dengan bersumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut:
-

Bahwa saksi kenal dengan penggugat sejak dua tahun lalu dan bersama-sama bertugas di

Polsek Muara;
Bawa setahu saksi, selama 11 bulan daari sejak tanggal 3 Januari 2008 s/d 3 Oktober

2008 Penggugat adda masuk kantor;


Bahwa setahu saksi Penggugat sakit dari P3D;
Bahwa setahu salsi Jarang jumpa penggugat karena lain unit di polsek Muara;
Bahwa saksi kenal dengan kapolsek Muara dan saksi tidak pernah menerima uang dari
penggugat untuk diserahkan kepada kapolsek Muara.

Menimbang, bahwa di persidangan Tergugat telah mengajukan 5 orang saksi yang


bernama AVIO PARHUSIP, NOBRAN BARUS, ELMAR PRIMA, dan Drg. JANJI memberi
keterangan sebagai berikut;
1. AVIO LUBIS: memberikan keterangan dengan berjanji yang pada pokoknya sebagai berikut:
-

Bahwa saksi pernah menjabat sebagai BATAUD Polsek Muara sampai Juni 2009
Bahwa setahu saksi yang bertanggung jawab masalah absensi adalah BATAUD atas

EPrintah Kapolsek;
Bahwa Setahu saksi Kehadiran Penggugat di Polsek sudah tidak dianggap hadir, karena
sudah ada laporan Polisi No. Pol.: LP/02/II/2008/TU.MUARA tanggal 29 Februari 2008

2. NOBRAN BARUS: memberikan keterangan dengan berjanji yang pada pokoknya sebagai
berikut:
-

Bahwa saksi adalah kapolsek Muara sejak Agustus 2007 sampai sekarang
Bahwa saksi menganggap penggugat tidak pernah masuk berdinas karena tidak pernah

menghadap kepada saksi sebagai kapolsek Muara;


Bahwa saksi pernah memberikan uang sebesar Rp. 300.000,- kepada penggugat sebagai

uang Pam Pemilu yang seharusnya diterima penggugat sebesar Rp. 600.000,- ;
Bahwa saksi tidak mengusulkan Penggugat sebagai Pam Pemilu;

2. ELMAR PRIMA : memberikan keterangan dengan berjanji yang pada pokoknya sebagai
berikut:
-

Bahwa saksi adalah Bensat Polsek Muara Polsek Muara;


Bahwa setahu saksi gaji Epnggugat dihentikan sejak Mei 2008;
Bahwa menurut saksi dasar penghentian gaji Penggugat Surat Perintah No. Pol. :

Sprin/25/III/2008/P3D;
Bahwa menurut saksi gaji ke 13 penggugat masih dibayar karena Juni 2009 samapai
turunnya PTDH gaji masih dibayar;

4. Drg. JANJI : memberikan keterangan dengan berjanji yang pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa setahu saksi nama Penggugat tidak tercantum dalam daftar Personil Polri yang

sakit di Rumah sakit Polda;


Bahwa setahu saksi secara dinas Surat sakit yang dikeluarkan oleh dokter lain berlaku
selama 3 hari, kemudian dapat diperpanjang sesudah tujuh haru harus ada rujukan ke RS

Polri, kalau sakit lebih dari 30 hari dapat diberikan cuti sakit;
Bahwa setahu saksi apa bila ada anggota Polri yang sakit terus menerus harus ada yang
melapor kesatuannya istri atau keluarganya;
Menimbang bahwa Tergugat melalui kuasanya telah menyerahkan Kesimpulannya

tertanggal 06 Desember 2012 dan penggugat tealh menyerahkan kesimpulannya tertanggal 6


Desember 2012;
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang termuat dalam Berita Acara dianggap tercantum
dalam Putusan ini dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan putusan ini;
Menimbang, ahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak mengajukan apa-apa lagi dalam
perkara ini selanjutnya mohon untuk putusan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksuda dan tujuan penggugat adalah sebagaimana diuraikan diatas;
Menimbanga, bahwa yang menjadi objek dalam perkara ini dan dimohonkan batal atau
tidak

sah oleh Penggugat di Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST

adalah Surat

Keputusan objek sengketa No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli
Utara (Bukti Vide P-1 = T-1);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan penggugat tersebut, tergugat telah mengajukan
jawaban tertanggal 13 November 2012 yang pada pokoknya menolak dalil gugatan Penggugat
diatas dan memohon kepada Majelis Hakim untuk menolak guatan Penggugat dan menghukum
Penggugat membayar biaya perkara;

