Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Annisa Ika S.
(22020114120026)
(22020114120046)
Aryani Wahyuningsih
(22020114120013)
Avinda Deviana
(22020114120028)
(22020114120029)
(22020114120031)
Niken Kusumaningrum
(22020114120019)
Noor Dhyana M.
(22020114120017)
Tara Najmia L. S.
(22020114120014)
Ubaid Hanif N.
(22020114120016)
Umi Afrikhah
(22020114120024)
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien
secara berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka
paling dalam dan dirasakan paling akut.
c. Akomodasi
Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan
mulai memasuki kembali secara emosional dan sosial dunia sehari-hari
dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehidupan mereka.
Berikut tabel perbandingan teori proses berduka :
PERBANDINGAN TEORI PROSES BERDUKA
ENGELS, 1964
Syok dan tidak percaya
Berkembangnya
KUBLES-ROSS,
1969
Menyangkal
MARTOCCHIO, 1985
RANDO, 1991
Penghindaran
Marah
Konfrontasi
kesadaran
Kesedihan yang
Restitusi (ganti rugi)
Tawar-menawar
mendalam,
Idealisasi
Depresi
Reorganisasi (hasil)
Penerimaan
Akomodasi
B. TIPE BERDUKA
NANDA merumuskan ada dua jenis tipe berduka, yaitu berduka disantisipasi
dan berduka disfungsional (Rachmad, 2011).
1. Berduka diantisipasi (anticipatory grief) adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang
dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional
sebelum terjadinya kehilanngan. Tipe ini masih dalam batas normal. Misalnya
seorang istri yang suaminya sekarat, atau seorang gadis yang akan menjalani
operasi di wajahnya yang pasti akan meninggalkan bekas yang buruk.
2. Berduka disfungsional (Pathologic or dysfunctional grief) adalah suatu status yang
merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu
kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan
fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau
kesalahan/kekacauan.
Apa gunanya lagi? Saya akan meninggal, saya tak peduli dengan apapun
lagi
Pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-kadang bersikap sangat
penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, rasa tidak berharga bahkan
bisa muncul keinginan bunuh diri.
Gejala fisik :
a. Menolak makan
b. Susah tidur
c. Letih
d. Dorongan libido/ menurun
e. Dan lain-lain
Tindakan :
a. Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dengan cara :
1) Mengamati perilaku pasien dan bersalah dengannya membahas
perasaannya.
2) Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajat
resikonya.
b. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah dengan cara :
1) Menghargai perasaan pasien.
2) Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan
mengaitkan terhadap kenyataan.
3) Bersama pasien membahas pikiran yang selalu timbul.
5. Tahap Penerimaan
Semua akan baik-baik saja. Saya tidak dapat melawan ini, lebih baik saya
bersiap diri untuk menghadapinya
Merupakan tahap yang berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.
Pikiran yang selalu berpusat kepada objek yang hilang akan mulai berkurang atau
hilang. Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya dan
memulai memandang ke depan.
Tindakan :
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan dengan
cara :
a. Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur.
b. Membantu keluarga berbagi rasa, karena setiap anggota keluarga tidak
berada pada tahap yang sama pada saat yang bersamaan.
c. Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.
d. Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarganya.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BERDUKA
1. Perkembangan manusia :
Usia klien dan tahap perkembangan mempengaruhi respon terhadap berduka.
Sebagai contoh : anak - anak tidak dapat memahami rasa kehilangan atau
kematian, tapi sering merasakan kecemasan akibat kehilangan objek dan terpisah
dari orang tua.
2. Hubungan personal :
Ketika rasa kehilangan melibatkan individu lain,
sesorang
untuk
Class
: 2 Coping Responses
Batasan karakteristik :
a. Perubahan tingkat aktifitas
l. Mempertahankan hubungan
endokrin
Gangguan pola tidur
Marah
Menyesal
Menyalahkan
Keputusasaan
Kacau
Menemukan arti dari
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
hingga meninggal
Kepedihan
Perilaku panik
Perkembangan individu
Gangguan psikologi
Menderita
Sikap yang tidak rela
Mengalami kelegaan
kehilangan
Faktor yang berhubungan :
a. Mengantisipasi kehilangan hal yang bermakna (misal kepemilikan, pekerjaan,
status, rumah, bagian dan proses tubuh).
b. Mengantisipasi kehilangan orang yang terdekat.
c. Mengantisipasi kematian orang yang terdekat.
d. Kehilangan objek penting (misal kepemilikan, pekerjaan, status, rumah, bagian
dan proses tubuh).
No.
Diagnosa
Grieving
(Berduka)
00136
Intervensi
Bantu klien untuk mengontrol
kemarahan
Lakukan bimbingan antipatif
kepada klien
Bantu klien mengatasi
klien
Beri promosi integritas keluarga
Anjurkan kepada keluarga klien
Klien mampu
memecahkan
perasaan kehilangan
Klien dapat
mengungkapkan
peristiwa kehilangan
menerima
kehilangan
Klien mampu
mendeskripsikan arti
dari kehilangan
Klien dapat
berdiskusi dalam
memecahkan
Klien dapat
masalah
Pola tidur klien
klien
Berikan tindakan kepada klien
untuk meningkatkan waktu tidur
klien
Berikan inspirasi kepada klien
Mandiri :
Mendengarkan secara aktif tentang apa
yang diceritakan klien :
dapat kembali
normal
Tingkat berdukaan
klien dapat
berkurang
F. DAFTAR PUSTAKA
Laluyan, M. M., Kanine, E., Womiling, F. Gambaran tahapan kehilangan dan berduka
pasca banjir pada masyarakat di kelurahan perkamil kota manado.
Rahayu, E. B. (2008). Respon dan Koping. Diakses pada 4 Mei 2015, dari
lib.ui.ac.id/file?file=digital/126756-TESIS0534%20Est%20N08r...pdf
Eliana, M. (2011). Konsep Kehilangan. Diakses pada 4 Mei 2015, dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24757/4/Chapter%20II.pdf