Вы находитесь на странице: 1из 49

1

BAB I. BESARAN DAN SATUAN

PETA KONSEP 1
BESARAN DAN SATUAN

BESARAN TURUNAN

BESARAN POKOK

BESARAN VEKTOR

DIMENSI

SATUAN

NON SI

SI

PENGUKURAN

ALAT UKUR

PANJANG

MASSA

WAKTU

BESARAN SKALAR

1.1 BESARAN POKOK DAN SATUAN STANDAR

1.1.1

BESARAN POKOK

Besaran pokok adalah suatu besaran yang berdiri sendiri tanpa harus menurunkan
dari besaran lainnya. Satuan dari besaran pokok pula telah di tetapkan terlebih
dahulu dan tidak bergantung pada satuan-satuan besaran lain. Dalam SI, kita
memiliki tujuh besaran pokok yaitu:
2

Tabel 1.1 Satuan dan dimensi besaran pokok

1.1.2 SATUAN STANDAR


Adanya berbagai satuan untuk besaran yang sama tentu saja dapat
menimbulkan kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, kita perlu
merumuskan satu jenis satuan untuk suatu besaran tertentu yang standar yang

disebut satuan standar. Syarat utama satuan standar ialah :


Nilai satuannya harus sama
Mudah diperoleh kembali (mudah ditiru), dan
Dapat diterima secara internasional
Berikut ini beberapa defenisi satuan standar untuk besaran pokok
: Satuan standar panjang didefinisikan sebagai jarak ditempuh cahaya dalam ruang
hampa selama 1/299 792 458 sekon.
Satuan standar massa didefinisikan sebagai massa sebuah silinder platina-iredium
yang disimpan di Sevres, Paris. massa satu kilogram standar mendekati massa
satu liter air murni pada suhu empat derajat celcius.
Satuan standar waktu ditetapkan sama dengan waktu yang diperlukan oleh atom
sesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali. Patokan ini

dianggap lebih teliti dibandingkan dengan patokan waktu rotasi bumi karena
kesalahan waktu hanya satu sekon dalam kurun waktu lima ribu tahun.
Satuan standar suhu. Satuan temperatur termodinamik adalah kelvin. Satu kelvin
adalah 1/273,16 temperatur termodinamik ada titik tripel air.
Satuan standar arus listrik. Satu ampere adalah besarnya arus konstan yang
mengalir jika dua kawat paralel berjarak satu meter yang dibentangkan dalam
ruang hampa dapat menghasilkan gaya 2 x 10-7 newton per meter.
Satuan standar intensitas cahaya adalah kandela. Satu kandela adalah besarnya
intensitas yang dipancarkan oleh radiasi gelombang monokromatis pada frekuensi
640 x 1012 Hz dan mempunyai intensitas pancaran sebesar 1/683 watt per
steradian.
Satuan standar jumlah zat dalam SI adalah mol. Satu mol adalah banyaknya zat
sebesar 0.012 kilogram karbon 12.

1.2 BESARAN TURUNAN


Besaran turunan asalah besaran yang diperoleh dari besaran pokok dengan jalan
menurunkannya, yaitu dengan mengalikan atau membagi besaran satu dengan
besaran lain. Contohnya adalah besaran untuk kecepatan diperoleh dengan cara
membagi besaran panjang dengan besaran waktu. Contoh lain besaran turunan
adalah luas, volume, percepatan, gaya, massa jenis, tekanan, usaha dan daya.
Berikut ini contoh tabel dari besaran turunan.
Tabel 1.2 Besaran Turunan

1.3 DIMENSI BESARAN


Dalam fisika dimensi digunakan untuk menggambarkan sifat fisis dari suatu
besaran. Dimensi suatu besaran merupakan hubungan antara besaran itu dengan
besaran-besaran pokok. Dimensi suatu besaran menunjukan bagaimana besaran
tersebut tersusun atas besaran-besaran pokok. Dalam fisika, ada tujuh besaran
pokok yang berdimensi dan dua besaran tambahan yang tidak berdimensi. Adapun
besaran turunan semuanya berdimensi. Dimensi besaran turunan dapat di cari dari
dimensi besaran pokok penyusunnya.

Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan huruf kapital atau huruf kapita yang
diberi kurung persegi.
Manfaat dimensi dalam fisika antara lain dapat digunakan untuk:
(1) Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak
(2) Menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar
(3) Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan
besaran fisis tersebut dengan besaran fisis lainnya diketahui
Tabel 1.3 tabel dimensi besaan pokok

1.4 SATUAN
Dalam melaksanakan pengukuran suatu besaran digunakan pembanding yang
tetap. Pembanding itu dinamakan satuan. Contoh satuan antara lain, meter,
kilogram, sekon dan newton. Sebelum diseragamkan atau diatur secara
internasional, sudah banyak sekali satuan-satuan yang digunakan masyarakat.
Misalnya langkah, jengkal, dan tombak. Satuan tersebut dimanakan satuan tidak
baku.
Karena hasil dari pengukuran satuan tidak baku tidak selalu akurat maka para ahli
sepakat merumuskan suatu sistem satuan standar yang dapat digunakan secara
internasional. Dengan demikian siapa pun dapat menggunakan dengan mudah,
hasilnya akurat dan seragam.
1.4.1 SATUAN SISTEM INTERNASIONAL

TABEL 1.4.1 Awalan SI

a. Sistem MKS (meter, kilogram, sekon atau detik).


b. Sistem CGS (sentimeter, gram, sekon atau detik).
Contoh sistem Satuan Internasional (SI) ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.4.2 Sistem Satuan Internasional
No
1.
2.
3.
4.
5.

Besaran
Panjang
Massa
Waktu
Gaya
Energi

MKS
m
kg
detik
newton
joule

6.

