Вы находитесь на странице: 1из 2

POLI KIA

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

UPTD
PUSKESMAS PUCANGSAWIT
KOTA SURAKARTA

No. Dokumen
SPO-KIA-05

Revisi.
00

Tanggal Terbit
2 JUNI 2014

Hal :
1 dari 2

Dibuat

Disetujui

Disahkan

Tugi Rahayu, Amd.Keb


Koordinator Poli KIA

dr. Monica Peni P


Management Representative

drg. Bintang Setya N


Kepala Puskesmas Pucangsawit

SPO

1. TUJUAN
Mengenali dan menemukan tingkat dan gejala mual muntah yang berlebihan pada kehamilan
(hyperemesis gravidarum) dan melakukan tindakan yang diperlukan.
2. RUANG LINGKUP
Bidan dapat menentukan tingkat mual muntah pada kehamilan dan menganalisa tanda dan gejala
mual muntah yang sering disebut dengan hyperemesis gravidarum, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.
3. KEBIJAKAN
3.1. Ibu hamil dengan tanda mual muntah yang berlebihan mendapatkan perawatan yang memadai
dan tepat waktu.
3.2. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat hyperemesis gravidarum
4. PETUGAS
Bidan
5. ALAT DAN BAHAN
5.1. Tensimeter air raksa dan stetoskop yang berfungsi baik, Termometer
5.2. Buku KIA, Register KIA, Kartu ibu
5.3. Form rujukan
6. PROSEDUR
6.1. Anamnesa pasien dan melakukan pemeriksaan fisik
6.2. Menentukan tingkat dan gejala hyperemesis gravidarum, antara lain:
a. Tingkat I = Ringan
Mual muntah terus menerusmenyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan
turun dan menyebabkan nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah
turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung
b. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah,
apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik
(dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguri dan konstipasi. Dapat juga terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.
c. Tingkat III = Berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus
dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi
yang berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati Wernicke) dengan
adanya: nistagmus, diplopia, perubahan mental.
6.3. Melakukan penanganan pasien sesuai dengan gejala dan tingkat hyperemesis gravidarum
a. Tingkat I : Pencegahan dengan memberi KIE tentang kehamilan terhadap pasien dengan
maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, tentang diit ibu hamil, makan jangan
sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering, jangan langsung berdiri pada
waktu bangun pago, akan terasa oyong, mual dan muntah, Defeksi hendaknya diusahakan
teratur. Memberi terapi obat menggunakan sedativa (Luminal), Vitamin (B1 dan B6) , anti
muntah, antasida dan anti mulas
b. Tingkat II dan III harus dilakukan rujukan ke rawat inap atau rumah sakit
6.4. Melakukan dokumentasi

Rev : 00

Hal : 1 dari 2
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan
Kepala Puskesmas Pucangsawit

POLI KIA
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

UPTD
PUSKESMAS PUCANGSAWIT
KOTA SURAKARTA

No. Dokumen
SPO-KIA-05

Revisi.
00

Tanggal Terbit
2 JUNI 2014

Hal :
2 dari 2

Dibuat

Disetujui

Disahkan

Tugi Rahayu, Amd.Keb


Koordinator Poli KIA

dr. Monica Peni P


Management Representative

drg. Bintang Setya N


Kepala Puskesmas Pucangsawit

SPO

7. REFERENSI
Buku Sinopsis Obstetri Fisiologi-Patologis.

Rev : 00

Hal : 2 dari 2
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan
Kepala Puskesmas Pucangsawit

Вам также может понравиться