Menimbang, bahwa dalam sengaketa a quo Majelis Hakim akan menguji segi formil
gugatan Penggugat terlebih dahulu, dan mempertimbangkannya sebagai berikut:
Menimbang bahwa setelah mencermati objek sengketa a quo (Bukti Vide P-1=T-1),
ternyata penetapan itu berbentuk tertulis, dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Daerah Sumatera
Utara sebagai badan atau Pejabat TUN, berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berupa
Pemberhentian dengan tidak gormat dari dinas POLRI A.n BRIGADIR AMDANI SAPUTRA
PASARIBU NRP 73050260, yang diterbitkan berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku diantaranya Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota
Polri dan Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2003 Tentang peraturan Disiplin Anggota Polri
bersifat konkrit yaitu nyata dan tidak abstrak, bersifat individual ditujukan kepada seseorang
bernama AMDANI SAPUTRA PASARIBU, dan bersifat final karean tidak memerlukan
persetujuan lagi dari atsan maupun instansi atasan Badan atau Pejabat yang mengeluarkan objek
sengketa a quo, serta menimbulkan akibat hukum bagi AMDANI SAPUTRA PASARIBU
AMDI SAPUTRA PASARIBU(penggugat) berupa terputusanya hubungan hukum penggugat
sebagai anggota Kepolsisan Negara Republik Indonesia;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yuridis sebagaimana diuraikan diats dikaitkan
dengan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan TUN, majelis hakim
berpendapat bahwa objek sengketa telah memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan TUN, dan majelsi hakikm juga tidak melihat bahwa objek sengketa a
quo dikecualikan sebagai surat Keputusan yang tidak dapat digugat di Pengadilan Semu
Fakultas Hukum UKST sebagai mana maksud Pasal 2 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9
Tahun 2004 Tentang Peradilan TUN, sehingga Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Objek
Sengketa a quo dapat diuji keabsahannya di Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST;
Menimbang, bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 53 ayat 1 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU
No. 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan TUN, di isyaratkan adanya unsure Kepentungan bagi orang

atau badan hukum perdata agar dapat mengajukan gugatan di Pengadilan Semu Fakultas
Hukum UKST dan hal ini menjadi asa ataupun adagium hukum yang menytakan Poin;t de
enteres Poin;t de action yang artinya ada kepentingan ada gugatan;
MEnimbang, bahwa kepentingan secara substansitf adalah yang dilindungi oleh hukum
yang dapat diukur dengan ada tidaknya hubungan antara orang yang bersangkutan dengan
keputusan TUN yang menjadi objek gugatan;
Menimbang, bahwa setelah mencermati objek sengketa a quo (Bukti Vide P-1=T-1),
ternyata surat keputusan itu diajukan kepada Brigadir AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP
73050260 (Penggugat), sehingga majelis hakim berpendapat bahwa penggugat cukup
mempunyai kepentingan sebagaimana diisyaratkan oelh ketentuan Pasal 53 ayat 1 UU No. 5
Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan TUN;
Menimbang, bahwa Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 Tentang
Peradilan TUN juga mengisyaratkan bahwa gugatan dapat diajukan dalam tenggang waktu 90
hari terhitung sejak di terima atau di umumkan Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha
negara;
Menimbang, bahwa setelah meneliti dan mencermati objek sengketa a quo (Bukti Vide P1=T-1), ternyata diterbitkan pada tanggal 7 September 2009 sedangkan gugatan diajukan dan di
daftarkan di Paniteraan Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST pada tanggal 10 September
2012 oleh karena menurut majelis hakim gugatan diajukan masih dalam tenggang waktu sebagai
mana diisyaratkan oelh Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 Tentang
Peradilan TUN diatas;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbang hukum diatas majelsi hakim berkesimpulan
bahwa gugatan penggugata secara formil dapat diterima dan di periksa di Pengadilan Semu
Fakultas Hukum UKST;
Menimbang, bahwa selanjutnya majelis hakim akan mempertimbangkan secara yuridis
mengenai pokok perkara yang mencakup pengajuan segi kewenangan, procedural dan materi/

