Вы находитесь на странице: 1из 43

Buku Saku

WARISAN GEOLOGI
UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Menuju Geopark Merangin


Jambi

Merubah Pola Pikir Dalam Pemanfaatan


Sum- ber Daya Geologi.
Kegiatan pertambangan di Indonesia memang su
dah ada sejak tahun 1850 an pada masa penjajahan
Belanda dengan membentuk lembaga yang ber
nama Dienst van het Mijnwezen. Lembaga
terse but mengemban tugas untuk melakukan
penelitian dan penyelidikan akan potensi
sumberdaya geologi Indonesia, mengingat pada
saat itu perekonomian di dunia barat mulai
beralih ke dunia industri yang memerlukan bahan
baku berasal dari sumber daya geologi. Sejak
itulah usaha pertambangan di Indo nesia ini
berkembang dengan pesat sehingga dengan adanya
dinamika politik di Indonesia sejak zaman
Belanda, Jepang, masa kemerdekaan dan saat ini,
usaha eksploitasi sumber daya geologi masih
menjadi
primadona
dalam
mendorong
pertumbuhan ekono mi di Indonesia. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kon tribusi terbesar pendapatan
negara Indonesia adalah dari sektor ESDM, yang
berasal dari migas, mineral, dan batubara yang
mencapai + 40 % dari seluruh total penerimaan
negara. Padahal jika kita melihat kemba li akan
dongeng akan kayanya sumber daya geologi yang
kita miliki, maka masih banyak potensi sumber daya
geologi lain yang dapat dikembangkan, sehingga
nilai 40 % tersebut menjadi kecil jika kita
bandingkan dengan kekayaan yang dimiliki

Buku

Sakudampak
Indonesia. Terlebih jika kita kaji kembali
lingkungan yang diaki

batkan dari kegiatan eksploitasi tersebut yang


signifi kan terhadap kerusakan ekosistem yang
ada. Tidak hanya itu, konflik dengan masyarakat
pun sering ter jadi karena kegiatan pertambangan
walaupun di sisi lain kegiatan tersebut menjadi
kebutuhan utama ne gara terutama migas.
Pada tulisan kali ini, mungkin kita tunda dahulu per
masalahan pertambangan dan kebutuhannya namun
ada sisi lain yang menjadi fokus utamanya, yaitu pe
manfaatan sumber daya geologi dalam mensejahtera
kan masyarakat lokal serta meningkatkan pertum
buhan ekonomi regional dalam mendukung konsep
pembangunan berkelanjutan (sustainable develop
ment) di negeri tercinta ini melalui konservasi ge
ologi.

Perlindungan Terhadap
Geologi (Konservasi).

Sumber

Daya

Konservasi geologi berawal dari sebuah kebutuhan


serta keinginan dalam melindungi sumberdaya alam
yang telah dikenal baik oleh umum. Pentingnya usa
ha konservasi terhadap warisan geologi sudah men
jadi pemikiran beberapa orang sejak akhir Abad 19.
Taman Nasional Yellowstone di Wyoming yang
ber ada di Amerika Serikat merupakan taman
nasional pertama (1872), serta menjadi sejarah
tertua dari

pemahaman terhadap warisan geologi dan makna


perlindungannya. Taman yang melindungi nilai
geo logi panasbumi tersebut terletak di kawasan
batuan berumur 2,7 milyar tahun yang lalu. Hingga
saat ini, kejadian dan proses geologi masih terus
berlangsung di daerah itu serta ditinjau dari aspek
kawasan
setidaknya
mengawetkan
hampir
Taman Nasionalumur,
Yellowstone
di Wyoming, itu
Amerika
Serikat merupakan
taman nasional pertama
(1872),
dua per tiga umur bumi.

Di Indonesia konsep konservasi geologi sudah


berkembang sejak tahun 1980 an dengan menerap
kan konsep geowisata, namun pada saat itu belum
dipayungi oleh suatu peraturan, yang secara khusus
mengatur perlindungan terhadap alam (geologi) se
hingga dalam perjalanannya menjadi kurang opti
mal. Salah satu Kawasan yang telah menjadi objek
ke unikan geologi di Indonesia terdapat di Cagar
Alam

serta menja

Geologi Nasional Karangsambung yang dikelola


oleh Balai Informasi dan Konservasi Kebumian
Karang sambung
Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI). Sama halnya dengan negaranegara di Asia, hingga saat ini pun Indonesia
belum memiliki suatu peraturan yang mendukung
sepenuhnya terhadap usaha konservasi geologi.

Singkapan basal berstruktur bantal di Situs ge


ologi praTersier di daerah Kebumen

Kumpulan fosil pada runtunan batugamping bagian


bawah di Situs Geologi Karangsambung, Kebumen

Situs Geologi Karangsambung

Bentang alam Situs geologi daerah Karangsam


bung dan kawasan kars Gombong Selatan.

Kawasan Cagar Alam Geologi Nasional per


tama di Indonesia yang merupakan laboratori
um alam untuk mempelajari keunikan geologi
bumi pertiwi. Batuan atau kelompok batuan
yang tersingkap, bentukan bentangalam hasil
kegiatan tektonik, dan sekumpulan fosil, dapat
dianggap sebagai situs geologi
jika
keberadaan
nya menunjukkan sejarah
pembentukan dan perkembangan geologi,
serta menunjukkan kedinamikaan bumi.

Konservasi geologi (geoconservation) terhadap suatu


fenomena geologi yang luar biasa merupakan
langkah awal untuk memanfaatkan keragaman
geologi (geodi versity) secara berkesinambungan
melalui suatu pro gram terencana dalam
melindungi keberadaaannya sebagai warisan yang
sangat berharga bagi anak cucu kita.

