Вы находитесь на странице: 1из 48

FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT

LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA


Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Waru

No. RM: 1951-91

Tanggal kunjungan pertama kali 25 februari 2016


Nama pembina keluarga pertama kali : Karina Dewinta Putri., S.ked.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga

: Tn. C.
: Jl. Alas Tipis, Waru
: Nuclear Family

Tabel !. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No
1
2
3

Nama
Tn.C
Ny. HS
An. CA

Kedudukan
dalam
keluarga
KK
Istri
Anak

L/
P

Umur

Pendidikan
Terakhir

Pekerjaan

42

SMA

Buruh

Pasien
Klinik
(Y/T)
T

SMK

Pabrik
Ibu Rumah

SMP

Tangga
Pelajar

P
L

38
12

pertama

Ket
-

Di
diagnosis
scabies

An. DN

Anak Kedua

3,5

Belum
sekolah

Sumber : Data Primer,Februari 2016

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA


BAB I
A.

PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.1-3
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies
sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
serta remaja. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik.4-6
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita scabies, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 12 tahun, penderita
merupakan siswa dari salah satu pesantren yang berada diwilayah cakupan
Puskesmas Waru, Kabupaten Sidoarjo, dimana banyak sekali didapatkan
kasus scabies di pesantren tersebut. Oleh karena banyaknya kasus ini di
pesantren tersebut, maka penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan
dan

mencermatinya

untuk

kemudian

bisa

menjadikannya

sebagai

pengalaman di lapangan.
B.

TUJUAN
Tujuan dalam penyusunan makalah ini:
1. Sebagai tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga yang di
kunjungi sesuai dengan penyakit dan instrumen.
3. Menentukan prioritas faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan
pasien.

4. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan keluarga pasien.


5. Untuk memberikan pertolongan medis.
6. Untuk memenuhi panggilan pasien yang meminta pertolongan.
C.

MANFAAT
Manfaat dari home visit yang dilakukan adalah
1.
2.
3.
4.

Lebih meningkatkan pemahaman dokter terhadap pasiennya.


Lebih meningkatkan hubungan dokter dengan pasien.
Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan keluarganya.

BAB II
STATUS PENDERITA
A.

IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. CA

Umur

: 12 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Pekerjaan

: Pelajar

Pendidikan

: MTS/SMP

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Alas Tipis, Waru

Suku

: Jawa

Tanggal periksa

: -

25 Februari 2016

27 Febeuari 2016

05 Maret 2016

B.

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama

: Gatal-gatal di pergelangan kedua tangan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Kurang lebih dua minggu yang lalu penderita mulai merasa gatal-gatal di
ke dua sela jari tangan, kemudian merambat ke pergelangan tangan. Lalu
timbul bercak bercak yang makin lama makin besar, bercak tersebut ada
yang pecah karena digaruk dan keluar cairan bening. Bercak awalnya muncul
di jari tangan kanan lalu menjalar ke sela-sela jari tangan kanan dan muncul
juga di tangan kiri. Rasa gatal makin parah pada malam hari. Pasien
menggunakan sabun dettol untuk mencuci tangannya beranggapan bahwa
gatal nya akan hilang namun kenyataan tidak.
Pasien menderita penyakit ini setelah beberapa bulan mondok di
pesantren dan teman teman di pondoknya banyak yang menderitakeluhan
yang sama.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
-

Riwayat Imunisasi

: lengkap

Riwayat sakit gula

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat alergi obat/makanan

: disangkal

Riwayat penyakit jantung

: disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga


-

Riwayat keluarga dengan penyakit serupa

: disangkal

Riwayat sakit sesak nafas

: disangkal

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat sakit gula

: disangkal

5. Riwayat Kebiasaan
-

Riwayat merokok

: disangkal

Riwayat Ayah/ibu merokok

: + (ayah)

Riwayat olah raga

: jarang sekali

Riwayat pengisian waktu luang dengan berbincang bincang dengan


keluarga jarang, berekreasi jarang

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita adalah seorang seorang anak pertama dari pasangan suami
istri, Tn C dan Ny. HS. Ayah dan ibu penderita tinggal di sebuah rumah
yang berpenghuni 4 orang (penderita, adik penderita, ayah dan ibu).
Penderita masih bersekolah kelas 1 MTs di Tambak Sumur. Ayah penderita
bekerja sebagai buruh pabrik, di pabrik yang memproduksi karung plastik.
Sumber pendapatan keluarga didapatkan dari Ayah dan Ibu dengan total
penghasilan rata-rata perbulan Rp. 2.500.000,-.
7. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi
sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe kerupuk, dan
kadang dengan daging. Penderita termasuk anak yang sulit untuk makan..
Kesan status gizi cukup.

PEMERIKSAAN FISIK

C.

1. Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), kesan gizi kurang.
2. Tanda Vital dan Status Gizi
Tanda Vital
Nadi

: 96 x/menit, reguler, isi cukup, simetris

Pernafasan : 20 x/menit
Suhu

: 36,8 C

Tensi

: 110/80 mmHg

Status gizi ( Kurva NCHS ) :


BB

: 40 kg

TB

: 155 cm

IMT

: 40/(1,55 x 1,55) = 16,6 underweight

Status Gizi Gizi Kurang


3. Kulit
Warna

: Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kepala

: Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah


dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-),
nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-)

4. Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
kornea

(+/+),

warna

kelopak

(coklat

kehitaman),

katarak

(-/-),

radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
6. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (+), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-)

7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher
JVP (5+2) cmH2O tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
10. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor :I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis tak kuat angkat
P : batas kiri atas

:SIC II 1 cm lateral LPSS

batas kanan atas

:SIC II LPSD

batas kiri bawah

:SIC V 1 cm lateral LMCS

batas kanan bawah :SIC IV LPSD


batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ III intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo: Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)

11.Abdomen
I :dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P :supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P :timpani seluruh lapang perut
A :peristaltik (+) normal
12. Sistem Collumna Vertebralis
I :deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P :nyeri tekan (-)
P :NKCV (-)
13. Ektremitas: palmar eritema(-/-)
akral dingin

oedem

14. Sistem genetalia: dalam batas normal


15. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur

: dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal


Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik :
K 5

RF

RP -

16. Pemeriksaan Psikiatrik


Penampilan

: sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran

: kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek

: appropriate

Psikomotor

: normoaktif

Proses pikir

: bentuk :realistik

Insight

isi

:waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

arus

:koheren

: baik

17. Pemeriksaan Dermatologi


Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple, erosi (+)

Foto pergelangan tangan kanan


dan kiri pasien.

