Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN
A.

B.
1.
2.
3.
4.

Latar Belakang
Suatu keadaan lahir, dimana seorang menguasai suatu benda seolah-seolah kepunyaan sendiri
yang oleh hukum diperlindungi dengan tidak mempersoalkan hak milik atas benda itu sebenarnya ada dan
siapa. Dalam Pasal 529 KUH Perdata yang dimaksud dengan bezit adalah kedudukan seseorang yang
menguasai suatu kebendaan baik dengan diri sendiri maupun dengan perantaraan orang lain dan yang
mempertahankan atau menikmatinya selaku orang yang memiliki kebendaan itu. Apabila kita lihat
definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa benda yang dikuasai dan dinikmati oleh seseorang itu
belum tentu benda miliknya sendiri hanya seolah-olah kepunyaannya sendiri. Dari paparan di atas penulis
tertarik untuk menggali lebih dalam lagi tentang bezit ini dalam bab selanjutnya
Rumusan Masalah
Apa pengertian dari bezit?
Bagaimana cara memperoleh bezit ?
Apa saja fungsi dari bezit?
Bagaimana berakhirnya bezit?

C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Penguasaan Benda (Bezit).
2. Agar dapat mengetahui sebarapa penting Bezit di dalam KUHPdt.
3. Untuk mengetahui Hak-Hak Penguasaan Benda.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Bezit
Bezit adalah suatu keadaan di mana seseorang menguasai suatu benda, baik sendiri maupun
dengan perantaraan orang lain, seolah-olah benda itu kepunyaannya sendiri. Orang yang menguasai benda
itu, yang bertindak seolah-olah sebagai pemiliknya itu disebutbezitter. Perkataan bezit berasal dari
perkataan zitten yang berarti menduduki. Untuk bezit diharuskan adanya dua unsure, yaitu kekuasaan
atas suatu benda dan kemauan untuk memiliki benda tersebut. Dari bezit harus dibedakan detentie, di
mana seorang menguasai suatu benda berdasarkan suatu hubungan hukum dengan seorang lain, ialah
pemilik atau bezitter dari benda itu.
Bezit dapat berada ditangan pemilik benda itu sendiri dan orangnya dinamakanbezitter eigenaar ,
tetapi sering juga berada di tangan orang lain. Dalam hal belakangan ini, orang itu dapat sungguhsungguh mengira bahwa benda yang dikuasai itu adalah miliknya sendiri, misalnya karena ia
mendapatnya dari warisan orang tuanya atau karena ia membelinya secara sah disuatu lelang umum.
Bezitter yang demikian itu dinamakan te goeder trouw atau jujur. Sebaliknya orang tersebut tadi, dapat
juga dari semula sudah mengetahui bahwa benda yang dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, misalnya
karena dia tahu benda itu berasal dari curian. Dalam hal yang demikian, ia seorang bezitter te kwader
trouw atau tidak jujur. Perlindungan yang diberikan oleh undang-undang adalah sama apakah bezitter itu
jujur atau tidak jujur. Dalam hukum berlaku suatu asas bahwa kejujuran itu di anggap ada pada tiap orang,
sedangkan ketidak jujuran harus di buktikan.

B.

Cara Memperoleh Bezit


Cara orang memperoleh bezit, berlainan menurut benda. Apakah benda itu bergerak atau tak
bergerak. Apakah perolehan itu terjadi dengan bantuan seseorang yang sudah menguasainya terlebih
dahulu atau tidak dengan bantuan seorang lain. Bezit atas suatu benda yang bergerak, diperoleh secara
asli dengan pengambilan barang tersebut dari tempatnya semula sehingga secara terang atau tegas dapat
terlihat maksud untuk memiliki barang itu. misalnya sebuah sarang tawon dengan madunya mulai berada
dalam bezit seorang, bila ia telah diambil dari pohon, dan tidak cukup jika orang hanya berdiri saja di
bawah pohon itu dengan menyatakan kehendaknya akan memiliki sarang tawon itu. bezit atas suatu benda
yang bergerak dengan bantuan orang lain (pengoperan), diperoleh dengan penyerahan barang dari tangan
bezitter lama ke tangan bezitter baru. Tetapi terhadap barang-barang yang berada dalam suatu gudang,
cukup dengan penyerahan kunci dari gudang tersebut.
Mengenai benda yang tak bergerak oleh undang-undang tentukan, bahwa untuk memperoleh bezit
dengan tidak memakai bantuan orang lain diperlukan, bahwa orang yang menduduki sebidang tanah harus
selama satu tahun terus menerus mendudukinya dengan tidak mendapat gangguan dari sesuatu pihak,
batulah ia dianggap sebagai bezitter tanah itu (Pasal 545 BW). Pengoperan bezit dari suatu benda yang
tak bergerak, dapat terjadi dengan suatu pernyataan belaka, asal saja orang yang menyatakan itu sendiri
adalah bezitter menurut undang-undang pada waktu mengeluarkan pernyataan tersebut dan selanjutnya
tidak menghalang-halangi orang yang menggantikannya dalam hal melakukan bezitnya.
Perolehan bezit atas suatu benda yang tak bergerak hanya dengan suatu pernyataan belaka,
mungkin menurut undang-undang dalam hal-hal yang berikut:
2

