Вы находитесь на странице: 1из 11

ANALISIS LINGKUNGAN TAMBANG EMAS RAKYAT POBOYA

Penjelasan Sumber Pencemar, Dampak Buruk, dan Solusi

Oleh :
M. ARMAND ZURHAAR [ F 221 10 080 ]
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Tadulako 2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nya

saya

dapat

menyelesaikan

makalah

ini.

Adapun tema dari makalah ini yaitu mengenai Analisis Lingkungan


Tambang Emas Rakyat Poboya. Makalah ini berisi penjelasan sumber
pencemar kawasan pertambangan Poboya, dampak dari pencemaran,
beserta solusi dengan pendekatan-pendekatan teorinya. Makalah ini saya
susun berdasarkan wawasan saya, wawancara, dan dari berbagai sumber
media.
Dalam membuat makalah yang ditugaskan ini, saya sangat merasakan
manfaatnya untuk menambah ilmu kami mengenai masalah-masalah

ekologis di pertambangan emas rakyat Poboya, sebelum kedepannya akan


turun mengabdi ke masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bermanfaat
dalam memberi pemahaman dan keterampilan saya dalam menganalisis,
mendiskusikan, meliput berita, menulis maupun menyusun berbagai
informasi

menjadi

sebuah

makalah.

Ucapan terimakasih kepada Tim Dosen mata kuliah Ilmu Lingkungan


terutama bapak Iwan Setiawan Basri yang langsung membimbing dan
mengarahkan

kami

dalam

pembuatan

makalah

ini.

Akhir kata, saya menyadari tak ada gading yang tak retak, sehingga
makalah ini juga tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan. Terima kasih.
Palu, 29 Desember 2010
Hormat Saya,
M. Armand Zurhaar

BAB I
A.

PENDAHULUAN
Latar

Belakang

Poboya adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Palu Timur, Kota


Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Kini Poboya telah menjadi areal aktifitas
pertambangan emas yang tak terkendali. Poboya yang dahulunya
merupakan kawasan pertanian dengan hamparan sawah, ladang dan
kebun-kebun
pengolah

masyarakat, kini dipenuhi dengan mesin-mesin tromol

emas

dan

lubang-lubang

menganga

bekas

galian

para

penambang. Ironisnya, beberapa diantaranya adalah milik sejumlah


oknum

aparat

keamanan

dan

elit

pemerintahan

di

Palu.

Setelah lebih dari setahun emas Poboya di olah, nyaris tak ada
perubahan nasib masyarakat setempat yang saya lihat. Malah yang saya
saksikan, kejadian signifikan adalah perubahan bentang alam, tindak
kriminal, konflik tanah, peralihan kepemilikan lahan, dan ancaman

pencemaran, masyarakat beberapa kali melaporkan kasus kematian


hewan ternak akibat limbah buangan disekitar sungai Poboya. Celakanya,
Poboya adalah water catchment area (daerah tangkapan air) bagi ratusan
ribu masyarakat kota Palu termasuk PDAM yang menyuplai kebutuhan air
bersih

warga.

Selain itu, berkurangnya debit air sungai Poboya dan Kawatuna akibat
penggunaan air oleh mesin-mesin pengolahan emas telah mengorbankan
sumber-sumber pendapatan dan mata pencaharian masyarakat. Krisis air
ini telah mematikan sumber kehidupan para petani bawang, padi dan
sayur mayur

yang sangat bergantung pada pasokan air sungai ini.

Kini, aktifitas penghancuran bukit dan lahan itu telah menyebar ke


wilayah-wilayah sekitarnya, bahkan mesin-mesin tromol pengolah emas
telah beroperasi di tengah-tengah pemukiman warga. Pemerintah yang
mestinya mengambil posisi terdepan dalam penyelesaian masalah ini
nyaris tak berdaya dan tak berbuat apa-apa. Menurut salah seorang
kawan saya, konon ini adalah satu-satunya pertambangan yang dilakukan
ditengah-tengah kota dan pemukiman warga, kekhawatiran itu tidak
berakhir disini, perusahaan besar bernama Bumi Resourches yang
memiliki izin konsesi tidak henti-hentinya berupaya mengeksploitasi
potensi emas disini. Bila ini terjadi maka kemungkinan besar akan ada
buyat

episode

ke

dua.

