Вы находитесь на странице: 1из 62

ir.-darmadi-.

mm=7/18/2012

PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA AIR
ir.-darmadi-.mm

Outcomes

Dan kami turunkan di atas mereka

hujan dari langit dengan berlimpah-limpah,


dan kami jadikan sungai-sungai mengalir di
bawahnya ...... (QS: Al-Anam 6:6).

Mengapa kita perlu mempelajari


PSDA?

Setelah mengikuti kuliah Teknik Sumber Daya Air,


mahasiswa diharapkan mampu:
Menganalisis ketersediaan air,
Menganalisis kebutuhan air
Mensimulasikan alternatif skenario
pengembangan sumber daya air di suatu DAS

ir.-darmadi-.mm

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

1. SIKLUS HIDROLOGI

Bagian hulu: dibangun waduk untuk


mengendalikan banjir dan menyimpan
air serta membangkitkan energi listrik

Bagian tengah: dibangun bendung


untuk menyalurkan air bagi berbagai
keperluan (domestik, industri,
pertanian dsb)

Bagian hilir: bendung untuk


mencegah intrusi air laut

DAS2009

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan air


akibat bertambahnya penduduk serta
perkembangan industri dan kegiatan pertanian
serta
rusaknya kondisi lingkungan terutama di daerah
tangkapan air hujan (catchment area)
maka

diperlukan usaha-usaha pengembangan dan


pengelolaan sumber daya air yang baik
untuk

menjamin ketersediaan air secara berkesinambungan

DISTRIBUSI AIR DI DUNIA


LOKASI
Samudra

PERSENTASE (%)

1.323.000.000

97,2

104.000

0,008

Es, Glasir

30.500.000

2,15

Air Tanah

8.350.000

0,61

Laut

Air Permukaan

67.000

0,05

125.000

0,009

Sungai

1.670

0,0001

Atmosfir

12.900

0,001

Lain-lain

375.000

0,028

1.362.535.570

100,000

Danau Air Tawar

Jumlah

ir.-darmadi-.mm

VOLUME (KM3)

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

KEGIATAN DALAM
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA AIR

Sumber:Black,1991

POTENSI SUMBERDAYA AIR DI JAWA

81
MILYAR

M3/TH

MUSIM HUJAN

MUSIM KEMARAU

AIR BERLEBIHAN
TDK TERSIMPAN
TDK TERKENDALI
BANJIR, LONGSOR

KEKURANGAN AIR
TDK ADA CADANGAN
KEKERINGAN
KUALITAS JELEK

100
90

KETERSEDIAAN AIR
MILYAR M3/ TAHUN

ir.-darmadi-.mm

STOP PENEBANGAN HUTAN


PEMULIHAN KWS LINDUNG
PENYELAMATAN SD AIR
BUDAYA PEDULI AIR

SURPLUS

40
30
20
10

MILYAR M3/TH

UPAYA:

60

17

KEBUTUHAN

MINUS

1. Air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainya;
2. Airtanah pada cekungan airtanah;
3. Air hujan; dan
4. Air laut yang berada di darat.

Lingkup kegiatan pengembangan SDA meliputi:

HUTAN GUNDUL
KWS LINDUNG RUSAK
TDK ADA KEPEDULIAN
MISMANAGEMENT

80
70

20
POTENSI STABIL

MILYAR

M3/TH

SEBAB:

81 MILYAR M3/TH

50

Pengembangan SDA meliputi:

1. Pengelolaan daerah tangkapan hujan (watershed management)


2. Pengelolaan kuantitas air (water quantity management)
3. Pengelolaan kualitas air (water quality management)
4. Pengendalian banjir (flood control management)
5. Pengelolaan lingkungan sungai (river environment management)
6. Pemeliharaan prasarana pengairan (water resources infrastructure management)
7. Penelitian dan pengembangan (research and development)

KEBUTUHAN:
17 MILYAR M3/TH
TERSEDIA:
8 MILYAR M3/TH

MILYAR M3/TH

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Pengembangan SDA air permukaan

PERMASALAHAN
KELESTARIAN
SUMBERDAYA AIR

RENCANA
INDUK I

PELAKSANAAN
(1962 - 1972)

PENGENDALIAN
BANJIR

RENCANA
INDUK II
(

PELAKSANAAN
(1973 - 1984)

PENGEMBANGAN
IRIGASI

RENCANA
INDUK III

PELAKSANAAN
(1984 - 2000)

PENYEDIAAN
AIR BAKU
(KON & DOM.)

RENCANA
INDUK IV

PELAKSANAAN
(1984 - 2000)

PENYEDIAAN
TENAGA LISTRIK
(KON & DOM.)

RENCANA
INDUK V
)

PELAKSANAAN
(1999 - 2020)

PENGELOLAAN &
KONSERVASI
SUMBERDAYA AIR

HASIL AKHIR
SUMBERDAYA AIR
YANG LESTARI

Definisi-definisi dalam PSDA


Proyek sumber daya air (SDA): fasilitas yang
mengendalikan,
memanfaatkan
ataupun
membatasi pemakaian air.
Perencanaan dalam SDA: identifikasi,
formulasi dan analisis proyek.
Dasar perencanaan SDA: ilmiah, hukum, etika,
penilaian.

13

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu


Satu sungai, satu rencana, satu pengelolaan
terpadu
DAS adalah kesatuan terkecil dari pengelolaan air
Aspek pengelolaan:

ir.-darmadi-.mm

Daerah tangkapan hujan


Kuantitas
Kualitas
Pengendalian banjir
Lingkungan sungai
Prasarana pengairan

Definisi-definisi dalam PSDA


Sumber daya air pada dasarnya dikembangkan dalam rangka:
Penyediaan air: irigasi, perkotaan & pedesaan, industri.
Pengendalian banjir dan mitigasi bencana
Penyediaan energi: mekanik & listrik
Navigasi / Transportasi
Rekreasi
Komersial
Drainase, pengendalian erosi & sedimentasi dan tindakan lain dalam rangka
pengelolaan watersheds.
Variasi dalam proyek SDA: tergantung
a. tingkat kebutuhan air ,
b. permasalahan yang akan diselesaikan.

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Definisi-definisi dalam PSDA


Sumber daya air: air, sumber air, dan daya air yang
terkandung di dalamnya.
Air: semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di
darat.
Pengembangan sumber daya air (Water resources
development): aktivitas fisik untuk meningkatkan pemanfaatan
fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan hidup
manusia.

Definisi-definisi dalam PSDA


Sumber air: adalah tempat atau wadah air alami dan/atau
buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah.
Daya air: adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau
pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun
kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta
lingkungannya

ir.-darmadi-.mm

Definisi dan komponen river basin


River basin / wilayah sungai: Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah
pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai
dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan
2.000 km2.
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.
Komponen river basin: lahan, air, komponen biotik

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) / RIVER BASIN :


(a). Merupakan wilayah daratan yang menampung dan
menyimpan air hujan atau sumber-sumber air lain
untuk kemudian menyalurkannya ke laut, melalui satu
sungai utama.
(b). Kawasan DAS terbagi dalam beberapa Sub DAS yaitu
suatu wilayah daratan yang menampung dan
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke sungai utama melalui anak sungai atau sungai
cabang.
(c). Komponen DAS meliputi vegetasi, lahan dan sungai
dengan air berperan sebagai pengikat keterkaitan dan
ketergantungan antar komponen utama DAS dan Sub
DAS.

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

DAS
CITARUM
6,080 KM2

JAKARTA
KARAWANG

Air Permukaan:
Mata Air, Sungai, Danau, Rawa
Air Tanah:
Sumur Dangkal, Sumur Dalam

CIANJUR
BANDUNG

ir.-darmadi-.mm

Potensi Sumber Daya Air

Catatan:
Pengisian kembali / pembaharuan air tanah
memerlukan waktu yang relatif lama.
Pemanfaatan air tanah, terutama air tanah dalam,
diatur dengan perijinan.

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

<<<<sungai

sungai drainasi
utama

Flap gate
Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/3/32/Groundwater_flow_times_usgs_cir1139.png

Infrastruktur Pengembangan
Sumber Daya Air
Bendung
Bendungan/Waduk/Reservoir
Jaringan Irigasi
Kanal Navigasi / Transportasi Air
Bangunan Pelindung/Pengaman Sungai: Perkuatan
lereng, Krib, Groundsill/Ambang
Bangunan Pengendali Sedimen
Tanggul
Transmisi Air Baku

ir.-darmadi-.mm

Pompa air tenaga gravitasi

video

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Bendung karet / Rubber dam

PLTA Cirata

AKTIVITAS MANUSIA

SUMBERDAYA AIR

AKTIVITAS SOSEKBUD
BIOTIK
ABIOTIK

SUMBER AIR (HUJAN)


A. AIR TANAH
DANGKAL
DALAM

B. AIR PERMUKAAN
SITU
SUNGAI

Turbin Crossflow
STRATEGI PENGELOLAAN
PENYELAMATAN
PELESTARIAN
PEMANFAATAN OPTIMAL

PEMANFAATAN SDA (BINAAN)

SUMBERDAYA ALAM
HAYATI
HEWANI

SUMBERDAYA ALAM
TANAH

AIR
UDARA

(+/-)
MENJAMIN KELESTARIAN DAN
TINGKAT
KENYAMANAN HIDUP

DAS2009

ir.-darmadi-.mm

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

SUMBERDAYA AIR DI INDONESIA


(TIDAK TERMASUK LAUT)
CURAH HUJAN

LOKASI

CH

1. SUNGAI
2. WADUK
3. DANAU
3. RAWA
4. MATA AIR
5. AIR TANAH
ALIRAN
PERMUKAAN

NO.