Suhu

kelvin

CGS
Cm
gram, ons, pounds
menit, jam, hari
Dyne
kalori, erg
Celcius, Fahrenheit,
Reamur

1.4.2 Sistem Satuan Non SI


Conton satuan non SI diamtaranya adalah jengkal, depa, genggam, dll.
1.5 NOTASI ILMIAH
A. Notasi ilmiah
B. Dalam notasi ilmiah, angka-angka hasil pengukuran dinyatakan dalam bentuk
a x 10n
dengan 1 < a < 10 menyatakan bilangan penting, n adalah bilangan bulat (boleh
positif atau negatif), dan 10n menyatakan orde. Tujuan penulisan hasil pengukuran
dalam notasi ilmiah adalah untuk menyingkat penulisan.
Tiga manfaat penulisan dengan notasi ilmiah:
(1) Mudah menentukan banyaknya angka penting dari besaran yang diukur
(2) Mudah menentukan orde besaran yang diukur
(3) Mudah melaksanakn perhitungan aljabar
Tiga aturan untuk menulis hasil pengukuran dalam notasi ilmiah:
(1) Pindahkan koma desiamal sampai hanya tersisa satu angka
(2) Jika koma desiaml dipindahkan ke kiri, berarti n adalah bulat negatif

(3) Nilai n sama dengan banyaknya angka yang dilewati sewaktu kita memindahkan
koma desimal
Contoh:
Notasi ilmiah bilangan 10,0
75 400 = 75 400,
= 7,5 400,

= 7,5400 x 104

Empat angka ke kiri


Bilangan penting = 7,5400
Orde = 104
Contoh:
Notasi ilmiah bilangan < 1,0
0,000 570 kg = 0,000 5,70 kg
Empat angka ke kanan
Bilangan penting = 5,70
Orde = 10-4
a. Angka Penting
Empat aturan untuk menyatakan apakah suatu angka termasuk angka penting atau
bukan adalah sebagai berikut:
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh:
245,6 (4 angka penting)
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh:
572,001
(6 angka penting)
70,02
(4 angka penting)
3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari 1, angka nol di kiri dan di kanan
koma desimal bukan angka penting.
Contoh:
0,0009
(1 angka penting, yaitu 9).
0,0800 (1 angka penting, yaitu 8,0, dan 0).

4. Angka nol pada deretan akhir sebuah bilangan yang

10 termasuk angka

penting, kecuali jika angka sebelum nol diberi garis bawah. Dalam hal ini, angka
penting berakhir pada angka yang di beri garis bawah dan angka selanjutnya
bukan angka penting.
Contoh:
2500
(4 angka penting)
2500
(3 angka penting sebab angka 0 pada deretan akhir bukan angka penting)
2500
(2 angka penting sebab kedua angka 0 pada deretan akhir bukan angka
penting)
a. Bilangan Penting
Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang
terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti dan satu angka terakhir yang di
taksir. Misalnya, panjang paku 5,7 cm; massa beras 20 kg.
b. Bilangan Eksak
Adalah bilangan yang pasti (tidak ada angka yang ditaksir) yang di peroleh dari
kegiatan membilang. Misalnya, jumlah siswa 43 orang, jumlah kelereng dalam
kotak 25 butir.

1.6 BESARAN VEKTOR DAN BESARAN SKALAR


Besaran vektor adalah besaran yangmemiliki baik besar maupun arah untuk
suatu deskripsi yang lengkap. Berbagai besaran dalam fisika termasuk kecepatan ,
percepatan , gaya, momentum adalah besaran vektor. Besaran skalar adalah
besaran yang hanya memiliki besar(nilai) namun tidak memiliki arah. Contohnya
massa, volume, massa jenis, dan suhu merupakan besaran skalar.
1.7 PENGUKURAN
Mengukur adalah kegiatan membandingkan antara besaran yang diukur dengan
besaran sejenis yang digunakan sebagai patokan.
Berikut iniaalah beberapa alat ukur besaran :

Kegiatan Mengukur Menggunakan Alat-alat Ukur


a. Alat ukur panjang
Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer Sekrup

Pada mistar terdapat dua macam skala pengukuran, yaitu cm dan mm. Ukuran
skala yang paling kecil adalah mm, dan ini biasanya disebut ketelitian suatu alat.
Mistar ternyata kurang tepat apabila digunakan untuk mengukur benda-benda
yang kecil, misalnya tebalnya suatu papan dan diameter pipa. Untuk keperluan itu
digunakan jangka sorong.

Bagian yang terpenting dari jangka sorong, yaitu sebagai berikut :


1. Bagian yang tetap berskala panjang (rahang tetap).
2. Bagian yang dapat digeser-geser (rahang geser).
Jangka sorong mempunyai ketelitian tinggi, artinya mampu mengukur dengan
ketelitian tinggi. Ketelitian jangka sorong adalah 0,01cm atau 0,1mm.
Untuk pengukuran yang lebih halus lagi misalnya untuk mengukur pelat-pelat
tipis, kertas, dan tebal pisau silet digunakan mikrometer sekrup. Mikrometer
sekrup memiliki ketelitian sangat tinggi, yaitu sampai dengan 0,01mm
(seperseratus mm) atau 0,001cm.
b. Alat ukur massa

10

Alat pengukur massa yang ada di pasaran antara lain neraca pasar, timbangan
pegas, tibangan beras (dachin), dan timbangan badan.

(neraca tiga lengan)

(neraca dua lengan)

(neraca pasar)

(neraca digital)

Dibandingkan dengan neraca dua lengan dan neraca tiga lengan, neraca digital
mempunyai kepekaan (sensitivitas) yang lebih baik. Artinya , neraca digital sangat
peka terhadap perubahan massa benda yang di ukur. Selain itu, hasil
pengukurannya dapat dibaca dengan mudah karena tertera pada layar neraca
digital.
c. Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu contohnya arloji, beker, stopwatch.

11

( arloji )

(beker)

(stopwatch)

Yang dimaksud dengan pengukur waktu adalah alat yang dapat menunjukkan
waktu pada saat itu dan alat yang dapat menunjukkan lamanya sebuah proses
berlangsung.
Definisi yang digunakan untuk membuat alat ukur waktu ini adalah definisi yang
digunakan pada SI.

a. Arloji dan Beker


Kedua alat ini berfungsi untuk menunjukkan tanda waktu, bukan sebagai alat
penghitung lamanya waktu. Alat-alat tersebut sebelum digunakan harus diaktifkan
terlebih dulu dengan cara diputar pegasnya, atau diberi baterai apabila alat
tersebut digital.
b. Stopwatch
Alat ini fungsinya sama seperti jam pasir, yaitu mengukur lamanya waktu suatu
kejadian. Cara memakainya, apabila suatu proses dimulaii, kita tekan tombol start
dan apabila proses selesai kita tekan tombol stop. Waktu yang tercatat
menunjukkan lama suatu proses berlangsung.
Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami,
diantaranya:
1.

Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari
variable yang diukur.

2.

Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau


derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.

12

3.

Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan
input atau variable yang diukur.

4.

Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu


ditanggapi oleh alat ukur.)
Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur

CONTOH SOAL
1. Massa jenis suatu zat padasuhu 4C adalah 1,00 g/ cm
kg/ m

. Nyatakan dalam satuan

.
3

Pembahasan :1 g = 10
2

1 cm = 10

kg , maka

m, maka 1 cm

10

kg/1 g = 1

= 10 m

3
6 3
sehingga 1 cm / 10 m =

103 kg
1g

1 cm
6 3
10 m

1 dengan demikian :
3
= 1,00 g/ cm =
3

= (1,00) ( 10

= 1000 kg/ m

1,00 g
1cm

) kg/ m

2. Tentukan pembahasan dari dimensiVolume?


Pembahasan : Volume adalah hasil kali panjang, lebar, dan tinggi. Ketiganya
memiliki dimensi panjang [ L], sehingga dimensi volume adalah:
[volume] = [ panjang ]x [ lebar] x[tinggi]
[volume]= [ L] [ L] [ L] = [ L]

13

3. Hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada skala utama menunjukkan


angka 4,5 mm dan skala putar menunjuk angka 25. Berapakah hasil
pengukurannya?
Pembahasan : Bagian skala utama menunjukkan = 4,5 mm
Bagian skala nonius menunjukkan = 25 0,01
= 0,25 mm
Hasil pengukuran = 4,75 mm atau 0,475 cm

4. Satuan energi potensial dalam sistem SI adalah


Pembahasan : energi potensial memiliki rumus E = m.g.h, buat sobat hitung yang
ingin tahu tentang rumus energi lainnya silahkan baca di rumus energi di sekitar
kita. Dari rumus E = m.g.h didapat komponen satuan = kg. m. s-2 m sehingga kg
m2 s-2

5. Apa manfaat dari analisis dimensi?


Pembahasan : analisis dimensi bermanfaat untuk menguji benar salahnya suatu
persamaan . apabila suatu persamaan memiliki dimensi yang benar, maka
kemungkinan persamaan tersebut benar. Akan tetapi, bila dimensinya salah maka
dipastikan persamaan tersebut salah

14

BAB II. KINEMATIKA GERAK


PETA KONSEP KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

KINEMATIKA

Gerak tanpa aspek penyebabnya

GERAK SATU DIMENSI


GERAK DUA DIMENSI

GERAK PARABOLA

ROTASI

MELINGKAR

BIDANG DATAR

BIDANG MIRING

BERATURAN

BERUBAH BERATURAN

Kecepatan sudut konstan


Percepatan sudut konstan

2.1.1 sumbu
POSISI,
DAN
Beraturan pada
Beraturan
x KECEPATAN,
pada sumbu
y PERCEPATAN PADA GERAK DALAM
BIDANG
1. Posisi Partikel dalam Suatu Bidang
Posisi partikel pada suatubidang akan kita nyatakan dengan vektor-vektor
Berubah beraturan pada sumbu x dan y

satuan, yaitu vektor satuan pada sumbu X , di tukis i dan pada sumbu Y ditulis j

15

Y
j
i
0

Besar vektor satuan


I = 1 dan j = 1
R=xi+yj

Posisi partikel pada bidang

Menentukan perpindahan partikel pada bidang


Perpindahan didefenisikan sebagai perubahan posisi (kedudukan) suatu partikel
dalam suatu selang waktu tertentu.
dalam bentuk komponen diperoleh

r = r r
2

r =x i + y j

2. Kecepatan Partikel pada suatu Bidang


a. Kecepatan rat-rata
Kecepatan rata-rata pada garis lurus
v = =
Kecepatan rata-rata pada bidang

= r
= t =
b. Kecepatan sesaat sebagai Kemiringan Grafik Komponen r terhadap
v

t
v =lim
c. Kecepatan Sesaat sebagai Turunan Fungsi Posisi
Kecepatan sesaat adalah turunan pertama dari fungsi posisi x

terhadap waktu t.
dx
v = dt
d. Kecepatan sesaat untuk gerak pada bidang

16

v =lim

v =

lim r
t

Kecepatan sesaat di titik mana saja pada kurva lintasan partikel


adalah sejajar dengan garis singgung lintasan pada titik tersebut.

2.1.2 POSISI, KECEPATAN , DAN PERCEPATAN SUDUT PADA GERAK


MELINGKAR
1. Kecepatan sudut
a. kecepatan sudut rata-rata dan sesaat

2 1

=
t = t 2t 1 kecepatan sudut rata-rata
c

d
dt

kecepatan sudut sesaat

2. percepatan sudut
=

dt

3. kinematika gerak melingkar berubah beraturan


= 0 + at
= 0t + 1/2at2
2 = 02 + 2
= 2 1
v02 sin2
2.1.3 GERAK PARABOLA
Gerak parabola adalah gerakan melengkung yang terjadi pada dua dimensi. Gerak
parabola terdiri dari dua macam gerak, yaitu gerak lurus beraturan pada sumbu x
dan gerak lurus berubah beraturan pada sumbu y.
Pada sumbu x (GLB)