1.

2.
3.

1.

2.

3.
4.

Jika orang yang akan mengambil alih bezit itu, sudah memegang benda tersebut sebagai houder,
misalnya penyewa. Penyerahan bezit secara ini, dinamakantraditio brevu manu atau levering met de korte
hand.
Jika orang yang mengoperkan bezit itu, berdasarkan suatu perjanjian dibolehkan tetap memegang benda
itu sebagai houder. Ini dinamakanconstitutum Possessorium.
Jika benda yang harus dioperkan bezitnya dipegang oleh seorang pihak ketiga dan orang ini dengan
persetujuannya bezitter lama menyatakan bahwa untuk seterusnya ia akan memegang benda itu sebagai
bezitter baru, atau kepada orang tersebut diberitahukan oleh bezitter lama tentang adanya pengoperan
bezit ini.
Pasal 539 BW menentukan, bahwa orang yang sakit ingatan tidak dapat memperoleh bezit, tetapi
anak yang dibawah umur dan orang perempuan yang telah kawin dapat memperolehnya. Ini disebabkan
karena pada orang sakit ingatan dianggap tak mungkin adanya anasir kemauan untuk memiliki, anasir
mana perlu untuk adanya bezit.
Perolehan bezit dengan perantaraan orang lain mungkin, asal saja menurut hukum orang itu
mempunyai hak untuk mewakili dan ia dengan secara nyata-nyata menguasai benda yang diperoleh itu,
misalnya orang tersebut seorang juru kuasa atau seorang wali. Selanjutnya, perolehan bezit mungkin pula
karena warisan, menurut pasal 541 BW, yang menentukan bahwa segala sesuatu yang merupakan bezit
seorang yang telah meninggal, berpindah sejak hari meninggalnya kepada ahli warisnya, dengan segala
sifat-sifat dan cacat-cacatnya. Perkataan yang terakhir ini, ditujukan kepada jujur atau tidaknya
bezitternya yang telah meninggal itu.
Oleh karena bezit itu pada pokoknya didasarkan pada kekuasaan lahir, maka bezit itu dianggap
hilang jika barangnya semata-mata ditinggalkan atau kekuasaan atas barang tersebut berpindah pada
orang lain, baik secara diserahkan maupun karena diambil saja oleh orang lain itu.
Bezit atas suatu benda yang tak bergerak memberikan hak-hak sebagai berikut:
Seorang bezitter tidak dapat begitu saja diusir oleh si pemilik, tetapi harus digugat di depan hakim.
Dalam pemeriksaan di depan hakim ini, sementara ia dianggap sebagai pemilik benda yang mejadi
perkara itu. jika ia menyangkal haknya si pemilik itu, orang ini diwajibkan membuktikan hak miliknya.
Jika bezitter itu jujur, ia berhak untuk mendapat semua penghasilan dari benda yang dikuasainya pada
waktu ia digugat di depan hakm dan ia tak usah mengembalikan penghasilan itu, meskipun ia akhirnya
dikalahkan.
Seorang bezitter yang jujur, lama kelamaan karena lewatnya waktu, dapat memperoleh hak milik atas
benda yang dikuasainya itu.
Jika ia diganggu oleh orang lain, seorang bezitter dapat minta pada hakim supaya ia dipertahankan
dalam kedudukannya atau supaya dipulihkan keadaan semula, sedangkan ia berhak pula menurut
pembayaran kerugian.
Mengenai benda-benda yang bergerak ditetapkan dalam Pasal 1977 BW (ayat 1) bahwa bezit
berlaku sebagai title yang sempurna. Pada umumnya, hak milik atas suatu barang hanya dapat berpindah
secara sah, jika seorang memperolehnya dari orang yang berhak memindahkan hak milik atas barang
tersebut, yaitu pemiliknya. Akan tetapi dapat dimengerti, bahwa kelancaran dalam lalu lintas hukum akan
sangat terganggu, jika dalam tiap jual beli barang yang bergerak si pembeli harus menyelidiki dahulu
apakah si penjual sungguh-sungguh mempunyai hak milik atas barang yang dijualnya. Untuk kepentingan
lalu lintas hukum itulah, pasal 1977 BW menetapkan mengenai barang yang bergerak si penjual di anggap
sudah cukup membuktikan hak miliknya dengan mempertunjukkan bahwa ia menguasai barang itu seperti
3

