Вы находитесь на странице: 1из 8

TINJAUAN PUSTAKA

Urin adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur,garam-garam
anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun secara normal
banyak variasinya. Mempunyai bau yang khas untuk speciesyang berbeda. Jumlah urin yang
diekskresikan tiap harinya bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan,
musim dan faktor-faktor lainnya (Ganong, 2003).
Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan
kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat zat (augmentasi). Proses filtrasi terjadi di glomerulus
dan kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi terjadi di
tubulus distal. Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang beroprasi secara paralel. Tiap
nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan darah dalam sistem kapiler arteri
sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai untuk mempengaruhi ultrafiltrasi material
berberat molekul rendah dalam plasma. (Roberts, 1993).
Urin sering dianggap hasil buangan yang sudah tidak berguna. Padahal urin sangat
membantu dalam pemeriksaan medis. Urin merupakan salah satu cairan fisiologis yang sering
dijadikan bahan untuk pemeriksaan (pemeriksaan visual, pemeriksaan mikroskopis, dan
menggunakan kertas kimia) dan menjadi salah satu parameter kesehatan dari pasien yang diperiksa.
Selain darah, urin juga menjadi komponen yang penting dalam diagnosis keadaan kesehatan
seseorang. Ada 3 macam pemeriksaan, antara lain (1) pemeriksaan visual. Urin mengindikasikan
kesehatan yang baik bila terlihat bersih. Bila tidak, maka ada masalah dalam tubuh. Kesehatan
bermasalah biasanya ditunjukkan oleh kekeruhan, aroma tidak biasa, dan warna abnormal. (2) Tes
yang menggunakan kertas kimia yang akan berganti warna bila substansi tertentu terdeteksi atau ada
di atas normal. (3) Hasil yang datang dari pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan untuk mengetahui
apakah kandungan berikut ini berada di atas normal atau tidak(Ganong 2002).
Karakteristik urin normal memiliki warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun pagi)
sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Warna urin normal kuning pucat sampai
kuning.Nilai normal 1.003-1.03 g/mL Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, misalnya umur. Berat jenis
urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi
1.002-1.006. Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026.
Urin berbau harum atau tidak berbau, tetapi juga tergantung dari bahan-bahan yang
diekskresi. Normal urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau merupakan indikasi adanya
masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu. urin yang normal rata-rata 1-2 liter / hari.
Kekurangan minum menyebabkan kepekatan urin meningkat (konsentrasi semua substansi dalam
urin meningkat) sehingga mempermudah pembentukan batu. pH urin dapat berkisar dari 4,5 8,0. pH
bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan, bersifat basa setelah makan, lalu
menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur)
bersifat lebih asam. (Evelyn 1993). Berikut ini cara mengetahui pH urin dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1 Cara Pemeriksaaan pH Urin

Variasi klorida menentukan bagian dari bahan padat dalam urine. Ekskresi Cl tergantung
pada partikel, diet alami, tetapi rata-ratanya sekitar 10-15 gram sehari. Klorida diekskresikan sebagai
natrium klorida adalah yang utama karena sebagian klorida adalah yang utama.
Jumlah dan komposisi urin mencerminkan berbagai proses biokimia yang terjadi dalam
tubuh. Dengan demikian komposisi urin individu bisa berubah ketika seseorang memiliki penyakit.
Dalam kondisi sakit, sangat umum untuk melihat adanya komponen abnormal (Senyawa yang tidak
hadir dalam urin yang sehat, individu normal) atau komponen normal dalam jumlah abnormal dalam
urin. Berikut adalah komposisi normal urin.

Tabel 1 Komposisi normal urin


Jenis
Indikator
Volume
600-200 ml / 24 jam
Khusus Gravitasi
1,003-1,030
pH
4,6-8,0
Urea
15-35 g (250-580 mmol) / 24 Jam
Ammonia
0,5-1,0 g (29-58 mmol) / 24 Jam
Urat
0,5-2,0 g (3 - 12 mmol) / 24 Jam
Kreatinin
1,0-2,0 g (9-17 mmol) / 24 Jam
Creatine
0.1g / 24 Jam
Pengujian terhadap garam amonium dilakukan untuk mengetahui adanya garam amonium
dalam urin. Pada urin yang dipanaskan kemudian uapnya akan menimbulkan warna merah yang
menunjukkan adanya garam amonium atau gas NH 3 yang mudah menguap pada kertas uji yang
diberikan pereaksi nessler ataupun pada kaca (Ganong 2003).
Uji Klorida pada urin dilakukan dengan mencampur HNO 3 dan AgNO3, pada urin dan akan
terbentuk endapan berwarna putih (AgCl). Apabila larutan tersebut ditambah dengan amoniak
berlebihan, endapan tersebut akan larut kembali. HNO3 berfungsi untuk mencegah terjadinya perak
fofat Terbentuknya endapan AgCl (endapan putih) menunjukkan adanya ion Cl - yang berasal dari
urine diikat oleh Ag+ dari AgNO 3. Penambahan amoniak akan mengurangi endapan AgCl (Ganong,
2003).
AgCl + NH3OH
AgOH + NH4Cl
Uji klorida dilakukan untuk mengetahui zat-zat abnormal yang terkandung dalam urin.
Indikatornya terdapat endapan putih, menunjukkan urin tersebut mengandung klorida. Adanya
endapan menunjukkan bahwa kinerja hati terganggu.
Menurut Filzahazny (2009), Belerang pada percobaan urin dapat dibedakan menjadi :

a. Belerang Anorganik
Belerang anorganik merupakan bagian terbesar dari belerang teroksidasi (85-90 %)
dan berasal terutama dari metabolisme protein. Pada percobaan ini, urin 24 jam direaksikan
dengan HCl encer dan BaCl2. Maka akan terbentuk endapan putih yang menunjukkan
adanya belerang anorganik, reaksi yang terjadi
b. Belerang Eteral
Belerang etereal merupakan senyawaan asam sulfat dengan zat-zat organik. Sulfat
etereal di dalam urin merupakan ester sulfat organik (R-O-SO 3H) yang dibentuk di dalam

hati dari fenol endogen dan eksogen, yang mencakup indol, kresol, esterogen, steroid lain,
dan obat-obatan. Zat-zat organik tersebut berasal dari metabolisme protein atau
pembusukan protein dalam lumen usus. Semuanya terurai pada pemanasan dengan asam.
Jumlahnya 5-15 % dari belerang total urin.
c. Belerang Yang Tak Teroksidasi
Belerang tak teroksidasi merupakan senyawa yeng mempunyai gugus SH, -S,
-SCN, misalnya asam amino yang mengandung S (sistin), tiosulfat, tiosianat, sulfida, dsb.
Jumlahnya adalah 5-25 % dari belerang total urin. Pada percobaan ini, kertas saring yang
dibasahi dengan Pb-asetat menjadi berwarna hitam (hasil reaksi positif).
Protein plasma sebagian kecil disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal. Normal
ekskresi protein urin biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu
spesimen. Bila lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria. Ada bebrapa test urin untuk
mengetahui ada protein, antara lain test heller, test koagulasi, test asam sulfosalisilat dan test
Osgood-haskins (Basoeki 2000).

METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Pengamatan dan pengambilan data tentang hasil uji terhadap urin dilakukan selama
praktikum biokimia di Laboratorium Biokimia Lantai 1 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor. Dilakukan pada tanggal 05 November 2010.
Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah urin, HCl encer, BaCl 2, Zn, larutan Pb-asetat,
NaOH10%, larutan nitroprussida, asam asetat dan asam nitrat pekat
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas ukur 250ml, pipet tetes 1 ml, kompor
listrik, tissue, penjepit klem, rak tabung reaksi, corong, kertas lakmus dan gelas piala 10 ml.
Prosedur Percobaan
Sifat-sifat Urin
Dicatat: 1. Volume dalam ml
2. Warna,bau dan kejernihan

Uji pH urin dengan terhadap lakmus dan kertas nitrazi


Uji berat jenis

Jumlah zat padat


Bj x 2.6
Garam-garam Amonia
Ditambahkan natrium hidroksida pada beberapa ml urin
Dipanaskan
Diperhatikan bau yang timbul

1.

di uji uap yang terbentuk dengan kertas lakmus yang telah dibasahi dengan pereaksi nessler
Belerang dalam Urin
Belerang yang terdapat dalam urin dibedakan atas 3 bentuk:
Sulfut Anorganik
Ditambahkan HCL encer dan BaCl2 pada 10 ml urin
Dilihat endapan putih
Disaring campuran ini

Diuji filtrat terhadap sulfat etereal


2.

