Вы находитесь на странице: 1из 13

MAKALAH MOMEN INERSIA

A. Latar belakang
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan
sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda
sudah bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu
besar.
Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan
sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit
digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola tenis meja dan bola sepak
dengan gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat.
Dalam gerak rotasi, massa benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia atau
MI. Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip dengan massa dalam gerak lurus. Kalau massa
dalam gerak lurus menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan
linear (kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen Inersia
dalam gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan
sudut (kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut
sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin besar Momen
inersia suatu benda, semakin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya,
benda yang berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar.
B. Tujuan penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai
konsep Momen Inersia sehingga memungkinkan kita untuk menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan Momen Inersia.

A. Momen Gaya
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik
acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkatjungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan
dihubungkan dengan beban. Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah

garis kerja terhadap titik tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi,
diberi lambang (baca: tau).
=F.d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum
jam disebut momen gaya negatif.
Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Momen gaya oleh F1 adalah 1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah 2 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:
=0
Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.
=0
- F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga
dirumuskan:
F=0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran
yang dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi
Translasi

Rotasi

Momentum linier p = mv

Momentum
sudut*

L = I

Gaya

F = dp/dt

Torsi

= dL/dt

Benda massa
Konstan

F=
m(dv/dt)

Benda momen
inersia konstan*

=I
(d/dt)

Gaya tegak lurus


Terhadap

F=xp

Torsi tegak lurus = L


momentum

momentum

sudut

Energi kinetik

Ek = mv2

Energi kinetik

Ek = I2

Daya

P=F.v

Daya

P=.

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi


Konsep

Translasi

Rotasi

Catatan

Perubahan sudut

s = r.

Kecepatan

v = ds/dt

= d/dt

v = r.

Percepatan

a = dv/dt

= d/dt

a = r.

Gaya resultan,
momen

= F.r

Keseimbangan

F=0

=0

v = v0 + at

= 0 +
t

s = v0t =
at2

= 0t +
t2

v2 = + 2as

2 = + 2

Massa, momen
kelembaman

Hukum kedua
Newton

F = ma

= I

Usaha

W = F ds

W = d

Daya

P = F.v

P=I

Energi potensial

Ep = mgy

Energi kinetik

Ek = mv2

Ek = I2

Impuls

F dt

dt

Momentum

P = mv

L = I

Percepatan konstan

I = miri2

Momen Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan
berlawanan arah. Kopel yang bekerja pada sebuah benda akan menghasilkan momen kopel
yang mengakibatkan benda berotasi. Momen kopel disimbolkan M. Jika pada benda bekerja
beberapa kopel maka resultan momen kopel total benda tersebut adalah
M = M1 + M2 + M3 + + Mn
Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut
dapat diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan,
komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah

F , F , F ,,F , yang jaraknya masing-masing terhadap


1x
2x
3x
nx

sumbu-X adalah y1, y2, y3,,yn . Komponen gaya pada sumbu-Y adalah F1 y , F 2y , F 3y , ,Fny , yang
jaraknya masing-masing terhadap sumbu-Y adalah x1, x2, x3,,xn . Semua komponen gaya
pada sumbu-X dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F x yang jaraknya yo dari sumbu-X,
demikian juga semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya
resultan F y yang jaraknya xo dari sumbu-Y.
B. Momen Inersia Benda Tegar
Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar.
Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar
tersebut memiliki percepatan sudut yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi

didefinisikan sebagai berikut.


Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya

putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia
benda itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut.
Dirumuskan sebagai berikut.
= Fi Ri Sin i atau = ( mi R2 i ) .
mi Ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya
dari sumbu.
Dirumuskan:
I = mi . Ri2
Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen)
terhadap percepatan sudut.
Dirumuskan:

I=
maka = I .
=I
Karena = F . R dan = I .
maka F . R = I .
Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi
roda.
a=.R
=
persamaan menjadi :
F.R=I.
Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak.
Untuk menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.
Tabel berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen.
Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal
I = M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2

Contoh:
1. Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu percepatan
terhadap poros ini ( = 4 )?
2. Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!
Penyelesaian:
1. I = mi Ri2 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
= 3 . 2 2 + 2 . 22 + 1 . 2 2 + 2 . 22
= 12 + 8 + 4 + 8
= 32 kg m2
1. = I . = 32 . 4 = 128 N.m
2. I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42
Daftar momen inersia dari beberapa benda tegar yang digunakan dalam perhitungan.
Benda

Poros

Gambar

Momen inersia

Batang silinder

Pusat

Batang silinder

Ujung

Silinder
berongga

Melalui sumbu

Silinder pejal

Melalui sumbu

Silinder pejal

Melintang sumbu

Bola pejal

Melalui diameter

Bola pejal

Melalui salahsatu garis


singgung

Bola berongga

Melalui diameter

I = mR2

C. Momentum Sudut Gerak Rotasi Benda Tegar


Dalam dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya, maka
momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut , yang selalu searah sumbu rotasi.
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut .
Sehingga dapat dirumuskan :
L=I.
Bagaimana persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar berikut. Momentum sudut
terhadap titik 0 dari sebuah partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan V
(memiliki momentum P = mv) didefinisikan dengan perkalian vektor,
L=RP
atau L = R mV
L = mR V
Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk
oleh R dan v.
Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan v
saling tegak lurus.
V=R
Sehingga L = m R v
L = m R R
L = m R2
Arah L dam adalah sama, maka:
L = m R2
atau L = I
karena =
maka : L = m R2
L=I
Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik tertentu adalah besaran vektor, dan
secara vektor ditulis:
L = R P = m (R v)
Bila diturunkan, menjadi:
karena = F R
maka =
Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut total L, dan sistem
mempunyai momentum sudut total akhir L, setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum
kekekalan momentum sudut. Perhatikan seorang penari balet yang menari sambil berputar
dalam dua keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama, penari merentangkan tangan
mengalami putaran yang lambat, sedangkan pada keadaan kedua, penari bersedekap tangan

roknya berkibar-kibar dengan putaran yang cepat. Momentum sudut total awal = momentul
sudut total akhir
L = L
L1 + L2 = L1 + L2
Hukum Kekekalan momentum rotasi sebagai berikut.
I1 1 + I2 2 = I1 1 + I2 2

