Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Annisa Nurul Azizah
1102011036
Pembimbing :
Dr. Isnaena Perwira, Sp. OG
Kepaniteraan Bagian Obgyn
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
RSUD Arjawinangun
Maret 2016
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature Ruptures of Membrane (PROM),
term PROM, prelabor rupture of membranes, merupakan ruptur dari membran
khorioamniotik 1 jam sebelum onset persalinan pada 37 minggu gestasi atau
lebih. Preterm premature rupture of membranes (PPROM) merupakan PROM
yang terjadi sebelum kehamilan 37 minggu.1
Gambar
2.1 PROM
2.2
Epidemiologi
PROM
terjadi
setidaknya
10%
pada
kehamilan
(berkisar
2.7% hingga
17%),
dengan 60%
hingga
80%
terjadi
pada term. PROM yang terjadi pada kehamilan prematur atau PPROM dapat
terjadi pada 2% hingga 3% kehamilan. 2,3
Setidaknya 8% kehamilan term terjadi ruptur fetal membran sebelum
persalinan dimulain. 60% dari wanita ini akan mengalami persalinan secara
spontan dalam 24 jam dan lebih dari 9!% dalam 48 jam. 6% tetap hamil
melebihi 96 jam.4
Meta analisis dari 12 studi pada induksi awal dari persalinan (sesegera
mungkin atau hingga 12 jam setelah presentasi dengan PROM term)
dibandingkan dengan penanganan ekspektan, dimana terapi yang ditujukan
untuk memperpanjang usia kehamilan untuk meningkatkan outcome neonatal.
(dengan variasi antara 24 hingga 96 jam sebelum induksi), menunjukan tidak
terdapat perbedaan dalam laju sesarea dan persalinan operatif, analisis kedua
menunjukan penurunan laju infeksi neonatal dalam grup induksi awal.
Primiparitas
Riwayat PROM
Kontraksi prematur
Perdarahan pada trimester pertama
Idiopatik
Infeksi
Polihidramnion
Inkompetensi servikal
Abnormalitas uterin
Amniosentesis
Trauma, juga termasuk kecelakaan lalu lintas atau kekerasan rumah tangga
Riwaya operasi servikal (conisasi atau biopsi)
Lain-lain: Riwayat obstetrikal (usia kehamilan saat persalinan, termasuk
preterm PROM)
Ras
Perokok
Penggunaan obat ilegal
Gaya hidup dan stres
Nutrisi
2.4 Patofisiologi
aselular relatif, yang berdekatan dengan membran fetal kedua, celah korion. Ketuban
manusia kurang sel otot polos, saraf, limfe dan yang paling penting pembuluh darah.
Perkembangan Amnion7
Dalam implantasinya, celah berkembang antara masa sel embrionik dan trofoblast
terdekat. Sel kecil yang menggarisi permukaan dalam dari trofoblast dinamakan sel
amniogenikprekursor epitel amnion.
Amnion pertama kali diidentifikasikan pada hari ke 7 atau 8 dari perkembangan
embrio. Awalnya, benda tersebut merupakan gelembung sangat kecil, kemudian
berkembang menjadi kantong kecil yang menutupi permukaan dorsal embrio.
Sebagaimana amnion membesar, amnion tersebut memasukkan embrio yang tumbuh,
yang kemudian prolaps kedalam lubang tersebut.
Kekuatan Regang Amnion7
Dalam uji kekuatan regang, desidua dan amnion memberikan usaha lebih sebelum
terjadinya ruptur amnion. Memang, membran tersebut elastis dan dapat melebar
hingga dua kali ukuran normal dari kehamilan. Kekuatan regang amnion secara
khusus terdapat pada lapisan padat, yang terdiri dari kolagen interstial I dan III
berseberangan dan sejumlah kolagen V dan VI.
Kekuatan regang amnion diregulasi bersama dengan kolagen fibrilar yang
berhubungan dengan preteoglikan seperti decorin, dimana memberikan kekuatan
jaringan. Perubahan komposisi pada waktu persalinan terdiri dari penurunan dari
decorin dan peningkatan hyaluronan. Hal ini menyebabkan hilangnya kekuatan
regang.