Setelah kita mengetahui perkembangan dan manfaat


dari konservasi geologi, mungkin akan muncul per
tanyaan komponen atau barang geologi yang
seper- ti apa yang harus dilindungi? Bagaimana
caranya?
Gambar dibawah ini akan menyederhanakan sebuah
tahapan serta serangkaian kegiatan yang dilakukan
pada setiap tahapannya dalam melakukan penentuan
dan penetapan komponen atau barang geologi yang
harus dilindungi dalam konteks kawasan konservasi
geologi. Hal tersebut menjadi penting mengingat ke
beradaan akan komponen atau barang geologi terse
but menempati sebuah ruang yang tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya konflik kepentingan
dengan kegiatan lainnya (terutama kegiatan dengan
karakteristik budidaya).

Fenomena Geologi
Fenomena geologi adalah wujud fisik alami yang
terbentuk akibat proses geologi yang saling mempe
ngaruhi atau saling berhubungan satu dengan lainnya
yang menghasilkan suatu fakta/kejadian/bentukan
alam, seperti gunungapi, gunung lumpur, pegunung
an, gumuk pasir, kars, air terjun, delta, geyser, dll.
Fenomena geologi tidaklah selalu berkaitan dengan
bencana alam, akan tetapi lebih mengarah kepada
keanehan atau ketidak umuman peristiwa alamiah
yang terjadi di sekitar kita yang berpotensi untuk
dimanfaatkan. Umumnya bertumpu pada keunikan
atau kelangkaan peristiwa alamiah yang terjadi di
sekitar kita.
Keragaman Geologi (Geodiversity)
Geodiversity adalah gambaran dari keragaman kom
ponen geologi berukuran besar sampai kecil (terdiri
dari bentang alam, struktur geologi, singkapan batu
an, mineral, fosil dll) yang terdapat di suatu daerah,
termasuk keberadaan, penyebaran, dan keadaannya
sehingga dapat mewakili proses evolusi geologi da
erah tersebut. Geodiversity menggabungkan semua
ragam batuan, mineral, bentangalam, dan proses
yang membentuknya sepanjang waktu geologi.
Penelitian
terhadap
geodiversity
merupakan
sesuatu hal yang penting dilakukan karena
informasi yang diberikan oleh geodiversity dapat
membantu kita untuk mema hami bagaimana planet
kita telah berubah dari waktu ke waktu dan
bagaimana kehidupan berevolusi.

Warisan Geologi (Geoheritage)


Geoheritage adalah sebuah site/kawasan geologi
yang penting secara ilmu pengetahuan karena
memiliki nilai keilmuan yang sangat tinggi,
langka, unik, in dah, dan rentan terhadap
kerusakan (secara alami atau tangan jahil),
memiliki potensi menjadi labo ratorium alam
(untuk penelitian, pendidikan, dan pelatihan) serta
keberadaannya memiliki kaitan erat dengan
sejarahbudaya sehingga berpotensi sebagai daerah
tujuan wisata. Pada prinsipnya, Geoheritage
adalah geodiversity yang memiliki nilai lebih dari sisi
ilmu pengetahuan, pendidikan, hubungan dengan
kebudayaan setempat, dan memiliki nilai keindahan
yang tinggi sebagai suatu warisan alam, serta otoma
tis merupakan sebuah bukti fisik dari suatu peristiwa
di bumi yang pernah atau sedang terjadi pada suatu
daerah tersebut.

Keragaman Geologi untuk Kesejahteraan


Masyarakat.
Indonesia, dengan karakteristik alam dan lingku
ngannya yang sangat beragam, setidaknya terdapat
tiga konsep pemanfaatan sumber daya alam yang
berlandaskan perlindungan alam, yaitu ekowisata
(ecotourism), geowisata (geoturism), dan taman
bumi (geopark). Ketiga konsep tersebut sebenarnya
menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, namun
objek utamanya (fokus) saja yang berbeda.
Perbedaan objek utama serta keterkaitan/pola
hubungan antar tiga konsep dalam pemanfaatan
sumber daya alam yang

ECOTOURISM
Bio- & Cultural Diversity (TIES Standard)

berkesinambungan tersebut dapat digambarkan


dalam sebuah gambar di bawah ini.

GREEN
Dari ketiga konsep tersebut, geopark merupakan kon
sep yangTOURISM
terbaru sejak diluncurkannya oleh Unesco
pada tahun
2001. Geopark pun merupakan konsep
GEOPARK
GEOTOURISM
Geo-, Bio-, & Cultural
Diversity
(Mixedini
& Integrative)
yang terbaik
hingga
saat
karena konsep
Geodiversity (Special Interest)
geopark mampu mengintegrasikan seluruh sumber
daya alam yang berada di sekitar lokasi yang
memiliki keuni kan geologi dengan tujuan yaitu
perlindungan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat. Mungkin dapat dikatakan
bahwa geopark merupa kan penggabungan dari
ketiga konsep dalam peman faatan sumber daya
alam yang berlandaskan perlin dungan alam yang
dilengkapi dengan pemberdayaan masyarakat lokal
sebagai motor penggerak konsep tersebut. Seperti
apakah sebenarnya geopark itu? atau Benda
apakah Geopark itu?