17

v=

x
t

dan vx = vo cos

pada sumbu y (GLBB)


vy = vo sin gt
y = (vo sin )t -

1
2

gt2

vy2= v02 2gy


1. Pada gerak parabola berlaku persamaan-persamaan berikut
v 0 sin
Titik tertinggi ym =
g
v 02 sin 2
g

2. Jarak mendatar terjauh xm =

3. Waktu untuk mencapai titik tertinggi t =


4. Waktu untuk mencapai titik terjauh t =

v 0 sin
g
2 v 0 sin
g

PERPINDAHAN

2.2 KINEMATIKA GERAK LURUS


JARAK

PETA KONSEP
WAKTU

POSISI

Berkaitan

Berkaitan

GERAK LURUS

bersifat

BERATURAN

bersifat

BERUBAH BERATURAN

cirinya
cirinya

KECEPATAN TETAP
PERCEPATAN TETAP

18

2.2.1 JARAK DAN PERPINDAHAN


Jarak dan perpindahan merupakan dua besaran yang saling terkait. Keduanya
memiliki dimensi yang sama , namun memiliki makna fisis yang berbeda.
Keseluruhan panjang lintasan yang ditempuh oleh sebuah benda yang bergerak
adalah jarak tempuh. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu
benda tanpa memperhatikan arah gerak benda, sehingga jarak merupakan besaran
skalar. Sedangkan perpindahan adalah perubahan kedudukan benda ditinjau dari
keadaan awal dan akhir dengan memperhatikan arah gerak benda, sehingga
perpindahan merupakan besaran vektor.
2.2.2 KELAJUAN DAN KECEPATAN
Kelajuan dan kecepatan merupakan karakteristik dari suatu benda yang sedang
bergerak , dimana suatu benda dinyatakan bergerak jka memiliki kelajuan dan
kecepatan. Kelajuan berkaitan dengan jarak dan waktu, sehingga merupakan
besaran skalar, swedangkan kecepatan berkaitan dengan perpindahan dan waktu,
sehingga merupakan besaran vektor.
1. Kelajuan rata-rata dan kecepatan rat-rata
s
Kelajuan rata-rata v = t
Dengan : v = kelsjusn rata-rata (m/s)

19

s = jarak tempuh (m)


t = waktu tempuh (s)
2. Kecepatan rat-rata
s
v =
t
2.2.3 PERLAJUAN DAN PERCEPATAN
Perlajuan dan percepatan adalah besarnya kecepatan benda tiap satuan waktu.
Perlajuan merupakan besaran skalar, seadngkan percepatan merupakan besaran
vektor artinya mempunyai besar dan arah.
Tiap benda yang kecepatannya berubah ( bertambah atau berkurang) kit
sebut mengalami percepatan. Sebuah mobil yang semula diam ( kecepatan = 0 )
meningkatkan kecepatannya sehingga mencapai 80 km/jam. Jika mobil lain dapat
mencapai kecepatan ini dalam selang waktu yang lebih singkat maka kita katakan
bahwa mobil lain memiliki kecepatan lebih besar.
A =V/t

a.

= percepatan

v.

= Kecepatan

t. = waktu
D1. Percepatan rata rata
Percepatan rata rata adalah besarnya perubahan kecepatan setiap satuan
waktu
Jika percepatan rata rata kita beri lambang a, perubahan kita beri lambang v,
dan selang waktu t, maka secara matematik dirumuskan sebagai berikut :
a = v/t

20

2.2.4 GERAK LURUS BERATURAN


Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lintasan garis
lurus, maka dikatakan bahwa benda tersebut bergerak lurus beraturan.

2.2.5 GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN


Benda dikatakan bergerak lurus beraturan jika lintasan geraknya berupa garis
lurus, dan perubahan kecepatannya tetap (percepatannya konstan) . a = = v/=t
= v-v0/t-t0
CONTOH SOAL
1 . Sebuah lori sedang bergerak lurus beraturan dan menempuh jarak 100 cm
dalam 2 sekon berapa :
a.
kecepatannya ?
b.
lama lori itu menempuh jarak 25 cm ?
a.

jarak s = 100 cm = 1 m : selang waktu t = 2 s


Kecepatan v = s/t = 1 m/2s = 0,5 m/s

b.

v = 50 cm/s = 0,5 m/s; jarak s = 25 cm = 0,25 m

t = s/v = 0,25 / 0,5 = 0,5 s


2. Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) berikut ini menginformasikan gerak
suatu

Kecepatan rata-rata benda dari awal gerak hingga detik ke 18 adalah.


Pembahasan :

benda.

21

Pembahasan
Kecepatan rata-rata adalah perpindahan dibagi dengan selang waktu. Jika
disediakan grafik v terhadap t seperti soal diatas, perpindahan bisa dicari dengan
mencari luas di bawah kurva dengan memberi tanda positif jika diatas sumbu t
dan tanda negatif untuk dibawah sumbu t. Luas = perpindahan = Luas segitiga +
luas trapesium

3. Seorang berjalan dengan lurus 30 m ke barat dalam waktu 70 sekon , kemudian 20


m ke timur dalam waktu 30 sekon, hitung kelajuan rata-rata orang tersebut dalam
perjalanan.
Pembahasan : jarak total, s= s1 + s2 = 30 m + 20 m = 50 m
Waktu tempuh, t = t1 + t2 = 70 s + 30 s = 100 s
s
50 S
Kelajuan rata-rata , v = t = 100 m = 0,5 m/s

4. Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan 20 m/s. Jika sudut elevasinya 30


dan percepatan gravitasi = 10 m/s2 maka peluru mencapai titik tertinggi setelah..
Pembahasan : diketahui vo = 20 m/s
= 30
g = 10 m/s2
ditanyakan waktu di titik tertinggi
v 0 sin
20.0,5
t=
=
= 1 sekon
g
10
5. Sebuah mobil bergerak sepanjang sumbu x sesuai dengan persamaan x= 2t3 +
5t2 + 5, dengan x dalam m dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan rata-rata dalam
interval selang waktu 1 s dan 3 s ?
Pembahasan : persamaan gerak mobil x= 2t2 + 5t2 + 5
Untuk t1 = 1 sekon, maka :
x1 = 2(1) 3 + 5(1) 2 + 1
= 12 meter
Untuk t2 = 3 s, maka
x2 = 2(3)3 + 5(3)2 + 1

22

= 104 meter

x
Kecepatan rata-rata = t = 104 m 12 m / 3s 1 s = 92 / 2 = 46 m/s

III. DINAMIKA GERAK


PETA KONSEP 3

Gerak dan aspek geraknya


HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
GAYA

Gaya Normal
HUKUM I NEWTON
HUKUM II NEWTON
HUKUM III NEWTON

Gaya Berat
Resultan gaya =
Resultan
nol
gaya tidak nol
Aksi = -reaksi

Hukum gerak Newton merupakan hukum yang fundamental. Pertama, hukum-

Gaya Gesekan

hukum ini tidak dapat dideduksi atau dibuktikan dari prinsip-prinsip lain. Kedua ,

23

hukum-hukum ini memungkunkan kita bisa memahami jenis gerak yang paling
umum , yang merupakan dasar-dasar mekanika klasik.
3.1 HUKUM I NEWTON
setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang
bekerja pada benda itu sama dengan nol
Keengganan suatu benda untuk mengubah keadaan diamnya atau keadaan gerak
lurus beraturannya merupakan sifat benda yang dikenal sebagai inersia atau
kelembaman.
F =0

3.2 HUKUM II NEWTON


percepatan suatu benda yang disebabkan oleh suatu gaya sebanding dan
searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda yang
dikenai ole gaya tersebut.