10

PEMERIKSAAN PENUNJANG

D.

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.


E.

RESUME
Seorang anak laki-laki 12 tahun dengan keluhan gatal-gatal
dipergelangan tangan sejak kurang lebih dua minggu yang. Lalu timbul
bercak bercak yang makin lama makin besar, bercak tersebut ada yang
pecah karena digaruk dan keluar cairan bening. Bercak awalnya muncul di
jari tangan kanan lalu menjalar ke sela-sela jari tangan kanan dan muncul
juga di tangan kiri kemudian merambat ke kedua pergelangan tangan. Rasa
gatal makin parah pada malam hari. Pasien menderita penyakit ini setelah
beberapa bulan mondok di pondok pesantren dan teman teman di
pondoknya banyak yang yang mengalami keluhan yang sama.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
compos mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T:120/80 mmHg, N: 94
x/menit, Rr: 20 x/menit, S:36,80C, BB:40 kg, TB:155 cm, status gizi Gizi
kurang. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Pemeriksaan Dermatologi Regio
manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple, erosi (+).

F.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


Diagnosis Biologis
1.

Skabies kasus baru

2.

Status gizi yang rendah

Diagnosis Psikologis
Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya
1. Penyakit mengganggu aktifitas sehari-hari.
2. Kondisi lingkungan pesantren yang kurang sehat

11

G.

PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
1. Pakaian, sprei, sarung bantal yang di gunakan semalam setelah pemberian
obat di rendam dengan air mendidih sebelum di cuci selama 30 menit
selama 3 hari berturut-turut.
2. Saat di pesantren, tidak boleh meminjamkan atau meminjam pakaian
teman-teman satu pesantren.
3. Menyarankan teman-teman satu pesantren yang memiliki keluhan gatalgatal seperti pasien untuk berobat.
Medikamentosa
- Sistemik
CTM tab 4 mg (3 x tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
- Topikal
Salep premetrin (dioleskan seluruh tubuh kecuali kepala dan leher selama
3 hari berturut-turut)

H.

FOLLOW UP
Tanggal 25 Februari 2016
S :Gatal-gatal (+), Nafsu Makan baik
O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.
Tanda vital :T : 120/80 mmHg

R :20 x/menit
S :36,8 0C

N : 94 x/menit

Status Generalis : dalam batas normal.


Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis

: dalam batas normal.

Status dermatologi: Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula


multiple, erosi (+)
A : Skabies
P : Salep Scabizid
Cetirizine tab (1 x 1 tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
Tanggal 27 Februari 2016
S :Gatal-gatal (+) berkurang, Nafsu Makan baik

12

O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.


Tanda vital :T : 110/80 mmHg

R :20 x/menit
S :36,8 0C

N : 90 x/menit

Status Generalis : dalam batas normal.


Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis

: dalam batas normal.

Status dermatologi: Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula


multiple, erosi (+)
A : Skabies
P : CTM tab 4 mg (3 x tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
Salep premetrin
Tanggal 5 Maret 2016
S :Gatal-gatal (+) berkurang, Nafsu Makan baik
O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.
Tanda vital :T : 120/80 mmHg

R :20 x/menit
S :36,8 0C

N : 94 x/menit

Status Generalis : dalam batas normal.


Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis

: dalam batas normal.

Status dermatologi: Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula


multiple mengalami hiperpigmentasi, erosi (+)
A : Skabies
P : CTM tab 4 mg (3 x tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
Salep premetrin

13

FOLLOW SHEET
Nama

: An. CA

Diagnosis : Scabies
NO

Tanggal

Tensi
mm
Hg

BB

TB

Kg

Cm

Status
Gizi

Keterangan

-Salep premetrin
-CTM tab 4 mg (3
x tablet)
-Vitamin C tab (1
x 1 tablet)

25/02/16

120/80

40

155

Gizi kurang

27/02/16

120/80

40

155

Gizi kurang

05/03/16

110/80

40

155

Gizi kurang

14

BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis.
Keluarga terdiri dari penderita, ayah, Ibu dan 1 adik perempuan.
Penderita sebelum mondok di pesantren tinggal serumah dengan ayah,
ibunya dan 1 adik. Penderita ketika lahir ditolong oleh bidan, spontan,
menangis kuat dengan BB lahir 2,9 kg di rumah seorang bidan desa.
2. Fungsi Psikologis.
An. CA tinggal serumah dengan ayah, ibunya dan 1 adik.
Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan
permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam
keluarga ini. Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan
yang lain. Penderita seorang pelajar yang sedang bersekolah di salah satu
pondok di Tambak Sumur.
Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara
musyawarah dan dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong
menolong baik fisik, mental, maupun jika ada salah seorang di antaranya
yang menderita kesusahan. Meskipun penghasilan mereka berkecukupan,
namun mereka tetap hidup bahagia dan memasrahkan semuanya kepada
Tuhan.
3. Fungsi Sosial
Penderita adalah anak yang senang bermain dengan temen-teman
sekolah dan sekitar rumahnya. Dalam masyarakat penderita dan kedua
orang tua hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai
kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Kedua orang tua penderita
cukup aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat meskipun jam kerja yang
menyita waktu, namun penderita jarang mengikuti kegiatan masyarakat
seperti gotong royong di hari minggu atau membantu hajatan tetangga.
Dalam kesehariannya sebelum mondok, penderita bergaul akrab dengan

15

masyarakat di sekitarnya seperti halnya anggota masyarakat yang lain.