Buku Saku

GEOPARK
(TAMAN BUMI)
....Memuliakan Warisan Bumi,
Mensejahterakan Masyarakat

Buku
Saku

Pengertian dan Pemahaman


Geopark (Taman Bumi) merupakan suatu
konsep menejemen pengembangan kawasan secara
berkelan jutan yang memaduserasikan tiga
keragaman alam yaitu keragaman geologi
(geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan
keragaman budaya (cultural diversity) yang
bertujuan untuk pembangunan serta pengembangan
ekonomi kerakyatan yang berbasis pada asas
perlindungan
(konservasi)
terhadap
ketiga
keragaman tersebut. Keragaman geologi (geodiver
sity) yang dapat dimanfaatkan dalam geopark meru
pakan warisan geologi yang mempunyai nilai ilmiah
(pengetahuan), jarang memiliki pembanding di tem
pat lain, serta mempunyai nilai estetika dalam ber
bagai skala. Nilainilai tersebut menyatu membentuk
kawasan yang unik sebagai tempat kunjungan dan
objek rekreasi alambudaya, serta berfungsi sebagai
kawasan warisan geologi yang mempunyai arti lin
dung dan sebagai situs pengembangan ilmu pengeta
huan kebumian.
Pada prinsipnya geopark merupakan konsep pengem
bangan kawasan yang dapat disinergikan dengan
prinsipprinsip perlindungan, pendidikan, penum
buhan ekonomi lokal melalui geowisata, serta harus
terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah ek
sisting di kawasan telah terbangun sebagai legalisasi
penjamin nilainilai tersebut diatas. Saat ini, konsep
geopark merupakan sebuah konsep konservasi geolo

GEODIVERSITY

REGULASI KEBIJAKAN

INFRASTRUKTUR

gi yang sangat baik karena dapat mencakup seluruh


komponen ruang yang ada. Komponen pembentuk
GEOPARK
geopark serta interaksi/hubungan
antara komponen
CULTURAL
BIODIVERSITY
tersebut dapat dilihatDIVERSITY
pada diagram dibawah ini;
CAPACITY BUILDING COMDEV

Diagram diatas menunjukan dengan jelas mengenai


komponen apa saja yang menjadi pembentuk dalam
geopark dan manajemen pengelolaan kawasan yang
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam geopark.
1.
Geodiversity, merupakan gambaran dari
keraga man geologi yang terdapat di suatu
daerah; ter masuk keberadaan, penyebaran dan
keadaannya sehingga dapat mewakili evolusi
geologi daerah tersebut. Kajian geodiversity
terbatas pada unsur geologi saja (termasuk
geomorfologi), dan tidak untuk unsur lainnya
seperti iklim dan tata guna lahan.
2.
Biodiversity, adalah istilah untuk menyatakan
ting kat keanekaragaman sumber daya alam hayati
yang

meliputi kelimpahan maupun penyebaran dari


Keanekaragarnan Ekosistem, Keanekaragarnan
Spesies (Jenis), Keanekaragaman Genetik.
3.
Culturaldiversity, adalah hasil karya seni
dan budaya dari masyarakat sekitar yang
merupakan hasil interaksi manusia dengan alam
sekitarnya. Jadi pengertian Cultural Diversity
disini adalah bagaimana pemahaman masyarakat
lokal (seki tar situs geologi) dalam menyikapi
kondisi alam yang ada. Hal ini menjadi menarik
untuk diangkat dalam upaya konservasi geologi.
4.
Manajemen Pengelolaan Kawasan. Dalam
pengelo laan kawasan geopark terdapat tiga
unsur utama, yaitu :
regulasi, yaitu mengendalikan perilaku manusia
atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan.
Regulasi dapat dilakukan dengan berbagai ben
tuk, misalnya: pembatasan hukum oleh peme
rintah (Misalnya Perda, Tata Ruang, dll),
regulasi pengaturan diri oleh kelembagaan,
regulasi sosial (misalnya norma), coregulasi
dan pasar. Pada prinsipnya regulasi dalam
suatu konsep geopark harus berdasarkan pada
prinsip progrowth, pro poor, dan proenvironment.
infrastruktur (sarana dan prasarana). Dalam
pengembangan suatu kawasan terlebih dalam se
buah konsep kepariwisataan, maka kemudahan
aksesibilitas (infrastruktur) dan kelengkapan sa
rana yang dimiliki oleh kawasan tersebut
menjadi

sebuah syarat utama dalam pengembangannya.


Seperti yang kita ketahui bahwa infrastruktur
ka wasan dapat terbagi manjadi empat bagian
yaitu infrastruktur transportasi, infrastruktur
pereko nomian, infrastruktur sosial, dan
infrastruktur lingkungan. Infrastruktur ini
merupakan salah satu kunci utama keberhasilan
pengembangan
geopark, terutama dalam
meningkatkan sektor ekonomi regional.
pemberdayaan masyarakat (Community De
velopment), merupakan suatu prasyarat utama
dalam geopark sebagai gerbong yang akan mem
bawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan
secara ekonomi, sosial, dan ekologi yang dina
mis. Pemberdayaan masyarakat memiliki ke
terkaitan erat dengan sustainable development.
Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat
didorong agar memiliki kemampuan untuk me
manfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara
optimal serta terlibat secara penuh dalam me
kanisme pengelolaan geopark, ekonomi, sosial
dan ekologinya.
Setelah kita dapat memahami dengan seksama me
ngenai diagram tersebut diatas, maka kita dapat
menjawab sebuah petrtanyaan yang sering muncul,
yaitu Apakah geopark hanya berbicara masalah
ge- ologi? Tidak! Geopark harus menunjukkan
warisan geologinya yang bermakna internasional,
geopark

