Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH

MATA KULIAH FISIKA DASAR

PENGAPLIKASIAN ILMU FISIKA DALAM ROLLER COASTER

Fisika Dasar 1 - 12
Anggota:

Billie Pratama / Teknik Elektro / 1406608372


Cindy Sandra / Teknik Kimia / 1406552881
Evan Libriandy / Teknik Kimia / 1406607722
Fianna Utomo / Teknik Kimia / 1406552894
Josua Christanto / Teknik Elektro / 1406552143

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2
ISI .............................................................................................................................................. 3
2.1 Landasan Teori ................................................................................................................. 3
2.1.1 Dinamika Gerak......................................................................................................... 3
2.1.2 Gaya Gravitasi ........................................................................................................... 5
2.1.3 Energi Mekanik ......................................................................................................... 6
2.1.4 Gaya Gesek ................................................................................................................ 6
2.1.5 Gaya Sentripetal ........................................................................................................ 7
2.2 Cara Kerja Roller Coaster ............................................................................................... 7
PENUTUP ............................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gerakan Roller Coaster dari Puncak Lintasan sampai Puncak Loop....................... 7
Gambar 2. Arah Percepatan, Berat Sesungguhnya, dan Gaya Berat saat Berada di Loop ...... 10

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernakah anda ke Disneyland? Sebuah taman hiburan yang sangat terkenal dan tersebar di
beberapa negara di dunia seperti Amerika, Jepang, dan Hongkong. Salah satu wahana yang
menyediakan hiburan yang menegangkan adalah roller coaster. Roller coaster adalah sebuah
permainan dimana orang duduk di sebuah kereta kecil terbuka melintansi sebuah lintasan
yang beraneka ragam, mulai dari lintasan ketinggian sampai lintasan loop. Permainan ini
sangat diminati karena menguji keberanian dan adrenalin.
Roller coaster bekerja dengan menggunakan prinsip energi yang sangat berkaitan dan
merupakan aplikasi dari fisika. Mesin (berupa conveyor belt) digunakan untuk menjalankan
roller coaster sampai ketinggian tertentu, akan tetapi setelah itu mesin dimatikan dan roller
coaster berjalan tanpa menggunakan energi dari mesin. Prinsip yang digunakan dalam roller
coaster sehingga dapat berjalan adalah gravitasi, energi mekanik, dinamika gerak, gaya
sentripetal, dan gaya gesek.
Selain itu, lintasan dari roller coaster tidak selalu naik turun. Seringkali untuk meningkatkan
adrenaline, lintasan dibuat menyerupai loop. Sehingga perlu kita membahas mengenai gerak
melingkar dan gaya sentripetal yang mempengaruhi roller coaster sehingga dapat melintasi
loop dengan aman.
Cuaca yang beraneka ragam juga dapat mempengaruhi kinerja dari roller coaster. Sebab
perubahan cuaca dapat mempengaruhi beberapa hal seperti akselerasi dari roller coaster dan
friction antara roda dan lintasan. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk mempertimbangkan
kondisi cuaca pada saat roller coaster diaktifkan.

ISI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Dinamika Gerak

a) Gerak Lurus Beraturan


Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan garis
lurus dimana dalam setaip selang waktu yang sama benda menempuh jarak yang sama.
Pada gerak lurus beraturan kecepatan dimiliki benda tetap ( v = tetap ) sedangkan
percepatannya sama dengan nol ( a = 0 ).
Kecepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap yaitu benda
menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama.

V=

Dimana :
v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)

b) Gerak Lurus Berubah Beraturan


Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus
dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur.
Pada gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau
perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah
beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang mengalami perlambatan disebut gerak lurus
berubah beraturan diperlambat.
Benda yang bergerak semakin lama semakin cepat dikatakan benda tersebut mengalami
percepatan.
Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu
konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan
arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat.
Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu
berubah maka percepatan benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya jika arah
3

percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan selalu berubah maka
percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan
lurus. Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan
= arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus. Besar percepatan konstan
bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang secara konstan.
Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang kita menyebutnya sebagai
perlambatan konstan. Pada gerakan satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus), kata
percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata
perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.