Begitu pula saat di pondok pesantren, meskipun penderita tergolong anak
yang pemalu namun dalam pergaulan penderita cukup akrab dan memiliki
teman yang banyak.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan dari ayah dan ibu yang
bekerja sebagai pedagang keliling, menjualkan produk obat-obat suplemen
tubuh. Total penghasilan rata-rata sebesar Rp 3.000.000,00 perbulannya.
Penghasailan tersebut juga digunakan untuk biaya hidup sehari-hari
seperti makan, minum, biaya sekolah atau iuran membayar listrik hanya
mengandalkan uang yang ada dan menyisihkannya uang untuk biaya-biaya
mendadak (seperti biaya pengobatan dan lain-lain). Untuk memasak memakai
kompor gas. Makan sehari-hari dengan lauk, tahu, tempe, daging, buah dan
frekuensi makan 3 kali sehari. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke
puskesmas.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Penderita termasuk anak yang pemalu sehingga bila mengalami
kesulitan atau masalah penderita sering bercerita kepada kedua orang
tuanya terutama ibu.
B. APGAR SCORE
ADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali
membicarakannya kepada ibunya dan mengungkapkan apa yang diinginkannya dan
menjadi keluhannya. Baik keluhan tentang penyakitnya maupun tentang pendidikan.
Penyakitnya ini kadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari baik belajar di
pesantren ataupun bermain dengan teman-temannya disana. Dukungan dari orang
tua, lingkungan dan petugas kesehatan yang memberi penyuluhan kepadanya, sangat
memberinya motivasi untuk sembuh dan teratur minum obat, karena penderita dan
keluarga yakin penyakitnya bisa sembuh total bila ia mematuhi aturan pengobatan
sampai sakitnya benar-benar sembuh. Hal ini menumbuhkan kepatuhan pada
penderita dalam menjalani hidup bersih.

16

PARTNERSHIP
An. CA mengerti bahwa ia adalah harapan keluarga. Selain itu ayah, ibu dan
keluarganya meyakinkannya bahwa ia bisa sembuh total, komunikasi antar anggota
keluarga masih berjalan dengan baik.
GROWTH
An. CA sadar bahwa ia harus rajin dan bersabar menghadapi penyakitnya
walaupun kadang menganggunya terutama dalam hal pelajaran karena membuatnya
kurang konsentrasi dan tidur tidak nyenyak saat malam.
AFFECTION
An. CA merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan ayah dan ibu
cukup meskipun akhir-akhir ini ia sering menderita sakit. Bahkan perhatian yang
dirasakannya bertambah. Ia menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.
RESOLVE
An. CA merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan
dari kedua orang tuanya dan adiknya walaupun waktu yang tersedia tidak banyak
karena penderita bersekolah di pondok pesantren yang mengharuskan penderita harus
mondok disana setiap hari. Namun tiap minggunya bisa bertemu sekali meskipun
hanya sebentar.
APGAR An. CA Terhadap Keluarga

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
saya
A Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Sering/
selalu

Kadangkadang

Jarang/tidak

Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik


An. CA.merupakan anak pertama dikeluarga tersebut yang
bersekolah di pondok pesantren , sehingga semakin sedikit waktu untuk

17

bersama-sama keluarga. Ketika bertemu di akhir minggupun hanya


memiliki waktu sebentar, sehingga kadang sulit untuk berinteraksi lebih
lama dengan keluarga.
APGAR Ny. Herlin Terhadap Keluarga

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
saya
A Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Sering/
selalu

Kadangkadang

Jarang/tidak

Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik


Ny. H merupakan seorang ibu rumah tangga, sehingga memiliki
waktu yang banyak untuk berinteraksi dengan anggota keluarga dirumah.
APGAR An. Chusaeni Terhadap Keluarga
A

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Sering/
selalu

Kadangkadang

Jarang/tidak

Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik


Tn. C merupakan seorang buruh pabrik plastik, bekerja dari pagi hingga
sore. Sehingga memiliki waktu lebih sedikit untuk bersama-sama.
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga An. CA adalah 27,
sehingga rata-rata APGAR dari keluarga An. CA adalah 9. Hal ini

18

menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. CA dan


orang tuanya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga
tersebut terjalin baik.
C. SCREEM
SUMBER
Sosial

Cultural

Religius
Agama
menawarkan
pengalaman spiritual yang baik
untuk ketenangan individu yang
tidak didapatkan dari yang lain
Ekonomi

Edukasi

Medical
Pelayanan kesehatan puskesmas
memberikan perhatian khusus
terhadap kasus penderita

PATHOLOGY
Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga juga dengan saudara partisipasi
mereka dalam masyarakat cukup meskipun
banyak keterbatasan.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya
baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara
yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan
Pemahaman agama baik. Penerapan ajaran
agama baik, hal ini dapat dilihat dari
penderita dan orang tua rajin menjalankan
sholat. Penderita rutin belajar mengaji dan
sholat di pesantren.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah
ke bawah, untuk kebutuhan primer sudah
bisa terpenuhi, meski belum mampu
mencukupi kebutuhan sekunder rencana
ekonomi tidak memadai, diperlukan skala
prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup
Pendidikan anggota keluarga kurang
memadai.
Tingkat
pendidikan
dan
pengetahuan orang tua masih rendah.
Kemampuan untuk memperoleh dan
memiliki fasilitas pendidikan seperti bukubuku, koran terbatas.
Tidak mampu membiayai pelayanan
kesehatan yang lebih baik Dalam mencari
pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya
menggunakan Puskesmas dan hal ini mudah
dijangkau karena letaknya dekat.

