Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRAKSI
Batik adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan
merupakan salah satu produk tekstil yang besar terdapat di beberapa
kabupaten dan kota Jawa Tengah, namun Kejayaan Batik Semarang di
kancah dunia perbatikan sempat memudar, dan Terbakarnya
Kampung Batik di kawasan Bubakan pada zaman pendudukan Jepang ikut
andil terhadap tenggelamnya Batik Semarang.
Pemerintah telah melaksanakan strategi pembangunan baik fisik
maupun non fisik untuk menghidupkan kembali Batik Semarang dan
Kampung Batik seperti
mengadakan pelatihan, aktif mengikuti pameran, serta melakukan studi
banding ke beberapa kota Batik, namun strategi yang dilakukan
pemerintah kurang terpadu sehingga Hasilnya pun tidak memuaskan.
Masalah masalah yang muncul adalah Bagaimana strategi kinerja yang
dilakukan oleh Dekranasda dalam pengembangan Industri Batik
Semarang?; Apa yang menjadi isu- isu strategis yang dihadapi oleh
Pemerintah Kota dalam mengembangkan Industri Batik
Semarang ?dan Bagaimana strategi yang baik untuk mengelola isu- isu
tersebut?
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Pemerintah
Kota Semarang,serta kendala - kendala nya juga memberikan strategi
yang baik untuk mengelola kendala-kendala tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan
metode manajemen strategik untuk mengungkapkan isu - isu strategis
secara intensif , mendalam dan komprehensif dalam penanganan
Optimalisasi Kampung Batik Semarang. Melalui Analisis
SWOT dan Uji Litmus sebagai instrumen untuk mengukur lingkungan dan
mendapatkan strategi yang diperlukan dalam Optimalisasi Kampung Batik
Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Optimalisasi
Kampung Batik di Kota Semarang belum dapat dikatakan optimal,
sehingga dibutuhkan strategi untuk meminimalisir kondisi tersebut. Strategi
yang disarankan adalah Peningkatan kerjasama berbagai sektor usaha
dan pelibatan masyarakat dalam pengembangan Kampung Batik serta
meningkatkan sarana dan prasarana penunjang dalam Optimalisasi
Kampung Batik.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
BAB II
TUJUAN
Adapuntujuan dari penelitian ini adalaha. Untuk mendeskripsikan upaya
upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang dalam
Mengembangkan Industri Batik di Semarang. Untuk menggali isu - isu
strategis dan kendala yang dihadapi oleh Dekranasda dalam pembinaan
pengrajin Batik di Semarang Untuk mengetahui strategi yang baik dalam
mengelola isu - isu yang yang dihadapi oleh Dekranasda
1.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
1.3.1 Kinerja Organisasi
Konsep kinerja (Performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah
pencapaian hasil atau degree of accomplishtment
(Rue dan byars, 1981 dalam Keban 1995). Hal ini berarti bahwa, kinerja
suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi
dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah dite
tapkan sebelumnya. Beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk
mengukur kinerja birokrasi publik (Dwiyanto, 1995) yaitu sebagai berikut:
a.Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
efektivitas pelayanan.
b.Kualitas Layanan
Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja
organisasi publik.
c.Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk
mengenali kebutuhan masyarakat
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi
publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip - prinsip administrasi yang
benar (Lenvine, 1990).
e. Akuntabilitas
publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan
organisasi publik tunduk pada para pejabat politik.
BAB III
PEMBAHASAN
1.Tidak adanya koordinasi SKPD dan Klaster Batik dengan Paguyuban Kampung
Batik
2.Kuantitas SDM yang tidak memadai
3.Minimnya anggaran Dinas
4.Sarana penunjang untuk pelatihan yang kurang memadai
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis mengenai Optimalisasi Kampung Batik Semarang
ditemukan beberapa strategi yang telah dilakukan oleh dinas dalam
mengembangkan batik semarang melalui
Kampung Batik, namun masih kurang berjalan dengan optimal.Setelah
melakukan Analisis Pengembangan Industri Batik di Kampung Batik baik
pemberdayaan,pemasaran dan juga permodalan, perlu dilakukan analisi
s lingkungan strategis.
Dalam menganalisis lingkungan strategis terdapat dua lokus lingkungan,
yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Di dalam lingkungan
internal dinas ada visi dan misi dinas,SDM, anggaran dinas, infrastruktur.
Sedangkan dalam lingkungan eksternal terdapat faktor politik, ekonomi,
sosial budaya, dan kelompok masyarakat. Berdasarkan analisis lingkungan
internal dan eksternal dapat diketahui mana saja yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. Sehingga setiap kelemahan dan
ancaman akan menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi
yang akan dirumuskan. Sementara kekuatan dan peluang akan menjadi
faktor pendukung Strategi optimalisasi Kampung Batik Semarang. Setelah
dirumuskan isu strateg is maka tahap selanjutnya adalah evaluasi isu
strategis untuk mengukur tingkat kestrategisan isu. Dari
hasil evaluasi lingkungan strategis didapatkan kedelapan isu- isu strategis
yang menjadi perhatian dalam Optimalisasi Kampung Batik
Semarang adalah Pening katan kerjasama
berbagai sektor usaha dan pelibatan masyarakat dalam pengembangan
Kampung Batik,Peningkatan peran masing - masing stakeholder yaitu
antara Dinas, masyarakat dan sektor usaha guna pembentukan
meningkatkan penjualan industri batik serta pengelo laan Kampung Batik
Semarang. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang yang masih
kurang di sekitar Kampung Batik Semarang.
Mengajukan rancangan alokasi anggaran tambahan kepada Tim
Anggaran Pemerintah Daerah(TAPD).Pengadaan pelatihan - pelatihan
secara rutin dan berkesinambungan tanpa persyaratan yang rumit bagi
peserta yang akan mengikuti pelatihan. Mengaktifkan kembali fungsi
Paguyuban dengan membuat visi dan misi yang jelas dan terarah.
DAFTAR PUSTAKA