Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obstruksi intestinal
merupakan
kegawatan
dalam
bedah
Ileus
obtruktif
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP PATOFISIOLOGI PENYAKIT ILEUS OBSTRUKTIF
2.1 Pengertian
Ileus obtruktif adalah segala sesua yang mengganggu aliran
normal isi usus sepanjang aliran usus. Obstruksi usus dapat bersifat
akut atau kronis, parsial maupun total. Obstruksi kronis biasanya
mengenai kolon akibat adanya karsinoma atau pertumbuhan tumor,
dan perkembangannya lambat. Sebagian besar obstruksi mengenai
usus halus. Obstruksi usus halus merupakan keadaan gawat yang
2
(Slyvia, A. price
2005 )
Dinding usus halus terdiri dari empat lapisan dasar
1. Peritoneum
Peritoneum mempunyai lapisan visceral dan parietal, dan
ruang yang terletak di antara lapisan-lapisan ini di sebut
rong peritoneum.
2. Mesenterium
Mesenterium merupakan
lipatan
tperitonium
lebar
dari
kurvatura
major
lambung
yang
merupakan
lipatan
verotenium
yang
hepatogastrika
dan
ligamentum
hati
membentuk
proses
pencernaan
dan
yang
lengkap
yang
bersentuhan
dengan
mukosa
2. Absorsi
Yaitu tempat penyerapan bahan-bahan nutrisi dan air. Yang
di absorsi adalah hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein melalui dinding uus ke dalam sirkulasi
darah dan limfe untuk di gunakaan oleh sel-sel tubuh.
Selain itu juga di absorsi air, elektrolit dan vitamin. Besi
dan kalsium sebagian besar di absorsi dalam duodenum
dan jejenum, dan absorsi kalsium membutuhkan vitamin D.
vitamin larut lemak (A,D,E dan K) di absorsi dalam
duodenum dan untuk absorsi di butuhkan garam-garam
empedu.
B. Usus besar
- Anatomi
Usus besar ataau kolon b erbentuk tabung muscular
berongga dengan panjang sekitar 1,5 m (5 kaki) yang di
bentuk dari selkum hingga kanalis ani . diameter usus besar
sudah pasti lebih besar dari pada usus kecil yaitu sekitar 6.5
cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus diameternya semakin
kecil. Usus besar di bagi menjadi sekum, colon, dan rectum.
Colon di bagi menjadi colon asenden, transpersum, desenden,
-
dan sigmoid.
Fisiologi
Usus besar memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan
dengan prose akhir isi usus. Fungsi usus besar paling penting
adalah absorsi air dan elektrolit, yang hampir sudah selesai
dalam kolon dekstra. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir
yang menampung masa feses yang sudah terhidrasi hingga
berlangsungnya defekasi. Kolon mengabsorsi sekitar 800 ml/air
perhari.
Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar terutama di
sebabkan oleh bakteri dan bukan karena kerja enzim. Usus
besar mensekresikan mukus alkali yang tidak mengandung
enzim. Mukus ini bekerja untuk melumas dan melindungi
mukosa.
propulsi
feses
ke
dalam
rectum
menyebabkan
dihambat
oleh
pengaruh
toksin
atau
trauma
yang
1.
2.
3.
4.
5.
Peregangan abdomen
Nyeri
Muntah
Konstipasi absolute
Terdapatnya udara dalam usus halus (Slyvia, A. price 2005 )
2.6 Komplikasi
1. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama
pada organ intra abdomen.
2. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan
baik dan cepat.
3. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume
plasma. (Slyvia, A. price 2005 )
4. Patofisiologi
Terdapat kemiripan proses patofisiologis yangt erjadi setelah
obstruksi
usus,
tanpa
memandang
penyebab
obstruksi
yang
cairan
ekstra
sel
yang
7
mengakibatkan
syok
hipotensi,
mengakibatkan
timbulnya
lingkaran
setan
penurunan
peregangan
usus
adala
iskemia
NUTRISI KURANG
DARI KEB TUBUH
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan sinar X: untuk menunjukkan kuantitas abnormal dari
gas atau cairan dalam usus
b. Pemeriksaan laboratorium (mis pemeriksaan elektrolit dan jumlah
darah lengkap)
c. Pemeriksaan radiogram
abdomen
sangat
penting
untuk
masuk
RS,
pendidikan,
penanggung
jawab
sebagai
klien
dan
dengan
ileus
peningkatan
obstruktif
pada
suhu
mengalami
pada
post
kehilangan
akibat
kompensasi
asidosis
(60-
100x/menit).
f) Tekanan darah
Biasanya tekanan darah klien mengalami peningkatan
( 110-140mmHg).
g) Pernapasan
Distensi abdomen menimbulkan tekanan diafragma,
menghambat pengembangan rongga dada sehingga sering
ditemukan sesak nafas pada pasien dengan obstruksi usus.