mempunyai tujuan mengeksplorasi, mengembang


kan dan mengidentifikasi hubungan antara warisan
geologi dengan semua aspek alam, budaya, dan wa
risan yang tidak berwujud. Meskipun suatu daerah/
kawasan memiliki nilai warisan geologi yang
terkenal dan bersifat universal, daerah itu belum
tentu dapat menjadi Geopark Global manakala ia
tidak memi liki rencana pariwisata berkelanjutan,
misal master plan kawasan sebagai pedoman
pembangunan dan pengembangan kawasan seperti
membangun sarana jalan kaki atau bersepeda,
melatih penduduk setem pat menjadi pengelola
wisata, menarik investor un tuk bersamasama
membangun fasilitas pendukung, serta menarik
para penyedia jasa akomodasi yang menerapkan
praktek lingkungan berkelanjutan
Dalam geopark, diberlakukan penjenjangan status
geopark itu sendiri, mulai dari geopark lokal (ting
kat kabupaten/propinsi), geopark nasional hingga
geopark internasional (Global Geopark Network
UNESCO). Geopark yang terdapat di suatu negara
dinamakan geopark nasional yang ditetapkan oleh se
buah komisi nasional geopark di suatu negara. Pada
tingkat internasional, UNESCO menghimbau agar
geoparkgeopark nasional yang ada di dunia menjadi
anggota Jaringan Global Geopark. Organisasi itu di
namakan Jaringan Global Geopark UNESCO,
dengan tugas utamanya mempromosikan kawasan
warisan bumi dan komunitas lokal di dalamnya
yang terdapat

di sebuah negara yang memiliki nilai konservasi, pe


nelitian dan pengembangan (ilmiah, ekonomi) secara
berkelanjutan, sehingga dapat dikenal di dunia in
ternasional. Penetapannya sendiri melalui penilaian
dari komisi geopark Unesco dengan melengkapi do
kumen (dosier) yang telah dibuat pedomannya oleh
UNESCO. Intinya persyaratan tersebut adalah untuk
menjamin sekaligus menjaga kualitas dari
keberlang sungan geopark tersebut. Timbul sebuah
pertanyaan ketika suatu negara sudah dapat
mengimplementasi kan konsep geopark di
negaranya, yaitu Apa man- faat bergabung
kedalam Jaringan Geopark Global Unesco?
Berdasarkan pemahaman pemahaman diatas mulai
dari upaya konservasi dan pemanfaatannya hingga
sebuah konsep manajemen yang ditawarkan oleh
Unesco melalui konsep yang disebut geopark, jelas
kita dapat mengetahui manfaat yang ditimbulkan ke
tika suatu kawasan bergabung kedalam jaringan geo
park global Unesco. Manfaat terpenting yang dapat
kita garis bawahi adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai media promosi ke seluruh dunia
yang da pat meningkatkan secara signifikan
jumlah kun jungan wisatawan mancanegara.
2.
Dalam
dunia
pendidikan
sangat
memungkinkan dilakukannya pertukaran ahli
penelitian yang da pat memperkaya nilai ilmiah,
teknologi dalam ilmu pengetahuan, dan rujukan
bagi pengembangan

ilmu pengetahuan (laboratorium alam) bagi para


ahli dan pelajar di berbagai belahan dunia.
3.
Pengembangan perencanaan regional serta
penga
wasan
terhadap
pembangunan
keberlanjutan ter utama pada peningkatan
ekonomi kerakyatan serta kerjasamanya antar
anggota GGN.
4.
Pengakuan dunia Internasional akan
kekayaan warisan geologi, keragaman sosial
budaya serta keragaman hayati yang dimiliki
suatu negara.

Geopark
untuk
Perekonomian Perdesaan

Perkembangan

Semangat (spirit, roh) geopark adalah menyatu


kan perlindungan warisan geologi ke dalam strategi
pengembangan sosiobudaya dan ekonomi yang
harmonis dengan konservasi lingkungan alam. Tu
juannya selain untuk melindungi warisan geologi,
juga memicu kebangkitan kembali budaya dan mem
perkuat hubungan manusia dengan lingkungannya.
Praktek
pengembangan
sosialbudayaekonomi
masyarakat (community development) dalam geo
park terwujud melalui kegiatan pariwisata perdesaan
yang berkelanjutan. Pariwisata berhasil mengangkat
ekonomi perdesaan di beberapa negara Asia, Afrika
maupun Eropa. Sebagai usaha ekonomi, pariwisata
meningkat secara dramatis, berkembang sekitar 25%

dalam 10 tahun terakhir; sekitar 10% dari kegiatan

ekonomi dunia; dan salah satu mesin pembangkit


lapangan kerja yang potensial (UNEP & WTO,
2005). Hal ini terjadi karena kegiatan pariwisata
perdesaan memicu aktifitas ekonomi kreatif
misalnya; pengem bangan penginapan eksotis
(rumah tradisional), inovasi penciptaan cindera
mata, obatobatan herbal tradisional, hingga kuliner
khas setempat menjadi pe nyelenggaraan pariwisata
berkelanjutan yang sesuai dan menghargai karakter
budaya daerah setempat.
Untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat
perdesaan tersebut, maka geopark harus berproses
dan dikelola secara partisipatif dengan melibatkan
masyarakat dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut kehidupan mereka. Proses ini dipan
dang mutlak dilakukan karena masyarakat yang
paling tahu kebutuhan mereka sendiri. Pada giliran
nya proses ini mengubah : Pola Pembangunan ha
nya dari Fikiran Pemerintah menjadi Pembangunan
Atas Dasar Kesepakatan antara Pemerintah dengan
Masyarakat.
Dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan
yang memperhatikan kelestarian lingkungan maka
masyarakat adalah pelaku utama dalam pembangu
nan yang memperhatikan lingkungan. Masyarakat
setempat yang akan mendapatkan dampak negatif
atas kerusakan lingkungan sekitarnya, sebaliknya
mereka pula yang akan merasakan manfaat dari les
tarinya lingkungan alam.