Keprihatinan dan kekhawatiran kian bertambah, setelah mengingat


pernyataan seorang aktifis lingkungan yang menyodorkan data dan faktafakta pertambangan dalam suatu seminar, dimana belum ada terbukti
satupun

pertambangan

di

dunia

ini

yang

ramah

lingkungan

dan

mensejahterakan masyarakat, bila emas habis maka masyarakat akan


ditinggalkan dalam kemiskinan dan penderitaan yang akut. Ternyata
dibalik

kilau

emas

ada

kisah

pilu

yang

menyertainya.

B.

Tujuan

1.

Mengetahui kadaan lingkungan di tambang emas kelurahan Poboya

2.
3.

Mengetahui

bahaya

merkuri

bagi

kehidupan.

Mengetahui dampak tambang emas Poboya terhadap lingkungan

hidup
4.

Mengetahui solusi dari permasalahan lingkungan dan ekologi di


tambang

emas

Poboya.

C.

Rumusan

Masalah

1.

Apa yang menjadi sumber pencemar di pertambangan emas Poboya?

2.

Bagaimana dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi air dan tanah?

3.

Apa saja solusi yang dapat dilakukan dalam penyelamatan ekologi


dan

meminimalisir

dampak

tambang

buruk

yang

emas

akan

rakyat

ditimbulkan
Poboya?

BAB II
A.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian

Merkuri

Merkuri diberi simbol HG berasal dari bahasa Yunani yang berarti


cairan perak. Merkuri merupakan unsur kimia pada tabel periodik dengan
simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini
berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama
cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu
kamar,

serta

mudah

menguap.

Beberapa sifat fisik dan kimia yang menarik dari logam tersebut adalah
pada temperatur kamar 25 celcius berwujud cair, titik bekunya relatif
rendah -39 Celcius dan titik didih sekitar 357 Celcius, mudah menguap,
mudah bercampur dengan logam-logam lain membentuk logam campuran
atau
B.

dalam

dunia

Efek

kimia

biasa

Merkuri

disebut
Bagi

amalgam/alooy.
Kesehatan

Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem


syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan
uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain,
sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai
otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam,
garam, maupunmetilmerkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal,
maupun

janin.

Pengaruhnya

pada

fungsi

otak

dapat

mengakibatkan

tremor,

pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya


ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi
dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan
tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata.
Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida
dan

metilmerkuri

adalah

bahan

karsiogenik.

Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap merkuri.


Merkuri di ibu yang mengandung dapat mengalir ke janin yang sedang
dikandungnya dan terakumulasi di sana. Juga dapat mengalir ke anak
lewat susu ibu. Akibatnya, pada anak dapat berupa kerusakan otak,
retardasi mental, buta, dan bisu. Bahkan, masalah pada pencernaan dan
ginjal

juga

dapat

terjadi.

Oleh karena itu, merkuri harus ditangani dengan hati-hati, dijauhkan


dari anak-anak dan wanita yang sedang hamil. Standard yang ditetapkan
badan-badan internasional untuk merkuri adalah sebagai berikut: di air
minum 2 ppb (2 gr dalam 1.000.000.000 (satu milyar gr air atau kira-kira
satu juta liter)). Di makanan laut 1 ppm (1 gram tiap 1 juta gram) atau
satu gram dalam 10 ton makanan. Di udara 0,1 mg (miligram)
metilmerkuri setiap 1 m3, 0,05 mg/m3 logam merkuri untuk orang-orang
yang

bekerja

C.

40

Fakta

jam

seminggu

Mengenai

(8

jam

Bahaya

sehari).
Merkuri

Kasus tosisitas metil merkuri yang tidak pernah terlupakan oleh kita
adalah Minamata Disease di Jepang. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa penduduk sekitar kawasan tersebut mengkonsumsi
secara rutin ikan yang berasal dari laut disekitar Teluk Minamata dan
ternyata bahwa ikan telah tercemar logam merkuri yang berasal dari
limbah industri plastik. Gejala keanehan mental, dan cacat saraf mulai
nampak terutama pada anak-anak. Namun, gejala tersebut baru diketahui
25

tahun

kemudian

sejak

gejala

penyakit

tersebut

ditemukan.