: 5.886 BUAH
: 120 BUAH
:
42 BUAH
: 3-6 JUTA HA
: ?
: 2.130.00 X106 M3/TH

AIR
TERSEDIA

(mm/thn)

(mm/thn)

M3/dt/km2)

(JUTA M3/THN

SUMATRA

2.820

1.470

0,466

738.038

JAWA

2.580

1.330

0,422

187.221

KALIMANTAN

2.990

1.590

0,054

1.008.055

SULAWESI

2.340

1.200

0,038

246.872

BALI

2.120

1.020

0,032

5.454

MALUKU

2.370

1.170

0,37

104.660

NTB

1.450

400

0,013

12.774

NTT

1.200

200

0,006

28.798

IRIAN

3.190

1.400

0,044

876.998

ir.-darmadi-.mm

LAJU SEDIMENTASI WADUK

POTENSI AIR
(M3)/KAPITA/TAHUN

1.
2.
3
4
5

NAMA WADUK

Karangkates
Wlingi
Wonogiri
Saguling
Cacaban

LAJU TAHUNAN (JUTA M3/TAHUN)


Prediksi (Desain)

Eksis Terukur

0,33
0,38
1,60
1,10
0

2,04
1,42
4,20
2,10
1,07

JUMLAH
PENDUDUK

DAS2009

DAS2009

DAS2009

DAS2009

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

AIR TANAH
AKTIVITAS MANUSIA

SUMBERDAYA AIR

Air Permukaan

PEMANFAATAN SDA (BINAAN)


AKTIVITAS SOSEKBUD

BIOTIK
ABIOTIK

SUMBERDAYA ALAM
HAYATI
HEWANI

SUMBER AIR (HUJAN)


A. AIR TANAH

SUMBERDAYA ALAM
TANAH
AIR
UDARA

DANGKAL
DALAM
B. AIR PERMUKAAN
SITU
SUNGAI
LAUTAN

(+/-)
MINTAKAT KENYAMANAN HIDUP

STRATEGI PENGELOLAAN
PENYELAMATAN
PELESTARIAN
PEMANFAATAN OPTIMAL

Berdasarkan prinsip kesetimbangan air.


Ketersediaan air permukaan dapat diperkirakan dari
model hidrologi yang menghubungkan:

Hujan (input)
Karakteristik DAS
Proses hidrologi
Limpasan permukaan (output)

Penggunaan model curah-hujan limpasan


memerlukan kalibrasi.

DAS2009

Ketersediaan Air
Air Permukaan
Air Tanah
Terkait erat dengan daur hidrologi:
Presipitasi, misal: hujan.
Evaporasi
Evapotranspirasi
Infiltrasi
Perkolasi
Limpasan permukaan

ir.-darmadi-.mm

Air Tanah
Air tanah bersumber dari air hujan.
Air hujan masuk kedalam tanah melalui
infiltrasi dan perkolasi.
Kerugian pemakaian air tanah berlebihan:
Penurunan tanah
Intrusi air asin

10

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Konservasi Air Tanah


Pemanfaatan air tanah harus terpantau:
Sesuai dengan kapasitas yang diijinkan
Pengamatan muka air tanah secara periodik.
Pengisian kembali secara buatan (artificial
recharge)

Alokasi Efisiensi atas Kelangkaan


Sumber Daya Air
Manajemen Sumber Daya Air : Pengendalian banjir,
pengembangan sumber daya air dan pemanfaatan air.
Pengendalian banjir : dam, perbaikan saluran, keanekaan
saluran air, manajemen tanah, pemindahan atau
reorganisasi pemukiman.
Pengembangan sumber daya air : pengawasan aliran air
sehingga pola suplai air memenuhi pola permintaan di
seluruh ruang dan waktu.
Pemanfaatan air : suplai air kebutuhan kota, irigasi,
pembangkit tenaga, pengawasan banjir, rekreasi,
pengawasan pencemaran, pelayaran, perikanan dan untuk
konservasi binatang di hutan.

Potensi Kekurangan Air


Menurut taksiran para ahli, jumlah air yang tersedia untuk dipakai
manusia 10.000 m3 per jiwa pertahun. Adanya pertambahan
penduduk, persediaan air di tahun 2000 diperkirakan merosot menjadi
6000 m3 per jiwa pertahun.(Konperensi Argentina,1977)
Di Indonesia (tahun 1987): luas dataran sekitar 1.918.410 km 2
memiliki curah hujan rata-rata 2.620 mm setahun, setelah
memperhatikan kehilangan dan penguapan maka limpahan yang
tersedia sekitar 55% atau 1.450 mm.Th. 1987 jumlah penduduk
172.350.000 maka potensi air per jiwa pertahun ada sekitar 16.000 m 3.
(luas dataran x limpahan air : jumlah penduduk) Karena aliran sungai
berfluktuasi maka aliran mantap sekitar 25-35% dari rata-rata aliran
stahun, sehingga untuk Indonesia aliran mantapnya tersedia sebesar
4000 m3 per jiwa per tahun
Di Jawa(tahun 1987): luas dataran sekitar 132.200 km 2, curah hujan
1.200mm setahun dan jumlah penduduk 104.000.000 maka potensi air
per jiwa per tahun tersedia 1.525 m 3 , aliran mantap 381 m3 per jiwa
per tahun; sedang tahun 1970 aliran mantap tersedia sekitar 500 m3
terdapat penurunan drastis 25%

ir.-darmadi-.mm

Manajemen air permukaan


Ada dua syarat :
(1) harus langsung dapat menjaga keseimbangan
pada para pengguna yang saling berkompetisi dan
(2) harus dapat menyediakan alat yang bisa
mengendalikan arus air permukaan (dam dan
waduk)
Model untuk manajemen air permukaan : model
optimasi dan simulasi, model statik dan dinamik,
model deterministik dan stokastik, model
investasi dan operasional

11

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Manajemen Air Tanah

Parameter NRECA

Aspek ekonomi manajemen air tanah dapat dinyatakan secara sederhana dengan
menggunakan fungsi Hamilton yang dapat diartikan sebagai net social benefit pada
waktu t
R0 (t)

H=

D (u, t) du-w (s(t)).R0(t) + q (t) H(S(t))-R0(t)

Suku pertama menunjukkan tingkat manfaat atau D(u,t) adalah fungsi permintaan.
S(t) adalah stok efek pada produksi sekarang yaitu efek fisik terhadap kondisi yang
akan datang dari persedaiaan sumber air, termasuk perubahan ongkos ekstraksi dna
perubahan batas dari stok total yang disebabkan oleh ekstraksi sekarang.
Di mana : t = waktu; Ro(t) = tingkat produksi, W= unitopportunity cost dari
masukan kapital tenaga dan q(t)= angka pengganda Lagrange
Untuk ini ada 2 syarat: (1) nilai marginal ari ditentukan oleh fungsi permintaan, harus
sama dengan jumlah ongkos satuan pompa ditambah Scarcitiy rent (harga yg harus
dibayar oleh produsen air untuk memproduksi tambahan air sekarang) terhadap air.
(2) tingkat perubahan scarcity rent berhubungan dgn tingkat bunga dan stok efek.

Soil moisture strorage capacity (NOMINAL)


Aliran bawah permukaan / subsurface (PSUB)
Persentase air yang masuk menjadi aliran air
tanah (GWF)

Model Neraca Air NRECA

Parameter NRECA
NOMINAL = 100 + Cx(rerata hujan tahunan)
C=0.2, hujan sepanjang tahun
C <0.2, daerah hujan musiman

Tampungan
Kelengasan

PSUB
PSUB =0.5, daerah normal
0.5<PSUB<0.9, tanah permeabel dan akuifer cukup tebal.
0.3<PSUB<0.5, akuifer tipis

Tampungan
Air Tanah

GWF
Debit Total

ir.-darmadi-.mm

GWF =0.5, daerah normal


0.5<GWF<0.8, debit aliran air tanah yang relatif kecil.
0.2<GWF<0.5, debit aliran air tanah yang dapat diandalkan

12

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Analisa Debit FJ. MOCK


Debit aliran rerata setengah bulanan dihitung dengan
model Mock ( 15 HARIAN )

ER = EFF. RAINFALL
DRO=DIRECT RUN OFF
WS=WATER SURPLUSS
SMC=SOIL MOISTURE CONTENT
ISM=INITIAL SOIL MOISTURE
GWS=GROUND WATER STORAGE
IGWS=INITIAL GWS
BF=BASE FLOW
I=INFILTRATION
QRO=Q RUN OFF

DRO= WS - I

parameter-parameter dalam Model Mock adalah


sebagai berikut ini:
a).
b).
c).
d).
e).

Koefisien infiltrasi untuk musim kemarau (Cds)


dan untuk musim penghujan (Cws).
Initial Soil Moisture (ISM).
Soil Moisture Capacity (SMC).
Initial Ground Water Storage (IGWS).
Ground Water Resesion Constant (K).