Sulfut Etereal
Dididihkan filtrat pada percobaan 1

Ditambahkan HCl dan panaskan apabila terbentuk endapan


Ditambahkan BaCl2
3.

Belerang Yang Tak Teroksidasi


Diletakkan 10 ml urin dalam tabung reaksi
Dimasukkan sebutir Zn dan sedikit HCl encer
Ditutup tabung dengan kertas saring yang dibasahi dengan larutan Pb-asetat
Uji Kretinin
Terdapat 2 jenis uji:

1.

Reaksi Juffe
Dimasukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi dan 5 ml ke tabung yang lain
Ditambahkan pada masing-masing tabung 1 ml larutan asam pikrat jenuh dan 1 ml NaOH 10%
Ditambahkan HCl pada salah satu tabung
Dibandingkan hasilnya terhadap tabung yang tidak ditambah HCl.

2.

Test Nitroprussida (weyl)


Ditambahkan pada 5 ml urin 5 tetes larutan Na-nitroprussida 0,1 M.
Ditambahkan larutan NaOH 10%
Didihkan dan perhatikan perubahan warna yang terjadi
Diasamkan dengan asam asetat glasial dan panaskan selama 1 menit
Protein

1.

Test Heller
Diisikan sebuah tabung dengan 3 ml asam nitrat pekat
ditambahkan dengan hati-hati 3 ml urin jernih sehingga membentuk suatu lapisan yang terpisah

2.

Terbentuknya cincin putih menyatakan adanya protein


Test Koagulai
Dipanaskan 5 ml urin jernih sampai mendidih
Ditambahkan 3 5 asam asetat 2 % apabila terbentuk endapan

Dilihat apakan presipitat hilah atau bertambah.


Klorida
Diasamkan beberapa ml urin dengan beberapa tetes asam nitrat pekat

Ditambahkan tetes demi tetes larutan Ag-nitrat


Endapan putih yang terbentuk adalah AgCl yang yang larut dalam NH 4OH

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sifat-sifat
Pengamatan terhadap urin dilakukan pengamatan langsung terhadap sifat-sifat fisik dariurin.
Bahan yang akan diamati urin. Dari bahan tersebut yang akan ditentukan volume, warna, bau, PH,
kejernihan dan berat jenis. Hasil pengamatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2 Sifat-sifat urine
Uji Sifat
Sampel
Volume
600 mL (1,4 L sehari)
Warna
Kuning pekat
Bau
Menyengat dan bau amonia
Kejernihan
Jernih
PH
5 (asam)
Berat jenis
0,946
Jumlah zat padat
101,92
Volume yang dapat dikumpulkan atau yang diekskresikan tergantung dari beberapa faktor
seperti suhu, intake cairan, kerja fisik, dan faktor patologi seperti penyakit ginjal atau diabetes
mellitus. Pada orang dewasa normal volume urin adalah sekitar 600-2500 ml/ 24 jam. Berarti volume
urin
tersebut
masih
tergolong
normal.
Bau yang tercium pada urin adalah menyengat dan berbau amonia. Warna dari urin tersebut
adalah kuning pekat. Warna urin dapat berubah karena faktor makanan atau faktor patologik. Warna
dari urin ini disebabkan oleh adanya zat warna urin yaitu urokrom yang terdiri dari uroflavin dan
laktoflavin atau riboflavin dan uropterin. Warna urin dapat berubah karena pengaruh obat-obatan,
misalnya karena meminum antibiotik atau dapat juga karena adanya penyakit hati. Bau urin yang
pesing karena adanya ammonia yang disekresikan dalam urin. Dalam menguji pH urin, urin sampel
memilki pH 5 (pH asam), dan dapat dikatakan normal karena umumnya pH urin dalam manusia
bervariasi dari 4,5-8,0 (urin dapat bersifat asam, netral, atau basa). Setelah dilakukan pengujian
terhadap berat jenis urin, didapatkan angka 0,946 dan jumlah zat padat 101,92 g
Uji Garam Amonia
Tabel 3 Uji Garam Amonium pada Urin
Uji
Hasil
- Tidak terdapat warna pada kertas lakmus
Garam amonium
- Bau sangat menyengat
Pengujian garam amonium pada urin menghasilkan nilai negative pada percobaan. Karena
pada saat urin yang telah basa (yang telah dicampur dengan NaOH) dipanaskan dengan suhu 100 0C
kemudian diamati tidak terdapat warna jingga kemerahan setelah dilakukan test menggunakan kertas
saring yang telah diberikan pereaksi Nessler. Akan tetapi bau yang diamati menghasilkan nilai
positive karena terdapat bau ammonium. Hasil percoban yang menghasilkan nilai negative, mungkin
dikarenakan oleh pereaksi Nessler yang sudah terlalu lama disimpan dan jarang untuk digunakan.
Belerang Dalam Urin
Percobaan pada belerang urin dengan menggunakan tiga metode, yaitu Sulfat Anorganik,
Sulfat Eteral dan Belerang yang tak teroksidasi. Pada sulfat anorganik menggunakan bahan HCl
encer dan BaCl2. Pada sulfat eteral menggunakan HCL dan dipanaskan. Pada Belerang Yang Tak
Teroksidasi menggunakan bahan logam seperti Zn dan sedikit HCl encer dan menggunakan kertas
saring. Hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 4 Belerang dalam Urin

