Вы находитесь на странице: 1из 30

1.

SEJARAH TERBENTUKNYA BUMI


Bumi merupakan tempat seluruh makhluk hidup, tapi tahukah anda proses
terbentuknya bumi. Proses terbentuknya bumi ada dua yaitu Proses berdasarkan
teori-teori dari para ahli yang dikaitkan bersama dengan teori-teori perkembangan
bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa bumi terbentuk sekitar 250 juta tahun yang
lalu dimana pada saat itu daratan tidak terpisah-pisah yang dinamakan sebagai
Pangea.
Disaat 200 juta tahun yang lalu terbentuklah dua benua besar hasil dari
pecahan Pangea yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurisia sekarang ini terdiri dari
benua Amerika Utara, Asia Timur, Eropa dan sibagian dari Asia Tengah.
Sedangkan Gondwana terdiri dari Afrika, Australia, Amerika Selatan, Indian, dan
Asia bagian lainnya. Tak berlangsung lama, kemudian dua benua besar terpecahpecah, hanyut, dan bertubrukan dengan bagian lainnya. Bumi terdiiri atas
beberapa lapisan yang didalamnya terdapat bahan material pembentuk bumi dan
seluruh kekayaan alam. Dalam bumi terdapat bentuk yang beragam mulai dari
daratan, pegunungan, lautan, lembah, danau, perbukitan dan sebagainya. Bumi
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya sehingga proses
terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya.

A. Proses Terbentuknya Bumi


Dalam terbentuknya bumi tidak diketahui secara pasti tapi yang diketahui bahwa
proses terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya yang
menurut pendapat para ahli yang mengemukakan teori-teorinya proses
1

terbentuknya tata surya yang merupakan juga proses terbentuknya bumi antara
lain sebagai berikut.
1. Teori Nebula (Kabut)
Teori Nebula disebut jug dengan Teori Kabut Kant-Laplace yang dikemukakan
oleh Immanuel Kant (1755) dan Peiere De Laplace (1796). Teori ini menjelaskan
bahwa di jagat rayat terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut (nebula). Kabut
tersebut berupa debu, es, dan gas yang sebagian besar unsur gas berupa hidrogen.
Adanya gaya gravitasi membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
kemudian menyusut dan mengeras serta berputar semakin cepat. Dalam proses
perputaran yang sangat cepat, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat karena pendinginan. Bagian yang terlepar tersebut
kemudian membentuk planet-planet dalam tata surya. Tahap-tahap terbentuknya
bumi pada teori tebula adalah sebagai berikut. Matahari dan planet-planet masih
berbentuk gas, kabut yang pekat dan besar. Kabut berputar dan memadat yang
terjadi dipusat lingkaran karena gaya gravitasi. Kemudian terbentuk planet-planet
dari materi-materi kecil pada saat bersamaan terbentuknya matahari yang lebih
kecil dari matahari. Materi tersebut semakin membesar dan tumbuh melakukan
gerakan teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk
susunan keluarga matahar.
2. Toeri Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Multon seorang ahli astronomi
dan bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, ahli geologi , pada awal abad ke
-20. Teori ini mengatakan bahwa matahari terdiri dari gas yang bermassa besar
dan suatu ketika bintang melintas disamping matahari yang sangat dekat yang
hampir terjadi tabrakan, Dekatnya bintang dan matahari terdapat pengaruh gaya
gravitasi yang mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi,
dari besarnya gaya gravitasi sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan
matahari dan permukaan bintang dan membentuk gumpalan-gumpalan akibat dari
penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan padat, terbentuklah planet-planet yang
mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada
tahun 1918. Teori ini menjeaskan bahwa terdapat suatu bintang besar yang
mendekati matahari yang masih berbentuk gas, dari besarnya massa matahari dan
besarnya massa bintang yang melaju membentuk sebuah tonjolan-tonjolan pada
matahari yang disebabkan gaya tarik bintang yang melaju. Semakin menjauhnya
bintang melaju dengan matahari maka tonjolan-tonjolan tersebut berpisah dan

membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang membeku dan terbentuklah


plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.
4. Teori Bintang Kembar
teori bintang kembar dikemukakan oleh R.A. Lyttleton seorang ahli Astronomi.
Menurutnya, bahwa teori ini berasal dari bintang kembar yang berkombinasi.
Dimana salah satu bintang meledak sehingga bahan materialnya terlempar, dari
besarnya gaya gravitas bintang yang tidak meledak membuat material yang
terlempar kemudian akan tertarik dan mengelilingi matahari. Bintang yang tidak
meledak disebut dengan matahari. Sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinya.
5. Teori Big Bang
Teori Big Bang berawal dari puluhan milyar tahun lalu yang awalnya terdapat
gumpalan kabut raksasa yang berputar pada prosesnya lalu. Putaran tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar serta bagian
besarnya berkumpul di pusat dengan membentuk cakram raksasa dimana suatu
saat terjadi ledakan dasyat dari gumpalan besar tersebut membentuk galaksi dan
nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membuka dan membentuk galaksi bimasakti, selanjutnya membentuk sistam tata
surya, Gumpalan yang terlempar keluar mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang dingin dan memadat. Kemudian gumpalan
tersebut membentuk planet-planet, termasuk bumi.
Teori Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari
pencapaian titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di
dibuktikan bahwa Big Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan
sisa peninggalan peristiwa big bang. Dimana jika alam semesta tidak memiliki
permulaan maka unsur hidrogen telah habis sama sekali dan berupa menjadi
helium.
Sedangkan dalam islam diterangkan dalam ayat Al-Qur'an tentang asal muasal
alam semestara yang berbunyi : "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapislapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah
sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang (QS. Al-Mulk 67:3)".
B. Teori-Teori Perkembangan Bumi
Setelah terbentuknya planet, termasuk bumi, kemudian bumi berkembang yang
diketahui terdapat beberapa teori-teori dalam perkembangan bumi antara lain
sebagai berikut.

1. Teori Kontraksi (Contraction Teory)


Teori yang dikemukakan oleh Descrates (1596-1650), yang mengatakan bahwa
bumi semakin lama akan menyusut dan mengerut dari adanya pendinginan
sehingga permukaan terdapat relief yang beragam seperti gunung, dataran, dan
lembah. Teori ini mendapat dukungan dari James Dana (1847- Elie de Baumant
(1852), yang kedunya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena
terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian
permukaan bumi mengerut dan terbentuk pegunungan dan lembah-lembah.
2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Teory)
Awalnya bumi terdiri atas dua benua yaitu Laurasia yang berada di sekitar kutub
utara dan Gondwana disekitar kutup selatan bumi. Kedua benua tersebut bergerak
perlahan ke arah equator bumi yang pada akhirnya terpecah membentuk benuabenua kecil. Laurasia terpecah menjadi Amerika utara, Asia, Eropa. Sedangkan
Gondwana terpecah menjadi Amerika selatan, Australia, dan Afrika. Teori
Laurasia-Gondwana pertama kali diitemukan pada tahun 1884 oleh Edward
Zeuss.
3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Teory)
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener tahun 1912 yang mengatakan bahwa
awalnya bum terdapat satu benua yang disebut dengan pangea yang kemudian
terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut.
Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pcahan benua yang
bergerak ke arah dan menuju ke equator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti
kesamaan garis afrika bagian barat dengan amerika selatan bagian timur, serta
adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.
4. Teori Konveksi (Convection Teory)
Teori yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H.Hess. Kemudian teori
ini dikembangkan oleh Robert Diesz yang mengemukakan bahwa bumi masih
dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi
yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi membawa sebuah materi yang
berupa lava sampai ke permukaan bumi di mild oceanic ridge (punggung tengah
samudra), lava tersebut kemudian akan membeku dan membentuk lapisan kulit
bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Teory)
Teori yang dikemukakan oleh Tozo Wilson yang berdasarkan teori lempeng
tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada diatasnya
lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik

pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi
yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada dibawah lempeng
tektonik kulit bumi.
C. Proses Terbentuknya Bumi Secara Singkat
Bumi dahulunya adalah Debu dan gas.Kemudian Debu dan Gas tersebut terkena
sinar matahari.Tibalah batuan,lama kelamaan suhu di tengah bumi semakin
panas.Batuan tersebut meledak sangat dahsyat sehingga terbentuklah bumi.Bumi
terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.Sebentuk membentuk lima
benua,Bumi terdiri dari 1 Benua mahabesar yaitu Pangea,Kemudian terbentuklah
Benua Laurasia di Utara dan Benua Godwana diselatan yang dipisahkan oleh
Samudera Atlantik tengah.Setelah Itu terpecah beberapa benua yaitu Benua
Laurasia menjadi Amerika Utara,Eropa,Asia dan Artik dan Benua Godwana
menjadi Australia,Afrika,Amerika Selatan,India,Kepulauan Indonesia dan
Kepulauan Pasifik sehingga terbentuk bumi sampai sekarang.
2. BAGIAN-BAGIAN BUMI
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan
planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari.
Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius
6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai
jenis mahluk hidup. Bumi memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal
(dalam) dan lapisan eksternal (luar). Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk
bumi. Sedangkan lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari
meteor atau benda-benda luar angkasa lainnya. Secara struktur lapisan dalam
bumi, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi).
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang
terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 C.
Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km
dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah
lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan
lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 C.
3. Inti bumi (core) yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam

besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 5200
km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 C. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4.500 C. Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta
bahwa bumi tidak lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. PengukuranPengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang
berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta
kali lebih dari permukaan bumi.
Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini
pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu
lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan
di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi
lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan
memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi
bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan
lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk
membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu
berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.

Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan bahwa


kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan
berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair, dan

diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan juga
menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal ini
membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan
atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga. Tujuh lapisan bumi itu sangat berbedabeda dari segi struktur, kepadatan, suhu dan bahannya.
Lapisan luar bumi secara keseluruhan sering disebut atmosfer. Atmosfer
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer
terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560
km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang
dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan
yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mulamula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar
matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan
peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomenafenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan
di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi
suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari
permukaan
planet.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk
menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari
sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan
dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang
lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis
cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita
rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian
yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas
dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian
bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17
sampai -52. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan
dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena
berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari
berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar
dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer

terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang,
0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta
0,000005% xenon. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah
(cumulus), yang tingginya antara 0 2 km; awan pertengahan (alto cumulus
lenticularis), tingginya antara 2 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya
antara 6 12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di
dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis
tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam
lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan
tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.

2. Lapisan Udara Bawah


Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,
planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 2 km. Di sini berlangsung
berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya
2 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada
gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi
suhu yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara
812 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara 46 C sampai 80C pada musim panas dan antara
57 C sampai 83 C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada
tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan
atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair
(hujan) dan padat (salju, hujan es).
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian
sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan

sangat dingin yaitu 70 F atau sekitar 57 C. Pada lapisan ini angin yang
sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat
terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan
paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada
lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi
semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan
konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra
ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18 C pada ketinggian sekitar
40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 35 km dpl, dengan suhu udara -50
C sampai -55 C.
b. Lapisan udara panas; terletak antara 35 50 km dpl, dengan suhu 50 C
sampai +50 C.
c. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 80 km dpl, dengan suhu
antara +50 C sampai -70 C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian
30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5
menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi
menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian
bertambah, sampai menjadi sekitar 143 C di dekat bagian atas dari lapisan ini,
yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini
memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah
transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu
terendah 110 C.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km.
Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada
lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar
ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan
gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan
terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan
gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan

meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat
dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang
radio. Suu udara di sini berkisar 70 C sampai +50 C .
b. Lapisan udara F
Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
APPLETON.
c. Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini
antara 400 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan
diduga suhunya mencapai 1200 C. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan
cahaya utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan ini.
Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gasgas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah
batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis
imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.
Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.

3. TEORI TEKTONIK LEMPENG


Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua
(continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan
dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceansterbitan
tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah
satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua
tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahanes' dari granit yang bermassa jenis
rendah yang mengambangdi atas lautan basal yang lebih padat.
Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang
dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat
dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagianbagian kerak tersebut dapat bergerak gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori
yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan

10

bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya
bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an,
dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun
kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi
(earths mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel
ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi
dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada
kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua
(felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer.
Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di
lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam
beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa
dilihat pada Peta Tektonik.

Gambar 1. Lempeng Lempeng bumi


Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen,
konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun
jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak
bertemu.

11

1. BATAS DIVERGEN
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan
pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua,
proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya
celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang tengahAtlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling
terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik,
membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

Gambar. 2 Terbentuknya Batas Divergen


2. BATAS KONVERGEN
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi,
yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah
lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman
(subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang
gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk
di wilayah ini

12

Gambar 3. Terjadinya batas konvergen


3. BATAS TRANSFORM
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai
sesar ubahan-bentuk (transform fault).

Gambar. 4. Terjadinya Batas Transform


Gambar dibawah ini menunjukan contoh-contoh dari kasus konvergen ataupun
divergen.

