Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2.
Melindungi sendi dari kerusakan lebih lanjut dengan cara mengurangi stress pada sendi,
mengurangi joint forces, dan memperbaiki biomekanik sendi.
3.
Mencegah disabilitas dan menurunnya kesehatan yang terjadi sekunder karena inaktivitas
dengan meningkatkan level aktifitas fisik sehari-hari dan memperbaiki daya tahan fisik.4
Program latihan pada pasien OA harus disusun secara individual sesuai keadaan
pasien. Pada pasien dengan kelemahan otot yang signifikan dan berkurangnya gerakan sendi,
tujuan awal dari latihan adalah mengurangi impairmen, memperbaiki fungsi, dan persiapan
untuk aktivitas fisik. Pada pasien OA dengan kekuatan otot dan luas gerak sendi (LGS) yang
baik maka program latihan difokuskan pada perlindungan sendi dan general conditioning. 4
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun program latihan
untuk penderita OA lutut, yaitu :4,5
Latihan dilakukan sebatas gerakan bebas nyeri serta harus menghindari postur dan gerakan
yang meningkatkan nyeri dan menibulkan udema. Pasien juga diajari untuk memonitor
sendiri latihannya untuk menghindari nyeri dan delayed onset muscle soreness.4,5
3. Usia
Usia bukan merupakan kontraindikasi melakukan latihan. Guideline latihan sama bisa
diterapkan pada penderita usia lanjut dengan memperhatikan adanya resiko fraktur dan
ganguan keseimbangan. 5
4. Obesitas
Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya OA. Menurunkan berat badan diketahui
menurunkan gejala OA dan resiko terjadinya OA. Program penurunan berat badan harus
termasuk dalam program latihan pasien OA dengan obesitas. Berjalan dengan kecepatan
sedang, bersepeda, dan latihan di air merupakan latihan yang aman dan bermanfaat untuk
pasien OA lutut dan hip, termasuk pasien yang obesitas/overweight.5
3.1. Latihan untuk pasien OA lutut
Belum ada formula latihan yang pasti untuk pasien OA lutut. Walaupun demikian
prinsip yang umum digunakan dalam program rehabilitasi medik untuk pasien OA terdiri dari
beberapa komponen seperti pada tabel berikut. 7
Tabel 3.1. Program rehabilitasi untuk OA7
Pada saat gerakan sendi terjadi kompresi dan dekompresi kartilago sendi yang penting
untuk nutrisi adekuat dan keseimbangan aktivitas anabolik dan katabolik di kartilago sendi.
Imobilisasi dan joint loading yang tidak adekuat menyebabkan atrophy kartilago. Inaktivitas
juga menyebabkan berkurangnya fleksibilitas dan berkurangnya compliance kapsul sendi,
ligamen, dan sinovium.5
Prinsip umum latihan LGS adalah bahwa sendi terutama sendi lutut digerakkan pada
luas gerak sendi penuh untuk mencegah motion loss yang sering terjadi pada sendi OA.
Latihan LGS aktif diberikan apabila pasien mempunyai LGS penuh dan kekuatan otot yang
cukup untuk dapat menggerakkan ototnya sendiri. Latihan LGS aktif assistif diberikan jika
kekuatan otot pasien tidak cukup kuat untuk dapat menggerakkan sendinya sendiri. 7 Latihan
LGS dilakukan pada sendi lutut dan sendi lain yang berdekatan serta sendi-sendi
kontralateral.5
Berkurangnya LGS merupakan sekuele yang sering terjadi pada penderita OA. Pada
OA lutut umumnya terjadi berkurangnya ekstensi (lag extension), tetapi fleksi lutut pun
sering berkurang. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan berkurangnya LGS pada OA,
antara lain perubahan pada sendi, pemendekan struktur myotendinosus di sekitar sendi karena
nyeri dan kelemahan. Otot yang lebih pendek dari panjang idealnya menyebabkan kerugian
secara biomekanik saat ia bekerja. Oleh karena itu latihan peregangan harus diberikan sejak
awal.12
Latihan fleksibilitas dimulai dengan pasien menggerakkan sendinya pada seluruh luas
gerak sendi yang ada untuk mencegah berkurangnya luas gerak sendi. Selanjutnya
ditambahkan
latihan
peregangan
yang
dilakukan
dengan
pelan, gentle,
dan sustained stretching. Sustained stretching adalah menahan peregangan selama 20-40
detik, atau lebih, kemudian relaks, dan mengulangi peregangan lagi. Peregangan yang tibatiba, kasar, atau ballistic stretching harus dihindari karena bisa menimbulkan eksaserbasi OA.