19

KET
+

Keterangan :
Ekonomi (+) artinya keluarga An. CA masih menghadapi
permasalahan dalam hal perekonomian keluarga. Hal ini dapat
dilihat dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang pas-pasan dan
belum dapat memnuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya.
Religius (+) artinya keluarga An. CA tidak mengalami

permasalahan dari segi agama, karena sudah dijalani dengan baik.


Edukasi

(+)

artinya

keluarga An.

CA juga

menghadapi

permasalahan dalam bidang pendidikan, An. CA menjadi tidak


masuk sekolah karena berobat. Sedangkan kedua orang uanya
hanya tamat SMA. Hal ini akan mempengaruhi pengetahuan dan
pola berpikir dari anggota keluarga.
D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Alamat lengkap

: Jl. Alas Tipis, Waru

Diagram 1. Genogram Keluarga An. Chandra


Dibuat tanggal 1 Juni 2015
Sumber : Data Primer, 1 Juni 2015

Tn. C (42th)
Buruh pabrik

An.CA(12th)
Pelajar

An.D (3,5th)
Belum
Sekolah

20

Ny.H
(38th)
IRT

Keterangan :
Sdr A.
: Penderita
Tn. A
: Ayah Penderita
Ny. I
: Ibu Penderita
E. Informasi Pola Interaksi Keluarga
Keterangan :

: hubungan baik
An. CA, 12 th

Tn. C, 42 th

Ny. H, 38 th

: hubungan tidak baik


Hubungan antara An. CA, ayah dan ibunya baik dan dekat. Antara ayah dan
ibunya baik. Dalam keluarga ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan
buruk antar anggota keluarga.
F. Pertanyaan Sirkuler
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh ibu?
Jawab :
Ibu merawat penderita dan menyiapkan kebutuhan penderita selama
penderita mondok
2. Ketika ibu bertindak seperti itu apa yang dilakukan ayah?
Jawab :
Ayah mendukung apa yang dilakukan oleh ibu. Karena ia mempercayai
urusan anak sehari-hari kepada ibu.
3. Ketika ayah seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab :
Ikut mendukung dan membantu apa yang diputuskan ayah.
4. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa yang dibutuhkan?
Jawab :

21

Dibutuhkan ijin ayah, karena ia sebagai kepala keluarga. Namun


sebelumya melalui musyawarah dengan anggota keluarga lainya atau
mungkin juga melibatkan keluarga besarnya.
5. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?
Jawab :
Anggota keluarga yang dekat dengan penderita adalah ibu. Walaupun
waktu yang tersedia untuk bertemu ibu tidak banyak namun penderita
selalu menyampaikan keinginannya ataupun keluhannya kepada ibu.
6. Selanjutnya siapa?
Jawab :
Selanjutnya adalah ayah penderita.
7. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?
Jawab :
Tidak ada
8. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab :
Ayah, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh
ayah.
9. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab :
Ayah, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh
ayah.

22

BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
Sdr A adalah seorang anak dari pasangan Tn. A dan Ny. I. Penderita
sekarang duduk di kelas 3 SMA Madrasah di Pondok di daerah Pacet.
Namun sudah kurang lebih 2 hari ini kadang penderita tidak masuk sekolah
karena mencari pengobatan di puskesmas. Kedua orang tua penderita yang
menjaganya sehari-hari belum banyak memiliki pengetahuan tentang
kesehatan khususnya tentang Skabies sendiri dan pentingnya kebersihan
lingkungan yang berhuubungan erat dengan penyakit penderita. Walaupun
begitu mereka tetap memandang pendidikan sebagai hal penting bagi
anaknya.
Menurut semua anggota keluarga ini, yang dimaksud dengan sehat
adalah keadaan terbebas dari sakit, yaitu yang menghalangi aktivitas seharihari. Keluarga ini menyadari pentingnya kesehatan karena apabila mereka
sakit, mereka menjadi tidak dapat bekerja lagi sehingga otomatis pendapatan
keluarga akan berkurang dan menjadi beban anggota keluarga lainnya.
Keluarga ini meyakini bahwa sakitnya disebabkan oleh kuman penyakit,
bukan dari guna-guna, sihir, atau supranatural/ takhayul. Mereka tidak terlalu
mempercayai mitos, apalagi menyangkut masalah penyakit, lebih
mempercayakan pemeriksaan atau pengobatannya pada mantri, bidan, atau
dokter di puskesmas yang terletak dekat dengan rumah.
Walaupun perabot rumah tidak tertata dengan rapi namun Keluarga
ini berusaha menjaga kebersihan lingkungan rumahnya misalnya dengan
menyapu rumah dan halaman paling tidak sehari dua kali, pagi dan sore.
Keluarga ini tidak memiliki fasilitas jamban keluarga sehingga
apabila ingin membuang hajatnya penderita dan keluarga harus ke kali

23

dahulu. Namun untuk melakukan kegiatan mencuci dan mandi keluarga ini
menggunakan air dari pompa air yang ada di rumah.
2. Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga
menengah ke bawah. Keluarga ini memiliki sumber penghasilan yaitu dari
ayah dan iabu yang sama-sama bekerja wiraswasta. Dari total semua
penghasilan tersebut keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari baik
primer dan sekunder.
Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai karena masih ada
kekurangan dalam pemenuhan standar kesehatan. Lantai belum diubin hanya
dilapisi oleh semen, pencahayaan ruangan kurang, ventilasi kurang, dan tidak
memiliki fasilitas jamban keluarga. Pembuangan limbah keluarga belum
memenuhi sanitasi lingkungan karena limbah keluarga tidak dialirkan
melainkan hanya dibiarkan keluar dari rumah ke belakang rumah dan
dibiarkan meresap, serta belum adanya got pembuangan limbah keluarga.
Sampah keluarga dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada di
belakang rumah. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini
jika sakit adalah Puskesmas Kepadangan.
II.