3
2
4

5
6
7
8

akifer

1. PENGUAPAN (EVAPORATION)
2. TRANSPIRASI (TRANSPIRATION)
3. HUJAN (PRECIPITATION /
RAINFALL)
4. ALIRAN LIMPASAN(OVERFLOW )
LIMPASAN PERMUKAAN
(SURFACE RUNOFF)
5. INFILTRASI (INFILTRATION)
6. ALIRAN ANTARA (INTERFLOW /
SUBSURFACE FLOW)
7. PERKOLASI (PERCOLATION)
8. ALIRAN AIR TANAH
(GROUNDWATER FLOW)
9. LIDAH AIR ASIN
(SALT WATER TONGE)

m= % exposed
surface
n= number of rain
in a half month

SIKLUS HIDROLOGI
(HYDROLOGIC CYCLE)

ir.-darmadi-.mm

13

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

ER = hujan langsung yang sampai dipermukaan tanah


(excess rainfall), dalam mm/bulan;
P = hujan, dalam mm/bulan;
Eto = evapotranspirasi potensial, dalam mm/bulan;
Et = evapotranspirasi terbatas/actual, dalam mm/bulan;
E = evapotranspirasi, dalam mm/bulan;
n = jumlah hari hujan perbulan;
SM = kandungan air dalam tanah (soil moisture),
SM = 0 (tanah kering sekali) dan SM = max/kapasitas lapang (tanah pada
saat jenuh air), dalam mm/bulan;
WS = kelebihan air (water surplus), dalam mm/bulan;
I= infiltrasi, dalam mm/bulan;
GWS = jumlah air yang tertampung di dalam akuifer
(ground water storage), dalam mm/bulan;
DS = perubahan volume tampungan, dalam mm/bulan;
ki = koefisien infiltrasi (musim kemarau dan musim hujan);
k = faktor resesi air tanah;
BF = aliran dasar, dalam mm/bulan;
DRO = limpasan langsung, dalam mm/bulan;
A = luas daerah aliran sungai, dalam km2;
QRO= debit, dalam m3/dt.

ir.-darmadi-.mm

TANK MODEL

14

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

TANK MODEL

EVAPOTRANSPIRASI
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4
milyard km3 air: 97,5% adalah air laut, 1,75%
berbentuk es dan 0,73% berada di daratan
sebagai air sungai, air danau, air tanah dan
sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di
udara.
Air di bumi mengulangi terus menerus
sirkulasi penguapan, presipitasi, dan
pengaliran keluar (outflow).

TUGAS-1
(1). Sebutkan minimal lima faktor yang mempengaruhi mengapa
kondisi sungai-sungai di P. Jawa pada musim kemarau umumnya
mengalami kekeringan.
(2). Apakah curah hujan yang tinggi menjadi jaminan terhadap
ketersediaan potensi air tanah dangkal dan air tanah dalam
jelaskan dengan sketsa atau gambar.
(3). Alasan apakah yang cukup mendasar bahwa dalam
penyusunan RTRW lebih memperhatikan perbandingan antara
ruang terbangun dengan RTH jelaskan.
(4). Apa yang dimaksud dengan wilayah resapan air dan apa
logika pengaturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) jelaskan.

II. TERMINOLOGI
GROUP-I

GROUP-II

GROUP-III
(5). Bagi seorang Geograf bentuk konsepsi yang bagaimanakah
pengelolaan sumberdaya air harus didesain, jelaskan.
(6). Berdasarkan data air tersedia (3.B) coba hitung berapa potensi air (m3) per kapita
di Prop Sumatra, P. Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Maluku dan Irian.

Evaporasi (penguapan) didefinisikan sebagai


peristiwa berubahnya air menjadi uap dan
bergerak dari permukaan tanah dan permukaan
air ke udara.
Transpirasi didefinisikan sebagai peristiwa
penguapan dari tanaman.
Peristiwa Evaporasi yang diiringi Transpirasi
secara
bersama-sama
disebut
sebagai
Evapotranspirasi.

DAS2009

ir.-darmadi-.mm

15

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II. TERMINOLOGI
Evaporasi
dipengaruhi
oleh
temperatur,
kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, dan
radiasi sinar matahari.
Transpirasi dipengaruhi oleh kondisi tanaman,
dan kelembaban tanah.
Dalam kenyataannya di lapangan, tidak mungkin
membedakan antara evaporasi dengan transpirasi
jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan.
Kedua proses tersebut, evaporasi dan transpirasi,
saling berkaitan sehingga digunakan parameter
evapotranspirasi.

III. PENGAMATAN &


PENGUKURAN
Pengamatan & pengukuran evapotranspirasi umumnya
dilakukan menggunakan panci evaporasi (evaporation
pan).
Panci evaporasi dibuat untuk meniru (simulate)
kondisi evaporasi permukaan air bebas.
Panci evaporasi dapat dipasang dengan posisi di atas
permukaan tanah, di dalam tanah, dan mengambang di
atas air.
Ukuran panci standar di USA: Diameter 122 cm (4 ft)
dan kedalaman 25,4 cm (10). Jumlah penguapan
permukaan air yang luas seperti permukaan danau
adalah 0,7 kali hasil yg didapat dengan alat ini.

ir.-darmadi-.mm

a.

III. PENGAMATAN &


PENGUKURAN
c.

b.

Gambar 2a. Panci evaporasi Kelas A, 2b. Panci evaporasi Sunken Colorado,
2c. Instalasi panci evaporasi dg anemometer

IV. PERHITUNGAN
A. Pendekatan dengan persamaan
(storage equation approach).

tampungan

Dengan,
E : evapotranspirasi
P : curah hujan
I : inflow
U : groundwater flow
O : outflow
S : perubahan tampungan

16

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

IV. PERHITUNGAN
Latitu North
de

Jan

Feb

Mar

Apr

May

June

July

Aug

Sept

Oct

Nov

Dec

South

July

Aug

Sept

Oct

Nov

Dec

Jan

Feb

Mar

Apr

May

June

60

.15

.20

.26

.32

.38

.41

.40

.34

.28

.22

.17

.13

55

.17

.21

.26

.32

.36

.39

.38

.33

.28

.23

.18

.16

50

.19

.23

.27

.31

.34

.36

.35

.32

.28

.24

.20

.18

45

.20

.23

.27

.30

.34

.35

.34

.32

.28

.24

.21

.20

40

.22

.24

.27

.30

.32

.34

.33

.31

.28

.25

.22

.21

35

.23

.25

.27

.29

.31

.32

.32

.30

.28

.25

.23

.22

30

.24

.25

.27

.29

.31

.32

.31

.30

.28

.26

.24

.23

25

.24

.26

.27

.29

.30

.31

.31

.29

.28

.26

.25

.24

20

.25

.26

.27

.28

.29

.30

.30

.29

.28

.26

.25

.25

15

.26

.26

.27

.28

.29

.29

.29

.28

.28

.27

.26

.25

10

.26

.27

.27

.28

.28

.29

.29

.28

.28

.27

.26

.26

.27

.27

.27

.28

.28

.28

.28

.28

.28

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

.27

IV. PERHITUNGAN
3.

Penman-Monteith

where:
ETo
Rn
G
T
u2
es
ea
es - ea
D
g

ir.-darmadi-.mm

:reference evapotranspiration [mm day-1],


:net radiation at the crop surface [MJ m-2 day-1],
:soil heat flux density [MJ m-2 day-1],
:air temperature at 2 m height [C],
:wind speed at 2 m height [m s-1],
:saturation vapour pressure [kPa],
:actual vapour pressure [kPa],
:saturation vapour pressure deficit [kPa],
:slope vapour pressure curve [kPa C-1],
:psychrometric constant [kPa C-1].

IV. PERHITUNGAN
C. Metode Panci Evaporasi (Evaporation Pan Method)
Prinsip dari metode panci evaporasi
Panci ditempatkan (install) di lapangan.
Panci diisi dengan air pada jumlah yg diketahui (luas
permukaan dan kedalaman air diukur).
Pengukuran dilakukan selama waktu terntentu
(biasanya 24 jam). Pengukuran dapat dimulai jam 7
pagi. Curah hujan juga diukur secara bersamaan.
Besarnya evaporasi dari panci dengan satuan mm/24
jam (E pan).
E pan dikalikan dengan K pan untuk mendapatkan
ETo.

IV. PERHITUNGAN
Persamaan untuk menghitung ETo adalah:
Dimana:
ETo
= Evapotranspirasi
K pan = koefisien panci
Untuk panci kelas A, koef. berkisar 0,35 0,85,
rata-rata = 0,70
Untuk panci Sunken Colorado, koef. Berikisar
0,45 1,10, rata-rata = 0,80
E pan
= evapotranspirasi panci

17

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

V. LATIHAN SOAL

1. Data:
Bulan

Temperatur, t (C)

Januari

-5

Februari

Maret

April

Mei

13

Juni

17

Juli

19

Agustus

17

September

13

Oktober

November

Desember

V. LATIHAN SOAL
Menggunakan data tersebut, jika diketahui
temperatur rata-rata bulanan sebesar 30C
pada bulan Juli 1949, tentukan besarnya
evapotranspirasi (Ep)yang terjadi pada bulan
tsb. Bulan tsb memiliki 31 hari dan 14 jam/hari
(Belanda).
Evapotranspirasi ditentukan menggunakan
metode Thornthwaite.

ir.-darmadi-.mm

V. LATIHAN SOAL
3. Menggunakan metode panci evaporasi, tentukan
evapotranspirasi yg terjadi dengan data sbb:
a. Tipe panci: panci kelas A
Kedalaman air hari 1 = 150 mm
Kedalaman air hari 2 = 144 mm (setelah 24 jam)
Hujan (selama 24 jam) = 0 mm
K pan = 0,75
b. Tipe panci: panci Sunken Colorado
Kedalaman air hari 1 = 411 mm
Kedalaman air hari 2 = 409 mm (setelah 24 jam)
Hujan (selama 24 jam) = 7 mm
K pan = 0,90

I. INFILTRASI
Infiltrasi adalah proses air masuk (penetrating) ke dalam
tanah.
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah,
tanaman penutup, dan karakteristik tanah termasuk
porositas, konduktivitas hidraulik, dan kejenuhan tanah.
Aliran tak jenuh (aliran bawah permukaan) merupakan
aliran yang melalui pori tanah ketika pori tanah sebagian
terisi oleh udara.
Aliran jenuh (aliran air tanah) merupakan aliran yang
melalui pori tanah ketika pori tanah seluruhnya terisi oleh
air.
Water table (muka air tanah) adalah bidang batas antara
aliran tak jenuh dan aliran jenuh dimana tekanan atmosfer
terjadi. Aliran jenuh terjadi di bawah water table,
sedangkan aliran tak jenuh terjadi di atas water table.