Belerang

Hasil Pengamatan

Sulfat Anorganik
Sulfat Eteral
Sulfat Tak Teroksidasi

Ada endapan
Keruh, tidak ada endapan
Tidak berwarna hitam

Dilihat pada Tabel 4, sulfat anorganik menunjukkan ada endapan berwarna putih setelah urin
ditambahkan dengan HCl encer yang menunujukkan bahwa sulfat anorganik bereaksi terhadap HCl
encer. Endapan putih pada urin menunjukkan adanya belerang dala urin tersebut. Pada sulfat eteral
menghasilkan bentuk kekeruhan dan tidak ada endapan. Kekeruhan yang terdapat pada sulfat eteral
terjadi saat dipanaskan dengan penambahan HCL sert sedikit BaCl 2. Hal ini menunjukkan bahwa urin
mengandung sulfat eteral yang bereaksi dengan BaCl 2. Pada belerang Yang Tak Teroksidasi
menghasilkan warna tidak hitam pada kertas saring. Hal ini disebabkan HCl yang digunakan bukan
HCl encer melainkan HCl biasa, sehingga kertas tidah berubah warna. Sulfat tak teroksidasi harusnya
menghasilkan warna hitam karena adanya gas hidrogen sulfida yang dilepaskan yang dapat
diidentifikasi dari baunya yang khas atau dari menghitamnya kertas saring yang telah dibasahi larutan
timbal asetat.
Uji Kretinin
Tabel 5 Hasil uji kreatinin
Uji
Kreatinin

Hasil
- Warna tetap merah
- Reaksinya ada kreatinin

Pada uji kreatinin terdapat dua jenis uji diantaranya reaksi jaffe dan test nitroprussida. Pada
reaksi jaffe terjadi pembentukan tautomer kreatinin pikrat yang berwarna merah bila kreatinin
direaksikan dengan larutan pikrat alkalis. Warna ini akan berubah menjadi kuning apabila larutan
diasamkan. Sedangkan pada test Nitroprussida. Warna ini akan berubah menjadi kuning dan pada
pengasaman dengan asam asetat menjadi hijau dan kemudian biru disebabkan pembentukan biru
berlian. Setelah dilakukan uji kratinin pada sempel urin didapatkan warna urin tetap merah dan
reaksinya ada kreatinin.
Uji Protein Pada Urin
Tabel 6 Hasil pemeriksaan protein terhadap urin

Tes Pemeriksaan
Tes Heller
Tes Koagulasi

Hasil Pemeriksaan
Tidak terbentuk cincin putih
Tidak ada endapan

Pada pemeriksaan protein terhadap urin menggunakan tes heller yaitu dengan penambahan
asam nitrat pekat pada urin sehingga akan membentuk suatu lapisan terpisah dan ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin putih. Sedangkan pada tes koagulasi akan ditunjukkan apabila urin telah
dipanaskan maka akan terbentuk endapan. Namun, hasil pemeriksaan dengan menggunakan tes
koagulasi dan heller menunjukkan hasil pemeriksaan yang negatif (-) karena urin yang diperiksa tidak
ada endapan dan tidak terbentuknya cincin putih. Hal ini menunjukkan bahwa urin yang diperiksa
tidak menyatakan adanya protein.
Uji Klodida
Tabel 3. Uji klorida pada urin