Fungsi Metabolik Amnion7
Amnion merupakan membran avaskular sederhana yang memiliki cairan amnion.
Membran ini aktif secara metabolik, dan terlibat dalam transport larutan dan air dalam
homeostasis cairan amnion, dan memproduksi gabungan senyawa bioaktif. Amnion
bertanggung jawab baik pada peregangan mekanik atau pun akut dan kronik.
Cairan Amnion 7
Hingga kehamilan 34 minggu, cairan normal bening yang terdapat dalam kavitas
amnion meningkat selama kehamilan berjalan. Setelahnya, volume cairan tersebut
menurun. Pada usia kehamilan cukup, volume rata-rata berkisar 1000 mL, meskipun
hal ini dapat bervariasi pada kondisi normal maupun abnormal.
Patofisiologi PROM
Penyebab PROM masih sulit dipahami. Sebagian besar penelitian yang menyelidiki
penyebab PROM menjadi mengfokuskan pada PPROM atau gagal membedakan
PPROM dan PROM. Peneliti telah menghipotesiskan bahwa PPROM dan PROM
merupakan hasil dari mekanisme berbeda, memberikan spekulasi bahwa PPROM
diasosiasikan mekanisme patologis seperti
Tanda Vital
Periksa tanda demam tinggi (>38 C pada khorioamnionitis)
Takikardia dapat dijumpai (maternal dan fetal) dengan khorioamnionitis
Abdomen
Pengukuran tinggi fundus, manuver Leopold atau USG untuk ukuran dan
presentasi
Pelvis
Hindari pemeriksaan dalam pada pasien yang belum persalinan aktif
Pada pemeriksaan spekulum steril perhatikan:
Pooling cairan
Kebocoran cairan dari lubang servikalis
Tanda-tanda servisitis
Prolaps korda umbilikalis
Ambil cairan dari forniks posterior untuk pemeriksaan
pH dengan kertas Nitrazine (cairan amniotic biasanya memiliki pH 7.17.3 dan mengubah kertas Nitrazine menjadi biru)
Ferning
Uterus yang lembek dapat mengindikasikan khorioamnionitis
USG bukan merupakan bagian dari diagnostik namun memeriksa volume cairan
amniotic dapat membantu diagnosa.
2.8 Tatalaksana
10
Jika serviks pasien favorable , tidak banyak yang didapatkan dengan menunda
persalinan. Persalinan dapat diinduksi dengan menggunakan oksitoksin interavena.
Pemeriksaan vaginal harus diminimalkan, terutama pada fase laten persalinan. Bila
total panjang ROM melebihi 18 jam, atau terdapat faktor resiko lain seperti infeksi
grup B streptococcus, antibiotik profilaksis harus diberikan intrapartum.
Unfavorable Cervix9
serviks
Berikan oksitoksin bila respon terhadap PgE buruk
Kurangi pemeriksaan vaginal
Segera tangani bila terdapat tanda-tanda infeksi
Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, kematian janin, segera lakukan persalinan.
Gunakan antibiotik spektrum luas. Apabila tidak terdapat penyakit penyerta,
tatalaksana dilakukan berdasarkan usia gestasi.9
Usia Kehamilan
<23 minggu
Tatalaksana
Terminasi dapat menjadi
pilihan,
23-31 minggu
ketuban
Bed Rest untuk resealing
Perhatikan tanda infeksi, abrupsio atau
persalinan
Jika
tidak
ada
patologis,
serial
untuk
amnionitis,
kehamilan 34 minggu
Lakukan uji pematangan paru
11
diikuti
dengan
persalinan
34-36 minggu
Persalinan direkomendasikan
Persalinan harus diinduksi pada saat waktu presentasi, biasanya menggunakan infusi
IV oksitoksin
Induksi
persalinan
mengurangi
resiko
morbiditas
infeksi
maternal
tanpa
12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Induksi pada PROM term menurunkan resiko morbiditas infeksi maternal tanpa
meningkatkan kemungkinan cesarean section dan kelahiran vaginal operatif
Induksi persalinan menurunkan khorioamnionitis maternal dan memperpendek
persalinan dibandingkan penanganan kehamilan pada PROM term namun tidak
menurunkan laju infeksi neonatal
Medikasi untuk induksi persalinan
1. Oksitoksin biasanya digunakan sebagai induksi persalinan pada wanita 34
minggu kehamilan
2. Misoprostol
misoprostol merupakan induksi persalinan aman dan efektif setelah PROM
term. Misoprostol oral 50100 mcg tiap 4 jam memperpendek waktu
persalinan setelah PROM term
misoprostol sublingual lebih efektif dalam induksi persalinan pada dosis
rendah dibandingkan dengan misoprostol oral
3. Dinoprostone
Penambahan dinoprostone vaginal sebelum oksitoksin dapat meningkatkan
laju persalinan vaginal dibandingkan oksitoksin saja pada wanita dengan
induksi persalinan pada PROM term.