Gambar 5. Konvergen lempeng benuasamudra (Oceanic - Continental)

13

Gambar. 6. Konvergen lempeng samudrasamudra (OceanicOceanic)

Gambar. 7. Konvergen lempeng benuabenua (ContinentalContinental)

4. KOMPOSISI BUMI
Keadaan dalam bumi selama ini hanya dikemukakan berdasarkan
hipotesis-hipotesis. Penyelidikan tentang isi bumi sebenarnya hanya meliputi
daerah dengan kedalaman tidak lebih dari dalamnya terowongan tempat
pengeboran atau kedalaman sungai bawah tanah. Salah seorang ahli yang yang
pertama kali mengemukakan pendapatnya tentang materi dan bentuk dalam bumi
adalah Plato. Menurutnya, bumi terdiri dari masa cair yang pijar dan dikelilingi
oleh lapisan batuan yang keras yang disebut kerak bumi. Masa cair yang pijar itu
berasal dari dalam bumi dan kadang-kadang ke luar mencapai permukaan bumi
dalam bentuk lava melalui pipa-pipa gunung api. Namun, penyelidikan tentang
gempa bumi (seismologi) memberikan pandangan yang lain tentang keadaan

14

dalam bumi. Berdasarkan penyelidikan seismologi diketahui bahwa perambatan


geolombang gempa dipengaruhi oleh zat-zat penyusun bumi. Penyelidikan
seismologi juga membuktikan bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang
dibatasi oleh lapisan yang tidak bersambung (diskontinu).
Secara struktur bumi dibagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi
(crush), selimut (mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan
telur, yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya
sebagai inti bumi. 1. Kerak Bumi (Crush) Kerak bumi merupakan lapisan kulit
bumi paling luar (permukaan bumi). Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak
benua dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan
tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda
antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-70
km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Lapisan ini menjadi
tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100 C. 2. Selimut Bumi (Mantle) Selimut atau selubung bumi
merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan
namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi.Selimut
bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang
mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai
3.000 C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan. Selimut
bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer. a. Litosfer
merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat
terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km. Bersama-sama
dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan
aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium). 1) Lapisan sial adalah
lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium. Senyawa dari
kedua logam tersebut adalah SiO 2 dan Al 2 O 3 . Batuan yang terdapat dalam
lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf. 2) Lapisan
sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium.
Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO 2 dan MgO. Berat jenis lapisan
sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena
lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
b. Astenosfer merupakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang tebalnya 100-400 km
ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). c. Mesosfer merpakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.4002.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi. 3. Inti Bumi (Core)

15

Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti
dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner
core). a. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang
suhunya mencapai 2.200 C.
b. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 C.

Gambar 3. Skema Lapisan Dalam Bumi

5. MINERAL DAN SKALA KEKERASAN MINERAL


Skala kekerasan Mohs dikembangkan oleh Frederich Mohs seorang ahli
mineral asal German pada tahun 1822. Skala ini mengelompokan mineral
berdasarkan tingkat kekerasannya apabila dibandingkan dengan mineral lain.
Kekerasan mineral terpengaruh oleh susunan arah atom nya (crystallographic
direction > susunan arah atom mempengaruhi ke-eratan ikatan antara atom)
mengakibatkan terjadinya variasi tingkat kekerasan, tergantung dari arah mana uji
kekerasan dilakukan. Salah satu contoh yang paling jelas adalah kyanite,
mempunyai skala kekerasan 5.5 ketika diuji parallel dengan c-axis dan 7.0 ketika
di ukur parallel dengan a-axis. Tekanan pada saat melakukan test juga harus
seragam. Selain itu arah cleavage dari mineral juga bisa mempengaruhi hasil dari
uji kekerasan. Biasanya mineral dengan ikatan atom cobalent lebih keras
dibandingkan dengan mineral ionic atau metallic. Prinsip dasarnya ialah dengan
16

menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain sebagai
pengukur. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai
benda terkeras dan talk sebagai yang terlunak (lihat tabel 1).

Dari perbandingan kekerasan pada Skala Mohs ini, dapat kita lihat bahwa bagian
terkeras dari tubuh kita yaitu gigi, hanya bernilai 5. Besi/baja terbaik sekalipun
kekerasannya hanya mencapai 6,5 atau mungkin 7, sangat jauh lebih lunak
dibandingkan intan. Sebab sekalipun hanya berbeda 1 tingkat, kekerasan
sesungguhnya antara intan dan korundum sangat berbeda jauh. Intan memiliki
nilai kekerasan absolut 1600 sedangkan korundum hanya 400. Permata moissanite
yang dalam Skala Mohs kekerasannya 9,25 pun hanya memiliki nilai absolut 500,
walaupun moissanite lebih tahan panas dibandingkan intan.
Kekerasan absolut adalah tingkat kekerasan yang diukur dengan
menggunakan alat yang disebut Sklerometer, ditemukan oleh Professor
Metallurgy: Thomas Turner 1986 dari universitas Birmingham, England.