18

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

I. PENDAHULUAN

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN
Pada kondisi 0,25 < < 0,40, soil moisture
content (kelembaban tanah), :
. (2)

Pada kondisi 0 ,
untuk kondisi tanah kering:
untuk kondisi jenuh:
Gambar 2. Zona air bawah permukaan dan prosesnya

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN

Penampang melintang
dari pori tanah tak
jenuh digunakan untuk
mendefinisikan
porositas ():
.. (1)

Gambar 3. Penampang melintang tanah tak jenuh

ir.-darmadi-.mm

Gambar 4. Volume kontrol untuk mengembangkan persamaan kontinuitas

19

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN

Dari Gambar 4, diperoleh persamaan kontinuitas


untuk aliran tak mantap satu dimensi dalam
aliran tak jenuh, yaitu:

Untuk aliran tak jenuh, gaya-gaya yang bekerja


adalah gaya gravitasi, friksi, dan gaya hisap (suction
force). Dalam aliran tak jenuh, ruang pori hanya
sebagian diisi oleh air, sehingga air ditarik oleh
permukaan partikel melalui gaya elektrostatik antara
molekul air dan permukaan partikel. Energi karena
gaya hisap tanah didefinisikan sebagai suction head
() dalam aliran tak jenuh, yang nilainya berbeda
tergantung dari kelembaban tanah.
Total tenaga merupakan jumlah suction head dan
gravity head:

. (3)

. (5)

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN
Hukum Darcy mengacu pada Darcy flux (q), yaitu laju
kehilangan tenaga per satuan panjang. Untuk aliran dengan
arah vertikal, kehilangan tenaga per satuan panjang adalah
perubahan total tenaga h terhadap jarak tertentu z , misalnya
h/z, dimana tanda negatif menandakan penurunan total
tenaga (akibat friksi) di sepanjang arah aliran. Sehingga:
. (4)

Dimana:
q
: Darcy flux
K
: konduktivitas hidraulik
h
: total tenaga
z
: jarak volume kontrol

ir.-darmadi-.mm

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN
Substitusikan pers (5) ke pers (4) sehingga
Darcy flux (q) menjadi:
. (6)

Dimana:

. (7)

Sehingga pers (6) menjadi:


. (8)

20

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN
Soil water diffusivity (D) didefinisikan sebagai:
. (9)

Substitusikan persamaan di atas ke pers (8)


menjadi:
. (10)

Menggunakan pers. kontinuitas, diperoleh:

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN
Contoh 1:
Tentukan nilai Darcy flux untuk tanah dengan
konduktivitas hidraulik yang merupakan fungsi
dari suction head sebagai K = 250(-)-2,11 dalam
cm/det pada kedalaman z1= 80 cm, h1= -145 cm,
dan 1= -65 cm, pada kedalaman z2= 100 cm,
h2= -160 cm, dan 2= -60 cm.

. (11)

ALIRAN BAWAH PERMUKAAN

II. ALIRAN BAWAH


PERMUKAAN
Penyelesaian:
Average suction head (r):
r = (1+ 2)/2 = (-65+(-60))/2 = -62,5 cm
Konduktivitas hidraulik (K):
K = 250(-)-2,11 = 250(62,5)-2,11 = 0,041 cm/det
Sehingga:

Gambar 5. Ilustrasi hubungan antara suction head dengan


konduktivitas hidraulik dan kelembaban tanah

ir.-darmadi-.mm

21

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

III. PROSES INFILTRASI


Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi:
1. Curah hujan
2. Jenis tanah
3. Kelembaban tanah
4. Tanaman penutup (vegetation cover)
5. Kelandaian tanah (ground slope)

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Terdapat beberapa metode (persamaan) untuk
memperkirakan
besarnya
laju
infiltrasi,
diantaranya adalah metode:
1. Horton
2. -indeks (phi-indeks)
3. Green - Ampt
4. SCS

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
1. Persamaan Horton (1940)

Laju infiltrasi adalah laju pada saat air masuk


ke dalam permukaan tanah, yang biasanya
dinyatakan dalam satuan inch/jam atau cm/jam
atau mm/jam.
Laju infiltrasi potensial adalah laju pada saat
air menggenangi permukaan tanah, jadi jika
tidak terjadi genangan laju aktual lebih kecil
dari laju potensial.
Gambar 9. Ilustrasi pengembangan persamaan Horton

ir.-darmadi-.mm

22

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

Persamaan Horton:
. (12)

Dimana:
ft
: kapasitas infiltrasi pada waktu t (mm/jam)
f0
: kapasitas infiltrasi awal (mm/jam)
fc
: kapasitas infiltrasi akhir (mm/jam)
K
: konstanta emipiris (jam-1)
Gambar 10. Perbedaan kapasitas infiltrasi akibat perbedaan kelembaban tanah

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Total infiltrasi (infiltrasi kumulatif) selama
waktu T dirumuskan sebagai berikut:

. (13)

ir.-darmadi-.mm

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Contoh 2:
Diketahui kapasitas infiltrasi awal f0 dari suatu luas
tangkapan hujan adalah 4,5 mm/jam, konstanta
waktu K adalah 0,35/jam, dan kapasitas infiltrasi
akhir fc sebesar 0,4 mm/jam. Gunakan persamaan
Horton untuk menentukan kapasitas infiltrasi pada t
= 10 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, dan 6 jam.
Tentukan pula infiltrasi total selama selang waktu 6
jam tsb. Diasumsikan kondisi permukaan tanah
tergenang secara kontinyu.

23

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Penyelesaian:
Dari persamaan Horton:

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Penyelesaian:
Infiltrasi total selama selang waktu T = 6 jam
adalah:

Dengan demikian, kapasitas infiltrasi untuk


setiap waktu t adalah:
t (jam)

1/6

1/2

ft (mm/jam)

4,27

3,84

3,29

2,44

0,90

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
2. Metode -indeks
Pada metode -indeks diasumsikan nilai ft tidak
bervariasi terhadap waktu.

f0 = 4,50 mm/jam

Pers. Horton : ft = 0,40 + (4,50 0,40) e-0,35t


fc = 0,40 mm/jam

Gambar 11. ilustrasi pengembangan


metode -indeks

ir.-darmadi-.mm

24

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Penyelesaian:
Tinggi limpasan langsung ( Pef) dalam mm:
VLL/A = 8.250/0,25x106 = 0,033 m = 33 mm
Nilai -indeks ditentukan dengan cara cobabanding.
Pemisalan 1:
Misal 3 mm/jam < -indeks < 7 mm/jam
-indeks=[(7+18+25+12+10)-33]/5=7,8 mm/jam
Anggapan tidak benar, -indeks > 7 mm/jam

Menentukan nilai -indeks


Persamaan yang digunakan:
Vol. limpasan langsung = Vol. hujan efektif
VLL = Pef . A

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Contoh 3:
Sebuah daerah tangkapan hujan dengan luas (A)
0,25 km2 terjadi hujan dengan profil sebagai
berikut:
Waktu (jam)

Curah hujan (mm)

18

25

12

10

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Pemisalan 2:
Misal 7 mm/jam < -indeks < 10 mm/jam
-indeks = [(18+25+12+10)-33]/4 = 8 mm/jam
Anggapan benar, 7 mm/jam < -indeks < 10
mm/jam
-indeks = 8 mm/jam

Jika volume limpasan langsung (VLL) adalah


8.250 m3, tentukan nilai -indeks.

ir.-darmadi-.mm

25

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

Gambar 11. ilustrasi perbedaan metode Horton dengan phi-indeks

Gambar 13. Variabel dan potongan melintang media tanah dalam model Green-Ampt

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
3. Metode Green Ampt (1911)

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Persamaan laju infiltrasi f:
. (14)

Dimana infiltrasi kumulatif dirumuskan sebagai:


. (15)

Gambar 12. Laju infiltrasi dan infiltrasi kumulatif

ir.-darmadi-.mm

Nilai F pada pers (15) diperoleh dengan cara coba-banding.


Pertama, dari nilai K, t, , dan , dimisalkan nilai F pada
sisi kanan persamaan (nilai awal yg baik adalah F = Kt)
sehingga diperoleh nilai F pada sisi kiri. Kedua, nilai F baru
yg diperoleh pada tahap pertama digunakan sebagai pemisalan
kedua pada sisi kanan persamaan. Langkah-langkah tsb
diulangi sampai nilai F konstan.

26

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Perubahan kelembaban () ditulis sebagai:
. (16)

Dimana:

. (17)

Dengan:
se
= Kejenuhan efektif
e
= Porositas efektif
-r = available moisture
-r = maximum possible available moisture

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Tabel 1. Parameter infiltrasi Green-Ampt untuk berbagai kelas tanah

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Contoh 4:
Menggunakan metode Green-Ampt, tentukan
besarnya laju infiltrasi dan infiltrasi kumulatif
untuk tanah lempung berlanau (silty clay soil)
setiap selang waktu 0,1 jam selama 3 jam
dimulai pada saat awal infiltrasi. Diasumsikan
nilai kejenuhan efektif se adalah 20 persen dan
terjadi genangan secara kontinyu.