Buku Saku

MERANGIN
JAMBI MENUJU
GEOPARK

Menuju Geopark Merangin


Jambi

Indonesia Menuju Global Geopark Network


Dengan kekayaan akan sumber daya geologi,
keraga man flora fauna, dan beranekaragamnya
budaya yang dimiliki oleh Indonesia, maka hingga
saat ini Ibu Pertiwi tengah mempersiapkan
beberapa ka wasan untuk diusulkan kedalam
Jaringan Geopark UNESCO. Kawasan yang tengah
dipersiapkan terdiri dari enam lokasi dan dua
diantaranya telah diajukan ke UNESCO namun
penetapannya ditangguhkan ka rena terdapat
beberapa hal yang menjadi persyaratan UNESCO
belum terpenuhi, dan hingga saat ini kedua lokasi
tersebut tengah melakukan beberapa kegiatan untuk
melengkapi persyaratan tersebut. Keenam lokasi
tersebut adalah kompleks Kaldera Batur Bali,
Kompleks Pegunungan Sewu, Kawasan Merangin
Jambi, Danau Toba Sumatera Utara, Kompleks Kars
Raja Ampat Papua Barat, dan Kompleks Gunungapi
Rinjani Lombok.
Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45
LU 2,45 LS dan 101,10 104,55 BT. Di sebelah
Ut
ara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah timur
dengan Selat Berhala, sebelah selatan berbatasan
dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat
dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Beng
kulu. Kondisi geografis yang cukup strategis di
antara kotakota lain di provinsi sekitarnya
membuat pe ran provinsi ini cukup penting
terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam

yang melimpah. Salah

Buku
Saku

satu sumber daya alam yang sangat bernilai terdapat


di Kabupaten Merangin dengan ditemukan beberapa
potensi keanekaragaman geologi di sepanjang aliran
Sungai Merangin dan Sungai Mengkarang.
Potensipotensi tersebut, mencakup fosil flora dan
fauna Jambi berumur sekitar 250290 juta tahun
(Zaman Perem Atas Jura Awal). Fosil flora Jambi
tersebut terekam pada batuan gunung api bersisipan
sedimen laut (batu gamping, serpih gampingan), dan
yang berfosil yaitu fusulina, krinoid, ammonit, bra
khiopoda yang berumur pada Zaman Perem Awal,
yakni sekitar 290 juta tahun yang lalu. Selain itu ter
dapat fosil tumbuhan, seperti batang kayu berukuran
raksasa, daundaunan, dan binatang laut, yaitu mo
luska, ammonit, fusulinid, dan oncolite.

Sungai Merangin adalah salah satu dari beber- apa sungai di Kabupaten Merangin jambi yang merupaka

Di tengah laju pembangunan yang sangat pesat dan


percepatan pemanfaatan kekayaan alam yang sa
ngat tinggi, maka kerusakan lingkungan termasuk
keanekaragam geologi yang bernilai warisan geologi
menjadi salah satu masalah yang sangat menonjol.
Belum diketahui dengan pasti berapa laju kehilangan
keanekaragaman geologi yang diakibatkan kegiatan
penambangan? Salah satu yang menjadi kata kunci
untuk menyelamatkan itu semua adalah konservasi.
Untuk mengantispasi keresahan akan kerusakan pada
keragaman geologi khususnya di Kawasan
Merangin, maka Badan Geologi dan Pemerintah
Provinsi Jam bi telah bersepakat dan bekerjasama
yang tertuang dalam dokumen MoU dan
Perjanjian Kerjasama pada bulan April 2011.
Sebagai pilot projek dari ben tuk kerjasama tersebut
serta dalam mengantispasi keresahan akan
kerusakan terhadap keragaman geo logi yang
sangat bernilai internasional (Jambi Flo ra) maka
disepakati
program
Percepatan
Geopark
Merangin Menuju Global Geopark Network.
Konsep Geopark menjadi pilihan dalam upaya
konservasi geologi dikarenakan hingga saat ini,
konsep geopark merupakan sebuah konsep
konservasi berkelanjutan yang sangat baik sebab
mencakup seluruh komponen ruang (geodiversity,
biodiversity, dan cultural diversi ty) yang ada pada
suatu kawasan serta pemanfaatan nya yang berbasis
pada perlindungan dan pengem bangan ekonomi
kerakyatan.

Eksotisme Kawasan Geopark Merangin


Formasi Mengkarang adalah satuan batuan pem
bawa fosil flora (Jambi Flora) dan fauna
(Molusca; seperti siput, kerang, dll) yang terletak di
Kabupaten Merangin, adalah salah satu situs
geologi yang me ngandung fosil flora sangat tua di
Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Formasi ini
tersingkap sepanjang S. Mengkarang, Merangin,
sebagian Sungai Mesumai, dan Sungai Tabir yang
terletak sekitar 20 km sebelah barat dari Kota
Bangko. Berdasarkan hasil penelitian pada koleksi
fosil flora yang dilakukan oleh Badan Geologi
yang bekerjasama dengan para ahli dari Be landa
(Geological Research InstituteNaturalis Lei den,
The Netherlands) menyatakan bahwa Jambi Flora
ini berumur Assilian (Perem Awal) atau seki tar
290 juta tahun serta penelitian tersebut menun
jukan bahwa Mintakat Sumatra Barat (West Sumatra
Block) dihuni oleh fauna air hangat dan flora Jambi
tropis pada zaman Paleozoikum yang berhubungan
dengan flora Cathaysian. Kawasan Sungai Mengka
rang Merangin Taman Botani Purba, waktu
itu merupakan daratan berhutan tropis. Fosil
tumbuhan berupa batang pohon yang sudah
membatu dan fosil daun Macralethopteris sp.,
Cordaites sp., Calamites sp, Pecopteris sp.,
Lepidodendron
dll,
dan
fosil
po
hon
Araucaryoxillon yang terawetkan masih berada
pada posisi tumbuh (insitu). Situs geologi ini me
rupakan yang terbaik di Asia. Jambi Flora adalah