Dimana:
vo = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan
t = selang waktu (s)

c) Gerak Melingkar Beraturan


Gerak melingkar beraturan (GMB) adalah gerakan dari sebuah benda membentuk
lingkaran dengan kecepatan konstan. Saat benda bergerak dalam lingkaran arahnya terus
berubah dan gerakannya bersinggungan dengan lingkaran. Gerak melingkar berubah
beraturan adalah gerakan sebuah benda membentuk lintasan melingkar dengan
percepatan sudut konstan.
Adapun rumus dalam gerakan melingkar adalah:
(1) =

(2) =
(3) as =

= 2 =

2
= 2

d) Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Gerak melingkar berubah beraturan (GMBB) merupakan analogi dari GLBB. Pada
GMBB, percepatan yang tetap adalah percepatan sudut (). Walaupun tetap tetapi
nilainya tidak sama dengan nol. Setiap saat partikel mengalami dua macam percepatan,
yaitu percepatan sentripetal (as) dan percepatan tangensial (at). Besar maupun arah
kecepatan linear v setiap saat berubah. Peran percepatan sentripetal (as) adalah merubah
arah gerak partikel (arah kecepatan linear v) sehingga partikel dapat menempuh gerak
melingkar. Percepatan tangensial (at) berpaeran merubah besar kecepatan linear
(kelajuan linear) partikel. Hubungan antara percepatan sudut () dengan percepatan
tangensial (at) dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dengan besar dan arah percepatan ditentukan dengan persamaan berikut :

Perubahan sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut dapat dicari menggunakan pola
persamaan GLBB :

2.1.2 Gaya gravitasi


a) Hukum Gravitasi Newton Universal
Setiap benda yang bermassa akan menarik benda lainnya dengan besar gaya yang
sebanding dengan massa kedua benda tersebut, serta berbanding terbalik dengan jarak
antar dua benda. Besarnya gaya tarik antara dua benda dapat dihitung dengan rumus :

Gaya tarik antar kedua benda (Newton)

Konstanta gravitasi (6.671011m3kg-1s-2)

m1

Massa (kilogram)

m2

Massa (kilogram)

Jarak (meter)

Gravitasi (m/s2)

2.1.3 Energi Mekanik


Energi mekanik adalah energi dalam sistem mekanis, atau kelompok benda yang
berinteraksi berdasarkan prinsip mekanik dasar. Energi mekanik terdiri dari energi
kinetik dan energi potensial. Dengan rumus:
EM = EP + EK
EM = mgh + mv2
dimana:
EM

Energi Mekanik

EP

Energi Potensial

EK

Energi Kinetik

Massa benda

Kecepatan benda

Konstanta gravitasi

Ketinggian benda dari permukaan tanah

2.1.4 Gaya Gesekan (Gaya Luar)


Gaya gesek adalah gaya yang menghambat gerakan benda. Gaya gesek bekerja di antara
permukaan benda yang saling bersentuhan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak
benda.
Fgesek = FN
Dimana:

Koefisien gesekan

FN

Gaya normal yang bekerja pada benda


6

Gaya gesek dibedakan menjadi dua macam yaitu gaya gesek statis (fs) dan gaya gesek
kinetis (fk). Gaya gesek statis adalah gaya yang bekerja pada dua permukaan benda yang
masih diam. Jika nilai gaya gesek statis lebih dari atau sama dengan gaya luar yang
diberikan pada benda, maka benda akan tetap diam. Sementara itu, gaya gesek kinetis
merupakan gaya yang bekerja pada dua permukaan benda yang bergerak. Besar gaya
gesek statis selalu lebih kecil dari gaya luar yang bekerja pada benda dan nilai koefisien
gesekan kinetis selalu lebih kecil dari koefisien gesekan statis.