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI
Penyelesaian:
Dari Tabel 1 untuk tanah lempung berlanau
diperoleh parameter: e = 0,423; = 29,22 cm;
dan K = 0,05 cm/jam.
Infiltrasi kumulatif dihitung dengan pers (15):

Untuk t = 0,1 jam, diperoleh dengan cara cobabanding F(0,1) = 0,29 cm

ir.-darmadi-.mm

27

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

Laju infiltrasi dihitung dengan pers (14)

Untuk t = 0,1 jam, dimana F(0,1) = 0,29 cm,


diperoleh f(0,1):

Dengan cara yg sama diperoleh laju infiltrasi dan


infiltrasi kumulatif untuk selang waktu yang lain.

IV. MEMPERKIRAKAN LAJU


INFILTRASI

Kebutuhan Air

Tabulasi laju infiltrasi dan infiltrasi kumulatif tiap selang waktu 0,1 jam selama 3 jam
Waktu (jam)

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

ft (cm/jam)

1.61

1.15

0.94

0.82

0.74

0.68

0.63

0.59

0.56

0.53

Ft (cm)

0.32

0.45

0.55

0.64

0.72

0.79

0.86

0.92

0.97

1.03

Waktu (jam)

1.10

1.20

1.30

1.40

1.50

1.60

1.70

1.80

1.90

2.00

ft (cm/jam)

0.51

0.49

0.47

0.45

0.44

0.43

0.42

0.40

0.39

0.39

Ft (cm)

1.08

1.13

1.18

1.22

1.27

1.31

1.35

1.39

1.43

1.47

Waktu (jam)

2.10

2.20

2.30

2.40

2.50

2.60

2.70

2.80

2.90

3.00

ft (cm/jam)

0.38

0.37

0.36

0.35

0.35

0.34

0.34

0.33

0.33

0.32

Ft (cm)

1.51

1.55

1.59

1.62

1.66

1.69

1.73

1.76

1.79

1.82

ir.-darmadi-.mm

Manusia
Tanaman (Irigasi)
Industri
Hewan
Biotik Lahan

28

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Kebutuhan Air
Municipal/perkotaan:
Domestic : 30 50%
7%
Commercial : 10 50%
27%
Industrial : 25 35%
Public service
: 5 10%
Leakage
: 8 24%

Residential

12%
40%

Commercial
Industrial
Public

14%
Unaccounted

Rural/perdesaan: ?

Kebutuhan Air

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk


Jumlah
Kebutuhan Air
(l/org/hari)

Jumlah Penduduk
(jiwa)

Jenis Kota

> 2.000.000

Metropolitan

> 210

1.000.000-2.000.000

Metropolitan

150-210

500.000-1.000.000
100.000-500.000

Besar
Besar

120-150
100-120

20.000-100.000

Sedang

90-100

3.000-20.000

kecil

60-100

ir.-darmadi-.mm

Aritmetik
Geometrik
Penurunan laju pertumbuhan
Matematik / logistic curve fitting
Perbandingan grafis
Perbandingan dan korelasi
Perkiraan rasio angkatan kerja

29

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Kebutuhan Air
Aritmatika
Populasi bertambah dengan laju tetap.
Untuk perencanaan jangka pendek (1 5 tahun).

Kebutuhan Air
Geometris
Populasi bertambah secara proporsional dari tahun
ke tahun.
Untuk perencanaan jangka pendek (1 5 tahun).

ir.-darmadi-.mm

Kebutuhan Air
Penurunan Laju Pertambahan
Populasi diasumsikan mencapai harga batas
atau titik jenuh.

Kebutuhan Air
Logistic curve fitting
Asumsi: Populasi tumbuh secara logistik.

30

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Pertumbuhan Penduduk
Perbandingan Grafis

Kebutuhan Air
Industri

Jumlah Penduduk Kota A 2020?

Pertumbuhan Penduduk

Rasio dan Korelasi

Jumlah Penduduk Kota A 2010 jika


populasi wilayah pada tahun 2010
adalah 988.000?
Dari garfik diperoleh rasio jumlah
penduduk kota terhadap wilayah
pada tahun 2010 adalah = 0,088,
sehingga jumlah penduduk kota =
0,088 X 988.000 = 86.944 jiwa

ir.-darmadi-.mm

31

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Pengelolaan Sumberdaya Air


Terpadu
Luas
Penduduk
Potensi Air
Potensi Ketersediaan

Benua

Eropa
Amerika Utara
Afrika
Asia
Amerika Selatan
Australia &
Oseania
Dunia
Jawa
Bali, NTT dan NTB
Kalimantan
Sumatera
Sulawesi
Maluku dan Papua
Indonesia

juta km2
10,46
24,25
30,10
43,48
17,86
8,95

juta jiwa
685
448
708
3.403
315
29

km3/tahun
2.900
7.700
4.040
13.508
12.030
2.400

mm/tahun
277
316
134
311
674
268

m3/kapita/thn
4.234
17.188
5.706
3.969
38.190
83.624

135,10
0,13
0,09
0,19
0,47
0,54
0,49
1,91

5.588
123
11
14
41
10
4
203

42.578
187
60
247
738
1.008
981
3.221

315
1.406
698
1.321
1.567
1.884
1.994
1.692

7.620
1.523
5.447
18.026
18.132
97.363
97.363
15.903

Ketersediaan air permukaan tidak berimbang,


sehingga akan muncul kelangkaan AIR

ir.-darmadi-.mm

32

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Permasalahan
Kelangkaan Air
Efisiensi
Pembatasan pemakaian
Perebutan Penguasaan
Nilai Ekonomis
Water has an economic value in all its
competing uses and should be recognized
as an economic good (Dublin
Principles,1992).

Pilihan Solusi
Pembatasan Pemakaian Air, dengan
menganggap Air sebagai Economic Good
Peningkatan cadangan air dengan
Konservasi, perlindungan daerah resapan,
dan perbaikan kualitas lingkungan

ir.-darmadi-.mm

33

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

FORMULASI LINGO

FORMULASI LINGO FINAL

ir.-darmadi-.mm

34

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Tugas
Bacalah UU Sumberdaya Air: buat ringkasan
dan pendapat Anda.
Hitung kebutuhan air aktual yang Anda
perlukan!
Upaya apa yang dapat dilakukan untuk
menekan kebutuhan air?
Apakah yang dimaksud dengan virtual water
dan water footprints? Tuliskan juga opini Anda
mengenai penjabaran dari istilah tersebut!

Debit andalan dapat diperoleh dari analisa


statistik data debit terukur yang ada.
Apabila tidak ada data debit terukur maka
dapat digunakan data debit hasil
pemodelan/simulasi neraca air.
Cara perhitungannya seperti mencari curah
hujan andalan untuk dalam perencanaan
irigasi.

DEBIT ANDALAN
Dalam perencanaan pengembangan sumber
daya air diperlukan perhitungan ketersediaan
air, dengan berdasarkan data debit aliran
permukaan ataupun berdasarkan hasil simulasi
neraca air.
Perlu diketahui debit air yang dapat diandalkan
menggunakan analisa statistik.

ir.-darmadi-.mm

Data diurutkan dari besar ke kecil.


Masing-masing data di hitung probabilitas
terlampauinya (exceedance probability):
Pr = n/(m+1) , dimana n adalah rangking dan
m adalah banyaknya data dan Pr adalah
kemungkinan debit tersebut dapat disamai atau
dilampaui.

35

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Perhitungan debit andalan operasi waduk


(mingguan, sepuluh harian, bulanan)
Perhitungan debit andalan untuk pembangkit
tenaga listrikbiasanya diperlukan data debit
harian.

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

68.5 53.7 61.4 50.7 55.0 59.9 48.6 39.2 40.6 43.5 39.9 40.6 45.0 44.2 42.8 42.8 42.1 42.8 41.5

Untuk operasi waduk biasanya diperlukan


perhitungan debit andalan untuk masing-masing
bulan (Januari Des).
Untuk kasus ini perhitungan debit andalan dilakukan
untuk masing-masing bulan (seperti pada perhitungan
curah hujan andalan pada perencanaan irigasi).
Untuk perencanaan pembangkit listrik tenaga air
perhitungan debit andalan dilakukan berdasarkan
keseluruhan data, tidak perlu dianalisis per kelompok
bulan.

Kurva Massa Debit Tahun 1991


60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

Q80

10.00

0.00

20

40

60

80

100

Jadi nilai Q80 untuk tahun 1991 adalah 4,58 m3/detik

ir.-darmadi-.mm

36

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

ANALYSIS HIRACHI
PROCESS
Analisis yang menghasilkan urutan alternatif
berdasarkan tujuan, kriteria-kriteria dan
alternatif-alternatif yang ada.
Manfaat penggunaan AHP:
Bobot-bobot relatif dari masing- masing kriteria
dan alternatif-alternatif yang ada dapat ditentukan,
yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun
peringkat alternatif.
Sebagai input dalam pengambilan keputusan.

Langkah-langkah dalam AHP:


Pembuatan struktur hirarki: tujuan, kriteria (dan sub kriteria), dan
alternatif
Menentukan tingkat kepentingan dari kriteria maupun sub-kriteria.
Penyusunan perbandingan pasangan (pairwaise comparison)
Data kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan untuk
menentukan bobot dan prioritas.
Menentukan tingkat kepentingan dari alternatif-alternatif untuk
tiap-tiap kriteria yang ada.
Menghitung bobot dari tiap elemen matriks perbandingan
pasangan, dengan menggunakan cara rata-rata geometrik atau
dengan
cara mencari eigenvector dari matriks-matriks tersebut.
HITUNG EIGEN FACTOR

Intensitas
Kepentingan

Keterangan

Kedua elemen sama pentingnya

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada


elemen yang lainnya

Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada


elemen lainnya

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan


yang berdekatan

Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)

Contoh
Akan ditentukan lokasi suatu waduk, dari tiga
alternatif yang tersedia, yaitu Lokasi A, Lokasi
B dan Lokasi C. Terdapat tiga kriteria yang
dipakai dalam penentuan alternatif terpilih,
yaitu: dukungan masyarakat, luas genangan,
efektifitas mengendalikan banjir.