17

Jadi, hingga saat ini intan masih merupakan benda terkeras yang diketahui.
Namun, bukan tidak mungkin kelak akan ditemukan benda yang kekerasannya
mendekati intan mengingat perbedaan kekerasan absolut yang begitu besar antara
benda terkeras nomor 1 dan nomor 2. Untuk mengetahui beberapa hal tentang
mineral-mineral kunci dalam Skala Mohs tersebut, berikut dilampirkan deskripsi
singkat kesepuluh mineral tersebut:
1. Talk (talc) Mg3Si4O10(OH)2, memiliki tingkat kekerasan absolut 1. Berwarna
putih, kelabu, atau kecoklatan, tak pernah ditemukan dalam bentuk kristal,
merupakan produk alterasi magnesium silikat pada batuan ultramafik dan
metasomatisme pada marmer dolomitik. Talk dipakai pada industri kertas, cat,
karet, kosmetik, tekstil dan bubuk talk. Sangat lunak karenanya sering disebut
batu
sabun.

2. Gipsum (gypsum) CaSO42H2O, memiliki tingkat kekerasan absolut 3.


Berwarna putih, tak berwarna, hingga kekuningan, dapat larut dalam HCL dan air
panas, terbentuk dari presipitasi mata air panas, air asin, atau sublimasi dari
fumarol, terkadang berpendar jika terkena sinar ultraviolet, banyak digunakan
untuk membuat plester Paris dan juga
campuran dalam membuat semen. Sebagai
pembanding: kuku jari kita memiliki
kekerasan 2 sampai dengan 2.5. Gipsum
mudah tergores oleh kuku jari.

18

3. Kalsit (calcite) CaCO3, memiliki tingkat kekerasan absolut 9. Warnanya


bervariasi, terdapat dalam gua kapur sebagai stalaktit dan stalakmit atau pada urat
hidrotermal temperatur rendah yang berasosiasi dengan sulfida, merupakan
penyusun utama batu kapur dan marmer, terbentuk dari evaporasi larutan kalsium
bikarbonat atau air laut, dan dari sisa-sisa organisme yang bersifat gampingan.
Hanya tergores oleh kuku jari jika searah bidang belahnya.

4. Fluorit (fluorite) CaF2 memiliki tingkat kekerasan absolut 21.


Berbentuk kubik, warnanya sangat bervariasi mulai dari tidak berwarna hingga
hitam, tidak larut dalam air, jika terkena sinar ultraviolet akan menimbulkan
fluorescent, dapat ditemukan pada urat hidrotermal temperatur sedang hingga
tinggi atau hasil dari sublimasi batuan vulkanik. Tidak tergores oleh kuku jari.

5.
Apatit
(apatite)
Ca5(PO4)3(OH,Cl,F),
memiliki
tingkat kekerasan absolut 48. Tak berwarna
hingga berwarna kuning, hijau dan coklat,
beberapa jenis apatit bisa kehilangan
warnanya jika dipanaskan, dan ada pula
yang berpendar jika terkena sinar
ultraviolet. Terdapat di semua jenis batuan,
stabil hampir di setiap lingkungan, banyak ditambang untuk pupuk, serta

19

merupakan penyusun utama pada gigi, oleh karenana gigi dikatakan memiliki
tingkat kekerasan Mohs 5. Sebagai informasi tambahan, kaca juga memiliki
tingkat kekerasan 5, besi baja 5.5 - namun baja yang bermutu tinggi dapat
mencapai
tingkat
kekerasan
6.5
berdasarkan
skala
Mohs.

6. Feldspar (feldspars) KAlSi3O8 memiliki


tingkat kekerasan absolut 72. Merupakan
kelompok mineral yang terdiri dari plagioklas,
potasium feldspar, dan feldspatoid dengan
masing-masing
anggotanya.
Plagioklas
merupakan feldspar yang mengandung Kalsium
dan Natrium. Potasium feldspar merupakan feldspar yang mengandung Kalium.
Sedangkan feldspatoid merupakan feldspar yang kekurangan silika. Terbentuk
langsung dari kristalisasi magma, merupakan salah satu komponen mineral yang
paling penting dalam menentukan
nama
batuan
beku,
serta
dalam
menentukan derajat pelapukan
dan tingkat
alterasi batuan. Feldspar memiliki
kekerasan
yang sama dengan baja, oleh
karenanya
feldspar digolongkan sebagai batu
mulia.