2.1.5 Gaya Sentripetal


Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda bergerak melingkar. Dimana
rumusnya adalah sebagai berikut:

2
=

Dimana:
Fs

gaya sentripetal

kecepatan linier

massa benda

jari-jari lintasan

2.2 Cara Kerja Roller Coaster


a) Hubungan Roller Coaster dengan Energi Mekanik dan Gaya Sentripetal

Gambar 1. Gerakan Roller Coaster dari Puncak Lintasan sampai Puncak Loop

Roller coaster merupakan kendaraan tanpa mesin yang menggunakan ban berjalan
(conveyor belt) untuk naik ke puncak bukit A melalu lintasan yang tidak terlalu curam.
7

Puncak bukit A sengaja dirancang lebih tinggi daripada puncak loop C, hal tersebut
memungkinkan energi potensial di A yang lebih besar sehingga mampu berjalan melalui
lintasan menuju puncak C dengan baik.
Disini kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun
gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, roller coaster
memiliki energi potensial maksimum sedangkan energi kinetiknya nol, karena roller
coaster belum bergerak.
Ketika roller coaster mulai berjalan dari titik A ke B karena adanya gaya gravitasi, maka
terjadi konversi energi dari potensial ke kinetik. Sehingga energi potensial semakin
berkurang sedangkan energi kinetik semakin bertambah, tetapi energi mekanik selalu
konstan di posisi mana saja.
Ketika tiba di titik B, roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini
energi kinetiknya bernilai maksimum. Oleh karena pada titik B laju roller coaster
maksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Pada titik C, roller coaster tidak berhenti
tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini roller coaster masih
memiliki sebagian energi kinetik. Sebagian energi kinetik telah berubah menjadi energi
potensial karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum di lintasan lingkaran.
Roller coaster terus bergerak kembali ke titik paling bawah di lintasan lingkaran. Pada
titik ini, energi kinetik roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan energi
potensialnya bernilai nol. Lalu, roller coaster akan terus bergerak lagi ke lintasan
seterusnya.
Ketika roller coaster berada di titik tertinggi dari lintasan loop, yaitu di titik C. Gaya
sentripetal adalah resultan gaya normal (N) dan besar gaya berat penumpang (mg),
sehingga
Fs = N + mg = m

Syarat kelajuan minimal di titik C adalah N = 0, sehingga diperoleh


0 + mg = m

vc min =

Ketika roller coaster berada di titik terendah, yaitu titik B;


EPB = 0
EMB = EMc
EKB + EPB = EKC + EPC
1
2

m vb2 + 0 = m vc2 + mghc


2

vb2 = vc2 + 2ghc


oleh karena hc = 2R, vc2 = gR, maka persamaan menjadi
vb2 = gR + 4gR
vb = 5
Ketika roller coaster berada di titik awal, yaitu titik A;
va = 0 sehingga EKA = 0
EMA = EMB
EKA + EPA = EKB + EPB
1

0 + mgha = m vb2 + mghb


2

2gha = vb2 + 2ghb


vb = 2( )

Lintasan loop roller coaster sengaja dibuat seperti tetesan air terbalik. Jika loop berupa
lingkaran penuh, akan diperoleh bobot penumpang 6 kali bobot normalnya saat roller
coaster berada di posisi terendah. Kondisi ini dapat menyebabkan pusing lalu pingsan.
Lintasan loop yang seperti tetesan air hanya memberikan bobot maksimum 3,7 kali bobot
normalnya. Pada bobot tersebut penumpang masih merasakan kenyamanan.