seorang pemilik, yaitu bahwa menurut keadaan yang nampak keluar barang itu seperti kepunyaannya
sendiri (bezit).
Jadi tak usah ia memperlihatkan cara bagaimana ia mendapatnya, tak usah ia memperlihatkan
tanda bukti tentang hak miliknya, cukuplah jika ia mempunyai bezit menurut pengertian hukum. Dan si
pembeli yang percaya pada adanya bezit di pihak si penjual itu akan diperlindungi oleh undang-undang,
jika kemudian ternyata bahwa si penjual itu bukan pemilik, tetapi misalnya hanya seorang yang
meminjam barang itu dari pemiliknya. Barang itu akan menjadi milik si pembeli. Dengan demikian, pasal
1977 itu berarti suatu perlindungan kepada si pembeli barang, dengan mengorbankan kepentingan
pemiliknya yang sejati. Sebenarnya peraturan itu memang sudah adil. Jika misal A meminjamkan
bukunya kepada B, dan B menjual buku itu kepada C, maka kejadian ini suatu resiko yang harus dipikul
oleh A dan tidaklah adil untuk merugikan orang yang bertidank jujur. Mengapa A meminjamkan bukunya
kepada seorang yang tidak dapat dipercaya.
Dari sudut hukum acara pasal 1977 mempunyai arti sebagai berikut. Jika A menggugat B supaya
B menyerahkan suatu barang yang bergerak, karena menurutnya barang itu miliknya, tetapi ini disangkal
oleh B, maka A diwajibkan membuktikan bahwa B memperoleh barang itu secara tidak sah, misalnya B
hanya meminjam barang itu dari A. dalam hal suatu barang yang tak bergerak A harus membuktikan
bahwa barang itu miliknya sebelum barang itu dikuasai oleh B. jika A berhasil dalam pembuktian ini,
maka B harus membuktikan bantahannya. Tetapi mengenai barang yang bergerak, terbuktinya hak
miliknya A sebelum dikuasai oleh B, tidak akan melemahkan bantahan B. Pokoknya A harus
membuktikan bahwa B memperoleh barang itu tidak sah.
Setelah kita lihat maksud peraturan yang termaksud dalam Pasal 1977 itu, dapatlah dimengerti
mengapa peraturan itu dimuat dalam Buku IV (perihal Pembuktian dan Lewat Waktu), karena ia memang
pertama-tama merupakan suatu peraturan perihal lewat waktu, sebab seorang yang memperoleh suatu
barang bergerak, dengan tidak mempersoalkan apakah orang dari siapa ia memperoleh barang itu berhak
atau tidak untuk memindahkan hak miliknya, dengan seketika sudah menjadi pemilik barang itu denga tak
usah menunggu lewat suatu waktu seperti dalam hal benda yang tak bergerak.
Perlindungan yang diberikan oleh Pasal 1977 tidak berlaku lagi barang yang berasal dari
pencurian. Orang yang kecurian berhak meminta kembali barangnya dari tiap orang yang memegangnya.
Ini adil! Bahwa seorang yang membeli suatu barang dari seorang yang tidak berhak, dilindungi dari
pemilik sejatinya, di dasarkan pada pertimbangan, bahwa si pemilik ini dengan suka rela telah
menyerahkan barangnya dalam kekuasaan orang lain, sehingga ia harus menanggung sendiri resikonya.
Tidak demikian halnya dengan seorang yang kecurian. Tetapin kepentingan si pembeli barang masih juga
diperhatikan oleh undang-undang. Kalau ia membelinya di suatu tempat penjualan umum atau di suatu
lelangan (pokoknya di mana tidak ada alasa untuk curiga), si pemilik barang harus mengembalikan harga
barang yang telah di bayar oleh si pembeli. Dan permintaan kembali barang itu harus diajukan dalam
waktu tiga tahun (lihat Pasal 1977 ayat 2 ).
Oleh Mr. Paul Scholten, juga diajarkan suatu pelembutan hukum (rechtsverfijning)bahwa
perlindungan yang diberikan oleh pasal 1977 (1) itu hanya berlaku terhadap perbuatan-perbuatan dalam
kalangan perdagangan (handelsdaden) seorang yang biarpun ia jujur, yang menerima suatu barang
sebagai hadiah dari seorang yang bukan pemilik barang tersebut, tidak perlu dilindungi dari si pemilik
asli,karena menerima suatu hadiah, bukan suatu perbuatan perdagangan.