HITUNG PRIORITAS

ir.-darmadi-.mm

37

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

HASIL SURVAI DIPEROLEH


Tujuan: memilih lokasi waduk
Kriteria:
Dukungan masyarakat (DM)
Luas genangan (LG)
Efektifitas pengendalian banjir (EF)

Alternatif:
Lokasi A
Lokasi B
Lokasi C

Dukungan masyarakat (DM)


Luas genangan (LG)
Efektifitas pengendalian banjir
(EF)

Contoh
Pemilihan Lokasi Waduk
Tujuan
HITUNG EIGEN FACTOR
Lokasi Waduk

Kriteria
Dukungan
Masyarakat

Luas Genangan

Efektifitas
penanggulangan
banjir

HITUNG PRIORITAS

Eigen
factor
wi
Site A

Site B

Prioritas
xi

Site C
Alternatif

ir.-darmadi-.mm

38

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

HASIL AKHIR

ir.-darmadi-.mm

39

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Konsistensi

Proses Erosi Permukaan

Perubahan nilai pada suatu matriks akan


mempengaruhi nilai eigen-nya.
Dapat dituliskan:
A.w = .w
(A-I).w = 0, karena w0, maka (A-I) = 0, sehingga harga
max dapat diperoleh dari syarat: det(A-I) = 0.

Index Konsistensi (CI)= (max n)/(n-1)


Konsisten jika CI < 0.1

Erosi Lahan

Erosi Lahan

Erosi
"Erosion is the wearing away of the land
surface by rain or irrigation water, wind, ice
or other natural or anthropogenic agents that
abrade, detach and remove soil from one
point on the earths surface and deposit it
elsewhere." (Glossary of Soil Science
Terms. Soil Sci. Soc. Am. 1997)

ir.-darmadi-.mm

40

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Universal Soil Loss Equation


Erosi merupakan salah satu bagian dari proses
sedimentasi.
Proses sedimentasi meliputi:
Erosion: lepasnya partikel sedimen
Entrainment: mulai terbawa sedimen
Transportation: terangkutnya sedimen
Deposition: terendapkannya sedimen
Compaction: terpadatkannya sedimen

A=R.K.LS.C.P
A : laju erosi, ton/acre/tahun, ton/ha/tahun
R : erosivitas hujan
K : faktor tanah
LS: faktor topografi
C : faktor tutupan lahan / pola tanam
P : faktor usaha pencegahan erosi

http://www.fao.org/docrep/T1765E/t1765e0e.htm

Perhitungan Erosi Lahan

R, erosivitas hujan ton/ha/tahun

Erosi dapat dihitung sebagai hasil perkalian


dari faktor penyebab dan penghambat erosi:
Energi kinetik hujan
Erodibilitas tanah
Faktor topografi
Tanaman penutup dan cara bertanam
Metoda pencegahan erosi

ir.-darmadi-.mm

R : erosivitas hujan
Ri : curah hujan bulan ke i (cm)
Catatan: erosivitas hujan ini oleh Wischmeier
didefinisikan sebagai fungsi dari energi kinetik
hujan dengan intensitas 30 menit (EI 30).

41

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

K, faktor tanah

SL, faktor topografi

C, faktor tutupan lahan


Wischmeier & Smith (1965)

: panjang lereng, dalam feet


: kemiringan lereng dalam derajat
n = 0.3 untuk kemiringan / slope (V:H) 3%
n = 0.4 untuk kemiringan = 4%
n = 0.5 untuk kemiringan 5%

ir.-darmadi-.mm

C = C1.C2.C3
C1=pengaruh kanopi / tutupan oleh tumbuhan
tinggi
C2=pengaruh tutupan oleh mulsa / tanaman
dekat permukaan tanah.
C3=pengaruh residual akibat penggunaan
lahan

42

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

C1

C2

ir.-darmadi-.mm

C3

P, pengaruh usaha konservasi

43

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Strip Cropping, Contour

Contoh Perhitungan
Hitung R, diperoleh = 1099 / tahun

K = 0.23
LS = 12
C1 = 0.8, C2 = 0.25, C3 = 1
P = 1.0
A = ..ton/acre/tahun.
Sehingga laju erosi pada lahan tersebut adalah ton/acre/tahun

Contoh Perhitungan
Diketahui suatu lahan dengan panjang lereng 300 meter, kemiringan
lahan 20%. Prosentase debu+pasir halus = 42%, pasir 0.1 2mm
= 12%, Struktur tanah termasuk tipe 3 (medium), permeabilitas
termasuk tipe 3 (moderate).
Jika diketahui data hujan bulanan adalah:

Tinggi pohon rata-rata adalah 2 meter, lahan yang tertutup pohon


adalah 40%. Sisa lahan yang ada tertutup vegetasi rendah / mulsa
dan belum ada perubahan tata guna lahan.
Pada lahan tersebut tidak dilakukan usaha konservasi.
Hitunglah besar erosi tahunan pada lahan tersebut (ton/acre/tahun)

ir.-darmadi-.mm

Keterbatasan USLE
Dikembangkan dari data yang relatif terbatas
(jumlah maupun sebaran area-nya).
Dikembangkan untuk erosi jenis sheet dan rill.
Untuk material diameter 1 mm.
Tidak ada tinjauan hubungan antar parameter
(K, LS, C, P)
Apakah semua sedimen yang tererosi di lahan
akan masuk ke dalam aliran sungai?

44

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Sedimentasi Waduk

SUMUR DAN PARIT RESAPAN


Untuk menanggulangi defisit air tanah, telah
banyak pemikir yang mengajukan konsep
pengisian buatan (artificial recharge), misalnya
dengan genangan buatan dengan sumber air dari
sungai, membuat kolam-kolam di sekitar rumah,
pemanfaatan pipa jaring-jaring drainase yang
porus guna meresapkan air hujan di sekitar
rumah, dan menyebarkan air pada lahan yang
luas dan sekaligus untuk mengairi daerah
pertanian. Cara yang terakhir ini telah lama
dipraktikkan di Jawa dan Bali yaitu pada lahan
pertanian basah (padi sawah).
7/18/2012

179

I. PENDAHULUAN
Pengisian air tanah buatan ke dalam waduk bawah tanah
mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Menyimpan kelebihan air permukaan di dalam waduk bawah
tanah.
2. Memperbaiki kualitas air tanah lokal melalui pencampuran
dengan pengisian air tanah yang berasal dari air hujan.
3. Pembentukan lapis tekanan (pressure barriers) untuk
mencegah intrusi air laut.
4. Meningkatkan produksi air tanah, baik untuk air minum
maupun keperluan lainnya.
5. Pengurangan biaya operasi pompa dengan meningginya muka
air tanah.
6. Mencegah terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence).

7/18/2012

ir.-darmadi-.mm

180

45

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

I. PENDAHULUAN
Walaupun kegunaan pengisian air tanah buatan
sangat banyak, namun tidak dapat diterapkan di
sembarang tempat. Beberapa persyaratan fisik
yang harus dipenuhi dalam pembuatan pengisian
air tanah buatan antara lain:
1. Tersedia kapasitas yang memadai.
2. Tersedia air yang cukup dengan kualitas yang
memadai (lebih baik dari kualitas air tanah
lokal).
3. Tanah atau batuan pada lokasi mempunyai
permeabilitas yang cukup.
7/18/2012

181

7/18/2012

Gambar 1. Ilustrasi sumur resapan di halaman rumah tinggal

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

183

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

Sumur resapan sebenarnya telah banyak digunakan oleh nenek


moyang kita, yaitu dengan membuat lubang-lubang galian di
kebun halaman serta memanfaatkan sumur-sumur yang tidak
terpakai sebagai penampung air hujan.
Konsep dasar sumur resapan pada hakekatnya adalah memberi
kesempatan dan jalan pada air hujan yang jatuh di atap atau lahan
yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah dengan jalan
menampung air tersebut pada suatu sistem resapan.
Berbeda dengan cara konvensional dimana air hujan
dibuang/dialirkan ke sungai diteruskan ke laut, dengan cara
seperti ini dapat mengalirkan air hujan ke dalam sumur-sumur
resapan yang dibuat di halaman rumah.
7/18/2012

ir.-darmadi-.mm

182

Gambar 2. Contoh sumur resapan di halaman rumah tinggal

7/18/2012

184

46

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL
Berdasarkan konsep tersebut, maka ukuran
atau dimensi sumur yang diperlukan untuk
suatu lahan atau kapling sangat bergantung
dari beberapa faktor berikut:
1. Luas permukaan penutupan
2. Karakteristik hujan
3. Koefisien permeabilitas tanah
4. Tinggi mukai air tanah

Gambar 3. Konstruksi sumur resapan dilengkapi bak kontrol

7/18/2012

185

7/18/2012

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

Sumur resapan ini merupakan sumur kosong


dengan kapasitas tampungan yang cukup besar
sebelum air meresap ke dalam tanah.
Dengan adanya tampungan, maka air hujan
mempunyai cukup waktu untuk meresap ke
dalam tanah, sehingga pengisian tanah menjadi
optimal.

