Tektonik Cekungan Kutai

Cekungan Kutai merupakan cekungan tersier terbesar di Indonesia.

Cekungan ini terbentuk pada Eosen tengah berkaitan dengan proses rifting
yang menyebabkan terbukanya selat makassar di tepian timur Sundaland.
Secara umum, cekungan ini dibatasi oleh dua zona tinggian yaknik AdangPaternoster fault zone di bagian selatan, Kuching High di bagian barat, dan
Mangkalihat Ridge di bagian utara. Adang-Paternoster fault zone dan
Mangkalihat High membatasi cekungan Kutai dari tinggian Paternoster di
bagian selatan dan cekungan Tarakan di bagian utara.

Gambar 1. (Kiri) Peta Tektonik Kalimantan (Syarifuddin, 1999). (Kanan) Peta

sebaran struktur di cekungan Kutai (Satyana, 1996).
Pola struktur geologi yang berkembang di cekungan Kutai relatif
memiliki orientasi NNE-SSW mengikuti alur Meratus dan NW-SE searah
dengan jalur Sesar Adang-Paternoster. Orientasi tersebut menjadi dasar
pembagian zona cekungan Kutai menjadi cekungan Kutai bagian atas dan
cekungan Kutai bagian bawah. Cekungan Kutai bagian bawah memiliki
orientasi struktur berarah NNE-SSW (pola Meratus) dengan litologi sedimen
Paleogen sementara cekungan Kutai bagian atas memiliki arah NW-SE (Pola
Adang-Paternoster) dengan litologi sedimen Miosen.
Pola struktur geologi yang berkembang di cekungan Kutai berkaitan
dengan sejarah tektonik yang berkembang di area ini. Di bagian utara

cekungan Kutai berkembang struktur dengan arah NW-SE dan NE-SW yang
didominasi oleh perlipatan dan control sesar geser (Cloke, 1999). Di bagian
selatan cekungan Kutai berkembang struktur geologi yang mengikuti arah
perlipatan pada Kompleks Ofiolit Meratus dengan orientasi struktur geologi
NNE-SSW. Kompleks ofiolit ini terbentuk oleh obduksi cekungan busur
belakang pada tepi Sundaland pada zaman kapur (Sikumbang dalam Cloke,
1999). Bagian selatan cekungan Kutai ini dikontrol oleh pensesaran geser
dengan orientasi NE-SW.

Gambar 2- (Kiri) Zona kelurusan struktur geologi yang berkembang di

cekungan Kutai (Cloke, 1999). (Kanan) Rekapitulasi hasil analisis kelurusan di
bagian timur cekungan Kutai (Syarifuddin, 1999)
Di tepian paparan Kalimantan, struktur geologi yang berkembang
berupa perlipatan dengan orientasi sumbu NNE-SSW ditutupi oleh endapan
dari delta mahakam. Semakin ke arah timur, cekungan Kutai berbatasan
dengan cekungan Makassar bagian utara yang dikontrol oleh pensesaran
blok yang terbentuk saat pembukaan selat Makassar.
Sejarah tektonik yang berkembang di cekungan Kutai dapat dibagi
menjadi beberapa fase tektonik. Pertama adalah periode ekstensi NW-SE
bersamaan denan pembukaan selat Makassar pada Eosen Tengah. Pada fase
ini terjadi ekstensi berarah barat daya-tenggara yang diduga dipicu oleh
Tectonic Escape pasca Kolisi lempeng Eurasia dan India. Berikutnya terjadi
ekstensi berarah NE-SW yang terjadi pada akhir oligosen dan dilanjutkan
oleh kompresi berarah NW-SE pada pertengahan Miosen.

Gambar 3. Sejarah tektonik cekungan Samarinda pada Eosen tengah (a),

Oligosen akhir (b), dan Miosen Tengah.
Referensi:
Cloke et al, 1999, Structural controls on the evolution of the Kutai Basin, East
Kalimantan, Journal of Asian Earth Sciences 17
Syarifuddin, N., I. Busono, 1999, Regional stress alignments in the Kutai
Basin, East Kalimantan, Indonesia: a Contribution from borehole study,
Journal of Asian Earth Sciences 17
Satyana, 1996, Andang-Lupar Fault, Kalimantan: Controversies and New
Observations on The Trans-Kalimantan Megashear.