Kasus yang serupa juga terjadi di Indonesia, di mana sejak tahun 1996
Perairan Teluk Buyat di Propinsi Sulawesi Utara telah dijadikan tempat
perbuatan tailing oleh PT Newmont Minahasa Raya akibatnya masyara
yang mengkonsumsi ikan sekitar di teluk Buyat mengalami gangguan
kesehatan terutama penyakit kulit. Kegiatan penambangan seperti halnya

PT NMR merupakan pengambilan logam dari sumbernya termasuk logam


berat dalam pengambilan emas. Bijih primer yang terbungkus oleh
mineral

sufida

yang

kaya

akan

logam-logam

diekstraksi

untuk

memperoleh emas, kemudian sulfida tersebut di buang ke alam.


Kasus serupa juga kini mengancam Kota Palu, di mana hasil pengujian
laboratorium Dinas Kesehatan Kota Palu menyimpulkan, air sumur dan
limbah yang berada disekitar tambang yang berada di Jalan Maleo positif
mengandung

mercury

atau

zat

yang

dapat

mematikan.

Hal

ini

diungkapkan Kabid pengendalian masalah kesehatan Dinkes Kota Palu.


Sample air di Jalan Maleo yang diuji di Laboratorium Makasar tahun 2009
lalu, positif terkontaminasi dengan merkuri. Jika hasil lab menunjukkan
0,01 masih bisa dikatakan normal, namun saat ini hasilnya telah
mencapai 0,005, berarti positif mengandung merkuri. Untuk jangka
pendek reaksi merkuri memang belum terasa. Namun untuk jangka
panjang, 80 persen zat ini terakumulasi tersimpan dalam badan makhluk
hidup.
Berdasarkan fenomena yang ada maka kami mengetahui bahwa
kegiatan

penambangan

bijih

emas

oleh

masyarakat

di

areal

penambangan emas Poboya dilakukan dengan cara amalgamasi. Cara


tersebut merupakan cara konvesional untuk mengekstraksi bijih emas
dengan menggunakan logam merkuri. Dengan cara ini ion Hg22 + dalam
bentuk larutan dinteraksikan dengan batuan bijih emas (Au) sehingga
terbentuk suatu amalgam (campuran emas terlarut dalam merkuri). Emas
terlarut dalam amalgam segera terokidasi dengan cepat oleh oksigen di
udara

membentuk

Au

203.

Perlu diketahui bahwa Au3+, pada dasarnya berada dalam bentuk


Au203 dimana Au203 tersebut sangat mudah terdekompsisi menjadi Au
dan O2 pada suhu sekitar 150 C. Jika pemanasan yang lazim dilakukan
penambang emas konvesional pada prinsipnya mendekomposisi Au203
menjadi Au (emas) dan oksigen (O2) dan sekaligus menguapkan merkuri
yang masih bercampur dengan emas. Uap merkuri tersebut sangat
berbahaya bagi kesehatan sebagaimana yang telah diungkapkan di atas.
Berdasarkan uraian di atas maka patut semua pihak baik masyarakat
maupun penentu kebijakan untuk menyikapi hal tersebut secara arif dan
bijaksana sehingga kasus Minamata dan Buyat tidak terjadi di daerah kota
Palu

yang

kita

cintai

ini.

BAB III
A.

Sumber

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencemaran

Pada

Tambang

Rakyat

Poboya

Berdasarkan survei lapangan dan pengkajian referensi yang saya


lakukan, sumber pencemar utama pada Tambang Emas Poboya adalah zat
merkuri

(Hg).

menyebut
Merkuri

Masyarakat

setempat

merkuri

dengan

digunakan

sebagai

bahan

dan

para

penambang

sebutan
kimia

air

pembantu

sering
perak.

pada

proses

pengolahan (amalgamasi) yang sesuai dengan sifatnya berfungsi untuk


mengikat butiran-butiran emas agar mudah dalam pemisahan dengan
partikel-partikel lain dalam tanah. Proses kerja pemisahan emas dari
partikel-partikel tanah yang dilaksanakan penambang emas Poboya
adalah pemecahan partikel tanah, penggilingan, pemisahan partikel tanah
dengan ikatan merkuri dan butiran emas, penyaringan, dan pemanasan.
B.
1.

Masalah Ekologis yang Ditimbulkan


Pencemaran Air

Terhadap pencemaran air, merkuri telah menjadi masalah yang serius. Air
sungai kini berdampak buruk jika dikonsumsi.
2.