salah satu keragaman geologi Pulau Sumatra dan In

donesia yang sangat penting. Hal ini disebabkan ka


rena fosil flora yang dikandungnya merupakan flora
yang tertua di Asia Tenggara dan merupakan fauna
penghubung antara provinsi flora Cathaysian dan
Euramerican. Seperti diketahui, fosil flora di Cina
Utara sedikit lebih muda dari Jambi Flora,
sehingga dapat disimpulkan, bahwa Jambi Flora
merupakan inti titik penyebaran flora (botanical
nucleus) ke ber bagai arah.

Ilustrasi kondisi permukaan bumi pada Perem (250290 juta th lalu) di kawasan Mera

Selain keragaman geologi yang unik, langka, dan


fenomenal di kawasan Sungai Merangin Mengka
rang, tak kalah fenomenalnya juga akan keragaman
hayati yang dimilikinya. Lokasi Jambi Flora
Me rangin berada pada kaki Gunung Kerinci yang
meru pakan bagian dari Taman Nasional Kerinci
Seblat. Luas Taman nasional Kerinci Seblat yang
merupa kan wilayah administratif Jambi seluas
422.190 Ha (30,86%) dan berada pada dua
Kabupaten, yaitu Ka bupaten Kerinci dan
Kabupaten Merangin. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebagian keragaman hayati di kawasan
tersebut merupakan bagian dari ekosis tem Taman
Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional Kerinci
Seblat merupakan perwakilan tipe ekosis tem
hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem sub
alpin serta beberapa ekosistem yang khas (rawa
gambut, rawa air tawar dan danau). Hutan
Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis
tumbu han yaitu famili Dipterocarpaceae, dengan
flora yang langka dan endemik yaitu pinus kerinci,
kayu pacat, bunga Rafflesia dan bunga bangkai.
Fauna yang ter dapat dalam taman ini tercatat 42
jenis mammalia, diantaranya : Badak Sumatra,
Gajah Sumatra, Macan dahan, Harimau Loreng
Sumatra, Kucing emas, Ta pir, Kambing Hutan; 10
jenis reptilia; 6 jenis amphi bia, antara lain: Katak
Bertanduk; 6 jenis primata yaitu : Siamang,
Ungko. Di samping itu sudah tercatat 306 jenis
burung (49 famili).

Batang Merangin yang merupakan tempat ke


beradaan Jambi Flora memiliki keterkaitan dan
interaksi yang erat dengan masyarakat setempat.
Hal tersebut tercermin dari karakteristik masyarakat
setempat baik untuk memenuhi kebutuhan hidup
(mandi, mencuci baju, mencari nafkah, dll) yang
tidak dapat terlepaskan dari Batang Merangin. Be
gitu pula budaya yang tercipta secara turun menurun
melalui mitos atau cerita rakyat, tidak dapat dipisah
kan dari keberadaan Batang Merangin dengan segala
komponennya. Aliran Sungai Merangin juga menjadi
batas alami bagian Selatan perkampungan sekaligus
memisahkan perkampungan dengan perkebunan
karet masyarakat. Saat ini, keduanya dihubungkan
oleh sebuah jembatan gantung yang menjadi akses
penting penduduk Desa Air Batu. Landasan utama
sitem keyakinan Desa Air Batu dan Desa Biuku Tan
jung adalah Agama Islam. Akar etnisitas di kedua
desa diakui sama oleh para informan yaitu suku
batin (asli) dan suku penghulu (pendatang). Dalam
klaim informan di Desa Air Batu disampaikan
bahwa seba gian besar penduduk Desa Air Batu
berasal dari suku Batin. Secara aturan, adat suku
Batin lebih condong ke Hukum Sara / Sari/
Agama. Sebagaimana per nyataan Adat bersendi
sara, bersara sendi kitabul lah. Seperti juga Desa
Air Batu dan sesuai dengan hikayat Teluk Wang
Sakti dan Pembebasan 100 gadis dan 100 Bujang
Tawanan.

Keragaman geologi yang dimiliki oleh Indonesia di Kawasan Jambi Flora Merangin Jambi, Provinsi Jambi.

Keragaman budaya yang dimiliki di Kawasan Jambi Flora Merangin Jambi, Provinsi
Jambi sebagai hasil interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya.

Keragaman hayati yang dimiliki di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi sebagai potensi
sumber daya alam yang dimiliki di Provinsi Jambi.

Pengusulan Merangin Menuju Geopark


Badan Geologi sebagai institusi yang sangat
berkepentingan dalam melakukan upaya konservasi
geologi dalam konteks pembangunan berkelanjut
an, tengah melakukan perencanaan dan persiapan
untuk mengusung salah satu warisan geologi yang
fenomenal di Ibu pertiwi, yaitu kawasan Merangin
Jambi yang memiliki warisan geologi internasional
yang dikenal dengan Jambi Flora. Kegiatan
terse but merupakan pilot project dari Badan
Geologi dalam membuat prototype di Indonesia
mengenai pemanfaatan sumber daya geologi
dengan pendeka tan prokonservatif, proedukatif,
proregulasi, dan prorakyat (Propoor). Hal tersebut
terkait dengan telah ditunjuknya Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai
Koordinator Komisi Nasional Geopark Indonesia
untuk tahun 2012 2014 dan pe netapannya sedang
menunggu Kepres. Dalam pelak sanaan pengusulan
kawasan
Jambi
Flora,
Badan
Geologi
bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jambi
yang tercermin dalam MoU antara Badan Geologi
dengan Pemerintah Provinsi Jambi pada tanggal 13
April 2011. Berdasarkan MoU tersebut, Badan
Geologi bersama Pemerintah Provinsi Jambi segera
melakukan langkahlangkah perencanaan langkah
kerja (RoadMap) dalam mencapai pengusu lan
Jambi Flora menuju Global Geopark Network
(GGN) UNESCO. Alur kerja tersebut telah
disepakati akan berlangsung selama 4 tahun, dengan