Untuk pasien OA hip dan lutut otot yang penting untuk diregangkan adalah otot quadrisep
dan hamstring.12
Luas gerak sendi yang cukup, kekuatan otot, dan daya tahan sangat penting untuk
aktivitas berjalan, keseimbangan, naik-turun tangga, dan bangkit dari kursi. Tabel berikut
menunjukkan LGS ekstremitas bawah yang diperlukan untuk beberapa aktivitas
Tabel 3.2. LGS fungsional untuk ekstremitas bawah4
Sendi
Gerakan
Luas gerak sendi (o)
Berjalan di
Naik tangga
Bangkit dari kursi
tempat datar
Panggul
Ekstensi
15
7
0
Fleksi
37
67
112
Lutut
Pergelangan
kaki
Abduksi
Adduksi
Rotasi interna
Rotasi eksterna
Ekstensi
Fleksi
Dorsofleksi
Plantarfleksi
7
5
4
9
0
70
10
15
8
10
0
83
15
10
20
17
0
93
15
-
Latihan ROM rutin setiap hari dengan periode weight bearing dan non weight
bearingpenting untuk menjaga kesehatan sendi. Pada individu tertentu diperlukan latihan
yang didesain khusus sesuai impaiment dan pathologi sendinya. Umumnya petunjuk untuk
latihan fleksibilitas menurut American College of Sports Medicine (ACSM) dan Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) adalah sebagai berikut.5
Tabel 3.3. Rekomendasi untuk latihan fleksibilitas5
luas gerak sendinya. Kontraksi eksentrik menyebabkan stress yang lebih besar tetapi
menghasilkan kekuatan otot yang lebih besar pula. Latihan isotonik bemanfaat untuk
meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan power.
dengan gerak terkendali sehingga gerakan terjadi melalui suatu rentang sendi pada kecepatan
angular
yang
dapat bervariasi.
konstan
12,13
selama
otot
memendek
atau
memanjang
dengan
beban
peralatan isokinetik untuk latihan dan hubungannya dengan aktivitas fungsional masih belum
jelas.12Walaupun demikian, beberapa penulis mengatakan bahwa latihan isokinetik dapat
menguatkan otot lebih efisien dibandingkan latihan isotonik. 13
Latihan penguatan juga bisa dibedakan menjadi latihan closed kinetic chain (bagian
distal ekstremitas terfiksasi) dan open kinetic chain (bagian distal ekstremitas bebas).
Latihan open kinetic chain memungkinkan penderita melakukan penguatan secara spesifik
pada satu gerakan/otot pada satu sendi, misalnya penguatan ekstensor lutut, tetapi latihan ini
meningkatkanshear forces pada sendi sehingga bisa menimbulkan eksaserbasi OA
lutut. Quadricep setting, SLR, dan PRE dengan quadriceps bench adalah contoh latihan open
kinetic chain. Latihan closed kinetic chain menyebabkan shear forces yang lebih kecil dan
lebih menyerupai aktivitas sinergis dan firing pattern untuk aktivitas sehari-hari12. Contoh
latihan closed kinetic chain untuk OA lutut antara lain partial/mini squat, wall slides,
dan lunge.