7/18/2012

ir.-darmadi-.mm

187

186

1. Metode Litbang Permukiman PU (1990)


Pusat penelitian dan Pengembangan Permukiman,
Departemen PU (1990) telah menyusun standar tata
cara perencanaan teknis sumur resapan air hujan
untuk lahan pekarangan yang dituangkan dalam SK
SNI T-06-1990 F. Metode PU menyatakan bahwa
dimensi atau jumlah sumur resapan air hujan yang
diperlukan pada suatu lahan pekarangan ditentukan
oleh curah hujan maksimum, permeabilitas tanah
dan luas bidang tanah.
7/18/2012

188

47

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL
b. Dinding sumur kedap air

a. Dinding sumur porus


A = Luas Atap
I = Intensitas Hujan
T = Durasi Hujan
As = Luas sumur
K = Koefisien Permeabilitas
P = keliling basah sumur

(2)

Gambar 4. keseimbangan air dinding sumur porus

Volume
Volume
Volume
Volume
7/18/2012

air masuk Vol i


air keluar lewat dasar Vol od
air keluar lewat samping Vol
tampungan Vol t

os

=AIT
= As T K
=PHTK
= As H

189

II. SUMUR RESAPAN


DANGKAL

Keseimbangan menjadi:
Vol t
= Vol i (Vol od + Vol os)
As H
= A I T - As T K - P H T K
H (As + P T K)
= A I T As T K
Maka:

ir.-darmadi-.mm

191

2. Sunjoto (1988)
Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam
tanah (Sunjoto, 1988) dan dapat dituliskan sebagai berikut.

Volume air masuk Vol i


=AIT
Volume air keluar lewat dasar Vol od = As T K
Volume air keluar lewat samping Vol os
=PHTK
Volume tampungan Vol t
= As H

7/18/2012

Dengan:
H
: tinggi muka air dalam sumur (m)
I
: intensitas hujan (m/jam)
A
: luas atap (m2)
AS
: luas tampang sumur (m2)
P
: keliling sumur (m)
K
: koefisien permeabilitas tanah (m/jam)
7/18/2012
T
: durasi hujan/pengaliran (jam)

(1)
190

Dengan:
H
: tinggi muka air dalam sumur (m)
F
: faktor geometrik (m)
K
: koefisien permeabilitas tanah (m/jam)
T
: durasi dominan hujan (jam)
R
: radius sumur (m)
Q
: debit air masuk (m3/jam) Q = C I A
C
: koefisien runoff atap (-)
I
: intensitas hujan (m/jam)
A
: luas atap (m2)
7/18/2012

(3)

192

48

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II.1. Konstruksi Sumur Resapan


Dangkal

II.2. Persyaratan Sumur Resapan


Dangkal

Pada dasarnya sumur resapan dapat dibuat dari berbagai macam


bahan yang tersedia di lokasi. Yang perlu diperhatikan bahwa
untuk keamanan, sumur resapan perlu dilengkapi dengan
dinding (Gambar 5). Bahan-bahan yang diperlukan untuk sumur
resapan meliputi:
1. Saluran pemasukan/pengeluaran dapat menggunakan pipa
besi, pipa PVC, atau dari pasangan batu.
2. Dinding sumur dapat menggunakan anyaman bambu, drum
bekas, tangki fiberglass, pasangan batu bata, atau buis beton.
3. Dasar sumur dan sela-sela antara galian tanah dan dinding
tempat air meresap dapat diisi dengan ijuk atau kerikil.

Tabel 1. Jarak minimum sumur resapan dengan bangunan lainnya

7/18/2012

193

II.1. Konstruksi Sumur Resapan


Dangkal

No.

Bangunan/obyek yang ada

Jarak minimal dengan sumur


resapan (m)

Bangunan/rumah

Batas pemilikan lahan/kapling

3,0
1,5

Sumur untuk air minum

10,0

Septik tank

10,0

Aliran air (sungai)

30,0

Pipa air minum

3,0

Jalan umum

1,5

Pohon besar

3,0

7/18/2012

195

II.2. Persyaratan Sumur Resapan


Dangkal
Gambar 7. Tata letak
sumur resapan (atas)
dan konstruksinya
(bawah) untuk resapan
air hujan rumah tinggal

Gambar 6. Salah satu contoh konstruksi sumur resapan


7/18/2012

ir.-darmadi-.mm

194

7/18/2012

196

49

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

II.3. Perencanaan Praktis Sumur


Resapan

II.4. Sumur Resapan Kolektif

Secara analitis untuk menentukan besarnya sumur resapan


memerlukan data dan perhitungan yang cukup rumit, khususnya
bagi orang awam, karena banyak faktor yang harus
diperhitungkan kemungkinan sangat bervariasi dari satu lokasi
dengan lokasi lainnya.
Untuk memasyarakatkan sumur resapan ini, maka tiap-tiap
daerah perlu membuat peta sumur resapan, yang memuat data
tanah, kedalaman air tanah dan sekaligus dimensi sumur untuk
tiap satuan luas lahan.
Tabel 2 menampilkan contoh kebutuhan sumur resapan untuk
berbagai luas kapling pada tanah dengan permeabilitas rendah
(SK. Gub. No. 17 Th. 1992 dalam Dinas Pertambangan DKI
Jakarta dalam Suripin, 2004).

7/18/2012

197

II.3. Perencanaan Praktis Sumur


Resapan
Luas Kapling
(m2)

Volume sumur resapan dengan


saluran drainase sebagai
pelimpasan (m3)

Volume sumur resapan tanpa


saluran drainase sebagai
pelimpasan (m3)

50

1,3 2,1

2,1 4,0

100

2,6 4,1

4,1 7,9

150

3,9 6,2

6,2 11,9

200

5,2 6,2

8,2 15,8

300

7,8 12,3

12,3 23,4

400

10,4 16,4

16,4 31,6

500

13,0 20,5

20,5 39,6

600

15,6 24,6

24,6 47,4

700

18,2 28,7

28,7 55,3

10

800

20,8 32,8

32,8 63,2

11

900

23,4 36,8

36,8 71,1

12
7/18/2012

1000

26,0 41,0

41,0 79,0

ir.-darmadi-.mm

199

II.4. Sumur Resapan Kolektif

Tabel 2. Volume sumur resapan pada tanah dengan permeabilitas rendah


No.

Gambar 8. Konstruksi kolam resapan dipadukan pertamanan

7/18/2012

198

Kolam resapan merupakan kolam terbuka yang


khusus dibuat untuk menampung air hujan dan
meresapkannya ke dalam tanah.
Model kolam ini cocok untuk kawasan dimana
air tanahnya dangkal namun tersedia lahan yang
cukup luas.
Model ini dapat dipadukan dengan pertamanan
atau hutan kota/hutan masyarakat.
Dengan demikian kolam resapan dapat
mempunyai fungsi ganda, konservasi air dan
udara, sekaligus mempunyai nilai estetika.
7/18/2012

200

50

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

III.1. Kapasitas Sumur Resapan


Dalam

III.1. Kapasitas Sumur Resapan


Dalam
Kapasitas sumur resapan dalam dapat didekati dengan persamaan dasar
yang dikembangkan dari percobaan Darcy, yang menyatakan bahwa
kapasitas akuifer untuk meloloskan air tergantung pada permeabilitas
lapisan akuifer, tebal akuifer, dan beda potensiometric head.
Secara matematis kapasitas sumur dalam dapat ditulis dalam bentuk:

Jika tidak menggunakan sumur pantau, persamaan


dapat ditulis dalam bentuk lain menjadi:
(5)

(4)
Dimana:
Q
: debit (m3/det)
K
: Permeabilitas akuifer (m/det)
B
: tebal confined aquifer (m)
h1, h2 : ketinggian potensiometric surface sumur pantau (m)
r1, r2
: jarak sumur pantau terhadap pusat sumur pengisian (m)
7/18/2012

201

Dimana:
Q
: debit (m3/det)
K
: permeabilitas akuifer (m/det)
B
: tebal confined aquifer (m)
H
: ketinggian potensiometric surface
r
: jari-jari pipa (m)

7/18/2012

III.1. Kapasitas Sumur Resapan


Dalam

203

IV. PARIT RESAPAN


1. Sunjoto (1996)
Secara analitis Sunjoto menurunkan formula ini dengan asas kesetimbangan dinamik sebagai
berikut:

(6)

7/18/2012

ir.-darmadi-.mm

Gambar 11. Sumur resapan dalam

202

Dengan:
B
b
f
K
H
T
Q
C
I
A
7/18/2012
L

: panjang parit (m)


: lebar parit (m)
: faktor geometrik parit (m)
: koefisien permeabilitas tanah (m/jam)
: tinggi muka air dalam parit (m)
: durasi dominan hujan (jam)
: debit masuk (m3/jam) Q = C I A
: runoff coefficient atap (-)
: intensitas hujan (m/jam)
: luas atap (m2)
: tinggi dinding parit porus (m)

204

51

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

V. LATIHAN SOAL

V. LATIHAN SOAL

Soal:
Rencanakan sumur resapan untuk menampung air dari luas
bangunan (atap) dengan luas 300 m2 dengan data sebagai
berikut:
a. K
= 1,5 x 10-4 m/det
b. I
= 100 mm/jam
c. A
= 300 m2
d. T
= 2 jam
e. F
=2R
f. R
= 50 cm
g. C
= 0,95
Semua satuan harus disamakan dalam M-K-S
7/18/2012

205

Penyelesaian:
Debit air yang masuk sumur adalah:
Q =CIA
Q = 0,95 x (100/1000) x 300
Q = 28,50 m3/jam

7/18/2012

207

Apa definisi banjir?


Apa penyebab banjir?
Apa saja jenis-jenis banjir yang ada?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi banjir?
Apa saja dampak banjir?
Bagaimana cara memperkirakan banjir?
Bagaimana merencanakan perlindungan terhadap
bahaya banjir?

Menurut Sunjoto (1988)

ir.-darmadi-.mm

Jika digunakan sumur dengan kedalaman 5


m, maka jumlah sumur yang dapat dibuat
adalah 4 buah.

