Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MODULASI AMPLITUDO
1
1
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
Dapat mengukur sinyal carrier dan sinyal modulasi menggunakan
AM. Akan ditentukan efek dari nilai m yang berbeda (>1, >1).
Mengetahui sinyal modulasi direkonstruksi dari sinyal modulasi
amplitudo
2
berikut:
1
2
3
4
5
6
7
3
1
Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
Personal Computer
UniTrain Board
Modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator)
Modul SO4201-7U (AM Modulator/Demodulator)
Power Supply
Jumper
Kabel
Dasar Teori
Definisi Modulasi
Modulasi merupakan proses perubahan (varying) suatu gelombang
Modulasi Amplitudo
Modulasi amplitudo adalah proses memodulasi isyarat frekuensi rendah
dekat saja. Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, derau
menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan membuat
mereka sukar mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.
Modulation Depth
Um
U c .......(1.4)
Karena amplitudo sinyal pembawa lebih tinggi dari sinyal yang diinginkan, maka
kedalaman modulasi lebih kecil dari "1" atau 100%.
noise. Pada nilai m=1, nilai amplitudo puncak sinyal termodulasi akan bervariasi
dari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi). Namun
pada kondisi m >1 akan terjadi overmodulasi. Overmodulasi terjadi pada rentang
diatas 1 atau diatas 100% yang akan menghasilkan distorsi pada sinyal
termodulasi dan envelope akan memiliki bentuk yang berbeda dengan sinyal
informasi atau pemodulasi.
1.4
Langkah Percobaan
1.4.1
Perakitan Modul
1
2
3
4
kabel data.
Sambungkan Power Supply pada UniTrain Board.
Hidupkan Unitrain Board.
1.4.2
1.
2.
Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting.
3.
4.
5.
6.
7.
Ubah dan tampilkan frekuensi sinyal carrier menjadi 600 kHz, 100mV
serta 455 kHz, 200mV. Bandingkan ketiga karakteristik sinyal carrier
tersebut.
8.
9.
13.
Channel A = 1 V/ DIV AC
Channel B = 1 V/DIV DC
1.4.3
Modulation Depth
1
2
3
4
5
6
7
OUT.
Hubungkan ground Hartley Oscillator dan ground AM Modulator.
Hubungkan S pada Analog OUT dengan B+ pada Analog IN dan NF IN.
Hubungkan A+ pada Analog IN dengan Oscil pada Amout.
Hubungkan HFout pada Hartley Oscillator dengan Oscil pada AM
Modulator.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Atur modulation depth sebesar 80% dan 100% serta tampilkan pada
osiloskop dengan parameter berikut:
1.4.4
1.
= 10s/DIV X/Y
Channel A
Channel B
= 500 mV/DIV AC
Demodulasi
Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul
SO4201-7U (AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board.
2.
Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
5
1
Parameter :
Time Base : 2 s/DIV
Channel A : 100 mV/DIV AC
Channel B : OFF
Trigger
:A
Gambar 1.17 Sinyal Carrier Frekuensi 455 kHz dan Voltage 100 mV
Parameter :
Time Base : 2 s/DIV
Channel A : 100 mV/DIV AC
Channel B : OFF
Trigger
:A
Gambar 1.18 Sinyal Carrier Frekuensi 600 kHz dan Voltage 100 mV
Parameter :
Time Base : 2 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Channel B : OFF
Gambar 1.19 Sinyal Carrier Frekuensi 455 kHz dan Voltage 200 mV
Parameter :
Time Base : 1 s/DIV
Channel A : 100 mV/DIV AC
Channel B : OFF
Trigger
:A
Gambar 1.20 Sinyal Modulasi Dengan Frekuensi 455 kHz dan Voltage 100 mV
Parameter :
Time Base : 20 s/DIV
Channel A : 1 V/DIV AC
Channel B : OFF
Parameter :
Time Base : 10 s/DIV
Channel A : 1 V/DIV AC
Channel B : 1 V/DIV DC
Trigger
:A
Gambar 1.22 Sinyal Termodulasi (Biru) dan Sinyal Informasi (Merah) Indeks
Modulasi 20%
Modulation Depth
Parameter