7. Kuarsa (quartz) SiO2 memiliki tingkat kekerasan absolut 100.


Salah satu mineral paling umum di Bumi. Dalam kondisi murni, kuarsa tidak
berwarna, tetapi dapat beraneka warna tergantung pengotornya. Kuarsa berwarna
ungu disebut ametist (kecubung), warna kuning disebut citrine, warna merah

20

muda disebut rose, warna putih disebut milky quartz sedangkan warna hitam
disebut smoky quartz. Terbentuk langsung
dari kristalisasi magma atau dari sisa
organisme tertentu. Stabil di berbagai
lingkungan dan paling tahan terhadap
pelapukan. Kuarsa memiliki kekerasan yang
lebih tinggi dari kaca dan baja.

8. Topaz (topaz) Al2SiO4(OH,F)2 memiliki tingkat kekerasan absolut 200.


Terbentuk pada suhu yang tinggi dan memiliki beragam warna, tergantung pada
jumlah fluorin yang ada ketika mineral ini terbentuk. Dapat ditemukan pada
pegmatit, granit, riolit dan beberapa urat hidrotermal temperatur tinggi. Banyak
digunakan sebagai permata. Topaz dapat menggores kuarsa dan memotong kaca
dengan mudah.

9. Korundum (corundum) Al2O3 memiliki tingkat kekerasan absolut 400.


Umumnya berwarna abu-abu atau coklat, yang berwarna merah dinamakan rubi
sedangkan yang berwarna biru disebut safir. Dapat dibuat menjadi alat ampelas
yang bagus atau batu permata yang sangat mahal, terbentuk pada batuan metamorf

21

derajat tinggi, kaya aluminium, dan sedikit silika. Korundum dapat menggores
Topaz tetapi dapat dengan mudah digores oleh intan.

10. Intan (diamond) C, memiliki tingkat kekerasan absolut 1600.


Hanya terdiri dari karbon (carbon) seperti grafit tetapi memiliki ikatan yang
sangat kuat, warnanya bisa bermacam-macam, mulai dari tak berwarna hingga
berwarna hitam. Dapat ditemukan pada batuan ultramafik khususnya kimberlit,
atau pada material endapan sungai.

Kekerasan
(hardness) mineral
diperlukan untuk
mendapatkan
perbandingan
kekerasan mineral
satu
terhadap
mineral yang lain,
dengan
cara
melakukan saling
gores antar mineral. Perlu diketahui bahwa kekerasan mineral ke segala arah
ditentukan oleh parameter tiap-tiap poros kritalografinya. Oleh karena itu,

22

kekerasan untuk mineral yang satu mungkin kesegala arah sama keras dan untuk
mineral lainnya tidak demikian. Skala kekerasan mineral yang lazim digunakan
adalah skala kekerasan Mosh. Skala kekerasan ini terdiri atas 10 tingkatan,
berturut-turut dari yang terlunak sampai yang terkeras ditampilkan dalam tabel
berikut ini:
Skala Kekerasan (Hardness) Mosh
Kekerasa Mineral
Keterangan
n
1
Talk
Tergores kuku
2
Gipsum
Tergores kuku, kekerasan kuku = 2
3
Kalsit
Tergores pecahan botol atau pisau
4
Fluorit
Tergores pecahan botol atau pisau
5
Apatit
Tergores dengan sukar oleh pisau
6
Ortoklas
Tidak tergores pisau atau pecahan botol
7
Kwarsa
Tidak tergores pisau
8
Topas
Tidak tergores pisau
9
Korundum
Tidak tergores pisau
10
Intan
Tidak tergores pisau
Skala Kekerasan (Hardness) Mosh Beserta Contoh Gambar
Kekerasan Mineral
Kekerasan
Gambar
Absolut
1
Talk
1
(Mg3Si4O10(OH)2)

Gipsum
(CaSO42H2O)

Kalsit (CaCO3)

23

Fluorit (CaF2)

21

Apatit
(Ca5(PO4)3(OH-,Cl-,
F-)

48

Ortoklas (KAlSi3O8)

72

Kwarsa (SiO2)

100

Topaz
(Al2SiO4(OH-,F-)2)

200

Korundum (Al2O3)

400

10

Intan (C)

1500

Setiap tingkatan kekerasan skala Mohs yang lebih tinggi dapat menggores
mineral-mineral pada tingkat yang lebih rendah. Berdasarkan penentuan kualitatif
dari kekerasan ternyata interval-interval pada skala Mohs hampir sama, kecuali
interval antara 9 dan 10.
Pengukuran kekerasan mineral ini dapat menggunakan alat-alat sederhana,
seperti kuku tangan, pisau baja, dan lain-lain. Berikut ini adalah tabel yang
memperlihatkan antara hubungan alat pengukur kekerasan dengan derajat
kekerasan dari skala Mosh.