F=ma
3.3 HUKUM III NEWTON
besar gaya aksi dan reaksi pada dua benda yang berbeda selalu sama besar
tetapi berlawanan arah
FA = -FR

Massa adalah ukuran banyak zat yang dikandung suatu benda.Makin banyak zat
yang dikandung benda, makin besar massanya. Banyak zat dalam 2 kg gula sama
dengan 2x banyak zat dalam 1 kg gula. Banyak zat yang dikandung sebuah benda
adalah tetap di lokasi atau tempat mana saja.
Berat suatu benda adalah gaya pada benda karena tarikan bumi. Gaya
tarik bumi ini adalah gaya gravitasi bumi yaitu gaya tarik menarik yang selalu
terjadi antara dua benda yang mempunyai massa. Karena berat adalah sebuah
gaya maka berat adalah besaran vektor. Arah vektor berat adalah arah gravitasi,
yaitu menuju pusat bumi. Berat suatu benda adalah gaya gravitasi bumi yang

24

bekerja pada benda itu. Artinya berat benda adalah ukuran yang bergantung pada
kuat medan gravitasi di lokasi benda berada. Berat benda di bumi berbeda dengan
di bulan maupun di ruang angkasa. Di perrmukaan bulan berat benda hanya
seperenam berat di bumi. Ini karena kuat medan gravitasi bulan hanya seperenam
kuat medan gravitasi bumi. Di luar angkasa kuat medan gravitasi hampir nol maka
berat benda juga hampir nol.
Massa dan berat bukanlah besaran yang sama tetapi keduanya sebanding.
Benda yang massanya besar akan memiliki berat yang besar pula. Secara
matemasis dirumuskan sebagai berikut :
w = m. g
w = berat benda
m = massa
g = percepatan gravitasi

3.4 GAYA
Gaya normal adalah gaya kontak yang bekerja dengan arah tegak lurus
bidang sentuh jika dua benda bersentuhan. Jika bidang sentuh mendatar, maka
arah gaya normal adalah vertikal ke atas. Jika bidang sentuh miring, maka
arah gaya normal juga miring ke atas, tegak lurus bidang sentuh. Jika bidang
sentuh vertikal maka arah gaya normal adalah mendatar atau horisontal
. Aplikasi Hukum III Newton Dalam Kehidupan Sehari-hari
Beberapa contoh Aplikasi Hukum III Newton Dalam Kehidupan Seharihari antara lain adalah :
1. Ketika kita berjalan di atas tanah, kaki kita mendorong tanah dengan gaya yang
arahnya ke belakang (gaya aksi). Tanah mendorong kita dengan gaya yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi)

25

2. Ketika kaki pelari menolak papan start ke belakang maka papan start akan
mendorong pelari ke depan, sehingga pelari dapat melaju ke depan.
3. Ketika siku menekan meja ke bawah, permukaan meja akan menekan siku ke atas.
4. Ketika sebutir peluru ditembakkan dari sebuah senapan, senapan mengerjakan
gaya ke depan pada peluru sehingga peluru juga akan mengerjakan gaya pada
senapan dengan arah ke belakang

CONTOH SOAL :

26

1. Jika kotak coklat 10 kg

ditarik dengan gaya 40 N membentuk sudut 30 0,

sepanjang permukaan meja licin, gesekan diabaikan, hitunglah :


a. percepatan kotak
b. besar gaya normal yang dikerjakan permukaan meja pada balok
Jawab:
Langkah 1
Data yang diketahui :
massa m = 10 kg
percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2
gaya tarik P = 40 N
berat w = m g = 10. 9,8 = 98 N
Langkah 2
Pada kotak bekerja tiga buah gaya yaitu gaya berat kotak w, gaya normal
permukaan meja kotak N, dan3 gaya tarik P.
Langkah 3
Kita ambil arah mendatar sebagai sumbu x dan arah tegak lurus sebagai sumbu y.
Komponen-komponen gaya miring P :
Px = P cos 300
= 40. 1/2 V3
Px = 20 V3
Py = P sin 300
= 40. 1/2
2. Py = 20
Langkah 4
Penggunaan Hukum II Newton
Pada sumbu y kotak tidak bergerak (diam)
Fy = 0
+N + Py - w = 0
+N + 20 - 98 = 0
N = gaya normal = 78 Newton
Pada sumbu x kotak bergerak dengan percepatan a
Fx = m a
+Px = m a
20 V3 = 10. a

27

a = percepatan = 2 V3 m/s2

2. Perhatikan gambar berikut!

Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 12 N


ke arah kanan. Jika koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2
dengan koefisien gesekan kinetis 0,1 tentukan besarnya :
a) Gaya normal
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
c) Percepatan gerak benda

Pembahasan
Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut:

a) Gaya normal
Fy = 0
NW=0
N mg = 0
N (10)(10) = 0
N = 100 N
b) Gaya gesek antara benda dan lantai

28

Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang bisa terjadi antara benda
dan lantai:
fsmaks = s N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya gesek statis maksimum masih lebih besar dari gaya yang menarik
benda (F) sehingga benda masih berada dalam keadaan diam. Sesuai dengan
hukum Newton untuk benda diam :
Fx = 0
F fges = 0
12 fges = 0
fges = 12 N
c) Percepatan gerak benda
Benda dalam keadaan diam, percepatan benda NOL
3. Benda bermassa 2 kg terletak pada bidang miring seperti tampak pada gambar
di bawah ini. Jika koefisien gesekan statis antara balok dan bidang miring adalah
0,23 dan g = 10 ms2, maka resultan gaya yang menggerakan benda adalah

Pembahasan
Diketahui
m

:
2

kg,

10

m/s2,

Ditanya : Resultan gaya yang menggerakan benda ?