substansinya apakah berdasar atau tidak berdasarkan atau tidak berdasarkan hukum dan
mempertimbang sebagai berikut:
Menimbang, bahwa majelis hakim akan mempertimbangkan terlebih dahulu segi
kewenangan dari Tergugat apakah kepala kepolisian daerah sumatera utara bersenang
mengeluarkan surat keputusan yang menjadi objek sengketa a quo (Bukti Vide P-1=T-1);
Menimbang, bahwa untuk menguji kewenangan dalam sengketa a quo, majelis hakim
akan mempedomani Ketentuan UU NO. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia Jo Peraturan Pemerintah RI No.1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri
(Bukti vide T-11) yang pokoknya pada BAB IV. Hal KEWENANGAN MEMBERHENTIKAN
DAN MEMPERTAHANKAN DALAM DINAS AKTIF pada pasal 12 mengatur bahwa :
Memberhentikan anggota kepolisan Negara Republik Indonesia dilakukan oleh:
a. Presiden Republik Indonesia untuk pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol)
atau yang lebih tinggi
b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkatAjun Komisaris
Besar Polisi (AKBP) atau yang lebih rendah;
Menimbang bahwa setelah meneliti dan mencermati ketentuan tersebut diatas majelsi
hakim tidak melihat adanya ketentuan yang mengatur bahwa kewenangan hakim tidak melihat
adanya ketentuan yang mengatur bahwa kewenangan pemberhentian anggota kepolisan Republik
Indonesia tersebut diatas dapat dilimpahkan kepada pejabat bawahnya, yang menurut hukum
Administrasi Pelimpahan yang diatur oleh kekuatan dasarnya tersebut merupakan bentuk
pelimpahan wewenang yang bersifat atributif ataupun dapat juga juga pelimpahan wewenang
yang bersifat delegatif dimana penerima wewenang atribusi dan penerima wewenagn delegasi
bertanggung jawab penuh atas hak gugat yang timbul akibat penerbitan surat keputusan yang
dikeluarkan;
Menimbang, bahwa setelah mencermati keseluruhan bukti yang di ajukan pihak-pihak di
persidangan, majelis menemukan fakta hukum bahwa terdapat bukti T-13 yaitu panduan Teknis

atas keputusan kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : KEP/74/XI/2003 tanggal
10 November 2003 Tentang Pokok-pokok Penyusunan Lapis-lapis Pembinaan Sumber daya
manusia Polri,

yang dalam angka 5 hal Pemberhentian siswa, pengakhiran dinas dan

mempertahankan dalam dinas aktif anggota Polri pada Pasal 12 dan 13 tertuang adanya
Pelimpahan Kewenangan Pengakhiran Dinas Anggota Polri dengan Kepangkatan Aiptu kebawah
yang sifatnya PTDH di kewilayahan Kapolri melimpahkan kewenangnnya kepada Kapolda dan
surat keputusannya diterbitkan dan di tandatangani oleh Kapolda;
Menimbang, bahwa meneliti dan mencermati bukti T-13 tersebut di ats dikaitkan degnan
doktrin hukum adminidtrasi lihat DR. SF. Marbun, Peradilan Adminidtrasi dan upaya
administrasi di Indonesia, UII Press, 2002, hal.122-132), yang ada pokoknya menmenguraikan
bahwa apabila pelimpahan kewenangan tidak siaratkan oelh ketentuan dasar yang mengatur
mengenai kewenagan sebagai mana tersebut diatas (bukti Vide T-7) maka pelimpahan
kewenangan tersebut bukanlah kewenangan atribut ataupun kewenangan delegatif sehingga
menurut hemat majelis hakim dalam sengketa a quo kepala kepolisian RI yang melimpahkan
sebagian kewenangan untuk melakukan Pemberhentian Tidak dengan Hormat anggota Polri
kepada KAPOLDA, sebagaiman dituangkan dlam pasal 12 dan 13 bukti T-13 diatas merupakan
bentuk pelimpahan kewenagnan yang bersifat mandate, hal mana menurut hukum adminstrasi
tangguganjawab dan tanggung gugat berada di pemberi mandate yang juga menurut hukum
administrasi penerima mandate hanya dapat bertindak dan menandatangani sebatas atas nama
saja, dalam sengketa quo kepala kepolisian daerah hanya dapat menandatangani Surat Keputusan
mengenai Pemberhentian tidak dengan hormat anggota Polri atas nama kepala Kepolisian
Republik Indonesia;

Menimbang bahwa setelah mencermati obyek sengketa aquo (bukti vide P1=T1) ternyta
ditandatangani oleh kepala Kepolidian Daerah Sumatera Utara tanpa bertindak ats nama Kepala
Kepolisian Republik Indoesia yang dapat dilihat dari tidak adanya tertulis kalimat Kepala
KEpolisian Republik Indonesia, sehingga seakan-akan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera
Utara memiliki kewenangan atributif ataupun delegatif tentang Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat anggota Polri di administrator wilayah Sumatera Utara bersumber dari kewenangan
mandate, yang bertanggugnjawab dan tanggugn gugatannya berada di pemberi mandate;
Menimbang, bahwa Peradilan Semu Tata Usaha Negara dalam fungsinya sebagai
lembaga control yuridis dari segi hukum adminstrasi negara terhadap badan atau pejabat tata
usah negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya, secara hukum berkewajiban mengembalikan
kondisi-kondisi agar senantiasa badan atau pejabat TUN dalam bertindak selalu berdasarkan
hukum dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, agar tidak terjadi tindakan sewenagnwenang atau diluar kewwenangannya, khususnya dalam sengketa a quo menyangkut segi
kewenangan yang membawa konsekuensi siapa yang harus digugat dan bertanggungjawab dari
segi hukum atas penerbitan surat keputusan serta dimana sengketa tersebut harus diperiksa,
diputus dan di selesaikan berkaitan dengan kedudukan Tergugat;
Menimbang,