24

Alat-Alat Penguji Kekerasan (Hardness) Mineral


Alat Penguji
Derajat Kekerasan Mosh
Kuku Manusia
2,5
Kawat tembaga
3
Pecahan kaca
5,5 6
Pisau baja
5,5 6
Kikir baja
6.5 7
Pada kasus-kasus tertentu, misalkan suatu mineral tergores oleh kwarsa
tetapi tidak tergores oleh ortoklas, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan
6,5. Pengujian kekerasan sebaiknya tidak hanya pada satu sisi mineral saja, tetapi
juga pada bagian sisi lainnya, mengingat kemungkinan mineral tersebut
kekerasannya tidak seragam pada segala arah.
6. SIKLUS BATUAN
Siklus batuan terdiri dari serangkaian proses yang konstan di mana batuan
berubah dari satu bentuk ke bentuk lain dari waktu ke waktu. Sama halnya dalam
siklus air dan siklus karbon, beberapa proses dalam siklus batuan ada yang terjadi
selama jutaan tahun dan ada juga yang terjadi secara singkat. Untuk lebih
mengetahui proses-proses apa saja yang ada dalam siklus batuan, ada baiknya kita
mulai dari sumber utamanya, yaitu Magma.

25

Pada skema siklus batuan di atas; kotak putih mewakili material-material


bumi dan anak panah mewakili proses yang mengubah material tersebut. Proses
diberi nama dengan tulisan miring di samping anak panah. Energi berasal dari dua
sumber utama, yaitu matahari dan panas dari dalam bumi. Matahari berperan
dalam proses permukaan seperti pelapukan, erosi, dan transportasi. Sedangkan
energi panas dari dalam bumi berperan dalam proses subduksi, pembentukan
magma dan metamorfisme. Kompleksitas diagram mencerminkan kompleksitas
nyata dalam siklus batuan di bumi. Perhatikan bahwa ada banyak kemungkinan
yang mungkin terjadi disepanjang rangkaian proses siklus batuan.
Magma & Batuan Beku
Magma terbentuk hanya pada lokasi-lokasi tertentu di dalam bumi,
sebagian besar terbentuk di sepanjang batas lempeng. Ketika magma membeku,
magma akan membetuk kristal/mineral, sama halnya dengan kristal es yang
terbentuk ketika air didinginkan. Proses ini terjadi di banyak tempat di Indonesia,
di mana magma keluar dari proses erupsi gunung api dan membeku di permukaan
bumi, membentuk jenis batuan ekstrusif (misalnya: basal atau andesit) di sisi-sisi
gunung api. Namun ada juga magma yang membeku di dalam kerak bumi
sebelum mencapai permukaan. Jauh di bawah permukaan kerak benua, di zonazona subduksi di Indonesia, magma membeku membentuk jenis batuan intrusif
(misalnya: granit dan diorit). Batuan yang terbentuk dari pembekuan magma
disebut batuan beku. Jika membeku di bawah permukaan disebut intrusif, dan jika
membeku di permukaan disebut ektrusif.

26

Gunung Soputan - Sulawesi Utara - Indonesia. (Sumber: PMI Sulut)


Pengangkatan, Pelapukan, & Erosi
Jenis batuan seperti basal, karena terbentuk di permukaan bumi, maka
akan segera terpapar dengan atmosfer dan cuaca. Berbeda dengan batuan yang
terbentuk di bawah permukaan bumi, seperti granit, untuk bisa tersingkap di
permukaan, batuan ini harus terangkat dulu melalui proses tektonik dan kemudian
lapisan-lapisan batuan lain di atasnya harus hilang melalui proses erosi. Pada
kedua kasus tersebut, segera setelah batuan tersingkap di permukaan bumi, maka
proses pelapukan pun dimulai. Pelapukan pada batuan terjadi karena reaksi fisik
dan kimia yang disebabkan oleh interaksi udara, air, dan organisme. Setelah
batuan lapuk, angin, air, dan gletser mengikis batuan tersebut menjadi material
sedimen melalui proses yang disebut erosi.
Air merupakan faktor yang paling umum dari erosi - Sungai Bone, Sungai
Bulango, dan Sungai Boliyohuto adalah sungai-sungai besar yang ada di
Gorontalo, yang mengangkut berton-ton material sedimen hasil pelapukan dan
erosi dari hulu di daerah pegunungan sampai ke dasar laut setiap tahunnya.
Material sedimen yang membentuk point bar dan channel bar Sungai Bone di
daerah Botupingge dan sekitarnya kini masih terus dimanfaatkan masyarakat lokal
untuk ditambang, dijual dan didistribusikan ke daerah lain sebagai bahan
bangunan.

