Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Definisi
Etiologi
Konjungtivitis yang
disebabkan oleh
bakteri
2 bentuk : akut
(subakut dan
hiperakut) dan kronik
-
Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis yang
disebabkan oleh
virus
- Adenovirus 3,4,7
(demam
faringokonjungtival
)
Hiperakut : N.
- Herpes Simplek Virus
Meningitidis, N.
(Tipe 1 dan 2)
Gonorea, dll
Tipe
1: hampir pada
Akut : Streptococus
semua kasus
pneumoniae, H.
Tipe 2: umum pada
Aegyptus
Subakut : H.
neonatus, langka
Influenzae, E.Coli
pada orang dewasa
Kronik :
Staphylococcus
-Virus New Castle
aureus dan obstruksi
(Pada unggas->
duktus
pada peternak)
nasolakrimalis
-Virus picorna dan
enterovirus tipe 70
serta coxsakcie
A24 -> hemoragik
Konjungtivitis
Vernal
Konjungtivitis
alergi yang
diakibatkan oleh
hipersensitivitas
tipe I
Obat
Bakteri
Toksik
Reaksi dari hasil
antibodi
humoral
Riwayat atopi
Cuaca
Debu
Angin
Serbuk bunga
Konjungtivitis
Flikten
Konjungtivitis
alergi yang
diakibatkan oleh
hipersensitivitas
tipe IV
- Terhadap antigen
dari bakteri
atau dari
bakteri itu
sendiri (ex:
stafilokok,
limfogranuloma
fenirea,
lesmineasis,
infeksi parasit,
atau infeksi dari
tubuh orang itu
sendiri)
- memakai kontak
lensa
- resiko terjadi
pada anak-anak
yang menderita
gizi kurang
Keratokonjungtiviti
s Sika (Dry Eyes)
Keringnya daerah
konjungtiva dan
kornea akibat
penurunan air
mata
Defisiensi
komponen air
mata->
- musin
(pemtigoid okular)
- akueous
- lipid (pada
penyakit blefaritis)
- sel goblet
konjungtiva
Sindrom
sjorgen
- primer-> sistem
imun
terganggu)
- sekunder->
penyakit SLE)
Non sjorgen
(ex: penyakit
glandula
lakrimalis,
obstruksi
duktus
lakrimalis, obat,
gangguan
inervasi saraf)
Penguapan
yang
berlebihan (ex:
hidup di gurun)
Klasifikasi
2 klasifikasi:
-Akut (termasuk
hiperakut dan subakut)
-Kronik
HSV:
Konjungtivitis
Herpes
Simpleks
Enterovirus
Tipe 70,
Coxsackie A24,
Picorna :
Konjungtivitis
akut hemoragik
Kronik:
Blefarokonjungtivi
Berdasarkan
lokasi :
-Palpebra
-Limbal
-Mix -> Palpebra
dan Limbal
Penyebab: gangguan
mekanisme pertahanan
dan mekanik
(menggosok/mengucek
mata)
Gangguan Mekanisme
Pertahanan:
mekanisme pertahanan
yang terdiri dari primer
(lapisan epitel) dan
sekunder (sistem imun
yang berasal dari
perdarahan
konjungtiva, lisozim, Ig)
yang terdapat di
lapisan air mata yang
berfungsi untuk
mencegah terjadinya
infeksi klinis tetapi
akibat dari kerusakan
dari mekanisme ini,
infeksi klinis tidak
dapat dihindari.
Mekanik:
-Saat menggosok mata
terlalu sering dengan
tangan yang tidak
Antigen masuk ke
mata ->
menimbulkan
reaksi ->
terbentuk IgE
yang mudah
terikat dengan sel
mast dan basofil
yang mudah
terikat dengan
antigen ->
Histamin aktif ->
Vasodilatasi,
hipereksresi, dan
eksudat juga
terbentuk papil
(cobblestone) ->
lebih besar
karena perbedaan
tipe
hipersensitivitas I
(cepat) sdgnkan
tipe IV (lambat)
Cuaca
dikarenakan
akibat reaksi
Evaporasi : yang
mempengaruhi
1. Intrinsik
(pasien itu
sendiri ->
dari saraf.
Juga dari
pengaruh
obat
(antihistami
n)
2. Ekstrinsik
(Defisiensi
vitamin A,
pemakaian
kontak
lensa)
-Kontak
lensa
memiliki
bahan yang
dapat
membuat
reaksi
peradangan
higienis-> mengubah
flora normal.