Identifikasi Lingkungan Rumah


Gambaran Lingkungan
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 27x14 m2 yang

berdempetan dengan rumah tetangganya dan menghadap ke Selatan. Tidak


memiliki pekarangan rumah dan pagar pembatas. Terdiri dari ruang kamar tamu
yang sekaligus digunakan sebagai ruang keluarga dan menonton TV, dua kamar
tidur, satu kamar makan yang jarang digunakan, dapur, gudang dan kamar mandi
yang tidak memilki fasilitas jamban keluarga sehingga penderita dan keluarga
harus ke kali terlebih dahulu untuk membuang hajat. Terdiri dari 2 pintu keluar,
yaitu 1 pintu depan dan 1 pintu belakang. Jendela ada 3 buah, dikamar tamu dan
disetiap kamar tidurnya namun semuanya jarang dibuka..Di depan rumah terdapat
teras yang berukuran 6x1 m2. Lantai rumah sebagian besar terbuat dari bahan

24

semen dan pada bagian dapur dan gudang berlantaikan tanah. Ventilasi dan
penerangan rumah masih kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan tidak
ditutup langit-langit. Masing-masing kamar memiliki dipan untuk meletakan
kasur. Dinding rumah terbuat dari batubata namun belum dicat. Perabotan rumah
tangga minim. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini
menggunakan mesin pompa air. Secara keseluruhan kebersihan rumah masih
kurang. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor minyak dan kadang
menggunakan kayu bakar yang biasa disimpan di Denah Rumah :

WC

Jemuran
Cucian

Kmr.Mandi
Dapur
Kamar

Kamar

Ruang
Keluarga
Keterangan :
: Jendela

Garasi
Dalam

: Satu Pintu
Ruang
Tamu

: Tembok

Garasi Luar

Teras

25

26

27

Foto keadaan dalam rumah pasien

28

BAB V
DAFTAR MASALAH
1. Masalah aktif :
a. Skabies Kasus Baru
b. Pengetahuan orang tua yang kurang tentang penyakit penderita
c. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain
2. Faktor resiko :
a. Status gizi kurang
b. Lingkungan dan tempat tinggal yang tidak sehat
DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)

1. Skabies Kasus
Baru

5.Lingkungan

Sdr. CA,
12 th

dan tempat
tinggal yang
tidak sehat

4. Status

gizi

2.Tingkat
pengetahuan
orang tua masih
rendah

3. Resiko

kurang

penularan
pada anggota
keluarga yang
lain

29

BAB VI
PATIENT MANAGEMENT
A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT
1. Suport Psikologis
Pasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
dokternya. Antara lain dengan cara :
a. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah yang dihadapi.
b. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada. Memantau
kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
c. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
d. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran dan
kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter.
Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa dan memohon
hanya kepada Tuhan YME.
Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi
kondisi sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem
psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang
penyakitnya, kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami
akibat penyakitnya. Menentramkan hati penderita dengan memberikan
edukasi tentang penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut bukan penyakit
turunan dan dapat disembuhkan. Faktor yang paling penting untuk
kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani pengobatan sesuai
petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan makan makanan yang
bergizi tinggi meskipun sederhana, istirahat yang cukup. Diharapkan
pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk terhadap

30

penyakitnya, dan membangun semangat hidupnya sehingga bisa


mendukung penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya.

3. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan Pasien


Diberikan penjelasan yang benar mengenai persepsi yang salah
tentang skabies. Pasien skabies dan keluarganya perlu tahu tentang penyakit,
pengobatannya, pencegahan dan penularannya. Sehingga persepsi yang salah
dan merugikan bisa dihilangkan. Hal ini bisa dilakukan melalui konseling
setiap kali pasien kontrol dan melalui kunjungan rumah baik oleh dokter
maupun oleh petugas Yankes.
Pasien harus diberi pengertian untuk terus mengupayakan
kesembuhannya melalui program pengobatan dan rehabilitasi yang
dianjurkan oleh dokter. Juga harus dilakukan pendalaman terhadap berbagai
masalah penderita termasuk akibat penyakitnya (skabies) terhadap hubungan
dengan keluarganya, pemberian konseling jika dibutuhkan. Penderita juga
diberi penjelasan tentang pentingnya menjaga diet TKTP yang benar dalam
rangka mencapai berat badan ideal, pentingnya olah raga yang teratur dan
sebagainya.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Dokter perlu menimbulkan rasa percaya dan keyakinan pada diri
pasien bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaannya. Selain
itu juga ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai
kepatuhan dalam jadwal kontrol, keteraturan minum obat, diet yang
dianjurkan dan hal-hal yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.
5. Pengobatan
Medikamentosa dan non medikamentosa seperti yang tertera
dalam penatalaksanaan.
6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Hal yang tidak boleh terlupakan adalah pencegahan dan promosi
kesehatan berupa perubahan tingkah laku yaitu tidak menggunakan baju