Jawab :

30o,

0,23

29

Gaya gesek selalu menghambat gerakan benda


karenanya arah gaya gesek digambarkan berlawanan dengan arah gerak benda.
Benda diperkirakan bergerak ke bawah sehingga gaya gesek digambarkan ke atas.
Benda diperkirakan bergerak ke bawah karena tidak ada gaya yang menariknya ke
atas.
w = m g = (2)(10) = 20 Newton
wx = w sin 30o = (20)( ) = 10 Newton
wy = w cos 30o = (20)( 3) = 103 Newton
N = wy = 103 Newton
fs = s N = (0,23)(103) = (2)(3) = 6 Newton
Resultan gaya yang menggerakan benda adalah :
F = wx fs = 10 6 = 4 Newton
wx lebih besar daripada fs sehingga benda bergerak ke bawah, searah dengan wx.
4. Tinjau A

Fx = ma
T WA sin 37o = mA a
T (5)(10)(0,6) = 5 a
T 30 = 5a (Persamaan 1)

30

Tinjau B

Fx = ma
WB sin 53o T = mB a
(10)(0,8) T = 10 a
(10)(10)(0,8) T = 10 a
80 T = 10a
T = 80 10 a (Persamaan 2)
Gabung 1 dan 2
T 30 = 5a
(80 10 a) 30 = 5 a
15 a = 50
a = 50/15 = 10/3 m/s2
b) Tegangan tali penghubung kedua benda
T 30 = 5a
T 30 = 5( 10/3)
T = 46,67 Newton
5. Balok m bermassa 10 kg menempel pada dinding kasar dengan koefisien
gesekan kinetis 0,1. Balok mendapat gaya horizontal F2 = 50 N dan gaya vertikal

31

F1 .

Tentukan besar gaya vertikal F1 agar balok bergerak vertikal ke atas dengan
percepatan 2 m/s2 !
Pembahasan
Tinjauan gaya yang bekerja pada m :

Fx = 0
N F2 = 0
N 50 = 0
N = 50 Newton
Fy = ma
F1 W f = ma

32

F1 mg k N = ma
F1 (10)(10) (0,1)(50) = 10(2)
F1 = 20 + 100 + 5 = 125 Newton

BAB IV. USAHA DAN ENERGI

PETA KONSEP 5

ENE

Alih energi
karena gaya
adalah

Laju usaha
yang dilakukan
adalah

USA

DA

jenisnya

Energi

Energi

Energi

4.1 USAHA
Kata kerja memiliki berbagai arti dalam bahasa sehari-hari, namun dalam fisika
kata kerja diberi arti yang spesifik untuk mendeskripsikan apa yang dihasilkan
gaya ketika gaya itu bekerja pada suatu benda. Kata kerja dalam fisika
disamakan dengan kata usaha. Kerja atau Usaha secara spesifik dapat juga

33

didefinisikan sebagai hasil kali besar perpindahan dengan komponen gaya yang
sejajar dengan perpindahan.
Jika suatu gaya F menyebabkan perpindahan sejauh s, maka gaya F melakukan
usaha sebesar W, yaitu
Persamaan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut.
W = F . s
W = usaha (joule)
F = gaya yang sejajar dengan perpindahan (N)
s = perpindahan (m)
Jika suatu benda melakukan perpindahan sejajar bidang horisontal, namun gaya
yang diberikan membentuk sudut terhadap perpindahan, maka besar usaha yang
dikerjakan pada benda adalah :
W = F . cos . s

4.2 ENERGI
Energi merupakan salah satu konsep yang penting dalam sains. Meski energi tidak
dapat diberikan sebagai suatu definisi umum yang sederhana dalam beberapa kata
saja, namun secara tradisional, energi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk melakukan usaha atau kerja. Untuk sementara suatu pengertian kuantitas
energi yang setara dengan massa suatu benda kita abaikan terlebih dahulu, karena
pada bab ini, hanya akan dibicarakan energi dalam cakupan mekanika klasik
dalam sistem diskrit.
Cobalah kalian sebutkan beberapa jenis energi yang kamu kenal ! Apakah energienergi yang kalian kenal bersifat kekal, artinya ia tetap ada namun dapat berubah

34

wujud ? Jelaskanlah salah satu bentuk energi yang kalian kenali dalam melakukan
suatu usaha atau gerak!
Beberapa energi yang akan dibahas dalam bab ini adalah sebagai berikut.
1. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan suatu benda
terhadap suatu titik acuan. Dengan demikian, titik acuan akan menjadi tolok ukur
penentuan ketinggian suatu benda.
Energi potensial dinyatakan dalam persamaan:
Ep = m . g . h
Ep = energi potensial (joule)
m = massa (joule)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian terhadap titik acuan (m)
Persamaan energi seperti di atas lebih tepat dikatakan sebagai energi potensial
gravitasi. Di samping energi potensial gravitasi, juga terdapat energi potensial
pegas yang mempunyai persamaan:

Ep = . k. x2 atau Ep = . F . x
Ep = energi potensial pegas (joule)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang (m)

35

F = gaya yang bekerja pada pegas (N)


Di samping energi potensial pegas, juga dikenal energi potensial gravitasi
Newton, yang berlaku untuk semua benda angkasa di jagad raya, yang
dirumuskan:
Ep = G M.m / r2
Ep = energi potensial gravitasi Newton (joule) selalu bernilai negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk memindahkan suatu benda dari suatu posisi tertentu ke
posisi lain yang jaraknya lebih jauh dari pusat planet diperlukan sejumlah energi
(joule)
M = massa planet (kg)
m = massa benda (kg)
r = jarak benda ke pusat planet (m)
G = tetapan gravitasi universal = 6,672 x 10-11 N.m2/kg2
2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerakan suatu benda. Jadi,
setiap benda yang bergerak, dikatakan memiliki energi kinetik. Meski gerak suatu
benda dapat dilihat sebagai suatu sikap relatif, namun penentuan kerangka acuan
dari gerak harus tetap dilakukan untuk menentukan gerak itu sendiri.
Persamaan energi kinetik adalah :
Ek = m v2
Ek = energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan gerak suatu benda (m/s)