melakukan

evaluasi kerja setiap tahunnya. Berikut alur kerja


yang telah disepakati tersebut;
KEGIATAN

2011

2012

2013

2014

Penyelidikan secara terpadu karakterisasi


dan dokumentasi Kawasan Geodiversity
Merangin untuk penyusunan rencana
umum (MP)
Perencanaan Penataan Ruang Regional dan
Perencanaan detail tata ruang kawasan
Perencanaan Infrastruktur untuk daya
dukung kawasan
Penguatan Infrastruktur dan Comunity
Development Penyusunan Dokumen
Usulan Geopark Merangin Pembangunan
Infrastruktur Kawasan
Evaluasi Dokumen Usulan Geopark
Merangin Pengiriman Dokumen ke
UNESCO
Kunjungan Tim Verifikasi UNESCO
Evaluasi dan Revisi hasil Verifikasi Tim
UNESCO Starting GEOPARK
MERANGIN

Saat ini, rencana akan pengusulan kawasan Jambi


Flora Merangin telah diketahui oleh masyarakat
setempat dan setelah dilakukan beberapa sosialisasi
akan pemahaman akan konsep Geopark, masyarakat
telah mendukung penuh rencana tersebut. Hal terse
but tercermin dengan telah dibentuknya suatu lem
baga lokal untuk mengelola dan mengawal percepat
an Geopark Merangin Jambi. Dalam pembentukan
kelembagaan di Merangin Jambi, menggunakan
konsep kombinasi antara Top Down dan Bottom Up
Planning, mengingat masyarakat merangin belum

terbiasa dengan industri pariwisata sehingga diper

Zona
Tangkapan

lukan pendampingan yang intensif oleh para ahli


maupun dari pemerintah, kondisi
Zona pemahaman akan
konsep geopark yang sangat minimum.
Penerima

Zonakajian selama satu tahun semenjak


Berdasarkan hasil
ditandatanganinya
MoU antara Badan Geologi de
Pendukung
Zona Inti
ngan Pemerintah Provinsi Jambi, pegerakan ke arah
percepatan Geopark Merangin terasa pesat di ketiga
pilar dalam Geopark, yaitu Geodiversity, Biodiversi
ty, dan Cultural Diversity. Dan tak kalah pentingnya
pun kajian akan tata ruang kawasan yang merupakan
hasil integrasi dan interaksi dari potensi dan ham
batan dari ketiga pilar tersebut. Berikut adalah sketsa
struktur ruang yang telah disepakati olah seluruh
stakeholder;

Selain itu, telah disusun pula jalur/tracking di dalam


zona inti dan penerima Jambi Flora Merangin
seba gai suatu atraksi parawisata di kawasan Jambi
Flora Merangin tersebut. Tracking tersebut terbagi
menjadi dua bagian, yaitu tracking basah dan
tracking kering. Pembagia tracking tersebut didasari
oleh karakteris tik dari calon pengunjung yang
senang akan wisata air dan terdapat juga calon
pengunjung yang mung kin tidak nyama dengan
kondisi sungai sehingga lebih menyukai dengan
perjalanan melalui daratan. Berikut adalah jalur
tracking yang telah disusun dan akan selalu
disempurnakan serta disesuaikan kemba
li
berdasarkan temuantemuan yang ada di lapangan
pada pengkajian dan penelitian tepadu pada masa
mendatang.

PETA EKSISTING SEGMEN KERING

Berdasarkan Roadmap Percepatan Geopark Me


rangin, di tahun 2012 dan selanjutnya merupakan
tahun yang padat akan kegiatan perencanaan dan
implementasinya secara komprehensif, baik terhadap
ketiga pilar maupun hasil dari interaksi ketiganya
yang tercermin dalam regulasi atau peraturan yang
mendukung percepatan, pembangunan infrastruktur,
maupun penguatan akan kelembagaan yang merupa
kan garda terdepan dalam community development
untuk meningkatkan nilai manfaat dari geopark,
yaitu nilai penelitian, nilai pendidikan, nilai ekonomi
kerakyatan, dan nilai konservasi. Mudahmudahan,
dengan baiknya kerjasama antar stakeholder, citacita
akan menggapai Geopark Merangin Jambi menuju

PETA EKSISTING SEGMEN BASAH

Global Geopark Merangin (GGN) UNESCO dapat


berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan apa
yang telah menjadi tujuan bersama.