31

atau handuk dari teman sekamar, atau meminjamkan nya, lingkungan


(tempat tinggal yang tidak boleh lembab dengan penggunaan ventilasi
yang cukup, pemakaian genteng kaca sehingga pencahayaan cukup dan
kebersihan lingkungan rumah dan luar rumah yang bersih dengan disapu
2x/hari), meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara diet makanan
bergizi dan olah raga yang teratur. Dengan demikian paradigma yang
salah tentang penyakit skabies di masyarakat dapat diluruskan.
B. PREVENSI BEBAS SKABIES UNTUK KELUARGA LAINNYA (AYAH,
IBU, DAN KELUARGA LAINNYA)
Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas skabies adalah
sama dengan prevensi bebas skabies untuk penderita, namun dalam hal ini
diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dan mencegah penularan. Misalnya
dengan cara sebagai berikut :
1. Bagi keluarga jangan terlalu dekat cukup intim dengan anggota keluarga
yang lain (ayah, ibu dan kelurga lainnya), untuk tidak tidur dalam 1 tempat
tidur dengan penderita.
2. Tidak menggunakan handuk bersama-sama.
3. Istirahat yang cukup 6-8 sehari semalam.
4. Olah raga teratur dan makan-makanan yang bergizi.
Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan dan anggota keluarga yang serumah dengan penderita
agar tidak tertular infeksi skabies dari penderita.

32

BAB VII
PEMBAHASAN
2.1. Sinonim
Kudis, The Itch, Gudik, Budukan, Gatal Agogo.1
2.2. Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.1-3
2.3. Epidemiologi
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies
sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
serta remaja. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S.
(Penyakit akibat Hubungan Seksual).4-6
2.4. Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei
var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan
babi.7,8,9
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient,
berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar
antara 330 450 mikron x 250 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih
kecil, yakni 200 240 mikron x 150 200 mikron. Bentuk dewasa
mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,

33

sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut
dan keempat berakhir dengan alat perekat.1

Gambar 1 . Sarcoptes Scabiei4

Siklus

hidup

tungau

ini

sebagai

berikut.

Setelah

kopulasi

(perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadangkadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum
korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan
telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 .1

Gambar 2. Siklus hidup Sarcoptes scabiei7

Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.
Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva
yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,

34

tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh
siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu
antara 8 12 hari.1

Gambar 3. Sarcoptes scabiei membuat terowongan dalam stratum korneum4

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 4 hari, kemudian larva


meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya
larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau
betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati
setelah kopulasi. 1-3
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama
lebih kurang 7 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan
lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena
seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang.1,3,6
2.5. Patogenesis.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman
atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan
kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kirakira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.3-6

35

Gambar 4. Kelainan kulit pada Scabies8

2.6. Cara Penularan.


Penyakit scabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun
kontak tak langsung. Yang paling sering adalah kontak langsung dan erat
atau dapat pula melalui alat-alat seperti tempat tidur, handuk, dan pakaian.
Bahkan penyakit ini dapat pula ditularkan melalui hubungan seksual antara
penderita dengan orang yang sehat. Di Amerika Serikat dilaporkan, bahwa
scabies dapat ditularkan melalui hubungan seksual meskipun bukan
merupakan akibat utama.1,6,7,9
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan
dan lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersamasama disatu tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang
dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat
keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang
masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor
lingkungan terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan
pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan
menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada.3,9

36

Penularan scabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu


tempat tidur yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang
menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas
kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas. Di Jerman terjadi peningkatan
insidensi, sebagai akibat kontak langsung maupun tak langsung seperti tidur
bersama. Faktor lainnya fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama
di lingkungan padat penduduk. Dibeberapa sekolah didapatkan kasus
pruritus selama beberapa bulan yang sebagian dari mereka telah
mendapatkan pengobatan skabisid.5

Gambar 5. Siklus hidup dan Penularan Scabies4

37

2.7. Gejala Klinis.


Ada 4 tanda cardinal yaitu :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan
karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab
dan panas. 1
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.
Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota
keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak
memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier). 1-8
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau
vesikel. 1-8

Gambar 6. Papul pada scabies8

Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf


(pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong,
genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 1-8

38

Gambar 7. Area predileksi Scabies6

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat


ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. 1-8
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal
tersebut.1-8

39

2.8. Klasifikasi.
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan
sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa
bentuk tersebut antara lain :1
1.

Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).


Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang
sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.3

2.

Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan
penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan
gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip
penyakit lain.3-5

3.

Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal.
Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia lakilaki,

inguinal

dan

aksila.

Nodus

ini

timbul

sebagai

reaksi

hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur


lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat
menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi
pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.3
4.

Skabies yang ditularkan melalui hewan.


Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini
berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak
menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada
daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya
yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan
transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu)
dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat
melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.7

5.

Skabies Norwegia.

40

Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal.
Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong,
siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku.
Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies
Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah
tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia
terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal
membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.1
6.

Skabies pada bayi dan anak.


Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi
infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang
ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. 2

7.

Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).


Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.8

2.9. Pembantu Diagnosis


Cara

menemukan

tungau

Carilah

mula-mula

terowongan,

kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan
jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat
dengan mikroskop cahaya.1
1) Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
2) Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan
mikroskop cahaya.
3) Dengan biopsi eksisional
Hematoksilin Eosin.

41

dan

diperiksa

dengan

pewarnaan

2.10. Diagnosis
Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar :2,4
1.

Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau


berkelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm dan
pada ujungnya tampak vesikula, papula atau pustula.

2.

Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan


bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar
umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia eksterna pria.Pada
oaring dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada
penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di
seluruh permukaan kulit.

3.

Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang


efektif.

4.

Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota
keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada
malam hari disebabkan oleh temperature tubuh menjadi lebih tinggi
sehingga aktivitas kutu meningkat.

2.11. Diferensial Diagnosis


Diagnosis bandingnya adalah :
1. Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada
bagian ekstensor ekstremitas.
2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan,
efloresensinya urtikaria papuler.
3. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang
eritem.
2.12. Terapi
Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati
termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai
pada pengobatan scabies yaitu:1
a. Permetrin.