Pencemaran Tanah

Terhadap pencemaran tanah, merkuri yang terkontaminasi dengan tanah


telah terakumulasi di dalam tubuh tumbuhan yang berada di daerah
tercemar dan akan terakumulasi pula dalam tubuh manusia dan hewan
yang mengkonsumsi tumbuhan tersebut. Selain merkuri, sampah rumah
tangga

juga

berperan

dalam

pencemaran

tanah

di

kawasan

pertambangan.
C.
1.

Dampak
Sumber

air

Ekologis
bersih

PDAM

Yang
di

Poboya

Telah
Palu

Ditimbulkan

tercemar

merkuri

Ketua Tim Peneliti Asosiasi Pertambangan Emas Rakyat Indonesia


(Asperi) Sulteng Prof Mappiratu mengatakan sampel air yang diambil dari
bak terbuka PDAM yang ada di Poboya mengandung merkuri hingga 0,005
ppm. Asosiasi Pertambangan Emas Rakyat mengambil sampel air di bak
terbuka yang kotor dan bersih. Setelah dianalisis di laboratorium, untuk
bak kotor mengandung merkuri dengan konsentrasi 0,005 ppm dan air
yang bersih 0,004 ppm. Standar air minum maksimal mengandung
Merkuri

0,001

ppm.

Hasil

analisis

ini

menunjukkan

ada

potensi

pencemaran.
Selain itu masyarakat juga mengeluhkan kondisi air PDAM yang sangat
keruh bahkan terkadang seperti membawa kotoran lumpur dan pasir serta
terkadang
2.

aroma

Beberapa

bahan

kaporit

hewan

sangat

tajam.

ternak

mati

Di Poboya sudah terjadi kasus ternak mati. Seperti yang telah


diberitakan bahwa ternak sapi yang mati tiba-tiba. Sapi tersebut diduga
mati akibat minum limbah penambangan emas. Selain itu, berdasarkan
keterangan salah seorang keluarga penambang yang saya wawancarai
bahwa pernah juga kejadian ada anak kambing yang mati serupa.
3.

Bencana

longsor

lokal

Tambang emas Poboya sering terjadi longsor. Seperti yang pernah


diberitakan bahwa pada hari Senin 16 Agustus 2010, tiga penambang
yang diketahui warga dari Sulawesi Utara terjebak di dalam lubang yang
ikut

tertimbun

tanah

yang

longsor.

Selain itu, berdasarkan cerita spontan salah seorang keluarga


penambang yang saya temui, bahwa telah sering terjadi longsor di lokasi
pertambangan. Dalam beberapa kasus longsor selama ini telah puluhan
lebih penambang yang tertimbun longsor, beberapa tak terselamatkan
namun ada juga yang selamat. Namun hal tersebut tidak menghentikan
aktifitas
4.

para

penambang.

Rusaknya

hutan

Daerah Poboya merupakan salah satu hutan di Kota Palu dengan luas
200 hektar. Kawasan ini merupakan daerah penyangga air untuk Palu dan
sekitarnya.

Namun

keberadaan

pertambangan

emas

Poboya

telah

merusak hutan. Ironisnya Menteri Kehutanan (Menhut) Marzuki Usman


menyetujui pemanfaatan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Poboya di
Kotamadya Palu, Sulawesi Tengah, sebagai lokasi tambang emas.
Syaratnya, warga yang bermukim di kawasan tersebut tidak melakukan
penolakan.
D.

Solusi
Untuk menyelamatkan ekologi dan meminimalisir dampak-dampak

buruk yang akan ditimbulkan oleh pertambangan emas rakyat Poboya,


berikut
1.

beberapa

solusi

dari

saya

Menerapkan sistem pertambangan yang lebih ramah lingkungan

Jika memungkinkan proses amalgamasi ditiadakan kemudian tromol


hanya digunakan untuk menghancurkan batu, selanjutnya diproses
dengan sianidasi menggunakan tong berskala kecil tanpa merkuri.
2.