Gambar 2. Arah Percepatan, Berat Sesungguhnya, dan Gaya Berat saat Berada di Loop

b) Hubungan Roller Coaster dengan Dinamika Gerak


Pada dasarnya gerakan pada Roller Coaster di pengaruhi oleh dinamika energi (seperti
yang telah dijelaskan pada bagian di atas). Adapun fungsi dinamika dalam proses
pergerakan benda dari saat ia mulai bergerak hingga melewati loop adalah:
1. Membuat keseimbangan agar energi kinetik dapat berubah menjadi energi potensial
saat perubahan posisi dari rendah ke tinggi.
2. Membuat keseimbangan agar energi potensial dapat berubah menjadi energi kinetik
saat perubahan posisi dari tinggi ke rendah, dalam hal ini diperkirakan agar saat sudah
pada posisi rendah, kereta roller coaster memiliki kecepatan yang cukup untuk loop
berikutnya.
3. Adanya faktor dinamika gerak melingkar pada saat roller coaster melakukan looping,
dalam hal ini GMB membantu pembentukan gaya sentripetal.

c) Hubungan Roller Coaster dengan Gaya Gesek


Roller coaster berjalan di sebuah lintasan yang telah dirancang sedemikian rupa. Gerakan
kereta pada lintasan menghasilkan friction yang merupakan gaya luar. Friction
10

merupakan gaya gesek yang berlawanan arah dengan arah bergeraknya kereta akibat
gesekan antara lintasan dengan kereta yang bergerak. Setiap roller coaster tentunya
memiliki rem layaknya sebuah kereta, namun pada roller coaster sistem rem dibuat pada
lintasan, bukan pada keretanya. Sistem rem yang digunakan adalah dengan menggunakan
klem dan diatur oleh komputer dengan hydraulic fluid system. Ketika kereta di rem,
maka friction akan bertambah akibat sistem rem tersebut dan energi kinetik juga
berkurang karena dikonversikan ke dalam energi panas yang dihasilkan dari gesekan
antara kereta, lintasan, dan sistem rem.
Roller coaster adalah wahana terbuka pada umumnya, oleh sebab itu kita perlu
memperhitungkan keadaan cuaca pada saat wahana roller coaster dijalankan. Berikut
adalah pengaruh keadaan cuaca terhadap roller coaster:
Pada cuaca dingin (dibawah 400 F)
Kecepatan roller coaster berkurang karena cuaca dingin meningkatkan friction pada
roda kereta. Cuaca dingin dapat membuat beberapa komponen pada lintasan dan
kereta menysusut sehingga berbahaya. Cuaca dingin dapat merusak hydraulic fluid
brake system yang diatur oleh komputer.
Pada cuaca angin kencang (kira-kira 30 mph)
Angin yang kencang menyebabkan deselerasi dari kereta lebih cepat sehingga
dibutuhkan energi yang lebih besar.
Pada cuaca hujan
Hujan deras dapat merusak sensor sistem rem dan dapat merusak rem sehingga
berbahaya. Hujan kecil tidak mempengaruhi roller coaster.

d) Hubungan Roller Coaster dengan Gaya Gravitasi


Pada saat menaiki roller coaster, kita tentu mengalami gaya gravitasi. Gaya gravitasi ini
terjadi akibat adanya tarikan massa bumi terhadap massa tubuh kita. Gaya gravitasi yang
dialami tubuh kita selalu mengarah ke pusat bumi. Tubuh kita pada kenyataannya juga
menarik bumi. Namun, massa tubuh kita terlalu kecil bila dibandingkan dengan massa
bumi, sehingga gaya tarik tubuh kita pada bumi dapat diabaikan.

11

Gravitasi pada roller coaster berfungsi untuk menetralkan gaya akibat percepatan, yakni
gaya yang membuat penumpangnya terdorong ke depan. Selain itu, gaya gravitasi
bekerja pada roller coaster yang membuat roller coaster mengalami perubahan
kecepatan. Saat roller coaster bergerak naik menuju suatu puncak, gravitasi menarik
roller coaster tersebut dan mengurangi percepatan pada roller coaster. Pada saat itu
energi kinetik akan berubah menjadi energi potensial. Setelah roller coaster mencapai
puncak, energi potensial pada roller coaster akan diubah menjadi energi kinetik dan
gravitasi akan menarik roller coaster ke bawah. Hal ini menyebabkan roller coaster akan
mengalami percepatan.