-Juga bisa lewat udara
yang membawa bakteri
yang terangkap di
sekret mata (ex: saat
kontak langsung terlalu
lama)
Terbentuk sekret (fx:
mempertahankan
mukosa mata agar
tidak terinvasi bakteri):
terjadi peningkatan
produksi lendir, antigen
jumlahnya banyak
Sekret jadi kental:
akibat glukosa,
leukosidin (zat yang
dihasilkan oleh bakteri
untuk membunuh
neutrofil dan juga
memiliki sifat
mengentalkan) (virus
tidak mengeluarkan
leukosidin, dan
peradangannya tidak
sehebat bakteri ->
sekret tidak berwarna)
Karena warnanya itu
anafilatik pada
hipersensitivitas
tipe I
Memiliki riwayat
atopi pada
keluarga maupun
pada dirinya
sendiri -> bersifat
rekuren
(berulang),
onsetnya lebih
awal (bisa dimulai
dari usia 5 tahun
dan terbanyak
pada laki-laki)
Adenovirus : ada
gejala sistemik
(demam), banyak
berair, mata terasa
kelilipan
Folikular: unilateral
dulu baru seminggu
setelah 22nya,
limfadenopati
preaurikular
Demam (3,4,7):
demam (38,3-40),
discharge berair,
hiperemi, kemosis
ringan, limfadenopati
preaurikular tanpa
nyeri tekan, sakit
tenggorokan
-Kronik: adanya
papila/folikel, unilateral
Epidemik (8,29,
19,37):
Palpebra:
Konjungtiva tarsal
superior (ada
papil besar
dikelilingi sekret
mukoid)
Limbus : Limbus
superior
-Terasa panas,
gatal, kemerahan,
Cobblestone,
trantas dot (khas
di limbus) ->
degenerasi epitel
kornea dilimbus
jika semakin
parah,
pseudomembran,
neovaskularisasi,
bilateral, sekret
mukoid.
Adanya flikten,
unilateral atau
bilateral, sering
disertai dengan
ISPA, rasa sakit di
matanya, mata
berair, fotofobia
yang bisa sembuh
dalam waktu 2
minggu, nodul
bentuk
penonjolan warna
kuning keabuan di
daerah limbus
limfadenopati
preaurikular
ipsilateral dengan
nyeri tekan, edema
palpebra, hemoragik
subkonjungtiva,
membran, hilang
lebih cepat lalu nanti
baru muncul
fotofobia, ada
keratitis pada
kornea, kekeruhan
subepitel di pusat
kornea. Berlangsung
3-4 minggu
Herpes: rasa nyeri,
fotofobia,unilateral,
di daerah palpebra
dan margo ada
vesikel dasar eritem
(lebih sedikit) dan
nodus preaurikular
yang kecil
Coxsackie dan
Entero: perdarahan
di subkonjungtiva,
nyeri, fotofobia, dan
berair banyak dan
terasa ada benda
asing, gejala khas:
Diagnosis:
Px Fisik
Px
Penunjang
Amplifikasi asam
nukleat, PCR (virus
DNA)
Px Lab :
ditemukan
eosinofil dan
basofil
Px Lab :
ditemukan
eosinofil dan
basofil
Px histopatologi
(gold standar)
Px histopatologi
(gold standar)
Tzanc :
multinucleated giant
cell
Tatalaksana:
Farmako dan
nonfarmakol
ogi
Demam : sembuh
sendiri dalam 10 hari
-> astringen dan
kompres
Vernal: sembuh
sendiri. Jika berat
-> antihistamin,
kompres dingin,
diberi
Flikten : sembuh
sendiri, steroid
topikal
(deksametason),
air mata buatan
Uji scheimer
(resapan air mata)
-> <5 menit :
abnormal
(anestesi ->
lakrimal utama
dan non anestesi
-> lakrimal
aksesorius)
Break-Up Time
Test: lihat titik
hitam <10 detik =
abnormal
Px histopatologi
(gold standar)
Tangani penyakit
penyerta dan
diberi air mata
buatan sesering
mungkin
kloramfenikol,
Gentamisin
Jika tidak ditemukan
bakteri: antibiotik
spektrum
luas(eritromisin) dan
salep mata
sulfasetamid 10-15%
sebelum tidur
Gonokok, meningokok :
gentamicin, antibiotik
sistemik
Sefalosporin
H. Influenza:
amoksisilin
Kortikosteroid
(sendosetrol): lebih
cepat menghilangkan
gejalanya hanya saja
dapat mengakibatkan
katarak
sekunderkarena
meningkatkan
glukoneogenesis
(diantaranya protein
kapsula lensa)
Epidemik : belum
ada terapi spesifik,
kompres dingin,
astringen
Herpes: pada anak
>1 tahun dan
dewasa umum
sembuh sendiri,
antivirus topikal
(trifluridin) dan
sistemik ->
mencegah terkena
kornea, diberikan
salep asiklovir 3%
5x/hari
New castle: sembuh
sendiri
Hemoragik akut:
sembuh sendiri
Obat simptomatik:
analgetik (herpes,
zoster)
kortikosteroid, air
mata buatan