Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ganti kain kasa tiap hari (dibersihkan pakai betadine dan hansaplas)
d.
e. Perhatikan kesterilan
3. Komplikasi pemasanghan CVC
1.
Pneumotoraks
2.
Hemotoraks
3.
Hematoma
4.
Emboli udara
Dipasaran telah tersedia kateter intra vena dengan berbagai ukuran, diameter
dan panjang yang bervariasi baik dengan single lumen atau multi lumen. Pilihlah yang
sesuai dengan kebutuhan. Sesuaikan dengan lokasi pemasangan, lama pemasangan,
indikasi pemasangan dan kemampuan ekonomi pasien.
10.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Posisi
Letakkan pasien dengan posisi supine dengan kepala lebih rendah (tredelenberg) 10150hingga vena dapat terisi. Ini dapat tidak menyenangkan atau bahkan beresiko pada
beberapa pasien. Bila ragu-ragu, pasien dapat diletakkan dengan kepala lebih rendah
saat operator telah siap untuk melakukan punksi vena. Bahu dapat diganjal dengan
handuk gulung atau botol cairan diantara kedua bahu.
Prosedur
1.
Cek semua peralatan sebelum mulai.
2.
Sterilisasi dan tutupi area yang akan diinsersi dengan sangat hati-hati.
3.
Palpasi fossa subclavikularis dan cek hubungannya pada incisura sternalis. Bila
jari
ditempatkan
secara subclvikularis pada posisi lateral ter- dapat fossa yang jelas antara
clavicula
dan
costa
II.
Gerakkan jari ke arah medial menuju incisura sternalis dan jari akan terhambat
pada
ujung
medial clavicula. Ini adalah m. subclavius yang berjalan dari costa I menuju
permukaan
inferior
clavikula memberikan pola yang baik posisi costa I dimana terletak vena
subcalvia.
4.
Letakkan jari telunjuk pada incisura sternalis dan ibu jari pada daerah pertemuan
antara
clavicula dan costa I. Infiltrasi anestesi lokal (lidokain 1%) dengan jarum 25-gauge
2
cm
lateral
ibu jari dan 0,5 cm ke kaudal ke arah clavicula atau tepat di lateral dari insersi m.
subclavia
costa I.
5.
Vena berjalan di bawah clavicula menuju incisura sternalis. Gunakan jarum 18gauge
yang
halus dengan syringe 5 ml, masukkan jarum menusuk kulit dibagian lateral ibu jari
dan
0,5
cm
di bawah clavikula yang dimaksud untuk membuat posisi khayal pada bagian
belakang
incisura
sternalis. Posisi jarum horizontal (paralel dengan lantai) untuk mencegah
pneumothoraks,
dan
bevel menghadap keatas atau ke arah kaki pasien untuk mencegah kateter masuk
ke arah leher.
Aspirasi jarum lebih dulu, pertahankan jarum secara cermat pada tepi
bawah clavikula.
Vena berjalan di bawah clavicula menuju incisura sternalis. Gunakan jarum 18gauge
yang
halus dengan syringe 5 ml, masukkan jarum menusuk kulit dibagian lateral ibu
jari
dan
0,5
cm
di bawah clavikula yang dimaksud untuk membuat posisi khayal pada bagian
belakang
incisura
sternalis. Posisi jarum horizontal (paralel dengan lantai) untuk mencegah
pneumothoraks,
dan
bevel menghadap keatas atau ke arah kaki pasien untuk mencegah kateter masuk
ke
arah
leher.
Aspirasi jarum lebih dulu, pertahankan jarum secara cermat pada tepi bawah
clavikula.
2.
Jika tidak ada darah vena yang teraspirasi setelah penusukan sampai 5 cm tarik
pelan-pelan
sambil diaspirasi jika masih belum ada juga ulangi sekali lagi, dan apabila masih
belum
berhasil
pindah ke arah kontralateral akan tetapi periksa foto thoraks dahulu sebelum
dilakukan
untuk
melihat adanya pneumothoraks
3.
Bila darah teraspirasi maka posisi vena subclavia telah didapatkan dan kanula
atau
jarum
seldinger dipertahankan pada posisinya dengan mantap
4.
Susupkan kawat, pasang kateter atau dilator dan kateter selanjutnya lepaskan
kawat
5.
Lakukan dengan hati-hati untuk menghindari ikut masuknya udara untuk itu
sebaiknya
ujung
kateter tidak dibiarkan terbuka.
6.
Cek bahwa aspirasi darah bebas melalui kateter dan tetesan berjalan dengan
lancar.
7.
Kontrol letak kateter dengan foto thoraks.
1.
Kateter mudah masuk ke vena kava superior serta landmarknya lebih mudah
pada
orang
yang
obes..
4.