bahwa

berdasarkan

pertimbangan

hukum

diatas,

majelis

hakim

berkesimpulan telah terjadi kesalahan/cacat/tuna/segi kekurangan yang urgen dan esensial dari
segi hukum dalam penerbitan obyek sengketa a quo (bukti vide P1=T1), karena tergugat dalam
menerbitkan obyek sengketa a quo tidak berdasarkan sumber kewenangan atribut maupun
delegatif yang diatur dlam ketentuan peraturan dasarnya, dan menandatangani obyek sengketa
tidak atas nama kapolri yang mendapat kewenangan atributif dari peraturan dasarnya, sehingga
secara hukum obyek sengketa a quo (bukti vide P1=T1) haruslah dinyatakan tidak sah;

Menimbang, bahwa oleh karena obyek sengketa a quo haruslah dinyatakan tidak sah,
maka kepada tergugat diwajibkan secara hukum mencabut obyek sengketa a quo (bukti vide
P1=T1);
Menimbang, bahwa tuntutan penggugat menenai rehabilitasi atau memulihkan segala hak
dan kedudukan penggugat selaku anggota kepolisian negara republic Indonesia juga beralasan
hukum untuk di terima, karena obyek sengketa a quo tidak sah;
Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat kepada Majelis Hakim untuk menunda
Pelaksanaan Surat Keputusan yang menjadi objek sengketa, maka menurut hemat majelis oleh
karena obyek sengketa dinyatakan tidak sah sehingga secara hukum Permohonan penundaan
tersebut patut untuk dikabulkan sampai adanya putusan dalam sengketa a quo yang berkekuatan
hukum tetap dan pasti;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat secara hukum berada di pihak yang kalah,
maka kepada tergugat dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini, yang
besarnya akan ditetapkan dlam amar putusan di bawah ini;
Menimbang, bahwa segala bukti-bukti surat seluruhnya dipertimbangkan, akan tetapi
bukti surat yang tidak relevan tidak dijadikan dasar pertimbangan majelis hakim, dan bukti surat
tersebut tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini;
Memperhatikan ketentuan UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 jo UU No. 51
Tentang Peradilan TUN, serta segala ketentuan peraturan yang berkaitan dengan sengketa ini;

MENGADILI
DALAM PENUNDAAN

Menyatakan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Tergugat) No.
Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI
SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli
Utara (Penggugat), ditunda pelaksanaannya sampai adanya putusan dalam perkara ini
yang berkekuatan hukum tetap;

DALAM POKOK PERKARA


-

Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


Menyatakan tidak sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara
(Tergugat) No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres

Tapanuli Utara (Bukti Vide P-1=T-1);


Memerintahkan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Tergugat) untuk mencabut
Surat keputusan No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres

Tapanuli Utara (Bukti Vide P-1=T-1);


Memerintahkan Kepala Kepolisian

Daerah

Sumatera

Utara

(Tergugat)

untuk

merehabilitasi atau memulihkan segala hak dan kedudukan penggugat yaitu BRIGADIR
AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 (Bukti Vide P-1=T-1) selaku anggota
-

Kepolisian Negara republic Indonesia;


Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebersa Rp.
149.000,- (seratus empat puluh Sembilan ribu Rupiah);

Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Kamis tanggal
13 Desember 2012 oleh kami OKTAVIANA PURBA selaku Ketua Majelis, JEMI SARTIKA
dan MARIDUK SINAGA selaku Hakim Anggota Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST,
putusan mana diucapkan pada persidangan yang terbuka untuk umum pada hari selasa tanggal
18 Desember 2012 dengan dibantu oleh OKTAVIANA PURBA selaku Ketua Majelis, JEMI
SARTIKA dan MARIDUK SINAGA selaku Hakim Anggota sebagai Panitera pengganti dan
dihadiri oleh penggugat dan kuasa hukum tergugat;
Hakim Anggota

Hakim Ketua Majelis

JEMI SARTIKA

OKTAVIANA PURBA

MARIDUK SINAGA
Panitera Pengganti
JOJOR PAIMA
Biaya biaya perkara :
1. Biaya Hak-hak Kepaniteraan. Rp. 30.000,2. Biaya Surat Panggilan................ Rp. 105.000,3. Biaya Materai..Rp. 6.000,4. Redaksi ................. Rp. 5.000,5. Pencatatan Rp. 3.000,Jumlah
( Seratus Empat Puluh Sembilan Ribu Rupiah ) ;

Rp. 149.000,-

Вам также может понравиться