Gambar 1.23 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Indeks
Modulasi 20%
Parameter :
Time Base : 10 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Gambar 1.24 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Persentase
Amplitudo 10%
Parameter
Time Base
:10 s/DIV
Channel A
DC
:100mV/DIV
Channel B
DC
:100 mV/DIV
Gambar 1.25 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Indeks
Modulasi 50%
Parameter :
Time Base : 10 s/DIV
Channel A : 100 mV/DIV DC
Gambar 1.26 Sinyal Termodulasi (Merah) Indeks Modulasi 20% Setelah Rangkaian
Diubah Display X-Y
Parameter :
Time Base : 10 s/DIV
Channel A : 200 mV/DIV DC
Gambar 1.27 Sinyal Termodulasi (Merah) Indeks Modulasi 80% Setelah Rangkaian
Diubah Display X-Y
Parameter :
Time Base : 10 s/DIV
Channel A : 200 mV/DIV DC
Demodulasi
Parameter :
Time Base : 20 s/DIV
Channel A : 200 mV/DIV AC
6
1.6.1
Gambar 1.30 Sinyal Carrier Dengan Frekuensi 455 kHz dan Voltage 100 mV
Gambar 1.31 Sinyal Carrier Dengan Frekuensi 600 kHz dan Voltage 100mV
Gambar 1.32 Sinyal Carrier Dengan Frekuensi 440 kHz dan Voltage 500 mV
Gambar 1.33 Sinyal Carrier Dengan Frekuensi 450 kHz dan Voltage 100 mV
Gambar 1.34 Sinyal Modulasi Dengan Frekuensi 521 kHz dan Voltage 100 mV
Setelah Rangkaian Diubah
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh pada gambar 1.33 dan 1.34
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan karakteristik antara sinyal
carrier dan sinyal modulasi. Hal ini karena sinyal modulasi pada gambar 1.34
Gambar 1.36 Sinyal Termodulasi (Biru) dan Sinyal Informasi (Merah) Dengan
Indeks Modulasi 20%
Modulation Depth
Gambar 1.37 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Dengan Indeks
Modulasi 20% Display X-T
Gambar 1.38 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Dengan Indeks
Modulasi 10% Display X-T
Gambar 1.39 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Dengan Indeks
Modulasi 50% Display X-T
Gambar 1.40 Sinyal Termodulasi (Merah) Dengan Indeks Modulasi 20% Setelah
Rangkaian Diubah Display X-Y
Gambar 1.41 Sinyal Termodulasi (Merah) Dengan Indeks Modulasi 80% Setelah
Rangkaian Diubah Display X-Y
Gambar 1.42 Sinyal Termodulasi (Merah) Dengan Indeks Modulasi 100% Setelah
Rangkaian Diubah Display X-Y
1.6.3
Demodulasi
Pada percobaan ini indeks modulasi yang digunakan adalah 20%. Dari
adalah
proses
yang bertujuan
untuk
mendapatkan
GambarDemodulasi
1.43 Gelombang
Sinyal
Demodulasi
Dengan Indeks
Modulasi
20%
sinyal asli dengan cara memisahkan sinyal carrier dari sinyal informasi. Pada
gambar 1.43 tampilan dari sinyal demodulasi tidak dapat sepenuhnya sama
dengan sinyal informasi sebelum dimodulasi. Hal ini karena masih ada pengaruh
dari noise.
Simpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan yaitu
sebagai berikut :
1 Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik
sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi.
Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah)
bisa dimasukan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa
2
pengaturan amplitudo.
Tidak terdapat perbedaan karakteristik antara sinyal carrier dan sinyal
modulasi. Hal ini disebabkan karena sinyal carriernya belum dimodulasi
atau dicampurkan dengan sinyal informasi. Sehingga tampilan sinyal
overmodulasi.
Pada display X-T, semakin besar nilai indeks modulasi maka amplitudo
minimum dari sinyal termodulasi akan semakin kecil dan amplitudo
maksimum dari sinyal termodulasi menjadi semakin besar. Semakin kecil
nilai indeks modulasi maka amplitudo maksimum dari sinyal termodulasi
akan semakin besar dan amplitudo minimum dari sinyal termodulasi
DAFTAR PUSTAKA