36

3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki benda, sehingga energi mekanik
dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan:
Em = Ep + Ek
Energi mekanik sebagai energi total dari suatu benda bersifat kekal, tidak dapat
dimusnahkan, namun dapat berubah wujud, sehingga berlakulah hukum kekekalan
energi yang dirumuskan:
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Mengingat suatu kerja atau usaha dapat terjadi manakala adanya sejumlah energi,
maka perlu diketahui, bahwa berbagai bentuk perubahan energi berikut akan
menghasilkan sejumlah usaha, yaitu:
W=F.s
W = m g (h1 h2)
W = Ep1 Ep2
W = m v22 m v12
W = F x
W = k x2
Keterangan :
W = usaha (joule)
F = gaya (N)
m = massa benda (kg)

37

g = percepatan gravitasi (umumnya 10 m/s2 untuk di bumi, sedang untuk di planet


lain dinyatakan dalam persamaan g = G M/r2)
h1 = ketinggian awal (m)
h2 = ketinggian akhir (m)
v1 = kecepatan awal (m)
v2 = kecepatan akhir (m)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang (m)
Ep1 = energi potensial awal (joule)
Ep2 = energi potensial akhir (joule)
Dengan mengkombinasi persamaan-persamaan di atas, maka dapat ditentukan
berbagai nilai yang berkaitan dengan energi. Di samping itu perlu pula dicatat
tentang percobaan James Prescott Joule, yang menyatakan kesetaraan kalor
mekanik. Dari percobaannya Joule menemukan hubungan antara satuan SI joule
dan kalori, yaitu :
1 kalori = 4,185 joule atau
1 joule = 0,24 kalor

4.3 KAITAN ANTARA ENERGI DAN USAHA


Teorema usaha-energi apabila dalam sistem hanya berlaku energi kinetik saja
dapat ditentukan sebagai berikut.

38

W=F.s
W = m a.s
W = m.2as
Karena v22 = v21 + 2as dan 2as = v22 v21 maka
W = m (v22 v21)
W = m v22 m v21
W = Ep
Untuk berbagai kasus dengan beberapa gaya dapat ditentukan resultan gaya
sebagai berikut.
Pada

bidang datar

- fk . s

= m (Vt2 Vo2)

F cos fk . s = m (Vt2 Vo2)

Pada

bidang miring
- w sin fk . s =
m (Vt2 Vo2) (F cos w sin fk) . s = m (Vt2 Vo2)

4.4 DAYA
Daya adalah kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi suatu
bentuk energi lain. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah lampu 100 watt yang
efisiensinya 100 %, maka tiap detik lampu tersebut akan mengubah 100 joule

39

energi listrik yang memasuki lampu menjadi 100 joule energi cahaya. Semakin
besar daya suatu alat, maka semakin besar kemampuan alat itu mengubah suatu
bentuk energi menjadi bentuk energi lain.

CONTOH SOAL

1) Sebuah balok bermassa 5 kg di atas lantai licin ditarik gaya 4 N membentuk


sudut 60 terhadap bidang horisontal. Jika balok berpindah sejauh 2 m, maka
tentukan usaha yang dilakukan!
Pembahasan:
W = F . s . cos
W = 4 . 2 . cos 60
W = 4 joule
2. Buah kelapa 4 kg jatuh dari pohon setinggi 12,5 m. Tentukan kecepatan kelapa
saat menyentuh tanah!
Pembahasan:
Kelapa jatuh memiliki arti jatuh bebas, sehingga kecepatan awalnya nol. Saat
jatuh di tanah berarti ketinggian tanah adalah nol, jadi:
m.g.h1 + . m v12 = m.g.h2 + . m . v22
jika semua ruas dibagi dengan m maka diperoleh :
g.h1 + .v12 = g.h2 + . v22

40

10.12,5 + .02 = 10 . 0 + .v22


125 + 0 = 0 + v22
v2 =

125

v2 = 15,8 m/s
3. Sebuah mobil yang mula-mula diam, dipacu dalam 4 sekon, sehingga mempunyai
kecepatan 108 km/jam. Jika massa mobil 500 kg, tentukan usaha yang dilakukan!
Pembahasan:
Pada soal ini telah terdapat perubahan kecepatan pada mobil, yang berarti telah
terjadi perubahan energi kinetiknya, sehingga usaha atau kerja yang
dilakukanadalah :
W = m v22 m v12
W = . 500 . 303 . 500 . 02 ( catatan : 108 km/jam = 30 m/s)
W = 225.000 joule
4. Sebuah peluru 20 gram ditembakkan dengan sudut elevasi 30 dan kecepatan
awal 40 m/s. Jika gaya gesek dengan udara diabaikan, maka tentukan energi
potensial peluru pada titik tertinggi!
Pembahasan:
Tinggi maksimum peluru dicapai saat vy = 0 sehingga :
vy = vo sin g .t
0 = 40 . sin 30 10 . t
t=2s
Sehingga tinggi maksimum peluru adalah :
y = vo . sin . t . g . t2
y = 40 . sin 30 . 2 . 10 . 22
y = 20 m (y dapat dilambangkan h, yang berarti ketinggian)
Jadi energi potensialnya :
Ep = m . g . h (20 gram = 0,02 kg)
Ep = 0,02 . 10 . 20
Ep = 4 joule
5. Sebuah air terjun setinggi 100 m, menumpahkan air melalui sebuah pipa
dengan luas penampang 0,5 m2. Jika laju aliran air yang melalui pipa adalah 2

41

m/s, maka tentukan energi yang dihasilkan air terjun tiap detik yang dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin di dasar air terjun!
Pembahasan:
Telah terjadi perubahan kedudukan air terjun, dari ketinggian 100 m menuju
ketanah yang ketinggiannya 0 m, jadi energi yang dihasilkan adalah :
W = m g (h1 h2)
Untuk menentukan massa air terjun tiap detik adalah:
Q = A . v (Q = debit air melalui pipa , A = luas penampang , v = laju aliran air)
Q = 0,5 . 2
Q = 1 m3/s
Q=
(V = volume, t = waktu, dimana t = 1 detik)

