Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau
berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman
contoh dan tidak menyebablan penyaluran (Nielsen, 1998).
2.2.2 Metode Babcock
Bahan yang berbentuk cair, penentuan lemaknya dapat menggunakan
botol Babcock. Penentuan lemak dengan Babcock sangatlah sederhana. Sampel
yang telah ditimbang dengan teliti dimasukan kedalam botol Babcock. Pada
lehernya telah dilengkapi dengan skala ukuran volume. Sampel yang dianalisa
ditambah asam sulfat pekat untuk merusak emulsi lemak sehingga lemak akan
terkumpul menjadi satu pada bagian atas cairan. Pemisahan lemak dari cairannya
dapat lebih sempurna bila dilakukan sentrifugasi. Rusaknya emulsi lemak
dikarenakan asam sulfat dapat merusak lapisan film yang menyelimuti globula
lemak yang biasanya terdiri dari senyawa protein. Dengan rusaknya protein
(denaturasi ataupun koagulasi) maka memungkinkan globula lemak yang satu
akan bergabung dengan golula lemak yang lain dan akhirnya menjadi kumpulan
lemak yang lebih besar dan akan mengapung di atas cairan. Setelah
disentrifugasi lemak akan semakin jelas terpisah dengan cairannya dan agar
dapat dibaca banyaknya lemak kedalam botol ditambahkan akuades panas
sampai lemak atau minyak tepat pada tanda skala bagian atas (Sudarmadji,
1996).
2.2.2. Metode Goldfish
Metode Goldfish adalah ekstraksi dengan alat Goldfish sangat praktis.
Bahan sampel yang telah dihaluskan dimasukan kedalam thimbel dan dipasang
dalam tabung penyangga yang pada bagian bawahnya berlubang. Bahan pelarut
yang digunakan ditempatkan dalam bekerglas di bawah tabung penyangga. Bila
bekerglas dipanaskanuap pelarut akan naik dan didinginkan oleh kondensor
sehingga akan mengembun dan menetes pada sampel demikian terus menerus
sehingga bahan akan dibasahi oleh pelarut dan akan terekstraksi, selanjutnya
akan tertampung ke dalam bekerglas kembali. Setelah ekstraksi selesai, sampel
berikut penyangganya diambil dan diganti dengan bekerglas yang ukurannya
sama dengan tabung penyangga. Pemanas dihidupkan kembali sehingga pelarut
akan diuapkan lagi dan diembunkan serta tertampung ke dalam bekerglas yang
PENGAMATAN
b. 2 ML Heksana + 1
tetes Minyak Kelapa
c. 2 ML Alkohol + 1
tetes Minyak Kelapa
d. 2 ML Benzene + 1
tetes Minyak Kelapa
e. 2 ML Air + 1 tetes
Minyak Kelapa
emulsi.
PROSES
PENYABUNAN
a. 5 Tetes Minyak
Kelapa + 2 ML Air +
18 Tetes NaOH
beralkohol
METODE SOXLET
sampel
Berat
sampel
(gr)
Berat lemak
(gr)
Kacang tanah
2,64
%
Lemak
88
4.2 Pembahasan
Pada praktikum analisa lemak uji kelarutan dan terjadinya emulsi
didapatkan bahwa minyak larut di dalam pelarut Alkohol, benzene, heksana
maupun kloroform, dan tidak larut pada pelarut air. Sesuai dengan pernyataan
Keenan (1991) yang menyatakan bahwa Pada umumnya, lemak dan minyak
tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol, dan larut sempurna
dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, benzene aseton, serta pelarut non
polar lainnya.
Pada Uji Penyabunan
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah Pada uji
kelarutan dan terjadinya emulsi didapatkan bahwa minyak larut di dalam pelarut
Alkohol, benzene, heksana maupun kloroform, dan tidak larut pada pelarut air.
Kemudian pada proses penyabunan terbentuk busa pada larutan akhir,dan pada
metode soxlet didapatkan kadar lemak pada kacang adalah 88%.
5.2 Saran
Saran yang diberikan untuk praktikum ini diharapkan praktikan
melakukan praktikum sendiri pada praktikum metode soxlet, tidak hanya
mengolah data, sehingga praktikan lebih menguasai bagaimana uji kadar lemak
dengan metode soxlet, kemudian dalam melaksanakan praktikum praktikan
sebaiknya mengikuti prosedur secara teliti supaya hasil diperoleh tidak jauh
berbeda dari literatur yang didapatkan
DAFTAR PUSTAKA
Darmasih. 1997. Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Penetapan Kadar Lemak
Kasar Dalam Makanan Ternak Dengan Metode Kering.
Keenan, C.W. Kimia Untuk Universitas. Jakarta, Erlangga.
Nizam, M. 2012. Telur dan Susu. Jurnal Penelitian. Fakultas Peternakan dan
Pertanian. Universitas Diponegoro. Semarang
Rounds, M. A. dan S.S. Nielsen., 1998. Basic Principles of Chromatography. Di
dalam S. S. Nielsen (ed). Food Analysis Second Edition. Kluwer
Academic/ Plenum Publishers, New York.
Setiadji. 2007. Kimia Oraganik. Jember : FTP UNEJ.
Sudarmadji, Slamet et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Winarno F.G. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta