Вы находитесь на странице: 1из 7

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

A.

Pengertian Pembelajaran Berbasis ICT


Pengertian ICT (Information and Communication Technology) atau yang lebih
dikenal dengan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) diungkapkan oleh beberapa orang
ahli (Abdul Kadir,2003:13) antara lain dalam kamus Oxford dituliskan bahwa teknologi
informasi dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika terutama
computer,

untuk

menyimpan,

menganalisis

dan

mendistribusikan

informasi

apa

saja,termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.[1]


Dengan begitu, TIK/ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu
untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Jadi Teknologi
Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait
dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
B. Fungsi ICT dalam Pelaksanan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang berbasis ICT yang dalam pemamfaatannya
pada kegiatan pembelajaran dapat dikategorikan kedalam empat fungsi utama, antara lain :
1. Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK atau ICT digunakan sebagai alat
bantu bagi pengguna (user), baik guru maupun siswa untuk membantu proses
pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis,
membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data
kepegawaian, keuangan dan sebagainya.
2. Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Hal ini diasumsikan bahwa
melalui pemanfaatan teknologi guru maupun siswa dapat menjadikan ICT khususnya
internet sebagai perpustakaan, menjadikan e-mail sebagai alat komunikasi,
menjadikan bulletin board sebagai sarana memperoleh informasi mutakhir dan menjadikan
kesempatan chatting untuk diskusi.
3. ICT berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini
teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk
menguasai sebuah kompetensi berbantuan computer yang di mana posisi teknologi tidak
ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan
evaluator.
4. ICT sebagai wadah pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar, diterima luas oleh guru daripada alat belajar lain, dan didukung luas oleh
administrator, orang tua, politikus, dan masyarakat pada umumnya.
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis ICT
Prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal ini ICT adalah sebagai berikut :

Efektif dan efisien.


Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini dalam hal mengefektifkan
belajar, meliputi pemerolehan ilmu, kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun

biaya.
Optimal.
Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai lebih daripada
tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan ICT adalah keluasan cakupan, kekinian

(up to date), kemodernan dan keterbukaan.


Menarik.
Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran dikelas akan lebih menarik dan memancing

keingintahuan yang lebih.


Merangsang daya kratifitas berpikir pelajar.
Dengan menggunakan ICT tentu saja diharapkan pelajar mampu menumbuhkan
kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat didalam diri mereka. Seorang anak yang
mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan pelajar yang mempunyai kreativitas
rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampumenyelesaikan
permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul.

D. Pengembangan ICT dalam Pembelajaran


Media pembelajaran berbasis Information Communication Technology (ICT) atau
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat erat kaitannya dengan pengembangan
kreativitas anak sebab anak yang mempunyai kreativitas tentunya akan mengalami
perkembangan yang baik dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik pula.
Kreativitas yang merupakan kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam
pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini diharapkan agar dengan adanya
media pembelajaran atau dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT anak
dapat kreatif dan berkembang sesuai yang diinginkan.
Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang berbasis ICT tak
ubahnya merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi
satu sama lain sehingga terwujudnya kegiatan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan dalam arti siswa tidak hanya sekedar dimodali teori tentang ICT tapi
bagaimana siswa mampu menerapkan penggunaan ICT dalam kegiatan pembelajarannya.
Adapun komponen-komponen tersebut diantaranya siswa, guru, kurikulum, metode, sarana
fisik, pengalaman belajar dan media pembelajaran harus bersinergis dengan pemamfaatan
ICT yang secara signifikan sering mengalami perkembangan. Sehingga interaksi berbagai
komponen tersebut sejatinya melahirkan kegiatan pembelajaran yang bermuara pada
kegiatan belajar siswa yang aktif, kreatif, efektif dan tentu saja, menyenangkan, sehingga
siswa merasa betah di kelas dan merasa senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
karena setiap pembelajaran dikemas dalam pengembangan ICT.

Sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi informasi dan komunikasi (ICT)


memiliki tiga kedudukan untuk dapat dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu :
a. Peran Tambahan (suplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran melalui
ICT atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk
mengakses materi pembelajaran melalui ICT. Sekalipun sifatnya hanya proporsional,
peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau
wawasan. Walaupun materi pembelajaran melalui ICT berperan sebagai suplemen, para
dosen /guru tentunya akan senantiasa mendorong, mengggugah, atau menganjurkan para
peserta didiknya untuk mengakses materi pembelajaran melalui ICT yang telah disediakan.
b. Fungsi Pelengkap (Komplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran
melalui ICT diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta
didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran melalui ICT
diprogramkan
untuk
menjadi
materi reinforcement (pengayaan)
yang
bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.
c. Fungsi Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif
model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya adalah
untuk membantu mempermudah para maasiswa mengelola kegiatan pembelajaran/
perkuliahannya sehingga para mahasiswa dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya
dengan kegiatan perkuliahannya. Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model
kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka akan
mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara (1) konvensional (tatap muka) saja,
atau (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3)
sepenuhnya melalui internet. Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih oleh
para mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Artinya, setiap mahasiswa yang
mengikuti salah satu model penyajian materi perkuliahan akan mendapatkan pengakuan
atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya
dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui
perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan
pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu para
mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya. Para mahasiswa yang
belajar pada lembaga pendidikan konvensional tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak
dapat menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik karena berbenturan dengan
kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan. Apabila lembaga
pendidikan konvensional tersebut menyajikan materi pembelajaran yang dapat diakses
para mahasiswa melalui internet, maka mahasiswa dapat mempelajari materi perkuliahan
yang terlewatkan tersebut melalui internet. Hal ini bias saja terjadi apabila para mahasiswa
diberi kebebasan mengikuti kegiatan perkuliahan yang sebagian disajikan secara tatap
muka dan sebagian lagi melalui internet (model pembelajaran kedua). Di samping itu, para
mahasiswa juga dimungkinkan untuk tidak sepenuhnya menghadiri kegiatan perkuliahan
secara fisik. Sebagai penggantinya, para mahasiswa belajar melalui internet atau mengikuti
pembelajaran yang bersifat e- learning.
Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi
pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran konvensional. Dalam
proses belajar mengajar konvensional, Guru memiliki keterbatasan dalam mengajar siswa,

walaupun masih banyak hal-hal positif juga yang dapat diperoleh darinya. Beberapa
keterbatasan itu, diantaranya interaksi yang terbatas karena umumnya kelas diisi banyak
siswa. Misalnya dalam PBM selama ini terkendala karena jumlah siswa yang mengikuti
kelas mencapai puluhan. Hal ini menjadikan PBM tidak optimal, karena data dan informasi
yang tersampaikan kepada siswa tidak maksimal.
Guru dikatakan sebagai figur demokratis yang mengayomi dan membimbing
siswanya dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Sehingga guru harus
menjadikan dirinya sebagai figur yang dengan cerdas dalam menciptakan lingkungan
belajar yang kreatif, inovatif dan berwawasan teknologi serta membuka peluang-peluang
baru bagi siswa untuk berkembang secara mandiri sesuai dengan minat dan potensi yang
mereka miliki dan juga memiliki kepekaan dan kemampuan mengadopsi perkembangan
teknologi untuk kepentingan kegiatan pembelajaran di kelas. Kemampuan dan kepekaan
terhadap teknologi ini menjadi keniscayaan bagi guru jika guru ingin kegiatan pembelajaran
yang diselenggarakan di kelas tidak membosankan bagi siswa. Jika siswa merasa bosan di
kelas, maka pencapaian kompetensi yang ingin dicapai pun akan terhambat. Kemampuan
guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berbasis ICT akan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan siswa mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan.
Dalam perkembangan teknologi yang berbasis ICT khususnya komputer secara
signifikan telah merubah kehidupan masyarakat termasuk cara mereka memperoleh
pengetahuan. Di mana ICT khususnya Internet telah menawarkan lautan informasi bagi
siswa yang secara independen dapat mereka akses tanpa tergantung lagi pada guru di
kelas. Jika guru masih menampilkan diri sebagai figur yang gagap teknologi, maka niscaya
mereka akan ketinggalan oleh muridnya baik dari sisi penguasaan informasi maupun
komunikasi. Sebab kegiatan pembelajaran akan menjadi tidak menarik di mata siswa jika
mereka menemukan gurunya sendiri tidak mampu menerapkan pembelajarannya dengan
penerapan ICT atau TIK di dalamnya.
Oleh karena itu, dalam mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi
disetiap kegiatan pembelajaran secara tepat dan optimal maka guru maupun siswa akan
memiliki kreativitas dalam berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, dan
mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, serta mudah beradaptasi dengan
perkembangan baru yang dengan cepatnya sering mengalami perkembangan. Sehingga
kehadiran teknologi informasi dalam pembelajaran merupakan hal yang tidak bisa ditawartawar lagi, sebab telah menjadi penunjang utama dalam pengembangan dunia pendidikan
yang semakin hari semakin kompleks, sehingga perlu adanya media yang mampu
memberikan inovasi dan menjadi solusi dari semua persolan pendidikan dan pembelajaran.
E.

Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT


Beberapa aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan
pembelajaran yang dapat dikembangkan antara lain :

Pembelajaran Berbasis Komputer


Pembelajaran berbasis computer yaitu penggunaan computer sebagai alat bantu
dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Penggunaan computer secara langsung denga
peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengevaluasi

kemajuan belajar peserta didik. Materi pembelajaran dibuat dalam bentuk powerpoint atau
CD pembelajaran interaktif.
Pembelajaran

berbasis

computer

merupakan

program

pembelajaran

yang

digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software computer (CD


pembelajaran) berupa program computer yang berisi tentang judul, tujuan, materi
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran berbasis web
Sekolah harus menyediakan/membuat website sekolah yang diantaranya berisi
materi-materi pelajaran. Setiap pengajar harus memiliki blog sendiri yang berisi mata
pelajaran yang diajarkan, bisa berkomunikasi tentang materi pelajaran dengan peserta didik
di dunia maya, dengan demikian akan tercipta virtual class room (kelas dunia maya) yang
dapat memotivasi dan menambah wawasan pengetahuan peserta didik.
Penilaian berbasis TIK
Penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan pengolahan dan analisis yang
akurat, obyektif, transparan dan integral agar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu
perlu dikembangkan penilaian berbasis computer yang bisa diakses oleh peserta didik,
pengajar dan orang tua.
Perpustakaan online
Sumber belajar pokok bagi peserta didik adalah buku-buku pelajaran dan buku-buku
referensi yang lengkap. Buku-buku tersebut biasanya ada di perpustakaan sekolah.
Semakin banyaknya buku dan banyaknya peserta didik yang memanfaatkan perpustakaan,
membutuhkan manajemen perpustakaan yang baik. Salah satu strategi pelayanan
perpustakaan berbasis computer adalah perpustakaan online. Perpustakaan online adalah
fasilitas perpustakaan dalam dunia digital yang ada di internet yang memungkinkan
seorang pencari informasi dapat mengakses ke segala sumber ilmu pengetahuan dengan
cara yang mudah tanpa adanya batasan waktu dan jarak.
F.

Dampak Positif dan Negatif Pembelajaran yang Menggunakan ICT/TIK


Seiring berkembangnya zaman, ICT/TIK semakin digunakan di dunia pembelajaran,
hal itu bisa terjadi karena ICT/TIK dirasa membawa keuntungan baik bagi pengajar maupun
pelajar, keuntungan atau dampak positif dari pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK
tersebut antara lain adalah :

Pelajar jadi lebih mudah dalam belajar, karena kebanyakan pelajar lebih suka praktek
dibandingkan teori.

Pengajar jadi lebih mudah mengajar dan mudah menyampaikan materi dengan membuat
presentasi-presentasi.
Bagi pelajar maupun pengajar, pemberian dan penerimaan materi atau tugas tidak harus
bertatap muka, jadi jika pengajar berhalangan hadir tetap dapat memberi tugas atau materi
melalui e-mail.
Dalam membuat laporan, baik bagi pelajar maupun pengajar jadi lebih mudah karena jika
memakai computer akan mudah dikoreksi jika ada kesalahan
Dalam belajar, baik pengajar maupun pelajar akan lebih mudah mencari sumber karena
adanya internet
Pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK bisa dibuat lebih menarik, misalnya dengan
memunculkan gambar atau suara sehingga pelajar lebih antusias untuk belajar
.
Segala sesuatu pasti ada dampak positif dan negatif, tidak terkecuali pembelajaran
yang menggunakan ICT/TIK, diantaranya :
Pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK hanya bisa dilaksanakan oleh sekolah yang
mampu, bagi sekolah sekolah yang kurang mampu akan ketinggalan, dan siswanya akan
kesulitan jika mereka masuk ke sekolah lanjutan di kota besar yang sudah sering
menggunakan ICT/TIK.
Setiap pelajar harus mendapat fasilitas yang sama, jadi dalam pembelajaran yang
menggunakan komputer, setiap pelajarnya harus memakai 1 komputer yang memadai, jika
komputer yang dalam kondisi baik hanya sebagian, akan ada siswa yang hanya menonton,
sehingga mereka tidak menguasai penggunaan computer.
Dalam pembelajaran, siswa siswa yang tidak antuasias dalam penerimaan materi sering
kali lebih suka main game selama pembelajaran, sehingga mereka tidak konsentrasi dan
tidak menerima materi yang diajarkan.
Dalam pembelajaran yang menggunakan internet yang tidak dibatasi, sering kali pelajar
menggunakan internet bukan untuk keperluan belajar, misalnya membuka situs youtube
untuk menonton video dalam proses belajar.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran ICT
1.

Kelebihan dari pembelajaran berbasis ICT :

a) Melalui ICT, gambar-gambar dapat lebih mudah digunakan dalam proses mengajar dan
memperbaiki daya ingat dari para murid.
b) Melalui ICT, para pengajar dapat dengan mudah menjelaskan instruksi-instruksi yang rumit
dan memastikan pemahaman dari para murid.

c)

Melalui ICT, para pengajar dapat membuat kelas interaktif dan membuat proses
belajarmengajar lebih menyenangkan, yang dapat memperbaiki tingkat kehadiran dan juga
konsentrasi dari para peserta didik

2.

Kekurangan dari pembelajaran berbasi ICT :

a) Permasalahan dalam pengaturan dan pengoprasian dari alat tersebut


b) Terlalu mahal untuk dimiliki
c)

Kesulitan untuk para pengajar dengan pengalaman yang sangat minim dalam penggunaan
alat ICT

d) Sering terjadi penyalahgunaan teknologi

H. Unsur Pengembangan Pembelajaran ICT


Secara

umum,

perangkat

yang

diperlikan

untuk

mengembangkan

media

pembelajaran berbasis ICT meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Perangkat keras dapat berupa: computer, scanner, speaker, microfon, CDROM,
DVDROM, flashdisk, kartu memori, kamera digital, kamera video dan sebagainya

Вам также может понравиться