V = 1 m3
=

( = massa jenis air = 1000 kg/m3, m = massa air)

1000 =

m = 1000 kg
W = m g (h1 h2)
W = 1000 . 10 . (100 0)
W = 1.000.000 joule

LATIHAN SOAL

42

1.

sebuah benda kedudukan awalnya 5 m di sebelah kanan 0. Benda itu kemudian


mengalami perpindahan sebesar 3 m, bagaimana kedudukan benda itu sekarang?
Jawab :
X1 = 5 m
d = x2 x1 = 3 m
X2 5 m = 3 m
X2 = 8 m

2.

sebuah benda mula - mula di titik O, kemudian bergerak sehingga


perpindahannya +4

m. setelah itu benda melanjutkan gerakan sehingga

perpindahannya 5 m. dimana kedudukan benda itu sekarang ?


Jawab :
Untuk gerakan pertama :
X1 = 0
d = 4m = X2 X1
X2 = 4 + 0 = 4 m
Untuk gerakan kedua :
X11 = 4 m
d2 = -5 m
X2 = X21 X11
-5 = X21 4
X21 = -1 m
Jadi kedudukan benda itu 1 m disebelah kiri 0

43

3.

Sebuah benda mula mula diam, kemudian bergerak ke kanan sejauh 15 m.


setelah itu benda bergerak kembali kekiri sejauh 20 m. Berapa besar perpindahan
itu? Berapa pula jarak tempuh benda itu ?
Jawab :
Titik acuan 0 dapat dipilih sembarang titik pangkal gerakan pertama dipilih
sebagai titik 0.
d12 = x2 x1
= +15 20 = -5
jadi perpindahan itu adalah 5 m
d = x2 +x1
d = 15 + 20
jadi jarak tempuh benda adalah 35 m
Kedudukan = -5 m, kebetulan kedudukan awal = titik acuan

4. Sebuah benda jatuh dari ketinggian 4 m, kemudian melewati bidang lengkung


seperempat lingkaran licin dengan jari-jari 2 m. Tentukan kecepatan saat lepas
dari bidang lengkung tersebut!

44

Penyelesaian :
Bila bidang licin, maka sama saja dengan
gerak jatuh bebas buah kelapa, lintasan
dari gerak benda tidak perlu diperhatikan,
sehingga diperoleh :
m.g.h1 + . m v12 = m.g.h2 + . m . v22
g.h1 + .v12 = g.h2 + . v22
10.6 + .02 = 10 . 0 + .v22
60 + 0 = 0 + v22
v2 =
v2 = 10,95 m/s
5. batu diikat dengan tali sepanjang 20 cm kemudian diputar sehingga bergerak
melingkar dengan kecepatan sudut = 4t2 2 rad/s. Setelah bergerak 2s,
tentukan:
1.

kecepatan linier batu,

2.

percepatan tangensial batu.


Penyeleseian
R = 2 cm = 0,2 m
= 4t2 2
t = 2s

1.

Kecepatan sudut pada t = 2s memenuhi:


= 4.22 2 = 14 rad/s
Berarti kecepatan liniernya sebesar:
v = R = 14 . 0,2 = 2,8 m/s

45

2.

Percepatan sudut batu memenuhi:


a = = (4t2 2) = 8t
untuk t = 2s:
a = 8.2 = 16 rad/s2
Percepatan tangensialnya sebesar:
a() = a.R = 16 . 0,2 = 3,2 m/s2
6. Diketahui grafik hubungan kecepatan dan waktu :

Hitunglah
a. Panjang lintasan 5 detik pertama
b. Percepatan dari detik 0 sampai detik 1
c. Percepatan dari detik 4 sampai detik 5
Penyelesaian:
a. Panjang lintasan 5 detik pertama

46

Detik 0 1 :

= (1) (80 + 40)


= (120)
= 60 m
Detik 1 4 :

= (3) (80 + 80)


= 3/2 (160)
= 240 m
Detik 4 5 :

= (1) (80 + 20)


= (100)
= 50 m
Jadi, panjang lintasan = 60 + 240 + 50 = 350 m
b. Percepatan dari detik 0 sampai detik 1

47

c. Percepatan dari detik 4 sampai detik 5

7. Posisi sebuah pesawat berubah setiap waktu dan dinyatakan dengan persamaan r =
(10t3i )m Tentukan persamaan kecepatan pada saat t=2s!
Pembahasan :
Kecepatan setiap waktu merupakan kecepatan sesaat
v = (30 t2i) m/s
Persamaan kecepatan pada saat t=2s
v = (30 t2i) m/s
=(30x22)i
= 120 i m/s2
8. Berikan 6 dari 7 contoh besaran pokok dan satuanya dengan tepat!

48

Pembahasan :

9. Sebuah kotak bermassa 2 kg pada mulanya bergerak dengan laju 10 m/s.


Beberapa saat kemudian kotak berhenti. Koefisien gesek kinetis antara balok
dengan lantai = 0,2. Besar percepatan gravitasi = 10 m/s2. Berapa besar
perpindahan kotak ?
Pembahasan :

49

10. Sebuah Partikel bergerak lurus dengan percepatan a = (2 3t 2). a dalam m/s2 dan t
dalam s. Pada saat t= 1s, kecepatanya 3 m/s dan posisinya meter dari titik
acuan. tentukan posisi pada t = 2s !
Penyelesaian
a = (2 3t2)
t = 1s, v1 = 3 m/s dan S1 =
t = 2s , v2 =?
Kecepatan partikel merupakan integral dari percepatan partikel
v = v0 +
= v0 + dt = v0 +2t t3
Untuk t = 1 s
3 = v 0 + 2 . 1 13
v0 = 2 m/s
Jadi v = 2 +2t t3
Posisi merupakan integral dari kecepaatan sehingga diperoleh:
S = S0 +
= S0 + dt
= S0 + 2t + t2 - t4
untuk t= 1 s
= S 0 + 2 . 1 + 1 2 - 14
untuk t= 2s diperoleh
S(2) = -1 + 2 . 2 +22 - 24 = 5meter

Вам также может понравиться