Menerapkan

sistem

pengolahan

limbah

Sebelum dibuang, limbah perlu diolah secara khusus untuk meminimalisir


dampak
3.

buruk

Bioremidiasi

yang

pada

akan

lokasi-lokasi

ditimbulkannya.

yang

telah

tercemar

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi


polutan
Bioremidiasi

di
untuk

zat

pencemar

lingkungan.
merkuri

menggunakan

bakteri

Pseudomonas pseudomallei ICBB 1512 berdasarkan hasil temuan Dosen


Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB, Dwi Andreas
Santoso. Untuk detoksifikasi merkuri, teknologi yang ditemukan Andreas
mampu menurunkan merkuri dalam limbah hingga 98,5% dalam waktu 30
menit.
4.

Perlu pengawasan dan aturan kegiatan pertambangan emas rakyat

Pengawasan, aturan, dan sanksi yang tegas perlu dipraktekkan untuk


meminimalkan
5.

Menanamkan

dampak

buruk

kesadaran

terhadap
pada

lingkungan
masyarakat

Perlu dilakukan sosialisasi secara berkesinambungan kepada masyarakat

Poboya dan para penambang untuk memancing rasa kesadaran akan


pentingnya menjaga lingkungan hidup dari kerusakan. Sosialisasi dapat
dilakukan dengan mempresentasikan segala dampak buruk yang akan
ditimbulkan oleh pertambangan emas Poboya, baik dampak-dampak
buruk yang akan terjadi dalam jangka pendek, menangah, dan panjang.
6.

Menutup

segala

aktivitas

pertambangan

di

Poboya

Menutup segala aktivitas pertambangan di Poboya merupakan solusi yang


paling

efektif

untuk

menyelamatkan

lingkungan.

Walaupun

pada

kenyataannya sangat dilematis, namun pemerintah harusnya lebih


memikirkan jaminan kesehatan lebih tiga ratus ribu penduduk kota Palu
dibanding mementingkan segelintir orang yang meraup untung dari
kepingan

emas

BAB IV

Poboya.

KESIMPULAN

Pada kenyataanya Tambang Emas Rakyat Poboya berdampak buruk


bagi kondisi ekologis kawasan Poboya maupun kota Palu. Banyak dampak
buruk terhadap lingkungan yang ditimbulkannya, antara lain masalah
pencemaran

air

maupun

pencemaran

tanah

oleh

zat

merkuri.

Tambang Emas Rakyat Poboya menjadi peristiwa yang dilematis.


Disatu sisi tambang rakyat telah memberikan lapangan kerja dan
sandaran hidup bagi ribuan warga yang bekerja di areal pertambangan, di
sisi lain aktifitas tambang rakyat yang sulit di kontrol telah mengakibatkan
kerusakan

dan

pencemaran

lingkungan

yang

sangat

serius.

Peningkatan pengetahuan bagi para penambang tentang pengelolaan


limbah

penambangan

penambangan

diperlukan

emas

untuk

tradisional

meningkatkan

kualitas

di

Poboya.

DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Tri. 2008. Pencemaran Lingkungan. Klaten: Penerbit Cempaka
Putih
http://m3sultra.wordpress.com/2009/11/07/bahaya-merkuri-bagilingkungan-dan-kesehtan-manusia/ diakses pada 27 Desember 2010
http://walhisulteng.blogspot.com/2009/08/dampak-tambang-emaspoboya-air-di-jalan.html diakses pada 27 Desember 2010
http://ediwicak.co.cc/index.php?
option=com_content&task=view&id=68&Itemid=36 diakses pada 27
Desember 2010
http://kakarmand.blogspot.com/2011/03/makalah-mata-kuliah-ilmulingkungan.html
Terjemahan http://www.habercorp.com/index.php?id=22
http://agushardiyanto.blogspot.com/2010/11/air-raksa-merkurihydrargirum.html
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_anorganik/raksa-ataumerkuri-bahaya-dan-penanganannya/diakses pada 28 Desember 2010
http://kotapalu.net/air-pdam-di-poboya-palu-tercemar-merkuri-bisnisindonesiahttp://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?
Berita=Palu&id=56919
http://sultengnews.blogspot.com/2010/08/lokasi-tambang-poboyalongsor.html
http://www.greenmining.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=238&catid=90&Itemid=107 dibuk
a pada 28 Desember 2010
Terjemahan http://www.habercorp.com/index.php?id=23
http://id.wikipedia.org/wiki/Poboya,_Palu_Timur,_Palu
http://teluktomini.org/id/beranda/artikel/94-palu--limbah-merkuri-mulaicemari-poboya.html diakses pada 28 Desember

Вам также может понравиться