Rapatkan Barisan Guna


Warisan Bumi Pertiwi

Memuliakan

Mewujudkan kondisi pengelolaan sumber daya alam


dan lingkungan hidup yang berkesinambungan bu
kanlah merupakan hal yang mudah antara lain ka
rena upaya pencegahan eksploitasi berlebihan yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup ter
hambat dengan pelaksanaan penegakan hukum yang
lemah. Tidak dapat dipungkiri, hingga saat ini belum
ada kasus perusakan lingkungan yang telah men
dapat penanganan hukum yang sesuai dengan rasa
keadilan masyarakat. Hambatan lain yang dirasakan
adalah masih adanya tumpang tindih kewenangan
pengelolaan sumber daya alam pada sektorsektor
yang saling berkaitan, serta masih adanya tarik ulur
kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerin
tah daerah. Pemahaman untuk memperoleh keun
tungan finansial dalam jangka pendek yang masih
melekat pada beberapa pemerintah daerah, tanpa
memperhatikan harga yang harus dibayar dalam
jangka panjang akibat kerusakan lingkungan juga
merupakan hambatan di dalam pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup. Di sisi lain
terdapat beberapa faktor yang mendukung
pengelolaan sum

ber daya alam dan lingkungan hidup diantaranya


ada
lah meningkatnya perhatian terhadap
pembangunan sumber daya alam yang berkelanjutan
yang dimotori oleh beberapa lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup, dan adanya beberapa negara maju
yang karena tertarik untuk melakukan kerjasama
dalam hal pengelolaan sum ber daya alam dan
lingkungan hidup yang berkelan jutan melihat
Indonesia masih berpotensi sebagai penyangga
terhadap kerusakan lingkungan global. Untuk
melindungi aset nasional yaitu manusia In
donesia dan potensi ekonominya, maka pemahaman
akan potensi sumber daya geologi maupun potensi
kendala alam berupa bencana alam harus dilakukan
identifikasi dan pemetaan daerahdaerah berpotensi
tersebut. Informasi tersebut harus dijadikan acuan
dalam melakukan perencanaan tata ruang baik di
tingkat daerah maupun di tingkat nasional.
Keberhasilan pemanfaatan sumber daya geologi
dalam konteks pengembangan pariwisata berbasis
geologi tergantung pada hasil penerapan azas pem
bangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis
pada kerakyatan, yang dilakukan secara holistik dan
terpadu. Dukungan lintas sektor dalam pengem
bangan geowisata mencakup instansi terkait dan
para pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk
lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi il

DOMAIN BADAN GEOLOGI, KESDM


DOMAIN KEMENTERIAN BUDPAR
Inventarisasi Valuasi Seleksi Penetapan
Fenomena geodiversity sebagai objek
MUL
untuk
TI STAKEHOLDER
dikembangkan
( Kehutanan, LH, PU, KESDM,
Swasta)
(Pengembangan Kawasan dan Pengelolaan)

miah, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.


Diagram dibawah ini adalah suatu skema kerjasama
institusional dalam konsep pemanfaatan keragaman
geologi dalam konsep pembangunan berkelanjutan;
STATUS
INFO
NOMENKLATUR

DEFINISI

NON RENEWABLE NATURAL RESOURCES: GEODIVERSITY


(KERAGAMAN BUMI/GEOLOGI)
GEOSITE
(SITUS GEOLOGI)

GEOTOPE

GEOHERITAGE
(Warisan
Geologi)

UTILIZATION and MANAGEMENT


(PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN)
GEOPARK

ECOTOURISM

Fenomena alam yang

Fenomena alam yang

Konsep pengembangan

Konsep pengembangan

Konsep pengembangan

memiliki komponen
keragaman geologi
tertentu yang unik,
langka dan benilai
keilmuan tinggi.

memiliki ciri geologi


dan geomorfologi
spesifik dan bersifat
luar biasa
(outstanding) sehingga
perlu dilindungi dari
kegiatan
anthropogenic) yang
dapat merusak.

memiliki ciri khusus


bernilai keilmuan
sangat tinggi dan
spektakuler berupa
rangkaian rekaman
proses geologi yang
saling berhubungan
dan merupakan bagian
penting dari sejarah
dinamika bumi
sehingga harus
dilindungi

kawasan berbasis
pemanfaatan potensi
geodiversity secara
terintegrasi dengan
biodiversity dan cultural
diversity dengan
menerapkan prinsip
konservasi yang
disinergikan dengan
rencana tata ruang.

wisata minat khsusus


dengan memanfaatkan
informasi geologi populer
untuk menjelaskan
keindahan, keunikan dan
kelangkaan objek-objek
geodiversity

wisata alam dan


budaya berbasis
komunitas lokal
(community- based
tourism) yang
diselenggarakan sesuai
standar tertentu dengan
memanfaatkan aspek
biodiversity, cultural
diversity, dan
geodiversity.

Memberi dampak positif


tehadap peningkatan
kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara
fleksibel melalui

Umumnya dilakukan
oleh kelompok
(group) kecil (2- 10
orang) yang telah
mempersiapkan diri
dan memiliki
preferensi tertentu

Diselenggarakan sesuai
aturan The International
Ecotourism Society
(TIES) dan ditujukan
untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat
lokal.

Lokal Lintasan
Geowisata

Regional

PERSYARATAN
KHUSUS

Valuasi sesuai kriteria oleh Ahli Geosains

community empowering /
capacity building
/comdev.

SKALA

GEOTOURISM

Fenomena alam yang

Lokal

Lokal - Kawasan

Kawasan

Regional

Dengan pemahaman bersama yang menyeluruh akan


kekayaan sumber daya geologi yang kita miliki se
perti dongeng yang selalu menjadi bunga mimpi in
dah Bangsa Indonesia serta komitmen yang kuat dari
para pemangku kepentingan (stakeholder), semoga
kejayaan bangsa kita melalui pemanfaatan sumber
daya geologi untuk pembangunan berkelanjutan da
pat menjadi kenyataan yang menghantarkan bangsa
ini kedalam kesejahteraan yang mandiri. Mari kita
rapatkan barisan dan berjalan bergandengan tangan
demi suatu tujuan yaitu memuliakan warisan bumi
mensejahterakan rakyat.

Вам также может понравиться