Antibiotik
Administrasi antibiotik profilaksis tidak menurunkan resiko infeksi maternal atau
neonatal namun dapat meningkatkan resiko persalinan sesarean pada wanita dengan
PROM term atau mendekati term.
Profilaksis antibiotik dapat menurunkan resiko chorioamnionitis dan endometritis
pada wanita dengan PROM pada term atau mendekati tern dan fase laten >12 jam.
13
penisilin)
Cefuroxime 750 mg IV setiap 8 jam ditambah clindamycin 600 mg IV setiap 6
jam hingga 48 jam kemudian cefuroxime 250 mg per oral setiap 12 jam
14
2.9 Komplikasi
1. Khorioamnionitis
2. Infeksi neonatal yang dikaitkan dengan khorioamnionitis dan stus grup B
streptococcal B positif pada wanita dengan PROM term
3. Abrupsi plasenta
4. Kompresi tali pusar dalam persalinan
15
Usia kehamilan
Adanya infeksi / sepsis
Factor resiko / penyebab
Ketepatan Diagnosis awal dan penatalaksanaan
Prognosis dari KPD tergantung pada waktu terjadinya, lebih cepat kehamilan, lebih
sedikit bayi yang dapat bertahan. Bagaimanapun, umumnya bayi yang lahir antara 34
dan 37 minggu mempunyai komplikasi yang tidak serius dari kelahiran premature.
50% wanita dengan PROM pada term akan melahirkan dalam 5 jam dan 95% dalam
28 jam.
2.10 Prevensi
Suplemen vitamin C dapat menurunkan resiko PROM.
BAB III
PENUTUP
16
REFERENSI
17
1. CanavanTP,SimhanHN,CaritisS.Anevidencebasedapproachtotheevaluation
and treatment ofprematureruptureofmembranes: Part I.Obstet Gynecol Surv.
2004Sep;59(9):66977
2. Association of Ontario Midwives. Clinical Pratical Guideline: Management of
PROMatTerm.In:OntarioMidwies.2010
3. ALARMInternational.PrelabourRuptureofMembranes.In:FourthEditionof
theALARMInternationalProgram.2005:16
4. Royal Cornwall Hospital. Pre Labour Rupture of Membranes At Term (Term
Prom) Clinical Guideline for Management. Accessed from
http://www.rcht.nhs.uk/DocumentsLibrary/RoyalCornwallHospitalsTrust/Clinical/
MidwiferyAndObstetrics/RuptureOfMembranesAtTermTermPROMGuidelineOnT
heManagementOfPreLabour.pdfat2January2016
5. ACOG Committee on Practice BulletinsObstetrics. Practice Bulletin No.
139:prematureruptureofmembranes.ObstetGynecol.2013Oct;122(4):91830
6. LadforsL1,MattssonLA,ErikssonM,MilsomI.(PROM)atornearterminan
urbanSwedishpopulation.JPerinatMed.2000;28(6):4916.
7. CunninghamG.F.,LevenoK.J.,BloomS.L.,HauthJ.C.,RouseD.J.,SpongC.Y.,
etal.2014.WilliamsObstetrics.24rded.USA:McGrawHillCompany.
8. Duff, P,Glob. libr. women's med., Management of Premature Rupture of the
Membrane.
(ISSN:17562228)2011;DOI10.3843/GLOWM.10119
9. ACOG. Premature Rupture of Membrane. Accessed from
http://www.acog.org//media/Districts/DistrictVIIIJuniorFellows/jfprom.pdf?
dmc=1at2January2016
18