Latihan penguatan dimulai dengan latihan penguatan isometrik (brief isometric
exercise) karena latihan ini tidak melibatkan gerakan sendi dan tidak memperberat gejala OA
lutut. Sendi lutut diposisikan pada posisi yang nyaman (biasanya posisi ekstensi) dan
kemudian otot quadrisep dikontraksikan maksimal selama minimal 6 detik, minimal
dilakukan 2 kali sehari.Sambil melakukan kontraksi otot pasien diminta untuk menghitung
dengan suara keras untuk menghindari manuver Valsava. Penggunaan elastic belt atau rubber
loop yang terbuat dari tire inner tube ( ban dalam) merupakan cara praktis untuk mendapat
feedback proprioseptif saat otot berkontraksi isometrik melawan tahanan.(gambar3.1).14
Gambar 3.1. Latihan isometric counterrresistance antara otot quadrisep dengan gluteal dan
hamstring kontralateral menggunakan elastic band atau belt loop di pergelangan kaki.14
Gambar
3.2.
Latihan
quadrisep setting15
Latihan stright
leg
rising (SLR)
Gambar3.3. Latihan straight leg rising (tanpa beban dan dengan beban). 15,16
Untuk menghindari cedera pada otot, berikan tahanan secara bertahap, serta turunan
kontraksi otot secara bertahap pula. Hal ini membantu peningkatan tegangan/tension otot
secara bertahap, menjamin kontraksi otot yang bebas nyeri, dan menghindari resiko gerakan
sendi yang tidak terkontrol. Menahan nafas (valsava manuver) sering terjadi saat penderita
melakukan latihan isometrik. Hal ini harus dihindari karena bisa meningkatkan tekanan darah
dengan cepat. Rhytmic breathing dengan penekanan pada ekspirasi saat melakukan kontraksi
otot, harus dilakukan saat melakukan latihan isometrik untuk mengurangi resiko tersebut.
Latihan isometrik dengan intensitas tinggi merupakan kontra indikasi bagi penderita dengan
gangguan jantung dan vaskuler.13
Progressive resistance exercise (PRE) adalah latihan penguatan isotonik dinamik
dengan beban yang ditingkatkan secara bertahap. Latihan penguatan dengan PRE lebih baik
untuk menjaga dan meningkatkan fungsi otot, mengurangi nyeri sendi, dan meningkatkan
fungsi pasien OA lutut.4,13
Watkins yang terdiri dari serial kontraksi otot dengan beban meningkat sehingga pada akhir
latihan otot mengangkat beban yang maksimal. 13 Latihan ini bisa dilakukan dengan NK
table/quadirceps bench. Caranya adalah sebagai berikut :
a.
Tentukan beban maksimal 10 kali repetisi (10 repetition maximal resistance/ 10 RM), yaitu
beban maksimal yang bisa diangkat oleh otot 10 kali pada luas gerak sendi penuh .
b.
c.
d.
pada prosedur ini sudah termasuk latihan pemanasan karena awalnya pasien mengangkat
beban hanya dan RM
e.
Jika latihan jalan kaki atau jogging menyebabkan gejala yang dikeluhkan pasien
bertambah berat, intensitas latihan harus dikurangi atau bentuk latihan dirubah. Alas kaki
yang baik sangat penting dan latihan lebih baik dilakukan di permukaan yang lunak. Untuk
dapat meningkatkan kapasitas aerobik heart rate yang harus dicapai adalah 60-80%
dari target heart rateuntuk latihan selama 20-30 menit, 3-4 kali seminggu. Naik turun tangga
juga merupakan bentuk latihan aerobik yang baik, tapi menyebabkan joint loading yang
maksimal pada hip dan lutut sehingga tidak dianjurkan untuk pasien OA lutut dan hip.4
Latihan dengan sepeda statik dilakukan dengan setting lutut ekstensi saat pedal sepeda
berada di bawah. 13,16 Tingkat beban diatur bertahap mulai dari minimal sampai sedang.
Latihan dilakukan 5 menit dengan beban ringan selama 2 hari, kemudian beban dinaikkan
dan waktu ditambah 5 menit. Setiap peningkatan level dilatih selama 3 hari sampai waktu
latihan 20-30 menit.16