12

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu fisika dapat diterapkan pada pembuatan wahana roller coaster, dari pembuatan
lintasan hingga kereta pada roller coaster. Perhitungan dengan menggunakan ilmu fisika
merupakan suatu hal yang penting karena menyangkut kenyamanan, keamanan serta
efisiensi dari wahana roller coaster. Lebih dari itu, ilmu fisika dapat digunakan untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang ada pada wahana. Maka dari itu ilmu fisika dirasa
penting dalam pembuatan suatu roller coaster.
Pada roller coaster, teori dasar fisika yang dipakai adalah teori mengenai energi, gaya
gesek, gaya sentripetal, gravitasi, dan dinamika gerak. Energi yang dibutuhkan roller
coaster untuk melaju pada lintasan perlu diperhitungkan agar kecepatan dari kereta tidak
terlalu besar maupun terlalu kecil. Jika kecepatan roller coaster terlalu kecil, maka hal ini
akan mengganggu perjalanan roller coaster, sedangkan kecepatan yang terlalu besar juga
dapat membahayakan penumpangnya. Gaya sentripetal dan konsep dinamika gerak
berpengaruh pada gerakan roller coaster saat berada pada loop. Gaya gesek dan gravitasi
juga berpengaruh pada pergerakan kereta roller coaster. Selain dari itu, faktor cuaca
seperti hujan dan angin yang kencang juga menjadi bahan pertimbangan dalam
pembuatan wahana roller coaster. Cuaca yang buruk dan tidak sesuai dapat mengganggu
pergerakan kereta dan membahayakan penumpangnya.

13

DAFTAR PUSTAKA
Berry, Nick. 2014. Why Roller Coaster Loop Never Circular. [ONLINE] Available at:
http://gizmodo.com/why-roller-coaster-loops-are-never-circular-1549063718. [Accessed 15
May 15].
Harris,

Tom.

2015.

How

Roller

Coasters

Work.

[ONLINE]

Available

at:

http://science.howstuffworks.com/engineering/structural/roller-coaster.htm.

[Accessed

15

May 15].
Hukum Kekekalan Energi. 2015. Hukum Kekekalan Energi. [ONLINE] Available at:
http://www.scribd.com/doc/48694397/Hukum-Kekekalan-Energi#scribd. [Accessed 16 May
2015].
Indrajit, Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Teach Engineering. 2015. Lesson: Physics of Roller Coasters. [ONLINE] Available at:
https://www.teachengineering.org/view_lesson.php?url=collection/duk_/lessons/duk_rollerco
aster_music_less/duk_rollercoaster_music_less.xml. [Accessed 15 May 15].
The Physics Classroom. 2015. Amusement Park Physics . [ONLINE] Available at:
http://www.physicsclassroom.com/class/circles/Lesson-2/Amusement-Park-Physics.
[Accessed 17 May 2015].
The Physics Classroom. 2015. Roller Coaster G-Forces . [ONLINE] Available at:
http://www.physicsclassroom.com/mmedia/circmot/rcd.cfm. [Accessed 17 May 2015].
The Physics Classroom. 2015. Uniform Circular Motion . [ONLINE] Available at:
http://www.physicsclassroom.com/mmedia/circmot/ucm.cfm. [Accessed 17 May 2015].
Travel Tips. 2015. How Cold Weather, Wind, Rain & Lightning Affect Roller Coasters.
[ONLINE] Available at: http://travel.thefuntimesguide.com/2015/04/roller-coasters.php.
[Accessed 15 May 15].

14

Вам также может понравиться