C.

Fungsi Bezit
Adapun fungsi bezit ada 2 macam yaitu:
1.
Fungsi polisionil bezit, maksudnya adalah bahwa bezit itu mendapat perlindungan hukum, tanpa
mempersoalkan siapa sebenarnya pemilik sejati benda itu. Siapapun yang membezit sesuatu benda,
meskipun dia pencuri, ia mendapat perlindungan hukum sampai terbukti dimuka pengadilan bahwa
sebenarnya tidak berhak. Barangsiapa yang merasa haknya dilanggar, ia harus minta penyelesaian lebih
dahulu kepada polisi atau pengadilan. Inilah yang dimaksud fungsi polisionil dari bezit dan fungsi
polisionil ini ada pada setiap bezit.
2.
Fungsi zakenrechtelijik bezit maksudnya adalah bahwa setelah bezit itu berjalan beberapa waktu tanpa
adanya proses, bezit itu berubah menjadi eigendom, yaitu dengan melalui lembaga verjaring. Inilah yang
dimaksud fungsi zekenrechtelijik bezit. Fungsi zakenrechtelijk ini tidak ada pada setiap bezit, tetapi hanya
pada burgerlijk bezit yang biasanya disebut bezit saja. Fungsi zakenrechtelijk tidak ada pada detentie yang
juga disebut bezit yang tidak asli, sehingga detentor tidak mungkin menjadi eigenaar.
D.
1.
2.
3.
4.

Berakhirnya Bezit
Bezit akan berakhir karena hal-hal yang disebutkan dalam Pasal 543, 544, 546 dan 547 BW yaitu:
Karena bendanya diserahkan sendiri oleh bezitter kepada orang lain.
Karena bendanya diambil oleh orang lain dari kekuasaan bezitter dan kemudia selama satu tahun
menikmatinya tidak ada gangguan apapun juga.
Karena bendanya telah dibuang (dihilangkan) oleh bezitter
Karena bendanya tidak diketahui lagi dimana adanya.
Karena bendanya musnah oleh sebab peristiwa yang luar biasa atau karena alam.[9]

BAB III
PENUTUP
Simpulan:
Bezit adalah suatu keadaan di mana ses0eorang menguasai suatu benda, baik sendiri maupun
dengan perantaraan orang lain, seolah-olah benda itu kepunyaannya sendiri. Orang yang menguasai benda
itu, yang bertindak seolah-olah sebagai pemiliknya itu disebut bezitter. Adapun beberapa hal yang
mengakibatkan berakhirnya bezit yaitu : Karena bendanya diserahkan sendiri oleh bezitter kepada orang
lain, karena bendanya diambil oleh orang lain dari kekuasaan bezitter dan kemudia selama satu tahun
menikmatinya tidak ada gangguan apapun juga, karena bendanya telah dibuang (dihilangkan) oleh
bezitter, karena bendanya tidak diketahui lagi dimana adanya,dan karena bendanya musnah oleh sebab
peristiwa yang luar biasa atau karena alam

DAFTAR PUSTAKA
Gravity, http://kuliahade.wordpress.com/2010/06/16/hukum-perdata-kedudukan-berkuasa-bezit/ di
Ridwan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: PT. Alumni, 2010.
Subukti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta : PT. Intermasa, 1995.

[1] Riduan Syahran, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: Alumni, 1989), h129
[2] Gravity, http://kuliahade.wordpress.com/2010/06/16/hukum-perdata-kedudukan-berkuasabezit/ diakses Sabtu, 26 Maret 2016, jam 17:00 Wib.
[3] Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1995), h. 65
[4] Ibid, h. 66
[5] Ibid, h. 67
[6] Ibid, h. 68
[7] Ibid, h. 69
[8] Ibid, h. 121
[9] Riduan Syahran, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, op.cit., h. 127

TUGAS

HUKUM PERDATA
BEZIT

OLEH:
INDRA RINALDI
E1A115139
D

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH

1
1

C. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

A.
B.
C.
D.

2
2
5
5

PENGERTIAN BEZIT
CARA MEMPEROLEH BEZIT
FUNGSI BEZIT
BERAKHIRNYA BEZIT

BAB III PENUTUP


DAFTAR PUSTAKA

6
7

Вам также может понравиться