1.1 Concept Flood / Banjir

V. LATIHAN SOAL

7/18/2012

206

52

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Definisi Banjir
Chow (1956): A flood is a relatively high
flow which overtaxes the natural channel
provided for runoff.
Rostvedt et al. (1968):A flood is any high
streamflow which overtops natural or artificial
banks of a stream.
Ward (1978): A flood is a body of water
which rises to overflow land which is not
normally submerged.

Jenis Banjir
Jenis banjir:
Banjir di sungai (river floods)
Terjadi pada bantaran
Terdapat debit yang melebihi kapasitas

Banjir di derah pantai (coastal floods)


Penggenangan oleh air laut akibat dinamika air laut
(pasang surut, badai)

Banjir:
Luapan aliran akibat air atau bentuk air lain yg
melebihi normalnya, atau penumpukan air akibat
pengaliran di suatu daerah yg biasanya terendam
(flood)
Banjir bandang:
Banjir yg berlangsung dlm selang waktu pendek dg
puncak debit yg cukup tinggi
Banjir tahunan:
Debit puncak harian yg tertinggi dalam tahun air,
atau
Banjir yg ketinggiannya sama atau melebihi ratarata tahunannya

ir.-darmadi-.mm

53

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Prasarana Sumber Daya Air


Prasarana SDA adalah bangunan air beserta
bangunan lain yang menunjang kegiatan
pengelolaan sumber daya air, baik langsung
maupun tidak langsung.
Contoh:
Waduk/reservoir,
bangunanbangunan
irigasi,
bangunan
pengatur
sungai/perlindungan tebing sungai.

Tanggul Tanah
Pengurangan Dampak Banjir
1. Mengurangi debit puncak Reservoir
2. Membatasi area pergerakan air Tanggul Banjir
3. Mengurangi elevasi muka air banjir Perbaikan
saluran
4. Pemindahan aliranKanal Banjir
5. Floodproofing
6. Pengurangan limpasan Manajemen kawasan
7. Peringatan dini dan evakuasi
8. Manajemen dataran banjir

ir.-darmadi-.mm

54

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

ir.-darmadi-.mm

Tanggul Beton

Lokasi Penanggulan

Tanggul Beton

Lokasi Penanggulan

55

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Lokasi Penanggulan

Peninggian Tanggul Darurat

ir.-darmadi-.mm

Pengalihan Debit Banjir

56

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

DAERAH PENGUASAAN SUNGAI

DEBIT > 50 TAHUNAN

GS

BANJIR

GS

DATARAN BANJIR
(FLOOD PLAIN)

DATARAN BANJIR
SUNGAI
TIDAK LAYAK DAN
LEBIH BERBAHAYA

BANJIR TERBESAR (PMF)

TANGGUL

MASALAH
BANJIR
MASALAH
BANJIR

GS

GS
MAB
MAB
M.A.N

BEBAS BANJIRKAH ??

TIDAK DIJAMIN MAS,


DATARAN BANJIR

!
GS

BANJIR

Garis Sempadan (GS)

SUNGAI

GS

GS
M.A.B
M.A.N

DATARAN BANJIR

PALUNG SUNGAI

DEBIT/ALIRAN NORMAL

DEBIT/ALIRAN NORMAL
BANJIR YANG LAYAK DIKENDALIKAN
BANJIR TERBESAR (PMF)

Pemanfaatan air
Pengendalian daya rusak air
Pengaturan badan air (sungai, situ, danau)

BANJIR DAN MASALAH BANJIR


TRADISIONALOK
NO PROBLEM

TANGGUL (STRUKTUR) TIDAK BISA MENJAMIN


DATARAN BANJIR TERBEBAS DARI BANJIR DAN
GENANGAN SECARA MUTLAK. SETUJU??

Struktural:

DATARAN BANJIR
(FLOOD PLAIN)

DATARAN BANJIR

DATARAN BANJIR
BANTARAN

Kegiatan Pengembangan Sumber


Daya Air

DAERAH PENGUASAAN SUNGAI

DEBIT > 50 TAHUNAN

PALUNG SUNGAI
BANTARAN

Non-struktural:

MODEREN

Penyusunan peraturan
Penyusunan program kegiatan
Penghijauan, konservasi lahan

DATARAN BANJIR

KONDISI BANJIR
us

ir.-darmadi-.mm

57

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Waduk
Definisi: Adalah bangunan untuk menampung air pada waktu
terjadi surplus air di sumber air agar dapat dipakai sewaktu
terjadi kekurangan air.
Fungsi:
penyimpanan air, pemanfaatan air, pengendalian banjir.
Waduk buatan/bendungan
Waduk lapangan (pengempangan mata air)
Embung (sejenis waduk kecil di NTB)
Situ (sejenis waduk kecil di jawa barat)

Jenis simpanan:
Dead storage: volume dibawah elevasi muka air minimum
Life storage: volume diantara elevasi muka air minimum
dan elevasi mercu pelimpah / spillway.
Tampungan banjir: volume diantara elevasi muka air banjir
rencana dan elevasi mercu pelimpah/spillway

Muka air normal / Normal pool level: elevasi muka air


maksimum di reservoir dalam kondisi operasi.
Muka air minimum / Minimum pool level: elevasi muka air
terendah akibat pengambilan dalam waktu operasi.
Useful storage/live storage: tampungan air yang berada
diantara muka air normal (normal pool level) dan muka air
minimum (minimum pool level).
Dead storage : volume tampungan air di bawah muka air
minimum.
Surcharge storage / Flood storage: volume air di atas muka air
normal akibat banjir.
Bank storage: tampungan yang terjadi pada tebing waduk yang
lolos air / permeable.

Karakteristik Waduk
Contoh:

Volume
Elevasi

Luas

ir.-darmadi-.mm

58

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Penentuan Tampungan Waduk

Perhitungan Tampungan Waduk


Metoda Rippl
Diketahui kurva massa
inflow sebagaimana
dalam gambar di
samping. Berapakah
tampungan waduk
yang diperlukan
apabila kebutuhan air
adalah 75000 acre
ft/tahun?

Inflow berubah-ubah terhadap waktu.

Metoda Rippl

Perhitungan Tampungan Waduk


Metoda Rippl
Perhatikan kurva
massa inflow waduk di
samping. Berapakah
suplai air yang bisa
disediakan dari suatu
reservoir dengan
kapasitas 30000 acre
ft?

ir.-darmadi-.mm

59

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Keandalan Waduk
Keandalan waduk didefinisikan sebagai probabilitas di mana
waduk dapat mensuplai kebutuhan yang diharapkan selama
usia guna (lifetime) tanpa adanya kekurangan.
Usia guna biasanya antara 50 100 tahun.
Bagaimana cara perhitungannya?
Menyusun 500-1000 set kondisi inflow dan pengambilan. Lama waktu
dari masing-masing set adalah sama dengan usia guna / lifetime.
Dari masing-masing set diambil harga tampungan yang diperlukan.
Lakukan analisis frekuensi pada harga-harga tampungan.
Buat kurva keandalan: volume tampungan vs. probabilitas.
Makin besar volume tampungan makin besar keandalannya.

Sun, Wind, Water ELECTRICITY

Solar

Electricity
- Simpe
- Reliable
- No moving parts
- Low maintenance
- Resources available to most people
Wind Electricity
- Requires tall towers
- Requires regular maintenance
- Complements PV
- Resource available to few people
Hydro Electricity
- Most cost effective
- reasonable maintenance
- constant output
- resource available to fewest people

Sedimentasi Waduk

Hydro Power
Full Scale Hydro (> 10 MW)
-

Large towns and extensive grid supplies

Mini Hydro (300 kW to 10 MW)


-

Micro Hydro (50 W 300 kW)


-

ideal for remote areas away from the grid group

of houses to small factories (mini grid)


AC or DC
Cost ranging between $2,000 $10,000
Pico Hydro (< 50 W)
-

ir.-darmadi-.mm

60

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Micro Hydro
-

Settling basin

Advantages

Uses portion of stream flow environmentally


design AC or DC
Flow as low as 5 gpm, head as low as 2 ft
No fuel reuqired
Available energy is predictable
Available to meet continual demand
Low maintenance and operating costs
Long lasting and reliable
Can be connected to the utility grid

Forebay tank

Channel

Intake and
diversion weir

Saw mill
Powerhouse

Micro Hydro
-

Disadvantages
-

Certain flow, head and output characteristics are required

Very site specific seasonal variations in flow


Lack of knowledge and skills to sustain technology
Not all sites where there is potential energy available will
allow micro hydro to be developed in a cost effective
fashion.
Fixed costs
-

Energy released by a falling body of


water of mass, m, over a height, h
(static head)
E = mgh = Vol. gh (Joules)
Power associated with falling body
of water
P = dE/dt = gh. dVol/Dt
P = ghQ (Watts)
where Q flow rate in m3/s entering
the turbine
Include friction losses in penstocks
and channel, etc..
P net = e o P = e o ghQ (Watts)
Since g = 10 kN/m3 for water, a
quick
estimate of Pnet can be determined by
taking eo = 0.5. Thus,
Pnet = eo P = 0.5x10xhxQ (kWatts)

ir.-darmadi-.mm

61

ir.-darmadi-.mm=7/18/2012

Measuring Flow

Weir Method

Bucket Method

Float Method

Weir Method
Salt Dilution Method
Flow meter

Float Method

Salt Dilution Method

Q = M/kA

Flow = Area x average velocity

M: mass of salt (g)


A: area under curve (1s)
k: Conversion factor (g/l)

Area = Stream Width x Average


Depth

ir.-darmadi-.mm

62

Вам также может понравиться