42

Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup


tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat
digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun.
Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih
b. Malation.
Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam.
Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.
c. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).
Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama
tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah
dipakai.
d. Sulfur.
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan
efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi.
Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam.
2.13. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta
syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini
dapat di berantas dan memberikan prognosis yang baik.

43

BAB VIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis :

Sdr. A, menderita penyakit Skabies Kasus baru

Status gizi Sdr. A berdasarkan NCHS termasuk dalam kategori Gizi


kurang

Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Sdr. A tidak sehat.

2. Segi Psikologis :

Hubungan antara anggota keluarga dan anggota masyarakat yang


terjalin cukup akrab, harmonis, dan hangat

Pengetahuan akan skabies yang masih kurang.

Tingkat

kepatuhan

dalam

menggunakan

obat

yang

baik,

mendukung untuk penyembuhan penyakit tersebut.


3. Segi Sosial :

Ekonomi keluarga termasuk menengah dengan begitu kebutuhan


sehari-hari primer sudah dapat tercukupi. Namun rumah belum
sesuai dengan standart kesehatan.

4. Segi fisik :

Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Sdr. A tidak sehat.

B. SARAN
1. Untuk masalah medis Sdr. A dilakukan langkah-langkah :

Preventif :
-

Menghindari pemakaian baju, handuk, sprei secara bersama-

sama.
Jangan menggaruk bintik-bintik yang ada karena akan
memperparah infeksi yang telah ada dan dapat menyebabkan

penyebaran ke bagian tubuh yang lain.


Jaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.

44

Gunting kuku secara teratur karena bisa saja tungau menempel


pada kuku, dan untuk mencegah infeksi sekunder akibat

garukan.
Istirahat yang cukup
Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, perbanyak

mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.


Mencuci bersih bahkan merebus handuk, sprei, pakaian, dan
tirai kemudian menjemurnya pada terik matahari hingga kering

dan menyetrikanya.
Menjemur kasur dan sofa pada terik matahari.

Promotif :
-

Edukasi kepada pasien dan orang tuanya mengenai penyakit


dan faktor penyebab penyakit, bahwa penyakit ini merupakan
penyakit kulit yang disebabkan oleh sejenis tungau, adapun
faktor yang menunjang perkembangan penyakit diantaranya
kebersihan diri dan lingkungan yang kurang. Cara penularan
penyakit ini dapat berupa kontak langsung (kontak kulit dengan
kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan sebagainya.
Kontak tidak langsung melalui benda misalnya pakaian,
handuk, sprei, bantal sehingga perlu dihindari pemakaian baju,

handuk, sprei secara bersama-sama.


Edukasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa penyakit ini
ditandai rasa gatal yang meningkat pada malam hari,
menyerang manusia secara berkelompok sehingga semua
anggota keluarga harus diobati secara serentak. Biasanya
muncul pada sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, putting susu (pada wanita),
sekitar pusar, bokong, kemaluan, perut bagian bawah (dewasa),
telapak tangan dan telapak kaki, serta membentuk terowongan

pada tempat-tempat tadi.


Edukasikan kepada pasien cara pemakaian obat yang benar
(salep premetrin) yakni digunakan setelah mandi sore selama

45

24 jam, di seluruh tubuh kecuali kepala dan leher, jika kena air
-

oleskan lagi, selama 3 hari berturut-turut.


Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk pengobatannya pada
pasien diberikan obat berbentuk salep dimana penggunaannya
selama 3 hari berturut-turut dan dapat menimbulkan bau tidak

sedap (bau belerang) dan mengotori pakaian.


Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa selama dalam
pengobatan diharapkan pasien membatasi aktivitas fisik

sehingga pengobatan berjalan efektif.


Dengan memperhatikan cara pemakaian obat, menghilangkan
faktor-faktor penyebab, memutus rantai penularan dengan
pengobatan seluruh anggota keluarga secara serentak dan
teman-teman pasien yang juga menderita penyakit ini, penyakit
ini dapat diberantas.

Kuratif
-

Sistemik
CTM tab 4 mg (3 x tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
Topikal
Salep premetrin (dioleskan seluruh tubuh kecuali kepala
dan leher selama 3 hari berturut-turut)

Rehabilitatif :
-

Kontrol 1 minggu lagi ke Puskesmas, jika ada lesi baru obat


topikal dapat diulangi lagi sampai dengan 10 hari karena salep
premetrin tidak efektif untuk semua stadium tungau terutama

stadium telur.
Diingatkan pada pasien bahwa yang paling penting adalah
pemakaian obat yang benar, pemakaian salep premetrin yang
benar, CTM bila gatal, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, pengobatan dilakukan serentak untuk seluruh
anggota keluarga.

46

2. Untuk masalah status gizi yang masuk kategori Gizi kurang, dilakukan
.langkah-langkah ;

Promotif : edukasi penderita dan kedua oaring tua penderita


mengenai pola makan yang memenuhi gizi yang seimbang dan
diberi pengarahan agar dalam menyiapkan makanan sehari-hari
selalu memperhatikan masalah gizi makanannya, diusahakan yang
sederhana tetapi mengandung gizi yang cukup.

Kuratif

mengkonsumsi makanan yang mengandung

banyak kalori dan protein untuk menjaga daya tahan tubuh.


Konsumsi protein yang mencukupi, seperti dari tempe, tahu dan
daging-dagingan atau ikan.
3. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat
dilakukan langkah-langkah :

Promotif : edukasi penderita dan anggota keluarga untuk membuka


jendela tiap pagi, penggunaan genteng kaca, dan menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan rumah. Lantai hendaknya
diplester atau diganti dengan ubin agar mudah dibersihkan..