Uji
Klorida

Hasil
Terdapat endapan pada larutan

Berdasarkan hasil percobaan uji klorida terhadap urin yang telah direaksikan dengan
AgNO3dan HNO3 terdapat endapan putih yang terbentuk. Endapan tersebut adalah AgCl (perak
klorida). Indikasi adanya klorida pada urin dapat diketahui adanya kinerja hati yang terganggu.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari percobaan urin ini, volume urin yang diperoleh adalam 600 ml yang berarti volume ini
masih dalam batas normal, urin tersebut memiliki bau amoniak, berwarna kuning tua, jernih, ber pH 5
memiliki Berat jenis sebesar 0,946 dan kandungan zat padat dalam urin 101,92 g / l.
Belerang anorganik merupakan bagian terbesar dari belerang teroksidasi (85-90 %) dan
berasal terutama dari metabolisme protein. Belerang etereal merupakan senyawaan asam sulfat
dengan zat-zat organik. Sulfat etereal di dalam urin merupakan ester sulfat organik (R-O-SO3H) yang
dibentuk di dalam hati dari fenol endogen dan eksogen, yang mencakup indol, kresol, esterogen,
steroid lain, dan obat-obatan. Belerang tak teroksidasi merupakan senyawa yeng mempunyai gugus
SH, -S, -SCN, misalnya asam amino yang mengandung S (sistin), tiosulfat, tiosianat, sulfida, dsb.
Jumlahnya adalah 5-25 % dari belerang total urin. sulfat anorganik menunjukkan ada endapan
berwarna putih. sulfat eteral menghasilkan bentuk kekeruhan Kekeruhan yang terdapat pada sulfat
eteral terjadi saat dipanaskan dengan penambahan HCL sert sedikit BaCl 2. Pada belerang Yang Tak
Teroksidasi menghasilkan warna tidak hitam pada kertas saring. Hal ini disebabkan HCl yang
digunakan bukan HCl encer melainkan HCl biasa, sehingga kertas tidah berubah warna. Sulfat tak
teroksidasi harusnya menghasilkan warna hitam karena adanya gas hidrogen sulfida yang dilepaskan
yang dapat diidentifikasi dari baunya yang khas atau dari menghitamnya kertas saring yang telah
dibasahi larutan timbal asetat. Sedangkan pada uji kreatinin didapatkan warna larutan berwarna
merah dan di dalam pereaksi ada kreatinin.
Hasil pemeriksaan protein pada urin dengan menggunakan tes koagulasi dan heller
menunjukkan hasil pemeriksaan yang negatif (-) karena urin yang diperiksa tidak ada endapan dan
tidak terbentuknya cincin putih. Hal ini menunjukkan bahwa urin yang diperiksa tidak menyatakan
adanya protein.
Uji klorida menunjukan bahwa pada urin terdapat kadar klorida, yaitu dengan terbentuknya
endapan berwarna putih. Pengujian terhadap garam amonium tidak menunjukkan bahwa adanya
garam amonium dalam urine yang ditandai dengan tidak adanya warna jingga kemerahan pada
kertas saring. Akan tetapi untuk urin terebut tetap memiliki kadar ammonium karena bau yang
dihasilan terdapat bau ammonium.
Saran
Pada saat melakukan tes koagulasi, setelah dipanaskan akan ditambahkan asam asetat.
Penambahan asam asetat 2% harus hati-hati karena bila kelebihan asam asetat akan menyebabkan
larutnya protein yang telah mengendap. Untuk uji ammonium sebaiknya menggunakan pereaksi
Nessler yang masih dalam konsisi baik sehingga dapat mendukung hasil percobaan dalam uji urin