D. Energi Kinetik Rotasi


Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m 1 dan m2 dan rotasi
bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah m 1v12.
Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik partikel ke 2
adalah m2v22 ) :
EK = m1 v12 + m2v22
Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:
EK = mi vi2
Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan tiap
partikel adalah vi = . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.
jadi EK = mivi2
= mi Ri2 2
= ( mi Ri2) 2
EK = I . 2
karena L = I .
maka EK = L .
atau EK =
Masalah umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui
pusat massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif terhadap seorang
pengamat. Karena itu, energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.
EK = mv2 + I . 2
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK + EP = konstan
mv2 + I 2 + mgh = konstan

E. Menggelinding
Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi
(penampang bentuk lingkaran).
F
F
ff
Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.
1. Bila gaya F berada tepat di sumbu:
- gerak translasi berlaku : F f = m . a
- gerak rotasi berlaku : f . R = I .
di mana ( = )

1. Bila gaya F berada di titik singgung :


- gerak translasi berlaku : F + f = m . a
- gerak rotasi berlaku : (F f) . R = I . ( = )

F. Katrol
1. Sumbu dianggap licin tanpa gesekan
Massa = m
Jari-jari = R
Momen kelembaman = I
Gerak translasi beban :
F=m.a
+ T1 m1g = m1a .(i)
+ m2g T2 = m2a .(ii)
Gerak rotasi katrol :
=I.
(T2 T1) R = I .(iii)
1. Pada puncak bidang miring
Gerak translasi beban :
F=m.a
+ T1 m1g sin f = m1a .(i)
+ m2g T2 = m2a ..(ii)
Gerak rotasi katrol :
=I.
(T2 T1) R = I (iii)
1. Satu ujung talinya terikat pada sumbu katrol
Gerak translasi beban :
F=m.a
mg T = m . a ..(i)
Gerak rotasi katrol :
=I.
T . R = I . ..(ii)
G. Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lainlain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak
kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:

1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda

1. Kesetimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel F = 0 Fx = 0 (sumbu X)
Fy = 0 (sumbu Y)
2. Kesetimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0, = 0
Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan: = F . d
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.
3. Titik Berat
Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau sistem
benda. Titik berat atau pusat berat benda berfungsi sebagai titik yang terhadapnya gaya-gaya
berat bekerja pada semua partikel benda itu sehingga akan menghasilkan resultan momen
gaya nol. Titik berat merupakan titik di mana gaya berat bekerja secara efektif.
Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:
1. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.
2.

Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris, dan lainlain.

3. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung, dan lain-lain

Tabel titik berat bentuk teratur linier


Nama benda

Gambar benda

letak titik
berat

keterangan

1. Garis lurus

x0 = l

z = titik tengah
garis

2. Busur
lingkaran

R = jari-jari lingkaran

3. Busur
setengah
lingkaran
Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen
Nama benda

Gambar benda

Letak titik
berat

Keterangan

1. Bidang
segitiga

y0 = t

t = tinggi
z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF

2.Jajaran
genjang,
Belah ketupat,
Bujur sangkar
Persegi
panjang

y0 = t

t = tinggi
z = perpotongan
diagonal AC dan
BD

3. Bidang
juring
lingkaran

R = jari-jari lingkaran

4.Bidang
setengah
lingkaran

R = jari-jari lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen


Nama benda
1. Bidang kulit

Gambar benda

Letak titik
berat

Keterangan

z pada titik

z1 = titik berat

prisma

tengah garis
z1z2 y0 = l

bidang alas
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak.

2. Bidang kulit
silinder.
( tanpa tutup )

y0 = t
A = 2 R.t

t = tinggi
silinder
R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder

3. Bidang
Kulit
limas

Tz = T T

TT = garis
tinggi ruang

4. Bidang kulit
kerucut

zT = T T

T T = tinggi
kerucut
T = pusat
lingkaran alas

5. Bidang kulit
setengah bola.

y0 = R

R = jari-jari

Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen


Nama benda

Gambar benda

Letak titik
berat

Keterangan

1. Prisma
beraturan.

z pada titik
tengah garis
z1z2
y0 = l
V = luas alas
kali tinggi

z1 = titik berat
bidang alas
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak
V = volume
prisma

2. Silinder
Pejal

y0 = t
V = R2 t

t = tinggi
silinder
R = jari-jari
lingkaran alas

3. Limas pejal
beraturan

y0 = T T
=t
V = luas alas
x tinggi
3

T T = t = tinggi
limas beraturan

4.

4. Kerucut
pejal

y0 = t
V = R2 t

t = tinggi
kerucut
R = jari-jari
lingkaran alas

5. Setengah
bola
pejal

y0 = R

R = jari-jari
bola.

Macam-macam Kesetimbangan

a. Kesetimbangan labil/goyah
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang
diberikan/dialami benda dihentikan, maka benda tidak kembali ke posisi keseimbangan
semula, tetapi bahkan memperbesar gangguan tersebut.
Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).
b. Kesetimbangan stabil/mantap
Adalah keseimbangan suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan pada
benda dihentikan, benda akan kembali ke posisi keseimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).

c.

Kesetimbangan indeferen/netral
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan
tidak mengubah posisi benda.
Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik beratnya
(energi potensialnya).

Вам также может понравиться