Pasien
hipoksia
dengan
post
sekunder
komplikasi
dari
laparostomi
karena
reseksi
(Kushariyadi,2011).
2. Kepala
a. Rambut
11
inefektif
intestinal
dapat
menunjukan
ventilasi
(
sebagai
16-24x/menit)
(16-24kali/menit),
irama
pernapasan
biasanya
kurang,
mengeluarkan
feses
terjadi
pada
semua
golongan
12.
Data psikososial
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan, emosi yang labil dan
marah yang tidak tepat kesedihan, kegembiraan, kesulitan,
berekpresi diri, gangguan dalam memutuskan , perhatian sedikit
dalam keamanan, berkurangnya kesadaran diri, rasa takut,
bermusuhan dan marah.
13.
Spiritual
Biasanya tidak ada perubahan spiritual pada klien baik sehat
maupun sakit dan biasanya klien tidak mengalami kesulitan atau
beibadah (wijaya,2013)
3. Pemeriksaan diagnostic
1) Pemeriksaan sinar X: untuk menunjukkan kuantitas abnormal dari
gas atau cairan dalam usus
14
abdomen
sangat
penting
untuk
pola
abdomen
4) Gangguan
eliminasi:
pola
nafas
berhubungan
konstipasi
dengan
distensi
berhubungan
dengan
Diagnosa
Keperawatan
Kekurangan
volume
dan
NOC
Hydration
cairan elektrolit
ketidakefektifan
penyerapan
usus halus
Manajemant cairan
berhubungan
dengan
NIC
dalam
batas
normal
Tidak ada tanda tanda
dehidrasi,
turgor
membran
akurat
Monitor
status
hidrasi
( kelembaban membran
baik,
mukosa,
mukosa
tekanan
nadi
adekuat,
darah
ortostatik
),
jika
diperlukan
Monitor vital sign
Monitor
masukan
makanan
hitung
15
catatan
Elastisitas
kulit
Pertahankan
cairan
intake
dan
kalori
harian
Lakukan terapi IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan cairan IV pada
suhu
ruanganBerikan
penggantian
-
sesuai output
Kolaborasi dokter
tanda
2.
Perubahan
nutrisi
dari
kurang
berat
b/d gangguan
cairan
berlebih
tranfusi
- Persiapan untuk tranfusi
peningkatan Manajement nutrisi
-
Kaji
dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
makanan
Kolaborasi
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
Tidak terjadi penurunan
absorbsi nutrisi.
jika
muncul meburuk
Atur
kemungkinan
sesuai
kebutuhan
tubuh
Adanya
nesogatrik
badan
gizi
adanya
alergi
dengan
untuk
ahli
menentukan
tinggi
-
mengandung
serat
untuk
mencegah konstipasi
Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk
mendapatkan
normal
Monitor
adanya
aktivitas
-
orangtua
makan
Jadwalkan
dan
pengobatan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor
kekeringan,
kusam,
protein,
kadar Ht
Monitor
kekeringan
dan
mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,
kemerahan,
Hb,
dan
pucat,
dan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Manajeme usus
motilitas usus.
tidak
total
disfungsi
selama
Konstipasi
anak
tindakan
rambut
3.
biasa
dilakukan
Monitor interaksi
atau
yang
Nyeri
peningkatan
distensi
abdimen
setelah makan.
Pemberian analgesic
atau
1. Tentukan
lokasi
instruksi
dokter
yang
diperlukan
4. Pilih rute pemberian IV,
IM
untuk
pengobatan
efek
yang
tidak
pemberian,
atau
tentang
analgesic,
strategi
untuk
mengurangi
samping
untuk
5.
Hipotermi
penurunan
harapan
terlibat
dalam
b.d Termoregulasi
laju 1.
2.
metabolisme
3.
4.
dan
efek
1. Monitor
suhu
menggunakan
pasien
alat
dan
dari
5. Laporan
suhu
nyaman
yang
lingkungan dingin
3. Kurangi stimulasi
pasien
4. Berkan
pemanas
dari
pasif
sesuai
aturan
6. Monitor tanda shok
7. Monitor warna kulit dan
suhu
8. Kenali obat, lingkungan
dan
factor
mungkin
hipotermi
19
lain
yang
meningkatkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ileus obtruktif adalah segala sesua yang mengganggu aliran
normal isi usus sepanjang aliran usus. Obstruksi usus dapat bersifat
akut atau kronis, parsial maupun total. Obstruksi kronis biasanya
mengenai kolon akibat adanya karsinoma atau pertumbuhan tumor,
dan perkembangannya lambat. Sebagian besar obstruksi mengenai
usus halus. Obstruksi usus halus merupakan keadaan gawat yang
memerlukan diagnose dini dan tindakan pembedahan darurat bila
penderita ingin tetap hidup. (Slyvia, A. price 2005 )
3.2 SARAN
Penulis menyarankan bagi keluarga sebaiknya
memahami
20
21