Вам также может понравиться

  • PerBPOM 15 Tahun 2019 - Join
    PerBPOM 15 Tahun 2019 - Join
    Документ11 страниц
    PerBPOM 15 Tahun 2019 - Join
    kanthinooraniutami
    Оценок пока нет
  • Merged 36
    Merged 36
    Документ84 страницы
    Merged 36
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • PerBPOM 32 Tahun 2019 Persyaratan Dan Keamanan Mutu OT - Merged 7.11.2019
    PerBPOM 32 Tahun 2019 Persyaratan Dan Keamanan Mutu OT - Merged 7.11.2019
    Документ37 страниц
    PerBPOM 32 Tahun 2019 Persyaratan Dan Keamanan Mutu OT - Merged 7.11.2019
    Yosua
    Оценок пока нет
  • PerBan 16 Tahun 2019 - Pengawasan Suplemen Kesehatan
    PerBan 16 Tahun 2019 - Pengawasan Suplemen Kesehatan
    Документ12 страниц
    PerBan 16 Tahun 2019 - Pengawasan Suplemen Kesehatan
    Admin Imedco
    Оценок пока нет
  • Handoutkuliahbioteknologi Esaepudin
    Handoutkuliahbioteknologi Esaepudin
    Документ158 страниц
    Handoutkuliahbioteknologi Esaepudin
    Lestary Ran Moury
    Оценок пока нет
  • BAB IV Virus PDF
    BAB IV Virus PDF
    Документ16 страниц
    BAB IV Virus PDF
    Anonymous xGICX3Y
    Оценок пока нет
  • Handoutkuliahbioteknologi Esaepudin
    Handoutkuliahbioteknologi Esaepudin
    Документ158 страниц
    Handoutkuliahbioteknologi Esaepudin
    Lestary Ran Moury
    Оценок пока нет
  • Tugas 5..semi Empiris
    Tugas 5..semi Empiris
    Документ8 страниц
    Tugas 5..semi Empiris
    Eddy Pengen Jadi Hokage
    100% (2)
  • Lomba Cerpen DL 12 Februari
    Lomba Cerpen DL 12 Februari
    Документ4 страницы
    Lomba Cerpen DL 12 Februari
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • PerBPOM No. 13 THN 2019 TTG Batas Cemaran Mikroba Dalam Pangan Olahan
    PerBPOM No. 13 THN 2019 TTG Batas Cemaran Mikroba Dalam Pangan Olahan
    Документ48 страниц
    PerBPOM No. 13 THN 2019 TTG Batas Cemaran Mikroba Dalam Pangan Olahan
    Daud Abadi
    Оценок пока нет
  • RSD
    RSD
    Документ3 страницы
    RSD
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Vitamin
    Vitamin
    Документ8 страниц
    Vitamin
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Rekap Departemen
    Rekap Departemen
    Документ1 страница
    Rekap Departemen
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Kesiapan
    Kesiapan
    Документ16 страниц
    Kesiapan
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Darah
    Darah
    Документ6 страниц
    Darah
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Surat Es
    Surat Es
    Документ2 страницы
    Surat Es
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Darah
    Darah
    Документ6 страниц
    Darah
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Proker ET SSC 2016
    Proker ET SSC 2016
    Документ3 страницы
    Proker ET SSC 2016
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Surat Permohonan PKL 2013 Genap
    Surat Permohonan PKL 2013 Genap
    Документ26 страниц
    Surat Permohonan PKL 2013 Genap
    Riski Candra Soekar
    Оценок пока нет
  • Template PKM GT
    Template PKM GT
    Документ19 страниц
    Template PKM GT
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Surat Pertanggung Jawaban Eet SSC 2014
    Surat Pertanggung Jawaban Eet SSC 2014
    Документ1 страница
    Surat Pertanggung Jawaban Eet SSC 2014
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • RSD
    RSD
    Документ3 страницы
    RSD
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Hal
    Hal
    Документ2 страницы
    Hal
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • 29 Nov
    29 Nov
    Документ1 страница
    29 Nov
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Ngakunya Sih Muslim
    Ngakunya Sih Muslim
    Документ1 страница
    Ngakunya Sih Muslim
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Hal
    Hal
    Документ2 страницы
    Hal
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 - ICP
    Kelompok 2 - ICP
    Документ5 страниц
    Kelompok 2 - ICP
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Buat Latar Belakang
    Buat Latar Belakang
    Документ1 страница
    Buat Latar Belakang
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет
  • Article
    Article
    Документ1 страница
    Article
    Tazqia Tunnisa
    Оценок пока нет