4. Untuk masalah persepsi mengenai penyakit Skabies, dilakukan langkahlangkah :

Promotif : Memberikan pengertian kepada penderita dan anggota


keluarga mengenai penyakit Skabies bahwa penyakit Skabies
bukan penyakit keturunan dan merupakan penyakit yang dapat
disembuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

47

1.

Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL,
Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 2003.p.62-79.

2.

Meinking T, Taplin D. Scabies, infestation. Dalam: Schachner LA, Hansen


RC, editor. Pediatric Dermatology, edisi ke-2. New York: Churchill
Livingstone Inc., 1995.1347-89.

3.

Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at:
http://www.Ianr.uw.edu/pubs/g_1295.htm. Diunduh pada 10 Maret 2006

4.

Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2002.

5.

Bagian Kulit dan Kelamin. Pedoman pelayanan medis Departemen Ilmu


Kesehatan Kulit dan Kelamin Perjan RSCM. Jakarta: Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2005.

6.

Sungkar S. Skabies. Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia,


1995.

7.

Amer M, El-Gharib I. Clinical trials permethrin versus crotamiton and


lindane in the treatment of scabies. International Journal of Dermatology
1992;31:357-8.

8.

Schultz MW, Gomez M, Hansen RC, et al. Comparative study of 5%


permethrin cream and 1% lindane lotion for the treatment of Scabies.
Archives of Dematology 1990;126:167-70.

9.

Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. A primer on family medicine practice.


Singapore: Singapore International Foundation, 2004.

48

Вам также может понравиться

  • Penyakit Tuberkulosis Paru Dan Sistemik
    Penyakit Tuberkulosis Paru Dan Sistemik
    Документ55 страниц
    Penyakit Tuberkulosis Paru Dan Sistemik
    Ervina Lie
    100% (1)
  • Nyeri NEuropati
    Nyeri NEuropati
    Документ25 страниц
    Nyeri NEuropati
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • DP Paru Uwk 2011
    DP Paru Uwk 2011
    Документ106 страниц
    DP Paru Uwk 2011
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Pneumonia Komuniti
    Pneumonia Komuniti
    Документ17 страниц
    Pneumonia Komuniti
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Cover
    Laporan Kasus Cover
    Документ2 страницы
    Laporan Kasus Cover
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Gangguan Campuran Anxiets Dan Depresi
    Gangguan Campuran Anxiets Dan Depresi
    Документ6 страниц
    Gangguan Campuran Anxiets Dan Depresi
    Nurrahma Putrie Hapsari
    Оценок пока нет
  • Bagian Iii F5
    Bagian Iii F5
    Документ1 страница
    Bagian Iii F5
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • BAB VI Al Islah
    BAB VI Al Islah
    Документ9 страниц
    BAB VI Al Islah
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Bagian I F5
    Bagian I F5
    Документ3 страницы
    Bagian I F5
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Kesehatan Jiwa PDF
    Kesehatan Jiwa PDF
    Документ23 страницы
    Kesehatan Jiwa PDF
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Dizziness Tipe dan Penyebabnya
    Dizziness Tipe dan Penyebabnya
    Документ56 страниц
    Dizziness Tipe dan Penyebabnya
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Dokumen Medik Word
    Dokumen Medik Word
    Документ17 страниц
    Dokumen Medik Word
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • DETEKSI DINI KANKER
    DETEKSI DINI KANKER
    Документ32 страницы
    DETEKSI DINI KANKER
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • 3 X Psik Fungs Skiz Psik Akut Sementpsik Post Partum
    3 X Psik Fungs Skiz Psik Akut Sementpsik Post Partum
    Документ65 страниц
    3 X Psik Fungs Skiz Psik Akut Sementpsik Post Partum
    Faulina Yosia Panjaitan
    Оценок пока нет
  • Depresi 150809043503 Lva1 App6891
    Depresi 150809043503 Lva1 App6891
    Документ12 страниц
    Depresi 150809043503 Lva1 App6891
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Depresi Bang Deni
    Depresi Bang Deni
    Документ15 страниц
    Depresi Bang Deni
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Jenis Entrepreneur dan Motivasi Mereka
    Jenis Entrepreneur dan Motivasi Mereka
    Документ3 страницы
    Jenis Entrepreneur dan Motivasi Mereka
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Dokumen Medik Word
    Dokumen Medik Word
    Документ17 страниц
    Dokumen Medik Word
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Rincian Print
    Rincian Print
    Документ1 страница
    Rincian Print
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Mdgs
    Mdgs
    Документ6 страниц
    Mdgs
    Ria Achmad
    Оценок пока нет
  • Nyeri NEuropati
    Nyeri NEuropati
    Документ25 страниц
    Nyeri NEuropati
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Perbedaan Parese n7
    Perbedaan Parese n7
    Документ2 страницы
    Perbedaan Parese n7
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Bab III Hipotesa
    Bab III Hipotesa
    Документ1 страница
    Bab III Hipotesa
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Lapsus Jantung SM
    Lapsus Jantung SM
    Документ11 страниц
    Lapsus Jantung SM
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Denah
    Denah
    Документ1 страница
    Denah
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Kat - Pengantar Home Visite Kelompok
    Kat - Pengantar Home Visite Kelompok
    Документ2 страницы
    Kat - Pengantar Home Visite Kelompok
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • LeMBAR PENGESAHAN
    LeMBAR PENGESAHAN
    Документ1 страница
    LeMBAR PENGESAHAN
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Lower Motor Neuron
    Lower Motor Neuron
    Документ38 страниц
    Lower Motor Neuron
    ekiferdianto
    Оценок пока нет
  • Tumor Otak (Saraf)
    Tumor Otak (Saraf)
    Документ52 страницы
    Tumor Otak (Saraf)
    ekiferdianto
    Оценок пока нет