Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Preceptor :
Nur Akbar Aroeman, dr., M.Kes., Sp. THTKL(K)
Disusun oleh :
Reni Yuditha Kathrine
Rizky Martina
Rita Putri
Definisi
Epistaksis:
keluarnya darah dari dalam hidung;
merupakan suatu tanda atau keluhan, bukan
penyakit.
Perdarahan bisa menetes, bisa mengucur, bisa
keluar melalui lubang hidung depan, bisa melalui
nasofaring.
Vaskularisasi
PLEKSUS KIESSELBACH
Disebut juga Littles area. Merupakan anyaman
anastomosis cabang pembuluh darah di anterior
cartilaginous septum. Letaknya superficial dan mudah
cedera oleh trauma.
Epistaksis Anterior
Epistaksis Posterior
Lokal
Trauma
Inflamasi
Neoplasma
Abnormalitas septum
Obat-obatan
Pengaruh lingkungan
ETIOLOGI
Sistemi
k
Kelainan darah
Kelainan kongenital
Penyakit
kardiovaskuler
Infeki akut
Defisiensi vit. C dan
K
Alkoholisme
Assessment
Pemeriksaan fisik
lampu kepala
speculum hidung
Suction (bila ada)
pinset bayonet
kapas, kain kassa
Keadaan umum :
kesadaran, pernafasan, tekanan darah, nadi,
dan suhu
Keadaan lokal
Pemeriksaan Lokal
(Pada perdarahan hidung aktif)
Periksa hidung menggunakan spekulum hidung
Bersihkan semua kotoran dalam hidung
observasi bagian dalam hidung untuk mencari
tempat dan faktor-faktor penyebab perdarahan
masukkan kapas yang dibasahi dengan larutan
anestesi lokal yang juga ditetesi larutan
epinephrine 1/10.000 ke dalam hidung sehingga
perdarahan dapat berhenti untuk sementara
Sesudah 10 sampai 15 menit kapas dalam hidung
dikeluarkan dan dilakukan evaluasi
Pemeriksaan Lokal
(Pada perdarahan hidung kronik maupun
berulang)
Rinoskopi anterior
Rinoskopi posterior
Pengukuran tekanan darah
Rontgen Sinus dan CT-scan atau MRI
Endoskopi hidung
Skrining terhadap koagulopati
Riwayat Penyakit
MENANGGULANGI EPISTAKSIS
ADA 3 PRINSIP UTAMA
Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi
Penanganan
a)
b)
c)
METODE TROTTER
Perdarahan anterior
Dapat dicoba dihentikan dengan menekan hidung
dari luar selama 10-15 menit, seringkali berhasil.
Bila sumber perdarahan dapat terlihat,tempat asal
perdarahan dikaustik dengan larutan Silver Nitrate.
Sesudahnya, diberikan antibiotik.
Bila perdarahan masih berlangsung, dilakukan
pemasangan tampon anterior yang dibuat dari
kapas atau kasa yang diberi pelumas vaselin atau
salep antibiotik.
Pemakaian pelumas ini agar tampon mudah
dimasukkan dan tidak menimbulkan perdarahan
baru saat dimasukkan dan dicabut.
Perdarahan posterior
diatasi dengan pemasangan tampon
posterior atau tampon Bellocq
dibuat dari kasa berukuran 3x2x2 cm dan
mempunyai 3 buah benang, 2 buah pada
satu sisi dan sebuah lagi pada sisi yang
lainnya.
Tampon harus menutup koana (nares
posterior).
Teknik Pemasangan
Memasang tampon posterior pada perdarahan 1
sisi
~Dengan bantuan kateter karet yang dimasukkan
dari lubang hidung sampai nampak di orofaring,
lalu ditarik keluar dari mulut.
~Pada ujung kateter,diikatkan 2 benang tampon
Bellocq tadi,kateter ditarik kembali melalui
hidung sampai benang keluar dan dapat ditarik.
~Tampon perlu didorong dengan bantuan jari
telunjuk untuk dapat meliwati palatum mole
masuk ke nasofaring.
~Bila masih ada perdarahan, maka dapat
ditambah tampon anterior ke dalam kavum nasi.
o
Obat-obatan yang
digunakan
Topical vasoconstrictors
Antibiotic oinment
Mupirocin oinment 2% (bactroban nasal). Obat ini menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis RNA dan
protein.
Agen kauterisasi
Silver nitrate. Agen ini akan mengkoagulasikan protein selular dan
menyingkirkan jarungan granulasi. Agen ini juga memiliki efek
antibakterial
Komplikasi
AKIBAT PERDARAHAN
SYOK
ANEMIA
ASPIRASI DARAH
GAGAL GINJAL
TENSI TURUN
MENIMBULKAN ISKEMIA
OTAK, INSUFISIENSI
KORONER, INFARK
MIOKARD.
Diagnosis Banding
Hemoptisis
Varises esofagus
Perdarahan basis cranii
Prognosis
90 % kasus epistaksis anterior dapat
berhenti sendiri.
Prognosis buruk pada pasien hipertensi
dengan/tanpa arterosklerosis dengan
perdarahan hebat
TERIMA KASIH