27

Alur transport material sedimen dari pengunungan sampai ke muara sungai di


daerah Gorontalo.
Batuan Sedimen
Dalam kondisi alami, endapan material sedimen muda mengubur endapan
yang lebih tua, tekanan yang dihasilkan akan membuat endapan lebih tua menjadi
kompak. Ketika air bergerak masuk ke material sedimen, mineral seperti kalsit
dan silika yang terlarut akan terendap dan mengisi rongga antar butir dan
bertindak sebagai semen, merekatkan butiran sedimen satu sama lain. Proses
kompaksi dan sementasi ini nantinya akan membentuk jenis batuan sedimen
seperti batupasir, batulempung, konglomerat atau breksi. Pembentukan tersebut
sekarang sedang berlangsung di dasar muara, delta atau palung yang ada di
Indonesia.

Peta yang menunjukan busur gunungapi dan zona subduksi di Indonesia.


(Seismic Atlas of SE Asian Basins)

28

Karena pengendapan sedimen terjadi secara siklus musiman atau tahunan,


kita akan sering melihat adanya bentuk lapisan-lapisan pada singkapan batuan
sedimen. Tersingkapnya batuan sedimen di permukaan harus mengalami
pengangkatan oleh proses tektonik. Pada umumnya pengangkatan terjadi di batas
lempeng subduksi, dimana dua lempeng bergerak kearah satu sama lain dan
menyebabkan kompresi. Alhasil, jika batuan sedimen tersebut terbentuk di
lingkungan laut, maka kita akan menemukan singkapan batuan dengan
kandungan fosilorganisme laut di pegunungan. Contohnya tidak perlu jauh-jauh
ke Gunung Everest! Pegunungan dan perbukitan sekitar Danau Limboto, dan di
sepanjang jalan kawasan pantai Leato-Bongo tersusun atas jenis batuan sedimen
laut dangkal. Menurut Peta Geologi Lembar Tilamuta (Skala 1:250.000) - P3G,
daerah tersebut tersusun atas kalkarenit, kalsirudit, dan gamping koral dengan
kandungan sisa-sisa orgnisme laut.
Metamorfisme
Jika batuan sedimen atau batuan beku intrusif tidak tersingkap ke
permukaan bumi dalam proses pengangkatan atau pun erosi, kedua jenis batuan
tersebut akan terkubur lebih dalam lagi. Semakin dalam batuan itu terkubur, maka
semakin besar kemungkinan untuk terpapar suhu dan tekanan tinggi yang
dihasilkan oleh kompresi tektonik dan energi panas dari dalam bumi, yang
nantinya dapat mengubah batuan tersebut. Jenis batuan yang telah terubah di
bawah permukaan bumi akibat paparan suhu, tekanan, dan kontak magma disebut
batuan metamorf.

Singkapan filit (jenis batuan metamorf) di Sungai Luk Ulo - Karangsambung Jawa Tengah
29

Ahli geologi sering menyebut batuan metamorf sebagai batuan yang telah
dimasak karena proses perubahannya hampir sama dengan yang terjadi pada
adonan kue ketika dipanaskan. Adonan kue dan kue nya itu sendiri mengandung
bahan-bahan yang sama, namun memiliki tekstur yang sangat berbeda. Sama
halnya pada batupasir (batuan sedimen) dan kuarsit (hasil metamorfosis dari
batupasir). Butiran individu pasir yang ada pada batupasir sangat mudah terlihat
bahkan beberapa mudah dicopot. Sedangkan pada kuarsit, butiran pasir sudah
tidak terlihat lagi, dan cukup keras untuk dipecahkan dengan palu.
Setiap jenis batuan akan terangkat dan tersingkap, kemudian mengalami
pelapukan dan erosi. Beberapa diantaranya dapat terkubur dan bermetamorfosis.
Proses-proses tersebut telah terjadi selama jutaan dan miliaran tahun yang lalu
untuk menciptakan bumi seperti yang kita lihat sekarang ini, sebuah planet yang
dinamis. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hutton, The Present Is The Key To
The Past saat ini adalah kunci menuju masa lalu. Yang berarti, apa yang terjadi
saat ini, juga terjadi di masa lalu.

30

Вам также может понравиться